Anda di halaman 1dari 34

Gangguan Kepribadian

• Gangguan kepribadian adalah kondisi


patologik dari ciri kepribadian seseorang yang
menjadi tidak fleksibel dan sulit menyesuaikan
diri dengan lingkungan hidup, sehingga
menimbulkan hendaya di dalam fungsi sosial
atau pekerjaan atau penderitaan subjektif bagi
dirinya.
• Orang yang menderita gangguan kepribadian
mempunyai sifat-sifat kepribadian yang
sangat kaku dan sulit menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitarnya. akibatnya, dia
akan mengalami “kerusakan” berat dalam
hubungan sosialnya atau dalam bidang
pekerjaanya atau dirinya terasa sangat
menderita.
• Gejala-gejala dari orang dengan gangguan
kepribadian biasanya alloplastik. Artinya, orang
dengan gangguan kepribadian akan berusaha
merubah lingkungan untuk disesuaikan dengan
keinginannya. Selain itu, gejala-gejalanya juga
egosintonik. Artinya, orang dengan gangguan
kepribadian dapat menerima dengan baik gejala-
gejalanya. Umumnya orang dengan gangguan
kepribadian menolak bantuan secara psikiatrik.
• Tetapi, terdapat beberapa faktor diduga mempunyai hubungan yang erat dengan gangguan
kepribadian. Faktor-faktor tersebut adalah :
•  Faktor Genetik
• Ternyata saudara kembar satu telur dari penderita gangguan kepribadian juah lebih banyak
yang menderita gangguan kepribadian dibandingkan dengan saudara kembar dua telur.
•  Faktor biologik
• Faktor hormonal diduga mempunyai hubungan yang erat dengan gangguan kepribadian.
Orang yang menderita gangguan kepribadian dibandingkan dengan saudara kembar dua telur.
•  Faktor Psikologik
• Sigmund Freud menduga ciri kepribadian berhubungan erat dengan fiksasi pada salah satu
fase perkembangan sebelumnya. Misalnya, orang yang pasif dan dependen mempunyai fiksasi
pada fase oral. Selanjutnya, Wilhem Reich mengemukakan bahwa gejala gangguan kepribadian
sangat ditentukan oleh jenis defen mekanisme yang dipergunakannya. Misalnya, orang dengan
gangguan kepribadian paranoid menggunakan defen mekanisme proyeksi, orang dengan
gangguan kepribadian kompulsif menggunakan defen mekanisme isolasi, dan orang dengan
gangguan kepribadian histrionik menggunakan defen mekanisme dissosiasi.
• Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa 5
sampai 10% penduduk dewasa menderita gangguan
kepribadian. Jadi prevalensi gangguan kepribadian
ternyata 5 sampai 10 kali lebih tinggi dari prevalensi
skizofrenia dan gangguan afektif berat, serta hampir
sama dengan prevalensi gangguan neurotik.
• Prevalensi gangguan kepribadian lebih tinggi
pada kelompok masyarakat yang dipenjarakan dan
penduduk dengan sosial ekonomi rendah.
• Biasanya gejala gangguan kepribadian akan
menetap seumur hidup. Tetapi, sebagian kecil
orang dengan gangguan kepribadian
mengalami pengurangan gejala dengan
bertambahnya usia.
• Pembagian gangguan kepribadian menurut DSM-IV dikelompokkan dalam
tiga cluster:
• Cluster A: - gangguan kepribadian paranoid
• - gangguan kepribadian skizoid
• - gangguan kepribadian skizotipal
• Cluster B: - gangguan kepribadian antisosial
• - gangguan kepribadian ambang
• - gangguan kepribadian histrionik
• - gangguan kepribadian narsistik
• Cluster C: - gangguan kepribadian menghindar
• - gangguan kepribadian tergantung
• - gangguan kepribadian anankastik
• - gangguan kepribadian yang tidak ditentukan
• Kepribadian paranoid ialah suatu gangguan
kepribadian dengan sifat curiga yang menonjol;
orang seperti ini mungkin agresif dan setiap orang
yang lain dianggap sebagai seorang agresor
terhadapnya, ia harus mempertahankan dirinya. Ia
bersikap sebagai pemberontak dan angkuh untuk
menahan harga diri, sering ia mengancam orang lain
sebagai akibat proyeksi rasa bermusuhannya sendiri.
Dengan demikian ia kehilangan teman-teman dan
mendapatkan banyak musuh.
• Dalam kepribadian paranoid kita menemukan secara berlebihan
kecenderungan yang sudah umum, yaitu suka melemparkan
tanggung jawab kepada orang lain, menolak apriori sifat-sifat orang
lain yang tidak memenuhi ukuran yang telah dibuatnya sendiri. Untuk
mempertahankan rasa harga diri, dibuatnya keterangan yang tidak
masuk akal tentang kesalahan-kesalahannya, tetapi yang memuaskan
emosinya sendiri. Sering diduganya bahwa orang lainlah yang tidak
adil, bermusuhan dan agresif.
• Hypersensitif, banyak curiga, iri hati dan cemburu, merasa diri
penting, kecenderungan selalu menyalahkan orang lain dan
mencurigai orang lain bermotivasi buruk terhadap dirinya. Ciri-ciri
tersebut menghalangi penderita untuk mendapatkan hubungan
interpersonal yang memuaskan.
• Kriteria diagnostik gangguan paranoid :
• Ketidakpercayaan dan kecurigaan yang pervasif kepada orang lain sehingga motif mereka dianggap
sebagai berhati dengki, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti
yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut :
• Menduga, tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain memanfaatkan, membahayakan, atau
mengkhianati dirinya.
• Preokupasi dengan keraguan yang tidak pada tempatnya tentang loyalitas atau kejujuran teman atau
rekan kerja
• Enggan untuk menceritakan rahasia orang lain karena rasa takut yang tidak perlu bahwa informasi akan
digunakan secara jahat melawan dirinya
• Membaca arti merendahkan atau mengancam yang tersembunyi dari ucapan atau kejadian yang biasa
• Secara persisten menanggung dendam, yaitu tidak memaafkan kerugian, cedera, atau kelalaian
• Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak tampak bagi orang lain dan dengan
cepat bereaksi secara marah atau balas menyerang
• Memiliki kecurigaan yang berlulang, tanpa pertimbangan, tentang kesetiaan pasangan atau mitra
seksual.
• Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia, suatu gangguan mood dengan ciri psikotik,
atau gangguan psikotik lain dan bukan karena efek fisiologis langsung dari kondisi medis umum.
• Terapi :
• Psikoterapi : bila diminta bantuan, maka dalam bimbingan
dititik-beratkan pada pengalaman subjektif dalam pribadinya
dan pada interaksi dengan dokter.
• Farmakoterapi :berguna dalam menghadapi agitasi dan
kecemasan. Pada sebagian besar kasus suatu obat
antiansietas seperti diazepam (Valium) adalah memadai.
Tetapi mungkin perlu untuk menggunakan suatu antipsikotik,
seperti thioridazine (Mellaril) atau haloperidol (Haldol),d
alam dosis kecil dan dalam periode singkat untuk menangani
agitasi parah atau pikiran yang sangat delusional.
• GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOID
• Malu-malu, hypersensitif, menyendiri, menghindarkan hubungan rapat dan kompetitif dan sering sekali
eksentrik. Sering melamun dan tidak dapat menyatakan perasaan marah. Terhadap pengalaman-
pengalaman yang menggangu dirinya biasanya dia beraksi tidak perduli
• Kriteria diagnostik untuk kepribadian skizoid
• Pola pervasif pelepasan dari hubungan sosial dan rentang pengalaman emosi yang terbatas dalam
lingkungan interpersonal, dimulai pada masa dewasa awal dan ditemukan dalam berbagai korteks, seperti
yang dinyatakan oleh empat (atau lebih) berikut :
• Tidak memiliki minat ataupun menikmati hubungan dekat, termasuk menjadi bagian dari keluarga
• Hampir selalu memilih kegiatan secara sendirian
• Memiliki sedikit, jika ada, rasa tertarik untuk melakukan pengalamam seksual dengan orang lain
• Merasakan kesenangan dalam sedikit, jika ada aktivitas
• Tidak memiliki teman dekat atau orang yang dieprcaya selain sanak saudara derajat pertama
• Tampak tidak acuh terhadap pujian atau kritik orang lain
• Menunjukkan kedinginan emosi, pelepasan atau pendataran afektivitas
• Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan Skizofrenia, gangguan, suatu gangguan mood dengan ciri
psikotik, gangguan psikotik lain atau suatu gangguan perkembangan pervasif, dan bukan karena efek
fisiologis langsung dari kondisi medis umum
• Terapi:
• Psikoterapi : psikoterapi suportif, bimbingan
dalam cara hidup, anjuran untuk mengambil
bagian dalam kegiatan sosial dan hubungan
antar manusia
• Farmakologi terapi : farmakoterapi dengan
antipsikotik dosis kecil, antidepresan dan
psikostimulan telah efektif pada beberapa
pasien.
• GANGGUAN KEPRIBADIAN SKIZOTIPAL
• Sering ditemukan pelbagai campuran kecemasan, depresi, dan afek disforik lainnya. Selama periode stres yang berat dapat timbul
gejala psikotik yang sepintas. Karena keanehan cara pikirnya orang dengan gangguan kepribadian skizotipal cenderung
berkeyakinan eksentrik, seperti keyakinan agama yang aneh-aneh.
• Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Skizotipal (5)
• Pola pervasif defisit sosial dan interpersonal yang ditandai oleh ketidaksenangan akut dengan, dan penurunan kapasitas untuk,
hubungan erat dan juga oleh penyimpangan kognitif atau persepsi dan perilaku eksentrik, dimulai pada masa dewasa awal dan
tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut :
• Gagasan yang menyangkut diri sendiri (ideas of reference) kecuali waham yang menyangkut diri sendiri)
• Keyakinan aneh atau pikiran magis yang mempengaruhi perilaku dan tidak konsisten dengan norma kultural (misalnya, percaya
takhyul [superstitiousness], percaya dapat melihat apa yang akan terjadi [clairvoyance], telepati, atau indera keenam, pada anak-
anak dan remaja khayalan atau preokupasi yang kacau)
• Pengalaman persepsi yang tidak lazim, termasuk ilusi tubuh
• Pikiran dan bicara yang aneh (misalnya, samar samar, sirkumstansialitas, metaforik, terlalu berbelit-belit, atau stereotipik)
• Kecurigaan atau ide paranoid
• Afek yang tidak sesuai atau terbatas
• Perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik atau janggal
• Tidak memiliki teman akrab atau orang yang dipercaya selain sanak saudara derajat pertama
• Kecemasan sosial yang berlebihan yang tidak menghilang dengan keakraban dan cenderung disertai dengan ketakutan paranoid
ketimbang pertimbangan negatif tentang diri sendiri.
• Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia, suatu gangguan mood dengan ciri psikotik lain, atau suatu gangguan
perkembangan pervasif.
• Terapi :
• Psikoterapi : pikiran yang aneh dan ganjil dari pasien gangguan
kepribadian skizotipal harus ditangani dengan berhati-hati.
Beberapa pasien terlibat dalam pemujaan, praktek religius yang
aneh, dan okulitis. Ahli terapi tidak boleh menertawakan aktivitas
tersebut atau mengadili kepercayaan atau aktivitas mereka.
• Farmakoterapi : Medikasi antipsikotik berguna untuk mengatasi
gagasan mengenai diri sendiri, waham, dan gejala lain dari
gangguan dan dapat digunakan bersama-sama dengan
psikoterapi. Hasil yang positif telah dilaporkan dengan
haloperidol. Anti depresan digunakan jika ditemukan suatu
komponen depresif dari kepribadian.
• GANGGUAN KEPRIBADIAN ANTI SOSIAL
• Di sini pola tingkah laku berkali-kali berlawanan
dengan peraturan masyarakat. Penderita sangat
egois, tidak dapat setia kawan, tidak
memperdulikan nilai sosial dan tidak bertanggung
jawab, kasar, impulsif, idak bisa merasa bersalah
atau belajar dari pengalaman atau hukuman. Bila
mengalami frustasi selalu selalu menyalahkan
orang lain dan membenarkan diri sendiri.
• Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Anti sosial
• Terdapat pola pervasif tidak menghargai dan melanggar hak orang lain yang terjadi sejak usia 15 tahun,
seperti yang ditunjukkan oleh tiga (atau lebih) berikut :
• Gagal untuk mematuhi norma sosial dengan menghormati perilaku sesuai hukum seperti yang ditunjukkan
dengan berulang kali melakukan tindakan yang menjadi dasar penahanan.
• Ketidakjujuran, seperti yang ditunjukkan oleh berulang kali berbohong, menggunakan nama samaran, atau
menipu orang lain untuk mendapatkan keuntungan atau menipu orang lain untuk mendapatkan keuntungan
atau kesenangan pribadi.
• Impulsivitas atau tidak dapat merencanakan masa depan
• Iritabilitas dan agresivitas, seperti yang ditunjukkan oleh perkelahian fisik atau penyerangan yang berulang
• Secara sembrono mengabaikan keselamatan diri sendiri atau orang lain
• Terus menerus tidak bertanggung jawab, seperti ditunjukkan oleh kegagalan berulang kali untuk
mempertahankan perilaku kerja atau menghormati kewajiban finansial.
• Tidak adanya penyesalan, seperti yang ditunjukkan oleh acuh tak acuh terhadap atau mencari-cari alasan
telah disakiti, dianiaya, atau dicuri oleh orang lain.
• Individu sekurang-kurangnya berusia 18 tahun
• Terdapat tanda-tanda gangguan konduksi dengan onset sebelum usia 15 tahun.
• Terjadinya perilaku antisosial tidak semata-mata selama perjalanan skizofrenia atau suatu episode manik.
• Terapi:
• Psikoterapi : belum diketahui pengobatan yang optimal tetapi dokter dapat membantu
penderita dan keluarganya mengambil keputusan tentang penanganan. Bila perlu dapat
diadakan institusionalisasi untuk sementara waktu. Pada umumnya dapat dianjurkan kedua-
duanya baik terapi individual maupun terapi kelompok. Kadang-kadang terjadi perbaikan
terutama pada umur 30 dan 40 tahun. Perbaikan ini tidak harus disertai dengan penyesuaian
diri yang baik. Banyak penderita yang masih terus memperlihatkan kesukaran hubungan antar
manusia, iritabilitas, rasa permusuhan terhadap suami atau istri, tetangga dan agama. Alasan
yang sering diberikan oleh penderita tentang perbaikan ini adalah kematangan, perkawinan,
takut dipenjarakan dan tanggung jawab yang bertambah.
• Farmakoterapi : digunakan untuk menghadapi gejala yang diperkirakan akan timbul – seperti
kecemasan, penyerangan, dan depresi – tetapi, karena pasien seringkali merupakan
penyalahgunaan zat, obat harus digunakan secara bijaksana. Jika pasien menunjukkan bukti-
bukti adaya gangguan defisit-atensi hiperaktivitas, psikostimulan, seperti methylphenidate
(Ritalin), mungkin digunakan. Harus dilakukan usaha untuk mengubah metabolisme
katekolamin dengan obat-obatan dan untuk mengendalikan perilaku impulsif dengan obat
antiepileptik, khususnya jika bentuk gelombang abnormal ditemukan pada EEG.
• GANGGUAN KEPRIBADIAN AMBANG
• Sering ditemukan sikap melawan terhadap
masyarakat dan pandangan pesimistik. Juga
sering ada pergantian antara sikap
ketergantungan dengan sikap mandiri. Apabila
ada periode stres yang berat, kadang-kadang
ada gejala psikotik yang lama dan parahnya
tidak cukup menegakkan diagnosis tambahan.
• Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Ambang (3,5)
• Pola pervasif ketidakstabilan hubungan interpersonal, citra diri, dan afek, dan impulsivitas yang jelas pada
dewasa awal dan ditemukan dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut :
• Usha mati-matian untuk menghindari ketinggalan yang nyata atau khayalan. Catatan tidak termasuk perilaku
bunuh diri atau mutilasi dari yang ditemukan dalam kriteria 5.
• Pola hubungan interpersonal yang tidak stabil dan kuat yang ditandai oleh perubahan antara ekstrim-ekstrim
idealisasi dan devaluasi
• Gangguan identitas : citra diri atau perasaan diri sendiri yang tidak stabil secara jelas dan persisten.
• Impulsivitas pada sekurangnya dua bidang yang potensial membahayakan diri sendiri (misalnya, berbelanja,
seks, penyalahgunaan zat, ngebut gila-gilaan, pesta makan). Catatan : tidak termasuk perilaku bunuh diri atau
mutilasi diri yang ditemukan dalam kriteria 5.
• Perilaku, isyarat, atau ancaman bunuh diri yang berulang kali, atau perilaku mutilasi diri.
• Ketidakstabilan afektif karena reaktivitas mood yang jelas (misalnya, disforia episodik kuat, iritabilitas atau
kecemasan biasanya berlangsung beberapa jam dan jarang lebih dari beberapa hari)
• Perasaan kosong yang kronis
• Kemarahan yang kuat dan tidak pada tempatnya atau kesulitan dalam mengendalikan kemarahan (misalnya,
sering menunjukkan temper, marah terus menerus, perkelahian fisik berulang kali).
• Ide paranoid yang transien dan berhubungan dengan stres, atau gejala disosiatif yang parah
• Terapi
• Psikoterapi : interaksi dengan anggota staf yang terlatih dari
berbagai disiplin dan dibekali dengan terapi kerja, rekreasional, dan
kejuruan.
• Farmakoterapi : antidepresan memperbaiki mood yang terdepresi
yang sering ditemukan pada pasien. MAOI adalah efektif dalam
memodulasi perilaku impulsif pada beberapa pasien. Benzodiazepin,
khususnya alprazolam, membantu kecemasan dan depresi, tetapi
beberapa pasien menunjukkan disinhibisi dengan kelas obat
tersebut. Antikonvulsan seperti karbamazepin, padat meningkatkan
fungsi global pada beberapa pasien. Obat serotonergik, seperti
fluoxetine, adalah membantu pada beberapa kasus.
• GANGGUAN KEPRIBADIAN HISTRIONIK
• Labilitas emosi, bereaksi secara berlebihan, dramtisasi diri sendiri untuk menarik perhatian dan menggoda
hati orang lain (dengan sadar atau tidak sadar). Kepribadian ini juga menunjukkan infantilitas, sifat
egosentris, sombong dan biasanya disertai banyak tuntutan.
•  
• Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Histrionik
• Pola pervasif emosionalitas dan mencari perhatian yang berlebihan, dimulai pada masa dewasa muda dan
tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut :
• Tidak merasa nyaman dalam situasi di mana ia tidak merupakan pusat perhatian
• Interaksi dengan orang lain sering ditandai oleh godaan seksual yang tidak pada tempatnya atau perilaku
provokatif
• Menunjukkan pergeseran emosi yang cepat dan ekspresi emosi yang dangkal
• Secara terus menerus menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian kepada dirinya
• Memiliki gaya bicara yang sangat impresionistik dan tidak memiliki perincian
• Menunjukkan dramitasi diri, teatrikal, dan ekspresi emosi yang berlebihan
• Mudah disugesti, yaitu, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau situasi
• Menganggap hubungan menjadi lebih intim ketimbang keadaan sebenarnya.
•  
• Terapi
• Psikoterapi : dokter harus waspada bila pada permulaan
pengobatan sudah kelihatan ada perbaikan, karena ini
mungkin hanya untuk menyenangkannya. Karena
kemampuan komunikasinya kurang, maka yang dibimbing
adalah perilaku yang nyata saja.
• Farmakoterapi : dapat ditambahkan jika gejala adalah
menjadi sasarannya (seperti penggunaan antidepresan
untuk depresi dan keluhan somatik, obat antiansietas
untuk kecemasan dan antipsikotik untuk derealisasi dan
ilusi).
• GANGGUAN KEPRIBADIAN NARSISTIK
• Sering ada afek depresif, sering juga ada perhatian terhadap diri sendiri ecara berlebih disertai preokupasi dalam berdandan dan
berusaha agar dirinya tetap tampak muda, disertai rasa iri hati kronik dan mendalam terhadap orang lain. Kadang-kadang ada
pula preokupasi dengan rasa nyeri dari berbagai keluhan fisik. Apabila ada kekurangan, kekalahan atau perilaku yang tidak
bertanggung jawab dari dirinya, maka orang tersebut sering membenarkan diri dengan rasionalisasi, atau berdusta. Perasaannya
sering dipalsukan agar memberi kesan kepada orang lain.
•  
• Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Narsistik (5)
• Pola pervasif kebesaran (dalam khayalan atau perilaku), membutuhkan kebanggaan, dan tidak ada empati, dimulai pada masa
dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut :
• Memiliki rasa kepentingan diri yang besar ( misalnya melebih-lebihkan bakat dan kemampuannya, mengharap untuk dikenal
sebagai seorang yang hebat tapi tidak sepadan)
• Preokupasi dengan khayalan akan keberhasilan, kekuatan, kecerdasan, kecantikan, atau cinta ideal yang tidak terbatas.
• Yakin bahwa ia adalah khusus dan unik dan dapat dimengerti hanya oleh atau harus berhubungan dengan orang lain (atau
institusi) yang khusus atau memiliki status tinggi.
• Membutuhkan kebanggaan yang berlebihan
• Memiliki perasaan bernama besar, yaitu, harapan yang tidak beralasan akan perlakuan khusus atau kepatuhan ototmatis sesuai
harapannya
• Eksploitatif secara interpersonal, yaitu mengambil keuntungan dari orang lain untuk mencapai tujuannya sendiri.
• Tidak memiliki empat ; tidak mau mengenali atau mengetahui perasaan dan kebutuhan orang lain
• Sering cemburu terhadap orang lain dan merasa orang lain juga cemburu kepada dirinya
• Memperlihatkan kesombongan, sikap congkak dan sombong.
• Terapi:
• Psikoterapi : dokter psikiatrik seperti Otto Kernberg dan Heinz
Kohut menganjurkan pamakaian pendekatan psikoanalitik
untuk mendapatkan perubahan; tetapi banyak penelitian yang
diperlukan untuk mengabsahkan diagnosis dan untuk
menentukan terapi yang terbaik.
• Farmakoterapi : lithium telah digunakan pada pasien yang
memiliki pergeseran mood sebagai bagian dari gambaran klinis.
Karena pasien gangguan kepribadian narsistik mentoleransi
penolakan secara burukdan adalah rentan terhadap depresi,
suatu anti depresan mungkin juga digunakan.
• GANGGUAN KEPRIBADIAN MENGHINDAR
• Depresi, kecemasan dan kemarahan pada diri sendiri karena gagal ntuk membina hubungan sosial.
•  
• Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian menghindar
• Pola pervasif hambatan sosial, perasaan tidak cakap, dan kepekaan berlebihan terhadap penilaian
negatif, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang
ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut :
• Menghindari aktivitas pekerjaan yang memerlukan kontak interpersonal yang bermakna karena takut
akan kritik, celaan dan penolakan
• Tidak mau terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin akan disenangi
• Menunjukkan keterbatasan dalam hubungan intim karena rasa takut dipermalukan atau ditertawai
• Preokupasi dengan sedang dikritik atau ditolak dalam situasi sosial
• Terhambat dalam situasi interpersonal yang baru karena perasaan tidak adekuat
• Memandang diri sendiri tidak layak secara sosial karena merasa dirinya tidak menarik atau lebih
rendah dari orang lain
• Tidak biasanya enggan untuk mengambil risiko pribadi atau melakukan aktivitas baru karena dapat
membuktikan penghinaan.
• Terapi:
• Psikoterapi : latihan ketegasan adalah bentuk terapi perilaku
yang dapat mengajarkan pasien untuk mengekspresikan
kebutuhan mereka secara terbuka dan untuk meningkatkan
harga diri mereka.
• Farmakoterapi : telah digunakan untuk menangani kecemasan
dan depresi jika ditemukan sebagai gambaran beta, seperti
atenolol (Tenormin), untuk mengatasi hiperaktivitas sistem
saraf otonomik, yang cenderung tinggi pada pasien dengan
gangguan kepribadian menghindari, khususnya jika mereka
menghadapi situasi yang menakutkan.
• GANGGUAN KEPRIBADIAN DEPENDEN
• Mudah lelah, kurang bersemangat, kurang minat, terlalu sensitif terhadap stres dan emosi sukar diajak bersenang-senang.
Selalu terdapat preokupasi bahwa dirinya akan ditinggalkan, kecuali apabila ia telah berhasil membentuk hubungan yang
permanen dengan seseorang yang dapat memuaskan kebutuhan ketergantungannya.
•  
• Kriteria Diagnostik Gangguan Kepribadian Dependen (3,5)
• Kebutuhan yang pervasif dan berlebihan untuk diasuh, yang menyebabkan perilaku tunduk dan menggantung dan rasa
takut akan perpisahan, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan
oleh lima (atau lebih) berikut :
• Memiliki kesulitan dalam mengambil keputusan setiap hari tanpa sejumlah besar nasehat dan penenteraman dari orang
lain
• Membutuhkan orang lain untuk menerima tanggung jawab dalam sebagian besar bidang utama kehidupannya
• Memiliki kesulitan dalam mengekspresikan ketidaksetujuan pada orang lain. Catatan: tidak termasuk rasa takut yang
realistik akan ganti rugi
• Memiliki kesulitan dalam memulai proyek atau melakukan hal dengan dirinya sendiri (karena tidak memiliki keyakinan diri
dalam pertimbangan atau kemampuan ketimbang tidak memiliki motivas atau energi)
• Berusaha berlebihan untuk mendapatkan asuhan dan dukungan dari orang lain, sampai pada titik secara sukarela
melakukan hal yang tidak menyenangkan
• Merasa tidak nyaman atau tidak berdaya jika sendirian karena timbulnya rasa takut tidak mampu merawat diri sendiri
• Segera mencari hubungan dengan orang lain sebagai sumber pengasuhan dan dukungan jika hubungan dekatnya berakhir
• Secara tidak realistik terpreokupasi dengan rasa takut ditinggal untuk merawat dirinya sendiri.
• Terapi :
• Psikoterapi : terapi perilaku, latihan ketegasan, terapi keluarga dan
terapi kelompok, semuanya telah digunakan, dengan keberhasilan
pada banyak kasus.
• Farmakoterapi : telah digunakan untuk mengatasi gejala spesifik
seperti kecemasan dan depresi, yang sering merupakan gambaran
penyerta gangguan kepribadian dependen. Pasien tersebut yang
mengalami serangan panik atau yang memiliki tingkat kecemasan
perpisahan yang tinggi mungkin tertolong oleh imipramine
(Tofranil). Benzodiazepine dan obat serotonergik juga telah
berguna. Jika depresi atau gejala menarik diri pada pasien
berespon terhadap psikostimulan, obat tersebut digunakan

Anda mungkin juga menyukai