seperti Adam Smith atau French Physiocrats. Sistem ekonomi klasik tersebut mempunyai
kaitannya dengan "kebebasan (proses) alami" yang dipahami oleh sementara tokoh-tokoh
ekonomi sebagai ekonomi liberal klasik. Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan
penamaan paham tersebut sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi (globalisasi) liberal ialah
sistem ekonomi bergerak kearah menuju pasar bebas dan sistem ekonomi berpaham perdagangan
bebas dalam era globalisasi [1]yang bertujuan menghilangkan kebijakan ekonomi proteksionisme.
[2]
Daftar isi
[sembunyikan]
[sunting] Keuntungan
Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi, karena
masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah/komando dari pemerintah.
Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber daya produksi, yang nantinya akan
mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena adanya persaingan semangat antar
masyarakat.
Efisiensi dan efektivitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi didasarkan motif mencari
keuntungan.
[sunting] Kelemahan
Selain ada keuntungan, ada juga beberapa kelemahan daripada sistem ekonomi liberal, adalah:
Negara-negara yang menganut paham liberal di benua Amerika adalah Amerika Serikat,
Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko,
Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela. Sekarang ini, kurang lebih
liberalisme juga danut oleh negara Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada,
Kosta Rika, Puerto Rico dan Suriname.
Paham liberal di Amerika Serikat (AS) disebut liberalisme modern atau liberalisme baru.
Sekarang para politis di AS mengakui, bahwa paham liberalisme klasik ada kaitannya dengan
kebebasan individu yang bersifat luas. Tetapi mereka menolak ekonomi yang bersifat laissez
faire atau liberalisme klasik yang menuju ke pemerintahan interventionism yang berupa
penyatuan persamaan sosial dan ekonomi. Umumnya, hal tersebut disepakati pada dekade
pertama abad ke-20 yang tujuannya menuju keberhasilan suatu hegemoni para politis dalam
negeri.Tapi, kesuksesan tersebut mulai merosot dan menghilang pada sekitar tahun1970-an. Pada
saat itu konsensus liberal telah dihadapkan suatu death-blow atau yang berupa robohnya
pemerintahan Bretton Woods System yang dikarenakan kemenangan Ronald Reagan dalam
pemilihan presiden tahun 1980, yang menjadikan liberalisme suatu arus kuat dalam politik AS
pada tahun tersebut.
Liberalisme AS mulai bangkit pada awal abad ke-20 sebagai suatu alternatif ke politik nyata
yang merupakan interaksi internasional yang dominan pada waktu itu. Presiden Franklin
Roosevelt yang pada saat itu adalah seorang yang berpaham liberal self-proclaimed, menawarkan
bangsa itu menuju ke suatu kesuksesan baru dengan cara membangun institusi kolaboratif yang
berpendukungan orang-orang Amerika sendiri dan berjanji akan menarik AS keluar dari tekanan
yang besar tersebut. Untuk mengantisipasi akhir Perang Dunia II, Roosevelt merancang
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) sebagai suatu alat berupa harapan akan kerja sama timbal
balik daripada membuat ancaman dan penggunaan kekuatan perang untuk memecahkan
permasalahan politis internasional tersebut. Roosevelt juga menggunakan badan tersebut (PBB)
untuk memasukan orang-orang Afrika yang tinggal di Amerika ke dalam militer AS serta
membuat badan pendukungan hak dan kebenaran para wanita-wanita, sebagai penekanan atas
kebebasan individu yang selanjutnya dilanjutkan oleh Presiden John F Kennedy dengan
pembangunan Patung Liberty (1964) sebagai simbol kebebasan individu untuk hidup.
Patung Liberty di New York, sebagai simbol kebebasan individu
Sebenarnya, liberalisme yang dianut oleh AS, sebagaimana yang ditekankan oleh Wilson dan
Roosevelt adalah dengan menekankan kerja sama serta kolaborasi timbal balik dan usaha
individu, bukan dengan membuat ancaman dan pemaksaan sebagai untuk pemecahan
permasalahan politis baik didalam maupun luar, sepertinya dianut oleh Presiden AS saat ini,
George W Bush. Suatu paham liberal di AS itu mungkin seperti institusi dan prosedur politis
yang mendorong kebebasan ekonomi, perlindungan yang lemah dari agresi oleh yang kuat, dan
kebebasan dari norma-norma sosial bersifat membatasi. Karena sejak Perang Dunia II,
liberalisme di AS telah dihubungkan dengan liberalisme modern, pengganti paham ideologi
liberalisme klasik.
[sunting] Eropa
Sebagai aksi dan reaksi penentangan komunisme, Eropa membuat suatu paham yang
berterminologi politis (termasuk "sosialisme" dan " demokrasi sosial"). Tapi, mereka tidak bisa
memilih AS dengan pahamnya tersebut, dikarenakan pada saat itu Eropa belum begitu mengenal
liberalisme yang dianut oleh AS. Tapi beberapa tahun kemudian barulah Eropa menyadari bahwa
liberalisme yang dianut oleh AS. Hal itu mendorong Eropa ke suatu kebebasan individu
tersendiri yang akhirnya memperbaiki keadaan ekonomi mereka tersendiri. Liberalisme di Eropa
mempunyai suatu tradisi yang kuat. Di negara-negara Eropa, kaum liberal cenderung menyebut
diri mereka sendiri sebagai kaum liberal, atau sebagai radical centrists yang democratic.
Negara-negara penganut paham liberal yakni diantaranya adalah Albania, Armenia, Austria,
Belgia, Bulgaria, Kroasia, Cyprus, Republik Cekoslovakia, Denmark, Estonia, Finlandia,
Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Macedonia,
Moldova, Netherlands, Norwegia, Polandia, Portugal, Romania, Rusia, Serbia Montenegro,
Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Switzerland, Ukraina dan United Kingdom. Negara
penganut paham liberal lainnya adalah Andorra, Belarusia, Bosnia-Herzegovina, Kepulauan
Faroe, Georgia, Irlandia dan San Marino.
[sunting] Asia
Negara-negara yang menganut paham liberal di Asia antara lain adalah India, Iran, Israel,
Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand dan Turki. Saat ini banyak negara-negara di
Asia yang mulai berpaham liberal, antara lain adalah Myanmar, Kamboja, Hong Kong, Malaysia
dan Singapura.
Negara yang menganut paham liberal di kepulauan Oceania adalah Australia dan Selandia Baru.
[sunting] Afrika
Sistem ekonomi liberal terbilang masih baru di Afrika. Pada dasarnya, liberalisme hanya dianut
oleh mereka yang tinggal di Mesir, Senegal dan Afrika Selatan. Sekarang ini, kurang lebih
liberalisme sudah dipahami oleh negara Aljazair, Angola, Benin, Burkina Faso, Mantol Verde,
Côte D'Ivoire, Equatorial Guinea, Gambia, Ghana, Kenya, Malawi, Maroko, Mozambik,
Seychelles, Tanzania, Tunisia, Zambia dan Zimbabwe.
Niccolò Machiavelli (Florence, 1469-1527), adalah seorang tokoh liberal terbaik yang dikenal
dengan pendapatnya, Il Principe. Dia adalah pendiri realis filosofi politis yang mendukung
pemerintahan republik, angkatan perang negara, divisi kekuasaan, perlindungan milik
perorangan, dan pengekangan pembelanjaan pemerintah sebagai kebebasan suatu republik. Ia
menulis secara ekstensif pada kebutuhan individu sebagai suatu karakteristik yang penting
sebagai kepemerintahan yang stabil. Ia berargumentasi bahwa sebaik-baiknya kebebasan
individu masih perlu dilindungi oleh legitasi serta regulasi yang baik dari pemerintah. Dan
bahwa orang-orang yang bisa memimpin hukum dengan benar hanyalah orang-orang yang segala
ambisi dan keegoisannya bisa dihilangkan dalam memelihara kebebasannya tersendiri. Dia
berpendapat bahwa realisme adalah pusat gagasan dalam pelajaran politis dan mengutamakan
kebebasan republik (individu) dibawah prinsip.
Anti statis kaum liberal melihat pesan-pesan utama yang dikatakan Machiavelli's bahwa ia
berbicara atas nama suatu status yang kuat dibawah seorang pemimpin kuat, yang menggunakan
maksud apapun untuk menetapkan posisinya, sedangkan liberalisme adalah suatu ideologi dari
kebebasan individu dan aneka pilihan sukarela atau fakultatif. Beberapa hasil karyanya adalah Il
Principe - 1513 dan Discorsi Sopra la Prima Deca di Tito Livio, 1512-1517.