Anda di halaman 1dari 7

Pengendalian Pencemaran

Air Limbah Agroindustri


Oleh:
Dede Sulaeman, ST, M.Si

Dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup maka perlu dilakukan upaya
pengendalian terhadap usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

Salah satu upaya pengendalian pencemaran tersebut adalah dengan mewajibkan pelaku
usaha pengolahan hasil pertanian untuk melakukan pengelolaan dan pengolahan air
limbah yang dihasilkannya.

Instrumen Pengendali Pencemaran Air


Limbah Saat ini instrumen pengendali pencemaran
air oleh pelaku usaha yang banyak
Instrumen pengendali pencemaran air diterapkan adalah dengan baku mutu air
limbah oleh pelaku usaha dapat terdiri dari limbah. Dengan instrumen ini setiap pelaku
dua cara, yaitu: usaha harus mematuhi baku mutu air limbah
a. Penetapan Baku Mutu Air Limbah yang ditetapkan untuk kegiatan/usahanya
(Effluent Standard) tersebut.
Baku mutu air limbah adalah ukuran atau
batas atau kadar maksimum unsur pencemar Baku mutu air limbah bagi kegiatan
dan/atau jumlah pencemar yang ditenggang pengolahan hasil pertanian ditetapkan
keberadaanya dalam air limbah dengan tujuan:
kegiatandan/usaha yang akan dibuang atau a. menjaga dan meningkatkan kualitas
dilepas ke media lingkungan. lingkungan hidup;
b. Penetapan Baku Mutu Sungai (Stream b. menurunkan beban pencemaran
Standard) lingkungan melalui upaya pengendalian
Baku mutu air adalah ukuran batas atau pencemaran dari kegiatan RPH.
kadar makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada dan atau Sedangkan, sasaran penetapan baku mutu
unsur pencemar yang ditenggang air limbah kegiatan pengolahan hasil
keberadaannya di dalam air pertanian dimaksudkan untuk mendorong

1
penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
pengolahan hasil pertanian mengolah air Hidup (UPL) dari usaha dan/atau
limbah sesuai dengan persyaratan yang telah kegiatan pengolahan hasil pertanian
ditentukan. mensyaratkan baku mutu air limbah
lebih ketat daripada baku mutu air
Dalam penerapannya, baku mutu air limbah limbah sebagaimana diatur dalam
dapat ditetapkan secara nasional oleh peraturan mengenai baku mutu air
Menteri Lingkungan Hidup, untuk lingkup limbah untuk kegiatan pengolahan hasil
propinsi oleh Gubernyr dan untuk lingkup pertanian, maka diberlakukan baku
kabupaten.kota oleh Bupati/Walikota. mutu air limbah bagi usaha dan/atau
kegiatan pengolahan hasil pertanian
Terdapat kemungkinan, pemerintah daerah tersebut sebagaimana yang
telah menetapkan peraturan mengenai baku dipersyaratkan oleh AMDAL atau
mutu air limbah untuk kegiatan pengolahan rekomendasi UKL dan UPL.
hasil pertanian, maka penaatan dan b. Dalam hal hasil kajian mengenai
penggunaan peraturan tersebut adalah pembuangan air limbah bagi usaha
sebagai berikut: dan/atau kegiatan pengolahan hasil
 bila baku mutu daerah tersebut lebih pertanian mensyaratkan baku mutu air
longgar dari yang ditetapkan secara limbah lebih ketat daripada baku mutu
nasional, maka pemerintah daerah air limbah sebagaimana dimaksud
harus menggunakan baku mutu nasional dalam peraturan mengenai baku mutu
tersebut; air limbah untuk kegiatan pengolahan
 bila baku mutu daerah tersebut lebih hasil pertanian, maka dalam persyaratan
ketat dari yang ditetapkan secara izin pembuangan air limbah
nasional maka pemerintah daerah harus diberlakukan baku mutu air limbah
tetap menggunakan baku mutu yang berdasarkan hasil kajian.
berlaku untuk daerah bersangkutan.
Peraturan Perundangan
Selain itu bila analisis lingkungan berupa
AMDAL atau UKL-UPL dan hasil kajian Terdapat berbagai peraturan perundangan
pembuangan limbah menyatakan yang terkait dengan pengelolaan lingkungan
persyaratan yang lebih ketat maka dan limbah kegiatan pengolahan hasil
pengaturannya adalah sebagai berikut: pertanian, yaitu:
a. Dalam hal hasil kajian kelayakan Analisis 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup tentang Perindustrian (Lembaran
(AMDAL) atau rekomendasi Upaya Negara Republik Indonesia Tahun 1984
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)

2
Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara 7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009
Republik Indonesia Nomor 3274); tentang Peternakan dan Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Hewan (Lembaran Negara Republik
tentang Penataan Ruang (Lembaran Indonesia Tahun 2009 Nomor 84,
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Tambahan Lembaran Negara Republik
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 5015);
Republik Indonesia Nomor 4725); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 1983 tentang Kesehatan Masyarakat
tentang Kesehatan (Lembaran Negara Veteriner, (Lembaran Negara Republik
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor Indonesia Tahun 1983 Nomor 28,
100, Tambahan Lembaran Negara Tambahan Lembaran Negara Republik
Republik Indonesia Nomor 3495); Indonesia Nomor 3253);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 9. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor
Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan 44, Tambahan Lembaran Negara
Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 3445);
Nomor 3699); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
tentang Sumber Daya Air (Lembaran dan/atau Perusakan Laut (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4377); Republik Indonesia Nomor 3816);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
tentang Pemerintahan Daerah 1999 tentang Analisis Mengenai
(Lembaran Negara Republik Indonesia Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah Republik Indonesia Nomor 3838);
terakhir dengan Undang- Undang 12. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
Nomor 12 Tahun 2008 tentang 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang dan Pengendalian Pencemaran Air
Nomor 32 Tahun 2004 tentang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor Lembaran Negara Republik Indonesia
59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161);
Republik Indonesia Nomor 4844);

3
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Usaha dan/atau kegiatan RPH yang
Pemerintahan Antara Pemerintah, diatur dalam peraturan ini meliputi:
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan pemotongan, pembersihan lantai
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota tempat pemotongan, pembersihan
(Lembaran Negara Republik Indonesia kandang penampungan, pembersihan
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan kandang isolasi, dan/atau pembersihan
Lembaran Negara Republik Indonesia isi perut dan air sisa perendaman;
Nomor 4737);
14. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Baku mutu air limbah dalam Peraturan
Hidup Nomor 12 Tahun 2006 tentang Menteri ini berlaku untuk kegiatan RPH:
Persyaratan dan Tata Cara Perizinan a. Sapi;
Pembuangan Air Limbah Ke Laut; b. Kerbau;
c. Babi;
Sedangkan peraturan yang mengatur d. Kuda;
mengenai baku mutu air limbah untuk e. Kambing dan/atau;
kegiatan pengolahan hasil pertanian adalah: f. Domba.
1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 51 Tahun 1991 tentang 3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Baku Mutu Limbah Cair Industri Hidup Nomor 05 Tahun 2007 Tentang
Usaha dan/atau kegiatan industri yang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha
diatur dalam peraturan ini meliputi Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Buah-
berbagai industri termasuk industri buahan dan/atau Sayuran
pengolahan hasil pertanian yaitu: Usaha dan/atau kegiatan pengolahan
pengolahan kelapa sawit, karet, buah-buahan dan/atau sayuran adalah
pengolahan susu, tapioka, dll. usaha dan/atau kegiatan pengolahan
yang langsung menggunakan bahan
Industri yang baku mutunya belum baku yang meliputi buah nanas, buah
diatur secara sprsifik dalam KepmenLH lainnya, jamur, dan/atau sayuran jenis
ini, maka dapat menggunakan Lampiran lainnya.
C Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 51 Tahun 1991 ini. Jenis usaha dan/atau kegiatan
pengolahan buah-buahan dan/atau
2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan sayuran yang diatur dalam Peraturan
Hidup Nomor 02 Tahun 2006 Tentang Menteri ini meliputi industri:
Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegiatan a. Pengalengan;
Rumah Pemotongan Hewan b. Pembekuan;

4
c. Penggorengan; Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha
d. Pengeringan; Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Kelapa
e. Pembuatan manisan; Usaha dan/atau kegiatan pengolahan
f. Pembuatan jus; kelapa adalah usaha dan/atau kegiatan
g. Pembuatan konsentrat; di bidang pengolahan kelapa untuk
h. Pembuatan saos; dan/atau dijadikan produk santan, produk tepung,
i. Pembuatan pasta. minyak goreng kelapa, dan/atau produk
olahan lainnya yang digunakan untuk
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan konsumsi manusia dan pakan.
Hidup Nomor 09 Tahun 2009 Tentang
Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha 7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Obat Hidup Nomor 14 Tahun 2008 Tentang
Tradisional/Jamu Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha
Jenis usaha dan/atau kegiatan Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Daging
pengolahan obat tradisional/jamu yang Usaha dan/atau kegiatan pengolahan
diatur dalam Peraturan Menteri ini daging adalah kegiatan pengolahan
meliputi usaha dan/atau kegiatan daging menjadi produk akhir berupa
pengolahan obat tradisional/jamu yang daging beku, produk olahan setengah
memanfaatkan bahan atau ramuan jadi, dan/atau produk olahan siap
bahan alami dengan bahan baku utama konsumsi
yang berasal dari tumbuhan.
Jenis usaha dan/atau kegiatan
5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan pengolahan daging yang diatur dalam
Hidup Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Peraturan Menteri ini meliputi usaha
Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau kegiatan pengolahan daging:
Dan/Atau Kegiatan Peternakan Sapi Dan a. ayam;
Babi b. sapi;
Usaha dan/atau kegiatan peternakan c. kerbau;
sapi dan babi adalah usaha peternakan d. kuda;
sapi dan babi yang dilakukan di tempat e. kambing atau domba;
yang tertentu serta perkembangbiakan f. babi; dan/atau
ternaknya dan manfaatnya diatur dan g. gabungan.
diawasi oleh peternak-peternak
Jenis usaha dan/atau kegiatan
6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan pengolahan daging meliputi kegiatan
Hidup Nomor 13 Tahun 2008 Tentang usaha dan/atau pengolahan daging yang

5
melakukan dan/atau tanpa kegiatan b. menggunakan sistem saluran air limbah
pemotongan hewan. kedap air sehingga tidak terjadi
perembesan air limbah ke lingkungan;
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan c. memasang alat ukur debit atau laju alir
Hidup Nomor 15 Tahun 2008 Tentang air limbah pada inlet IPAL, outlet IPAL
Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau inlet pemanfaatan kembali
Dan/Atau Kegiatan Pengolahan Kedelai d. melakukan pencatatan pH air limbah
harian dan debit air limbah harian baik
Usaha dan/atau kegiatan pengolahan untuk air limbah yang dibuang ke
kedelai adalah usaha dan/atau kegiatan sumber air dan/atau yang dimanfaatkan
yang memanfaatkan kedelai sebagai kembali;
bahan baku utama yang tidak bisa e. tidak melakukan pengenceran air limbah
digantikan dengan bahan lain. ke dalam aliran buangan air limbah;
f. melakukan pencatatan jumlah bahan
Jenis usaha dan/atau kegiatan baku dan produk harian senyatanya;
pengolahan kedelai yang diatur dalam g. memisahkan saluran pembuangan air
Peraturan Menteri ini meliputi usaha limbah dengan saluran air hujan;
dan/atau kegiatan pengolahan kedelai h. menetapkan titik penaatan untuk
yang menghasilkan: pengambilan contoh uji;
a. kecap; i. memeriksa kadar parameter air limbah
b. tahu; dan/atau sebagaimana dipersyaratkan oleh
c. tempe. peraturan perundangan secara berkala
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
Kewajiban Pelaku Usaha Dalam bulan di laboratorium yang terakreditasi
Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah atau yang ditunjuk oleh gubernur
dengan format standar.
Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan j. menyampaikan laporan debit air limbah
pengolahan hasil pertanian dalam harian, pH harian, penggunaan bahan
pelaksanaan pengelolaan dan pengolahan air baku, jumlah produk, dan kadar
limbah wajib untuk melaksanakan hal-hal parameter air limbah sebagaimana
sebagai berikut: dimaksud dalam huruf d, huruf f dan
a. melakukan pengolahan air limbah huruf I secara berkala paling sedikit 1
sehingga mutu air limbah yang dibuang (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan kepada
tidak melampaui baku mutu air limbah instansi terkait sesuai dengan peraturan
sesuai dengan perundangan yang perundang-undangan;
berlaku; k. melaporkan kepada bupati/walikota
dengan tembusan kepada gubernur dan

6
Menteri Negara Lingkungan Hidup baku yang digunakan untuk kegiatan
mengenai kejadian tidak normal yang memproduksi bahan pangan, atau
dan/atau keadaan darurat yang gram/ekor ternak/hari
mengakibatkan baku mutu air limbah  Kuantitas air limbah maksimum yang
3
dilampaui serta upaya dinyatakan dalam satuan m /ton bahan
penanggulangannya paling lama 2 x 24 baku yang digunakan atau liter/ekor
jam. ternak/hari

Parameter uji yang dilakukan oleh pelaku ----------------------


usaha dan/atau kegiatan meliputi:  Tulisan disampaikan pada acara
Penyusunan “Pedoman Desain Teknik
 Kadar maksimum bahan pencemar
IPAL Agroindustri”- Mei 2009.
dalam air limbah dinyatakan dalam  Dede Sulaeman, Waste Management
satuan mg/liter Expert, bekerja di Departemen Pertanian
 Beban pencemaran maksimum yang (e-mail: de_sulaeman@yahoo.com)
dinyatakan dalam satuan kg/ton bahan

Anda mungkin juga menyukai