Anda di halaman 1dari 41

Tali Pusat Menumbung

T ali Pusat Menumbung adalah keadaan tali pusat ada di samping atau di bawah bagian
terbawah janin. Meskipun merupakan komplikasi yang jarang – kurang dari 1 persen (0.3 sampai
0.6 persen) – tetapi artinya besar sekali oleh karena angka kematian janin yang tinggi dan bahaya
untuk ibu bertambah besar akibat tindakan operatif yang digunakan dalam penanganannya.

Penekanan tali pusat antara bagian terbawah janin dengan panggul ibu mengurangi atau
menghentikan aliran darah ke janin dan bila tidak dikoreksi akan menyebabkan kematian bayi.

KLASIFIKASI TALI PUSAT MENUMBUNG


Presentasi tali pusat. Ketuban utuh.
Tali pusat menumbung. Ketuban pecah. Tali pusat menempati salah satu dari tiga kedudukan:
1. Terletak di samping bagian terbawah janin di PAP. Penumbungan yang tidak begitu nyata
seperti ini lebih sering dari yang umumnya diduga. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian
bayi dalam persalinan tanpa meninggalkan bukti-bukti sedikitpun pada persalinan per vaginam.
2. Turun ke vagina.
3. Melewati introitus dan ke luar dari vagina.

ETIOLOGI
Bila bagian terbawah janin tidak menutup dan mengisi PAP dengan sempurna maka ada bahaya
terjadinya tali pusat menumbung. Risikonya lebih besar pada presentasi majemuk dan bila
ketuban pecah.

Etiologi fetal
1. Presentasi abnormal: Presentasi abnormal terdapat pada hampir setengah kasus-kasus tali
pusat menumbung. Oleh karena 95 persen presentasi adalah kepala. sebagian besar tali pusat
menumbung terjadi pada presentasi kepala. Meskipun demikian insidensi relatif yang paling
tinggi berturut-turut adalah sebagai berikut: (1) letak lintang; (2) presentasi bokong. terutama
bokong kaki; dan (3) presentasi kepala.
2. Prematuritas. Dua faktor memainkan peranan dalam kegagalan untuk mengisi PAP: (1) bagian
terbawah yang kecil, dan (2) seringnya kedudukan abnormal pada persalinan prematur. Kematian
janin tinggi. Salah satu sebabnya adalah karena bayi yang kecil tidak tahan terhadap trauma dan
anoksia. Sebab yang lain adalah keengganan melakukan ope-rasi besar pada ibu jika
kemungkinan untuk menyelamatkan bayinya hampir tidak ada.
3. Kehamilan ganda. Faktor-faktor yang berpengaruh di sini meliputi gangguin adaptasi,
frekuensi presentasi abnormal yang lebih besar, insidensi hydramnion yang tinggi, dan pecahnya
ketuban anak kedua selagi masih tinggi.
4. Hydramnion. Ketika ketuban pecah, sejumlah besar cairan mengalir ke luar dan tali pusat
hanyut ke bawah.

Etiologi maternal dan obstetrik


1. Disproporsi kepala panggul: Disproporsi antara panggul dan bayi menyebabkan kepala tidak
dapat turun dan pecahnya ketuban dapat diikuti tali pusat menumbung.
2. Bagian terendah yang tinggi: Tertundanya penurunan kepala untuk sementara dapat terjadi
meskipun panggul normal, terutama pada multipara. Bila pada saat ini ketuban pecah maka tali
pusat dapat turun ke bawah.

Etiologi dari tali pusat dan plasenta


1. Tali pusat yang panjang: Semakin panjang tali pusat maka semakin mudah menumbung.
2. Placenta letak rendah: Jika plasenta terletak dekat cervix maka ia akan menghalangi
penurunan bagian terendah. Di samping itu insersi tali pusat lebih dekat cervix.

Etiologi iatrogenik:
Sepertiga kali pusat menumbung terjadi selama tindakan obstetrik.
1. Pemecahan ketuban secara artifisial. Bila kepala masih tinggi, atau bila ada presentasi
abnormal maka pemecahan ketuban dapat diikuti dengan tali pusat menumbung.
2. Pembebasan kepala dari PAP. Kepala dinaikkan ke atas panggul untuk mempermudah putaran
paksi.
3. Fleksi kepala yang semula dalam keadaan ekstensi.
4. Versi ekstraksi.
5. Pemasangan kantong (sekarang jarang dilakukan).

DIAGNOSIS TALI PUSAT MENUMBUNG


Diagnosis tali pusat menumbung dibuat dengan dua cara: (1) melihat tali pusat di luar vulva, dan
(2) meraba tali pusat pada pemeriksaan vaginal. Oleh karena kematian janin tinggi bila tali pusat
sudah keluar melalui introitus, harus dicari cara-cara untuk dapat menegakkan diagnosis lebih
awal.

PEMERIKSAAN VAGINAL
Pemeriksaan vaginal harus dilakukan:
1. Jika terjadi gawat janin yang tidak diketahui sebabnya. dan terutama jika bagian terbawah
belum turun. Sayangnya mungkin gawat janin merupakan gejala yang akhir.
2. Jika ketuban pecah dengan bagian terendah yang masih tinggi.
3. Pada semua kasus malpresentasi pada waktu ketuban pecah.
4. Jika bayinya jelas prematur.
5. Pada kasus-kasus kembar.

PROGNOSIS
Persalinan
Persalinan tidak terpengaruh oleh tali pusat menumbung.

Ibu
Bahaya untuk ibu hanya apabila dilakukan tindakan traumatik untuk menyelamatkan bayi.

Janin
Kematian perinatal tak dikoreksi sekitar 35 persen. Harapan untuk bayi tergantung pada derajat
dan lamanya kompresi tali pusat dan interval antara diagnosis dan kelahiran bayi. Nasib janin
tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut:
1. Semakin balk keadaan janin pada waktu diagnosis dibuat, semakin besar harapan hidupnya.
Tali pusat yang berdenyut keras merupakan gejala yang balk dan sebaliknya tali pusat yang
berdenyut lemah berarti tidak balk.
2. Semakin cepat bayi dilahirkan setelah tali pusat turun ke bawah, semakin baik hasilnya.
Penundaan lebih dari 30 menu memperbesar kematian janin empat kali.
3. Janin yang lebih tua utnur kehamilannya lebih besar pula kemampuannya bertahan terhadap
proses-proses traumatik.
4. Semakin kurang trauma pada kelahiran bayi, semakin baik prognosis untuk ibu dan anak.
5. Pembukaan cervix mungkin merupakan faktor yang terpenting. Jika pembukaan -Judah
lengkap pada waktu diagnosis dibuat maka akan banyak bayi yang dapat diselamatkan. Semakin
kecil pembukaan prognosisnya semakin jelek. Perkecualian untuk ini adalah jika dapat dilakukan
sectio caesarea dengan segera. dalam hal mana prognosisnya sama baik atau lebih balk pada
pembukaan cervix yang masih kecil.
6. Kematian janin bertambah dengan semakin panjangnya interval antara pecahnya ketuban dan
kelahiran bayi.

PENANGANAN TALI PUSAT MENUMBUNG

Tali pusat menumbung dibiarkan dan persalinan diteruskan pada keadaan-keadaan sebagai
berikut:
1. Bila janin sudah meninggal.
2. Bila janin diketahui abnormal (mis. anencephalus).
3. Bila janin masih sangat prematur sehingga tidak ada harapan untuk dapat hidup. Tidak ada
gunanya memberikan risiko pada ibu.

Usaha-usaha untuk mengurangi kompresi tali pusat dan memperbaiki keadaan janin adalah
sebagai berikut:
1. Penolong memasukkan satu tangan ke dalam vagina dan mendorong bagian terendah ke atas
menjauhi tali pusat. Pada waktu yang bersiumum dilakukan persiapan untuk menolong
persalinan.
2. Pasien diletakkan dalam sikap lutut-dada (knee chest) atau Trendelenburg, dengan pinggul di
atas dan kepala di bawah.
3. Diberikan oksigen dengan masker kepada ibu.
4. Denyut jantung janin sering diperiksa dengan teliti.
5. Dilakukan pemeriksaan vaginal untuk menentukan presentasi, pembukaan cervix, turunnya
bagian terendah dan keadaan tali pusat.

Jika pembukaan sudah lengkap dilakukan usaha-usaha untuk pelbagai presentasi sebagai berikut:
1. Presentasi kepala, kepala rendah di dalam panggul: Ekstraksi dengan forceps.
2. Presentasi kepala, kepala tinggi: versi ekstraksi. Cara ini mengandung bahaya terjadinya
ruptura uteri tetapi oleh karena ini merupakan usaha dalam keadaan putus asa untuk
menyelamatkan anak maka risiko tersebut harus diambil.
3. Presentasi bokong: Kedua kaki diturunkan dan bayi dilahirkan sebagai presentasi bokong kaki
secepat mungkin.
4. Letak lintang: Versi dalam menjadi presentasi kaki dan segera dilakukan ekstraksi.
Jika pembukaan belum lengkap dilakukan usaha-usaha sebagai berikut:
1. Sectio caesarea merupakan pilihan utama selama bayinya cukup bulan dan dalam keadaan
baik. Nasib bayi pada sectio caesarea jauh lebih baik dibanding kelahiran dengan cara lain.
Bahaya untuk ibu juga sangat kurang dibanding dengan melahirkan bayi secara paksa pada
pembukaan yang belum lengkap. Sementara dilakukan persiapan operasi.
diadakan usaha-usaha untuk mengurangi kompresi tali pusat seperti tersebut di atas.
2. Reposisi tali pusat dapat dicoba jika tidak dapat dikerjakan sectio caesarea. Tali pusat dihawa
ke atas ke dalam uterus. sedang bagian terendah janin didorong ke bawah masuk panggul
kemudian ditahan. Kadang-kadang reposisi tali pusat berhasil tetapi umumnya kita kehilangan
banyak waktu yang berharga pada waktu melakukannya.
3. Jika usaha ini tidak berhasil. pasien dipertahankan dalam posisi Trendelenburg dengan harpan
tali pusat tidak tertekan sehingga bayi tetap dapat hidup sampai pembukaan menjadi cukup lebar
untuk memungkinkan lahirnya bayi.
4. Dilatasi cervix secara manual, insisi cervix, dan cara-cara lain untuk memaksakan pembukaan
cervix tidak akan pernah dapat diterima. Keberhasilannya kecil sedang risiko untuk ibu besar.

Profilaksis
Manipulasi obstetrik yang memungkinkan ketuban pecah prematur (seperti pemecahan ketuban
secara artifisial pada kepala yang belum turun atau pada adanya malpresentasi) dan yang
memperbesar insidensi tali pusat menumbung harus dihindari. Pasien-pasien yang ketubannya
pecah di rumah baik sebelum atau dalam persalinan harus dikirim ke rumah sakit.

LILITAN TALI PUSAT


Jenis lilitan tali pusat yang paling sering dijumpai adalah lilitan tali pusat sekitar leher anak. Dari
waktu ke waktu dijumpai lilitan tali pusat sebanyak empat kali dan pernah dilaporkan ada yang
sampai sembilan kali. Tali pusat dapat membentuk lilitan sekitar badan, bahu, dan tungkai atas
atau bawah. Keadaan ini dijumpai pada air ketuban yang berlebihan, tali pusat yang panjang, dan
bayi yang kecil.

Dalam kehamilan umumnya tidak timbul masalah. Kadang-kadang pada waktu janin turun dalam
persalinan lilitan menjadi cukup kencang sampai mengurangi aliran darah yang melalui tali pusat
dan mengakibatkan hipoksia janin.
Hanya kadang-kadang saja lilitan tali pusat menyebabkan kematian janin atau bayi baru lahir.
Tetapi pada kasus-kasus dengan lilitan tali pusat lehh sering dijumpai kelainan denyut jantung
janin, air ketuban yang bercampur mekonium dan bayi-bayi yang memerlukan resusitasi. Telah
dilaporkan nilai Apgar yang jauh Iebih rendah. Tidak pernah ada indikasi untuk melahirkan bayi
secara radikal atau tergesa-gesa pada kelainan-kelainan tali pusat selain tali pusat yang
menumbung.

Indikasi dan bahaya versi luar


Versi dan Ekstraksi
Definisi
V ersi adalah tindakan untuk memutar janin dalam uterus dengan tujuan mengubah
presentasi.
Versi cephalic: Versi cephalic menghasilkan presentasi kepala.
Versi podalic: Versi podalic menghasilkan presentasi bokong.
Versi luar: Semua upaya manipulasi dilakukan lewat dinding abdomen.
Versi dalam: Tindakan dilakukan dengan tangan atau jari berada di dalam uterus. Pada
kebanyakan kasus, manipulasi dilanjutkan oleh tangan lainnya yang bekerja lewat dinding
abdomen.
Ekstraksi: Ekstraksi adalah tindakan untuk melahirkan bayi dengan segera dan memakai
kekuatan.

VERSI LUAR
Indikasi
Versi cephalic digunakan untuk
(1) mengubah presentasi bokong menjadi presentasi kepala, atau
(2) mengubah letak lintang menjadi presentasi kepala.

Versi podalic digunakan untuk memutar letak lintang menjadi presentasi bokong. Versi ini
dikerjakan bilamana versi cephalic tidak berhasil.

Prasyarat
Sebelum versi luar dicoba, persyaratan tertentu harus dipenuhi dahulu:
1. Kehamilan harus tunggal.
2. Diagnosis posisi janin yang tepat sangat penting.
3. Kemungkinan disproporsi fetopelvik harus disingkirkan.
4. Bagian terendah janin tidak boleh terlampau “masuk panggul”.
5. Janin harus dapat digerakkan dengan bebas.
6. Selaput ketuban harus utuh dengan jumlah cairan ketuban yang baik.
7. Uterus harus lemas.
8. Dinding abdomen ibu tidak boleh tegang dan harus cukup tipis untuk memungkinkan tindakan
manipulasi.
9. Kalau dapat ditentukan lokasi placenta.
10. Waktu yang terbaik untuk melakukan versi luar adalah minggu ke-32 sampai minggu ke 36.

Kontraindikasi
1. Bokong yang sudah masuk panggul
2. Kelainan kongenital berat pada janin
3. Kematian janin intrauterin
4. Kehamilan majemuk (multiple pregnancy)
5. Ketuban pecah dini
6. Perdarahan antepartum
7. Adanya cicatrix pada uterus, misalnya bekas sectio caesarea
8. Kasus-kasus dengan kelahiran per vaginam yang tidak dikehendaki
9. Preeklampsia dan hipertensi
Bahaya
1. Kematian janin yang tidak jelas sebabnya setelah dilakukan versi.
2. Pada hanyak kasus ditemukan bradycardia janin segera setelah versi, kendati hampir semua
penurunan frekuensi denyut jantung ini akan kembali normal dalam waktu 3 menit.
3. Kedudukan yang dicapai oleh tindakan versi bisa lebih jelek daripada kedudukan semula.
Sebagai contoh. presentasi bokong yang diubah menjadi presentasi muka tidak banyak artinya.
4. Ada bahaya cedera pada funiculus umbilicalis dan gangguan sirkulasi darah uteroplacental.
5. Bisa terjadi prolapsus funiculi.
6. Bisa terjadi induksi persalinan yang prematur.
7. Placenta dapat terlepas sebelum waktunya dari dinding uterus.
8. Dapat terjadi ketuban pecah dini setelah versi.

Polihidramnion dan Oligohidramnion


POLIHIDRAMNION = HIDRAMNION
Air ketuban yang paling banyak pada minggu ke-38 ialah 1030 cc, pada akhir kehamilan tinggal
790 cc, dan terus berkurang sehingga pada minggu ke-43 hanya 240 cc. Pada akhir kehamilan
seluruh air ketuban diganti dalam 2 jam berhubung adanya produksi dan pengaliran. Apabila
melebihi 2000 cc, disebut polihidramnion atau dengan singkat hidramnion.

Kita mengenal 2 macam hidramnion, yaitu:


1. Hidramnion yang kronis—penambahan air ketuban perlahan-lahan, berangsur-angsur. Ini
bentuk yang paling umum.
2. Hidranmion yang akut—Penambahan air ketuban terjadi dalam beberapa hari. Biasanya terjadi
pada kehamilan muda pada bulan ke-4 atau ke-5.

Hidramnion sering terjadi pada:


a. Cacat janin terutama pada anensefal dan atresia esofagus.
b. Kehamilan kembar.
c. Beberapa penyakit, seperti diabetes, preeklampsi, eklampsi, eritroblastosis fetalis.

Etiologi
Etiologi hidramnion belum jelas.
Secara teori hidramnion bisa terjadi karena:
1 Produksi air ketuban bertambah—Diduga menghasilkan air ketuban ialah epitel amnion, tetapi
air ketuban dapat juga bertambah karena cairan lain masuk ke dalam ruangan amnion, misalnya
air kencing anak atau cairan otak pada anensefal.
2. Pengaliran air ketuban terganggu—Air ketuban yang telah dibuat dialirkan dan diganti dengan
yang baru. Salah satu jalan pengaliran ialah ditelan oleh janin, diabsorpsi oleh uses dan dialirkan
ke plasenta, akhirnya masuk ke dalam peredaran darah ibu. Jalan ini kurang terbuka kalau anak
tidak menelan, seperti pada atresia esofagus, anensefal, atau tumor-tumor plasenta.

Pada anensefal dan spina bifida diduga bahwa hidramnion terjadi karena transudasi cairan dari
selaput otak dan selaput sumsum belakang.
Selain itu, anak anensefal tidak menelan. Pada kehamilan ganda mungkin disebabkan oleh salah
satu janin pada kehamilan satu telur jantungnya lebih kuat, dan karena itu juga, menghasilkan
banyak air kencing. Mungkin juga karena luasnya amnion lebih besar pada kehamilan ganda.
Pada hidramnion sering di temukan plasenta yang besar.

Gejala-gejala
Gejala-gejala disebabkan oleh tekanan oleh uterus yang sangat besar pada alat sekitarnya maka
timbul:
1. Sesak napas.
2. Edema labia, vulva, dan dinding perut.
3. Regangan dinding rahim sendiri menimbulkan nyeri. Gejala-gejala lebih menonjol pada
hidramnion yang akut.
4. Palpasi anak sulit.
5. Bunyi jantung sulit terdengar.

Diagnosis
Hidramnion harus dibedakan dari asites, kista ovarium, dan mola hidatidosa.
Untuk membantu diagnostik dan untuk mencari etiologi dibuat foto Rontgen atau ultrasonogram
yang dapat memperlihatkan anensefal dan kehamilan ganda.

Prognosis
Untuk anak kurang baik walaupun pada foto rontgen tidak tampak kelainan. Penyebab prognosis
yang kurang baik, yaitu:
1. Cacat bawaan.
2. Persalinan kurang bulan.
3. Prolapsus tali pusat.
4. Eritroblastosis, preeklamsi, dan diabetes.

Bahaya yang perlu diperhatikan, dapat terjadi:


1. Solusio plasenta.
2. Inersia uteri.
3. Perdarahan pascapersalinan.

Pengobatan
Hidramnion yang ringan tidak memerlukan terapi, dapat diberi sedatif dan diet pantang garam
kalau perlu.
Apabila ada dispneu dan pasien sukar berjalan sebaiknya ia dirawat.
Di rumah sakit ia diberikan istirahat rebah dan sedatif serta apabila pasien sangat menderita dan
kurang tertolong dengan usaha-usaha tersebut di atas dapat dilakukan punksi selaput janin
melalui serviks atau dinding perut.

Cairan hendaknya dikeluarkan dengan perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya solusio


plasenta.
Punksi biasanya disusul dengan persalinan.

OLIGOHIDRAMNION
Jika air ketuban kurang dari 500 cc, disebut oligohidramnion. Oligohidramnion kurang baik
untuk pertumbuhan janin karena pertumbuhan dapat terganggu oleh perlekatan antara kulit janin
dan amnion atau karena janin mengalami tekanan dinding rahim.

Gejala-gejala
1. Rahim lebih kecil dari sesuai dengan tuanya kehamilan.
2. Bunyi jantung anak sudah terdengar sebelum bulan ke-5 dan terdengar dengan lebih jelas
(dengan stetoskop).
3. Pergerakan anak dirasakan nyeri oleh ibu dan sering berakhir dengan partus prematurus.

Kistoma Ovarii
KISTOMA OVARII
Ovarium mempunyai potensi besar untuk menjadi tumor neoplastik dan keganasan, di samping
terjadi tumor yang timbul karena fungsinya dan disebut tumor non-neoplastik.

Tumor neoplastik dapat bersifat:


• Kistik ovarii dan solid tumor ovarii.
Di samping itu, terdapat tumor yang mengeluarkan hormonal, se- hingga dapat mengubah patrun
menstruasi endometrium dengan me- nimbulkan berbagai gejala tambahan.

Gejala klinik tumor ovarium


1. Pembesaran tumor
• Benjolan dan menimbulkan ketidaknyamanan.
• Dapat menimbulkan gangguan miksi dan defekasi.
• Gangguan sirkulasi darah menimbulkan edema tungkai.

2. Aktivitas hormonal
a. Mengganggu patrun menstruasi:
• Stein leventhal:
• Amenore atau oligomenore.
• Hirsutisme.
• Infertilitas.
• Obesitas.
• Granulosa sel tumor:
• Hiperestrogenemia-hipermenore.
• Mungkin korpus karsinoma. .
• Mama hipertropi besar dan sakit.
• Arenoblastoma (sertoli leyding sel tumor).
• Mengeluarkan androgen.
• Defeminisasi:
- Amenore, lemak tubuh berkurang. – Atropi mama.
- Maskulisasi—perubahan suara.

3. Gejala akibat komplilcasi tumor


a. Perdarahan dalam kista:
• Perlahan menimbulkan rasa sakit.
• Mendadak terjadi akut abdomen.

b. Torsi tangkai kista:


- Terjadi saat hamil atau pascapartum.
- Terjadi akut abdomen.

c Robekan dinding kista:


- Trauma langsung pada kista ovarii.
- Terjadi saat torsi kista.
- Menimbulkan perdarahan dan akut abdomen.

d. Infeksi kista:
- Menimbulkan gejala dolor, kolor, dan fungsiolesa.
- Perut tegang dan panas.
- Laboratorium menunjukkan gejala infeksi.

e. Degenerasi ganas:
- Keganasan ovarium silent killer. Diketahui setelah stadia lanjut, sedangkan perubahannya tidak
jelas.
- Gejala keganasan kista ovarii:
• Tumor cepat membesar.
• Berbenjol-benjol.
• Terdapat asites.
• Tubuh bagian atas kering, sedangkan bagian bawah terjadi edema tungkai.

f. Sindrom Meig dan sindrom pseudo Meig:


- Asites hidrothorak.
- Fibroma ovarii.

Dasar diagnosis
a. Berdasarkan keluhan:
- Discomfort perut bagian bawah.
Teraba benjolan pada perut bawah.

b. Pemeriksaan teraba tumor di luar uterus:


- Terpisah dengan uterus di luar uterus atau masih melekat.
- Konsistensi kistik atau solid.
- Permukaan dapat rata atau berbenjol-benjol.
- Masih dapat digerakkan atau terfiksir.

c. Dengan pemeriksaan tambahan:


- Ultrasonografi.
- Laparoskopi.
- Parasintesis cairan asites.
- Pemeriksaan rontgen.
Prinsip menghadapi tumor ovarium
a. Operasi untuk mengambil tumor: Dapat menjadi besar.
- Kemungkinan degenerasi ganas.
b. Saat operasi dapat didahului frozen section, untuk kepastian ganas dan tindakan operasi Iebih
lanjut.
c. Hasil operasi harus dilakukan pemeriksaan PA, sehingga kepastian klasifikasi tumor dapat
ditetapkan, untuk menentukan terapi.
d. Operasi tumor ganas diharapkan “debulking” (sitoreductive). – Pengambilan sebanyak
mungkin jaringan tumor sampai dalam Batas aman, diameter sekitar 2 cm.
- Lakukan TAH + Bil OS omentektomi.
e. Setelah mendapatkan radiasi atau kemoterapi dapat dilakukan operasi kedua, untuk mengambil
sebanyak mungkin jarirwan tumor.
f. Kistoma ovarii di atas umur 45 tahun, sebaiknya dilakukan operasi profilaksis:
- TAH + Bil SO.
- Omentektomi.

Presentasi Bokong (Breech Presentation)

PRESENTASI BOKONG (BREECH PRESENTATION)


Definisi Presentasi Bokong (Breech Presentation) adalah Presentasi janin dalam uterus, terutama
bokong.
Jenis presentasi terdiri dari bokong nyata (frank breech), bokong penuh (complete breech),
presentasi kaki (footling presentation).

Etiologi
Presentasi bokong mungkin disebabkan oleh beberapa keadaan yang mencegah versi normal
terjadi.

Penatalaksanaan
A. Sebelum 30-32 minggu kehamilan: Tidak signifikan

B. Saat 30-32 minggu kchamilan: Insidens—sebesar 14% janin mengalami presentasi bokong
1. Diskusikan dengan pasien implikasi presentasi bokong saat ini dan saat cukup bulan
2. Diskusikan tanda-tanda bahaya
3. Pastikan pasien mengetahui bahwa pasien berhak mendapatkan informasi dari tenaga
kesehatan mengenai posisi bayinya yang mengalami presentasi bokong
4. Anjurkan pasien melakukan latihan memutar bokong

C. Pada 36 minggu kehamilan


1. Pada kebanyakan kehamilan, janin mencapai posisi akhir saat 34 minggu kehamilan.
2. Saat kehamilan cukup bulan, hanya 3-4% presentasi janin berada pada posisi selain kepala.
3. Diskusikan pro dan kontra pelahiran bayi presentasi bokong melalui vagina dan seksio sesaria.
4. Rujuk ke dokter untuk mendiskusikan pilihan dan buat rencana. Versi ekstemal dapat
diusahakan saat 37 minggu kehamilan bila primipara dan saat 38 minggu sampai cukup bulan
bila multipara. Tindakan ini perlu dilakukan di rumah sakit, di bawah pengawasan USG, dengan
pemantauan yang tepat pada ibu dan janin.

Penyulit Persalinan: Penyimpangan Jalan


Lahir
Persalinan yang normal—eutasia—apabila ketiga faktor penting telah membuktikan kerja sama
yang baik sehingga persalinan berlangsung spontan, aterm, dan hidup. Keadaan demikian
menunjukkan bahwa ketiga faktor power (P), passage (P), dan passenger (P) telah bekerja sama
dengan baik tanpa terdapat intervensi sehingga persalinan berjalan dengan mulus. Dapat pula
ditambahkan faktor lainnya, seperti faktor kejiwaan penderita dan penolong tetapi kedua faktor
tambahan tidak banyak berfungsi dalam menentukan jalannya persalinan.

Dengan faktor 3 P, kemungkinan besar terdapat kelainan yang mempengaruhi jalannya


persalinan, sehingga memerlukan intervensi persalinan untuk mencapai well born baby dan well
health mother. Persalinan yang memerlukan bantuan dari luar karena terjadi penyimpangan dari
3 P disebut persalinan distosia.
Kelainan yang terdapat pada masing-masing faktor dapat dirinci sebagai berikut:
1. Power. kekuatan his dan mengejan.
His:
• Inersia uteri: primer, sekunder.
• Tetania uteri.
• His yang tidak terkoordinasi.
• Kelelahan ibu mengejan.
• Salah pimpinan kala kedua.

2. Passage: jalan lahir.


• Kelainan bentuk panggul.
• Kesempitan panggul.
• Ketidakseimbangan sefalopelvik.
• Kelainan jalan lahir lunak.

3. Passenger
• Kelainan bentuk dan besar janin: anensefalus, hidrosefalus, janin mak-rosomia.
• Kelainan pada letak kepala: presentasi puncak, presentasi muka, presentasi dahi, kelainan posisi
oksiput.
• Kelainan letak janin: letak sUngsang; letak lintang dan atau letak mengolak; presentasi rangkap
(kepala tangan, kepala kaki, kepala tali pusat).

4. Tumor pada jalan lahir:


• Kelainan tulang pada jalan lahir.
• Tumor yang berasal dari: indung telur. otot rahim (mioma uteri) terfiksir pada pelvik minor.
• Tumor yang berasal dari vagina.
His (kekuatan kontraksi otot rahim)
His normal mempunyai sifat:
• Kontraksi otot rahim mulai dari salah saw tanduk rahim.
• Fundal dominan, menjalar ke seluruh otot rahim.
• Kekuatannya seperti memeras isi whim.
• Otot rahim yang telah berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga terjadi retraksi
dan pembentukan segmen bawah rahim.

Kelainan kontraksi otot rahim adalah:


1. Inersia uteri.
His yang sifatnya lemah. pendek. dan jarang dari his normal yang terbagi menjadi:
a. Inersia uteri primer.
• Bila sejak semula kekuatannya sudah lemah

b. Inersia uteri sekunder.


• His pernah cukup kuat, tetapi kemudia melemah.
• Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, pada
bagian terendah terdapat kaput, dan mungkin ketuban telah pecah.

His yang lemah dapat menimbulkan hahaya terhadap ibu maupun janin sehingga memerlukan
konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit. puskesmas atau dokter spesialis.

2. Tetania uteri.
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan relaksasi otot rahim.
Akibat dari tetania uteri dapat terjadi:

a. Persalinan presipitatus.
Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibatnya mungkin fatal:
• Terjadi persalinan tidak pada tempatnya.
• Terjadi trauma janinpkarena tidak terdapat persiapan dalam persalinan.
• Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan, inversio uteri.

b. Tetania uteri menyebabkan asfiksia intrauterin sampai kematian janin dalam rahim.
3. Inkoordinasi kontraksi otot rahim.
Keadaan inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim
untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengusiran janin dari dalam rahim.

Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah:


• faktor usia penderita relatif tua
• pimpinan persalinan
• karena induksi persalinan dengan oksitosin
• rasa takut dan cemas.

Bagaimana bidan menangani kelemahan his primer maupun sekunder di tengah masyarakat?
Dalam menghadapi persalinan, bidan melakukan observasi yang meliputi his (H), kortonen (C),
lingkaran Bandle (B), dan penurunan (P) yang sangat penting sehingga terjadinya perubahan
yang dapat merugikan menjadi titik awal evaluasi untuk menetapkan sikap menyelesaikan
persalinan.

Dengan anjuran untuk melakukan pertolongan persalinan memakai partograf WHO, diharapkan
penderita dapat dikirim pada saat mencapai garis waspada sehingga keadaan janin dan ibu tiba di
rumah sakit yang mempunyai fasilitas dalam keadaan optimal. Metode partograf tersebut
diharapkan dapat memperkecil kejadian persalinan kasep (terlantar) yang mempunyai angka
kesakitan dan kematian yang tinggi pada ibu mauptin janin.
Dengan dasar itu diharapkan bidan di desa dapat meningkatkan pertolongan persalinan dengan
partograf WHO, melakukan observasi, melakukan evaluasi, dan selanjutnya meningkatkan usaha
untuk melakukan rujukan.

Passage atau jalan lahir


Jalan lahir merupakan komponen yang sangat penting dalam proses persalinan yang terdiri dari
jalan lahir tulang dan jalan lahir lunak. Proses persalinan merupakan proses mekanis yang
melibatkan tiga faktor, yaitu jalan lahir, kekuatan yang mendorong, dan akhirnya janin yang
didorong dalam satu mekanis tertentu dan terpadu. Dari ketiga komponen tersebut hanya
kekuatan (his dan mengejan) yang dapat dimanipulasi dari luar tanpa membahayakan janin
dalam proses persalinan.

Jalan lahir merupakan komponen yang tetap. artinya dalam konsep obstetri modern tidak diolah
untuk dapat melancarkan proses persalinan kecuali jalan lunak pada keadaan tertentu tanpa
membahayakan janin. Jalan lahir tulang mempunyai kriteria sebagai berikut:
• Pintu atas panggul dengan distansia transversalis kanan kiri lebih panjang dari muka belakang.
• Mempunyai bidang tersempit pada spina ischiadica.
• Pintu bawah panggul terdiri dari dua segi tiga dengan dasar pada tuber ischii, ke depan dengan
ujung simfisis pubis, ke belakang ujung sacrum.
• Pintu atas panggul menjadi pintu hawah panggul, seolah-olah herputar sembilan puluh derajat.
• Jalan lahir depan panjang 4,5 cm sedangkan jalan lahir belakang panjangnya 12,5 cm.
• Secara keseluruhan jalan lahir merupakan corong yang melengkung ke depan, mempunyai
bidang sempit pada spina ischiadica, terjadi perubahan pintu atas panggul lehar kanan kiri
menjadi pintu hawah panggul dengan lebar ke depan dan belakang yang terdiri dari dua segitiga.

Dengan demikian jalan lahir tulang sangat menentukan proses persalinan apakah dapat
berlangsung melalui jalan biasa atau melalui tindakan operasi dengan kekuatan dari luar. Yang
perlu mendapatkan perhatian bidan di daerah pedesaan adalah kemungkinan ketidakseimbangan
antara kepala dan jalan lahir dalam bentuk disproporsi sefalopelvik. Sehagai kriteria
kemungkinan tersehut terutama pada primigravida dapat diduga bila dijumpai:
• Kepala janin belum turun pada minggu ke 36 yang disebabkan janin terlalu hesar, kesempatan
panggul, terdapat lilitan tali pusat dan terdapat hidrosefalus.
• Kelainan letak: letak lintang, letak sungsang.
• Pada multipara kemungkinan kesempitan panggul dapat diduga riwayat persalinan yang huruk
dan persalinan dengan tindakan operasi.
Dengan mempertimbangkan keadaan tersehut dapat diperkirakan persalinan akan mengalami
kesulitan sehingga perlu dikonsultasikan atau segera dirujuk agar mendapatkan penanganan yang
adekuat.

Kelainan pada jalan lahir lunak dapat terjadi gangguan pemhukaan terutama:
1. Serviks.
a. Serviks’yang kaku.
• Terdapat pada primi tua primer atau sekunder.
• Serviks yang mengalami banyak cacat perlukaan (sikatrik).

b. Serviks gantung.
• Osteum uteri eksternum terbuka lebar, namun osteum uteri internum tidak dapat terbuka.

c. Serviks konglumer.
• Osteum uteri internum terbuka, namun osteum uteri eksternum tidak terbuka.

d. Edema serviks.
• Terutama karena kesempitan panggul, serviks terjepit antara kepala dan jalan lahir sehingga
terjadi gangguan sirkulasi darah dan cairan yang menimbulkan edema serviks.

e. Serviks duplek karena kelainan kongenital.

2. Vagina.
Kelainan vagina yang dapat mengganggu perjalanan persalinan:
• Vagina septum: transvaginal septum vagina, longitudinal septum vagina.
• Tumor pada vagina.

3. Himen dan perineum.


Kelainan pada himen imperforata, atau himen elastik pada perineum terjadi kekakuan sehingga
memerlukan episiotomi yang luas.
Passenger (janin dan plasenta)
Kepala janin (bayi) merupakan bagian penting dalam proses persalinan dan memiliki ciri sebagai
berikut:
• Bentuk kepala oval, sehingga setelah bagian besarnya lahir, maka bagian lainnya lebih mudah
lahir.
• Persendian kepala berbantuk kogel, sehingga dapat digerakkan ke segala arah, dan memberikan
kemungkinan untuk melakukan putar paksi dalam.
• Letak persendian kepala sedikit ke belakang, sehingga kepala melakukan fleksi untuk putar
paksi dalam.

Setelah persalinan kepala, badan janin tidak akan mengalami kesulitan. Pada beberapa kasus
dengan anak yang besar pada ibu dengan diabetes melitus, terjadi kemungkinan kegagalan
persalinan bahu. Persalinan bahu yang berat cukup berbahaya karena dapat terjadi asfiksia.
Persendian leher yang masih lemah dapat merusak pusat-pusat vital janin yang berakibat fatal.
Pada letak sungsang dengan mekanisme persalinan kepala dapat mengalami kesulitan karena
persalinan kepala terbatas dengan waktu sekitar 8 menit dan tulang dasar kepala tidak
mempunyai mekanisme maulage, yang dapat memperkecil volume tanpa merusak jaringan otak.
Dengan demikian persalinan kepala pada letak sungsang atau versi ekstraksi letak lintang harus
dipertimbangkan agar tidak menimbulkan morbiditas yang lebih tinggi.
Persalinan fisiologis menempati jumlah terbesar 97% dengan oksiput bertindak sebagai
hipomoklion, dan lingkaran suboksipito- bregmatika sebesar 32 cm melalui jalan lahir. Berbagai
posisi kepala janin dalam kondisi defleksi dengan lingkaran yang melalui jalan lahir bertambah
panjang sehingga menimbulkan kerusakan yang makin besar. Pada keadaan presentasi rangkap
karena volume janin yang melalui jalan lahir makin besar, di samping terjadi jepitan bagian
kecil, yang dapat menimbulkan persoalan baru. Kedudukan rangkap yang paling berbahaya
adalah antara kepala dan tali pusat, sehingga makin turun kepala makin terjepit tali pusat,
menyebabkan asfiksia sampai kematian janin dalam rahim.

Tumor pada jalan lahir


Tumor jalan lahir dapat menghalangi proses persalinan dengan jalan menghalangi turunnya
kepala atau bagian terendah. Tumor berasal dari ovarium yang bertangkai, mioma uteri yang
bertangkai, sehingga dalam perjalanan persalinan dapat terfiksir di pelvis minor. Tumor yang
berasal dari vagina sebagian besar dalam bentuk kista, sehingga tidak banyak mengganggu
perjalanan persalinan, hanya dengan jalan mengeluarkan isinya melalui pungsi.
Untuk dapat mengetahui secara dini terjadinya proses persalinan distosia, dilakukan evaluasi
setiap faktor yang mengalami kelainan pungsi. sehingga persalinan yang berjalan abnormal dapat
diketahui dengan past’.

Bentuk intervensi dari luar yang dapat dipertimbangkan adalah:


I. Melakukan induksi persalinan.
• Memecahkan ketuban
• Memberikan suntikan/infus oksitosin atau lainnya

2. Menyelesaikan persalinan dengan tindakan operasi pervaginam.


• Persalinan dengan ekstraksi vakum atau ekstraksi forsep
• Pertolongan persalinan letak sungsang atau lintang

3. Pertolongan persalinan dengan seksio sesarea.


Upaya menyelesaikan pertolongan persalinan dengan intervensi kekuatan dari luar bukan tugas
utama bidan, sehingga setiap persalinan yang diduga akan mengalami kesulitan sudah dirujuk ke
pusat dengan fasilitas yang mencukupi.

Cara Menyusui yang Benar


Sebaiknya, bayi normal diberi ASI segera sesudah ibu dapat menyusui, misalnya 1-3 jam
sesudah melahirkan. Hal ini dilakukan untuk mencegah kekurangan kadar gula darah pada bayi.
Kadang, ASI belum keluar, yang keluar adalah kolostrum (tahap permulaan dari ASI, berwarna
putih kekuningan).
Kolostrum jangan dibuang dan tetap diberikan pada bayi sebab banyak mengandung zat
kekebalan. Diusahakan ASI diberikan sampai umur dua tahun dan minimal empat bulan, tanpa
diberikan makanan tambahan. Meneteki bayi segera setelah melahirkan juga membantu
mempercepat proses pengecilan rahim secara alami dan mengurangi bahaya perdarahan sesudah
melahirkan. Sebaiknya,ASI diberikan sampai bayi kenyang, yang biasanya membutuhkan waktu
5-10 menit. Jika baru menetek beberapa menit dan sudah tertidur, bayi perlu dirangsang untuk
melanjutkan mcnyusu. Jika dengan satu sisi payudara bayi belum kenyang, bayi perlu diberi ASI
dari payudara yang lain.

Bayi yang belum puas minum biasanya akan minta minum kembali sesudah 2 1/2-3 1/2 jam
kemudian. Sebaiknya, satu payudara dihabiskan sampai kosong. ASI yang diberikan atas
permintaan bayi, berlaku bagi ibu yang dapat mengasuh bayinya sepanjang hari sehingga ASI
dapat diproduksi lebih banyak. Menyusui menurut jadwal tertentu menyebabkan produksi ASI
berkurang karena pengosongan payudara juga kurang, tetapi hal ini terpaksa dilakukan oleh ibu
yang bekerja.

1.Sanggah payudara kiri ibu dengan keempat jari tangan kanan di bawahnya dan ibu jari di
atasnya, tetapi tidak di bagian yang berwarna hitam.
2.Sentuh mulut bayi dengan puting susu, tunggu sampai bayi membuka mulutnya lebar-lebar.
3.Tengadahkan sedikit kepala bayi dan segera masukkan seluruh puting susu serta sebanyak
mungkin daerah yang kehitaman ke dalam mulut bayi, sehingga puting susu terletak di antara
lidah dan langit-langit mulut bayi. Dekap bayi ke tubuh dengan lengan kiri. Ujung hidung bayi
harus menyentuh payudara. Dengan ibu jari, tekan sedikit bagian atas payudara kiri agar bayi
dapat bernapas dengan baik.
4. Lepaskan isapan bayi setelah selesai menyusu, tekan dagunya atau pijat hidungnya. Atau
masukkan jari kelingking yang bersih ke sudut mulutnya. Setelah itu, sebelum menyusui dengan
payudara sebelahnya, serdawakan bayi agar ia tidak muntah (gumoh). Cara menyusui yang tepat
harus dilakukan ibu agar pengeluaran ASI tidak terganggu dan bayi dapat menggunakan
kemampuan untuk memperoleh kenyamanan pada saat menyusu pada ibunya. Pada saat
menyusui, usahakan ibu dalam keadaan tenang dan bebas gangguan psikologis (misalnya, sedih
dan keluarga tidak harmonis).

Larangan untuk memberikan ASI


Sekalipun upaya untuk memberikan ASI digalakkan tetapi pada beberapa kasus pemberian ASI
tidak dibenarkan:

1. Faktor dari ibu.


• Ibu dengan penyakit jantung yang berat, akan menambah beratnya penyakit ibu.
• Ibu dengan pre-eklampsia dan eklampsia, karena banyaknya obat-obatan yang telah diberikan,
sehingga dapat mempengaruhi bayinya.
• Penyakit infeksi berat pada payudara, sehingga kemungkinan menular pada bayinya.
• Karsinoma payudara mungkin dapat menimbulkan metastasis.
• Ibu dengan psikosis, dengan pertimbangan kesadaran ibu sulit diperkirakan sehingga dapat
membahayakan bayi.
• Ibu dengan infeksi virus.
• Ibu dengan TBC atau lepra.

2. Faktor dari bayi.


• Bayi dalam keadaan kejang-kejang, yang dapat menimbulkan bahaya aspirasi ASI.
• Bayi yang menderita sakit berat, dengan pertimbangan dokter anak tidak dibenarkan untuk
mendapatkan ASI.
• Bayi dengan berat badan lahir rendah, karena refleks menelannya sulit sehingga bahaya aspirasi
mengancam.
• Bayi dengan cacat bawaan yang tidak mungkin menelan (labiokisis, palatognatokisis,
labiognatopalatokisis).
• Bayi yang tidak dapat menerima ASI, penyakit metabolisme seperti alergi ASI.
Pada kasus tersebut di atas untuk memberikan ASI sebaiknya dipertim-bangkan dengan dokter
anak.

3. Keadaan patologis pada payudara.


Pada rawat gabung dapat diharapkan bahwa kemungkinan stagnasi ASI yang dapat menimbulkan
infeksi dan abses dapat dihindari. Sekalipun demikian masih ada keadaan patologis payudara
yang memerlukan konsultasi dokter sehingga tidak merugikann ibu dan bayinya. Keadaan
patologis yang memerlukan konsultasi adalah:
• Infeksi payudara
• Terdapat abses yang memerlukan insisi
• Terdapat benjolan payudara yang membesar saat hamil dan menyusui
• ASI yang bercampur dengan darah.
Memperhatikan hal-hal yang disebutkan di atas sudah wajarlah bila payudara yang sangat vital
dipelihara sebagaimana mestinya. Salah satu tugas utama wanita adalah memberikan ASI yang
merupakan tugas alami yang hakiki.

Penyebab dan penatalaksanaan nyeri uluhati


pada kehamilan
Refluks asam atau ‘nyeri uluhati’ (heartburn) yang terjadi selama kehamilan merupakan masalah
yang relatif sering dijumpai dan mengenai 45-85 persen ibu hamil (Broussard & Richter, 1998).
Penanganan gejalanya dapat dilakukan lewat penyesuaian gaya hidup atau salah satu dari
beragam obat yang sebagian besar di antaranya tersedia di toko-toko obat. Refluks lambung
cenderung terjadi untuk pertama kalinya pada kehamilan karena adanya perubahan dalam traktus
gastrointestinal bagian atas yang mencapai taraf maksimalnya pada kehamilan sekitar 36
minggu.

Konsekuensi perubahan ini adalah:


- sfingter esofagus distal yang tidak bekerja dengan efektif;
- motilitas dan tonus lambung yang menurun;
- pengosongan lambung yang lambat.
Relaksasi traktus gastrointestinal selama kehamilan disebabkan oleh perubahan
hormonal:
- peningkatan kadar progesteron;
- penurunan kadar motilin (hormon traktus gastrointestinal);
- peningkatan kadar enteroglukagon (hormon traktus gastrointestinal);

Perubahan ini akan meningkatkan bahaya aspirasi lambung selama anestesi. Dalam tempo tiga
tahun ini, aspirasi isi lambung pada saat dilakukannya anestesi umum menjadi penyebab utama
kematian ibu yang sebenarnya bisa dihindari. Untuk mengurangi bahaya ini, sebagian dokter
spesialis anestesi memberi obat-obat yang mengurangi keasaman dan volume isi lambung pada
semua wanita yang sedang bersalin serta cenderung memerlukan tindakan bedah emerjensi pada
saat persalinannya itu.

Sebelum menjalani pembiusan, ibu hamil dapat menerima:


- metoklopramid untuk mengurangi isi lambung;
- ranitidin;
- natrium sitrat.
(Brunton, 1996; Rowe, 1997).

Kepada ibu hamil harus diingatkan bahwa mereka dapat mengalami refluks isi lambung dalam
stadium terakhir kehamilannya dan disarankan untuk mengurangi distensi lambungnya dengan
makan sedikit-seeing dan memakan buah serta meminum cairan pada saat yang berbeda dengan
waktu makan. Keasaman lambung dapat dikurangi dengan berhenti merokok dan mengatur
dietnya. Duduk membungkuk atau berbaring rata, mengunyah permen dan makan makanan yang
berlemak akan meningkatkan refluks.

Jika digunakan obat-obatan untuk mengurangi sekresi atau aktivitas asam lambung, fungsi asam
lambung yang normal akan terganggu. Hal ini penting khususnya bila obat-obatan tersebut
diberikan dalam waktu yang lama.

Faktor yang meningkatkan keasaman lambung


- alkohol
- kafein
- hipoglikemia (melewatkan waktu makan)
- asupan kalsium yang linggi (termasuk penggunaan beberapa preparat antasid)
- adrenalin/epinefrin (yang dilepaskan dalam keadaan marah)

Pustaka
Farmakologi Kebidanan Oleh Sue Jordan

Gangguan Kesehatan Yang Berhubungan


Dengan Makanan (Diet)
Pantang makanan tertentu merupakan tindakan pencegahan dan pengobatan yang terbaik bagi
penyakit-penyakit tertentu pula. Berikut ini beberapa di antara penyakit-penyakit tersebut:
Kekurangan Darah (Anemia)
Penderita kekurangan darah memiliki darah yang encer. Penyakit ini timbul jika seseorang
kehilangan darah atau darah yang dirusak lebih cepat daripada kemampuan tubuh untuk
menggantikannya. Hilangnya darah itu luka lebar. borok lambung dengan perdarahan, atau
penyakit disentri dapat menyebabkan kekurangan darah. Begitu pula, perdarahan bulanan (haid)
pada wanita akan menyebabkan kekurangan darah jika is tidak makan yang diperlukan oleh
tubuhnya. Kekurangan daging, sayuran berwarna hijau gelap dan makanan lain yang kaya akan
zat besi dapat menyebabkan kekurangan darah atau memperburuk keadaan kekurangan darah.

Pada anak-anak, penyakit kekurangan darah dapat terjadi karena makanan mereka kekurangan
zat besi, atau karena pernberian air susu ibu atau susu botol kepada bayi setelah 6 bulan tanpa
memberikan makanan tambahan lain. Penyebab utama dad kekurangan darah yang berat pada
anak-anak ialah infeksi cacing tambang, penyakit mencret menahun dan disentri.

Penyakit malaria yang menghancurkan sal-sel darah merah dapat pula menyebabkan kekurangan
darah.
Tanda-tanda kekurangan darah:
- kulit pucat dan tembus pandang (transparan)
- pucat dibalik kelopak mata
- gusi pucat
- kuku-kuku jari tangan berwarna putih (pucat)
- lemah dan letih
- jika kekurangan darahnya parah, wajah dan kaki dapat membengkak, denyut jantung menjadi
cepat dan penderita mengalami sesak nafas.

Pancegahan dan pengobatan kekurangan darah:


- Makan makanan yang banyak mengandung zat besi. Daging, telur, ikan dan ayam mempunyai
kadar zat besi yang tinggi. Hati mengandung kadar zat besi yang sangat tinggi. Sayuran berwarna
hijau gelap, buncis, kacang polong dan kacangan lain juga mengandung zat besi.
- Jika sulit mendapatkan makanan yang mengandung zat besi, atau jika penyakitnya parah, maka
penderita harus minum zat besi (pil Ferro sulfat). Cara ini terutama panting bagi wanita hamil
yang menderita kekurangan darah. Hampir pada semua kejadian kekurangan darah, tablet Ferro
sulfat atau sulfas ferrosus lebih manjur dibandingkan dengan sad hati atau vitamin B12.
Sebagaimana umumnya, zat besi harus diberikan melalui mulut, bukan dengan jalan suntikkan,
karena suntikan zat besi berbahaya.
- Jika penyakit kekurangan darah disebabkan oleh disentri (mencret dengan darah), cacing
tambang, malaria dan penyakit lain, maka penyakit-penyakit yang menjadi penyebab tersebut
harus diobati pula.
- Jika penyakit kurang darahnya berat dan tidak membaik, mintalah pertolongan dokter.
Tindakan ini sangat panting terutama bagi ibu hamil. Banyak wanita menderita kekurangan
darah karena kurang makan makanan yang mengandung zat besi untuk menggantikan darah yang
hilang selama mendapat bulanan (haid) atau ketika melahirkan anak. Wanita yang kekurangan
darah menghadapi bahaya lebih besar jika mengalami keguguran dan perdarahan ketika
melahirkan. Oleh karena itu, para ibu harus makan buncis, sayuran berwarna hijau gelap, dan
sebanyak mungkin daging, ayam dan telur, terutama selama ibu mengandung. Keluarga
berencana yang menganjurkan jarak kehamilan 2 sampai 3 tahun akan memulihkan kekuatan ibu
dan memberi kesempatan untuk membentuk darah baru.

Memeriksa tekanan darah (tensi)


Pemeriksaan tensi darah penting pada keadaan berikut:
- Ibu hamil, sebelum dan sesudah melahirkan.
- Pasien kehilangan darah banyak.
- Pasien dalam keadaan shock.
- Usia lebih dari 40 tahun.
- Obesitas.
- Diketahui tekanan darah tinggi sekeluarga.
- Setiap orang dengan gangguan jantung, kesulitan nafas, shock, sakit kepala yang berulang,
bengkak, kencing manis, sakit saluran kencing, pembesaran dan atau pembengkakan darah vena.

Normal
Tekanan darah normal orang dewasa rata-rata 120/80 (100/60 sampai 140/90 masih dianggap
normal). Biasanya tekanan darah bawah (diastole) lebih penting dalam diagnosa. Misalnya
tekanan darah setinggi 140/85 mm Hg, hal ini tidak begitu berarti. Tetapi jika tekanan bawah
(diastole) lebih dari 100, biasanya memerlukan pengobatan (misalnya 135/110 mm Hg).

Pada orang dewasa dengan tekanan darah rendah (90/60 sampai 110/70) itu berarti orang
tersebut normal dan usia hidupnya akan lebih panjang. Juga jarang mengalami gangguan jantung.

Cara mengukur tensi darah:


1. Pasien harus dalam keadaan santai. Baru olah raga, marah, atau kebingungan akan menaikkan
tekanan darah sehingga memberi nilai baca palsu.
2. Ikatkan kain tekanan pada lengan atas dan tutup kunci katup tensimeter.
3. Pompa terus sampai di atas 200 milimeter.
4. Stetoskop diletakkan pada bagian dalam siku-siku.
5. Dengarkan baik-baik dan kunci tensimeter dibuka pelan-pelan. Jarum penunjuk pada
tensimeter akan menunjukkan angka pada saat terdengar suara pulsa denyutan jantung.
6. Bacaan pertama denyutan jantung. Ini adalah kontraksi otot jantung yang mendesak darah
masuk arteh. Pada orang normal, biasanya sekitar 110 – 120 mm.
7. Kunci tensimeter terus.dibuka dengan pelan-pelan. Bacaan kedua adalah pada saat denyutan
jantung mulai terdengar samar-samar atau menghilang. lni namanya tekanan diastole, biasanya
normal pada 60 – 80 mm.

Tekanan darah tinggi


Tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat menimbulkan banyak permasalahan, seperti penyakit
jant ung, ginjal dan penyakit pembuluh darah otak (stroke).
Tanda-tanda penyakit tekanan darah tinggi:
- sakit kepala yang berulang-ulang
- jantung berdebar-debar dan sesak nafas ketika gerak badan atau melakukan pekerjaan ringan.
- merasa lemah dan pusing tujuh keliling (vertigo)
- kadang-kadang sakit pada dada dan bahu
ALAT PENGUKUR TEKANAN DARAH
Semua tanda-tanda penyakit tersebut di atas dapat pula disebabkan oleh penyakit lain. Oleh
karena itu, jika seseorang mengira dirinya menderita tekanan darah tinggi, ia harus pergi ke
petugas kesehatan dan minta agar tekanan darahnya diukur.

Mencegah atau mengatasi tekanan darah tinggi:


- Orang yang mempunyai berat badan berlebih harus mengurangi beratnya.
- Hindari makanan berlemak (terutama lemak babi) dan makanan yang mengandung banyak
tepung dan gula. Pakailah selalu minyak sayur, jangan menggunakan minyak babi.
- Kurangi makan garam atau tidak makan garam sama sekali.
- Apabila tekanan darahnya sangat tinggi, petugas kesehatan dapat memberikan obat untuk
menurunkannya. Banyak penderita yang ge-muk dapat menurunkan tekanan darah mereka
dengan mengurangi berat badan, dan membiasakan hidup santai.

Kegemukan (Obesitas)
Terlalu banyak lemak bukan merupakan keadaan yang sehat, karena dapat menimbulkan tekanan
darah tinggi, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah otak, gangguan kandung empedu,
kencing manis, peradangan sendi pada tungkai dan kaki dan gangguan lainnya. Orang yang
gemuk harus mengurangi berat badannya dengan: – tidak makan makanan berlemak atau minyak
seperti kulit ayam/itik, makanan gorengan;
- kurangi makan gula atau makanan yang manis, snack.
- jangan makan terlalu cepat dan banyak, terutama hindari makanan yang mengandung tepung,
seperti jagung, roti, kentang, beras, singkong, ketela, dan lain-lain. Orang gemuk tidak boleh
makan lebih dart setengah piring nasi setiap kali makan. Akan tetapi, mereka dapat makan
banyak buah-buahan, sayuran dan da-ging yang tidak berlemak. Dan jangan berpuasa makan satu
kali, karena akan justru lebih lapar sesudahnya dan makan lebih banyak.
- lebih banyak melakukan gerak badan; jalan-jalan balk di rumah atau ke kantor; gunakan tangga
daripada lift lentur; berkebun; senam pagi dan keliling sekitar rumah waktu pagi/sore.

Untuk mengurangi berat badan, makanlah separoh dari yang anda makan sekarang dan lebih
banyak bergerak badan

Kencing manis (Diabetes mellitus)


Penderita penyakit kencing manis mengandung terlalu banyak gula dalam darahnya.

Tanda-tanda penyakit kencing manis:


- perasaan haus terus-menerus
- buang air kecil yang sering dan banyak
- keletihan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
- rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun

Dan pada keadaan yang berat:


- menurunnya berat badan
- patirasa (kesemutan) atau sakit pada tangan atau kaki
- borok pada kaki yang tidak mau sembuh
- hilangnya kesadaran
Semua tanda ini dapat juga disebabkan oleh penyakit lain. Untuk mengetahui apakah seseorang
menderita penyakit kencing manis, maka air kencingnya harus diperiksa. Karena kencing
penderita penyakit kencing manis ini rasanya manis, maka tempat bekas kencingnya sering
dikerumuni semut. Ini dapat diperhatikan di kamar mandinya dan sering merupakan petunjuk
penting.

Cara lain untuk menguji air kencing ialah dengan menggunakan kertas tertentu (misalnya,
Uristix dapat dibeli di apotik). Jika warna kertas ini berubah ketika dicelupkan ke dalam air
kencing, maka kencing tersebut mengandung gula.

Apabila seseorang menderita penyakit kencing manis setelah berusia 40 tahun, seringkali
penyakit ini dapat dikontrol tanpa perlu obat-obatan, melainkan hanya dengan memperbaiki
aturan makanannya (diet). Aturan makanan (diet) bagi penderita kencing manis sangat panting
dan harus ditaati dengan seksama sepanjang hidupnya.

Aturan makan untuk penderita kencing manis:


Orang gemuk yang menderita kencing manis harus mengurangi beratnya sampai mencapai
normal. Penderita kencing manis tidak boleh makan gula atau makanan yang manis. Mereka
harus makan makanan dengan kadar protein tinggi (telur, ikan, buncis, sayuran berwarnya hijau
gelap, kacangkacangan, daging tidak berlemak, dan lain-lain), dan makanan yang kadar
tepungnya rendah. Sebagian penderita kencing manis terutama yang berusia muda – memerlukan
obat khusus (insulin).

Borok Lambung, Perasaan Terbakar di Ulu Hati dan Kelebihan Asam di Lambung
Kelebihan asam lambung dan perasaan terbakar di ulu hati seringkali terjadi akibat makanan
berlemak atau akibat minum terlalu banyak alkohol. Keadaan ini menyebabkan lambung
menghasilkan tambahan asam, yang menimbulkan rasa tidak enak (rasa penuh, sebah) atau
‘terbakar’ pada lambung atau bagian tengah dada. Sebagian orang mengacaukan perasaan
terbakar di ulu hati ini sebagai gangguan jantung, dan bukan sebagai kelebihan asam lambung.

Kelebihan asam lambung yang berlarut-larut atau berulang-ulang merupakan tanda peringatan
untuk borok lambung atau usus. Borok lambung/usus merupakan luka menahun pada lambung
atau usus halus, dan disebabkan oleh asam lambung yang beriebih.

Penyakit ini dapat diketahui dengan adanya rasa nyeri yang menahun dan tumpul (kadang-
kadang menusuk) pada ulu hati. Seringkali rasa nyeri berkurang setelah penderita makan atau
minum susu. Seringkali serangan nyeri semakin bertambah jika penderita terlambat makan 2 atau
3 jam, atau setelah is minum alkohol atau makan makanan berlemak atau pedas. Rasa nyeri
sering semakin bertambah pada malam hari.

Pada keadaan borok lambung yang parah, dapat terjadi muntah yang kadang-kadang disertai
darah. Kotoran yang mengandung darah dari boroi(tersebut biasanya berwarna hitam, seperti
aspal.
Pencegahan dan pengobatan:
- Makanlah makanan yang menyembuhkan dan jangan makan makanan yang mengganggu borok
tersebut:

Makanan yang menyembuhkan borok:


- Minum 2 galas air sebelum & sesudah makan. Minumlah yang banyak sepanjang hari.
- Keju
- Kepala susu (rum)
- Havermout
- Pisang

Makanan yang tidak berbahaya:


- Telor rebus
- Biskuit (roti marie)
- Kentang rebus
- Ketela
- Supermie
- Pisang yang masak

Makanan yang membuat borok semakin parah:


- Minuman keras
- Kopi
- Rokok
- Cabai dan merica
- Makanan berlemak
- Minuman yang mengandung soda (coca- cola, dan lain-lain).

PERHATIAN:
1. Susu dahulu dianggap salah satu obat terbaik bagi borok lambung. Pendapat tersebut sekarang
telah ditinggalkan. Jangan minum susu sebagai obat borok lambung. Hal ini disebabkan karena
ternyata susu dapat meningkatkan produksi asam lambung, bukan sebaliknya.
2. Jangan minum obat-obat tertentu seperti tablet Fe (besi), aspirin, corticosterroid, bahkan
antacid seperti sodium bicarbonat karena hanya mempunyai pengaruh sementara, lalu segera
diikuti rangsangan lebih banyak sekresi asam lambung.
3. Obat antacid yang paling aman adalah magnesium dan aluminium hidroxida.
Sangatlah penting segera obati borok lambung. Kalau dibiarkan penyakit ini akan menjadi lebih
berbahaya seperti terjadi perdarahan dan peritonitis. Borok lambung biasanya akan lebih baik
bila pasien dapat mengatur cara makannya (makan lebih sering dalam porsi kecil) dan
minumannya (minum lebih banyak). Hidup lebih hati-hati; hindari stress, suka marah dan
gelisah. Semua ini meningkatkan sekresi asam lambung.

Cobalah belajar hidup lebih rilex dan tentram, diikuti dengan pengobatan sehingga akan
mencegah kambuhnya penyakit ini. Pengobatan awal borok lambung atau borok usus merupakan
tindakan yang penting. Kalau tidak, penyakit ini dapat menimbulkan radang selaput perut atau
perdarahan yang berbahaya. Borok lambung biasanya akan membaik jika penderita berhati-hati
dengan makanan dan minumannya. Kemarahan, ketegangan dan kegelisahan dapat
memperburuk keadaan. Belajarlah hidup santai dan tetap tenang. Perhatian sepenuhnya sangat
diperlukan supaya borok lambung tidak kambuh kembali.

Cara yang lebih baik ialah menghindari penyakit borok lambung dan usus dengan cara makan
dengan bijaksana, tidak minum minuman keras dan tidak merokok.

Sembelit (konstipasi)
Seorang yang kotorannya keras dan tidak dapat buang air besar selama 2 hari atau lebih
dikatakan menderita sembelit. Sembelit seringkali disebabkan karena makanan yang kurang tepat
(terutama kurang makan buah-buahan, sayuran hijau atau makanan dengan serat alami), atau
karena kurangnya gerak badan.
Minum lebih banyak air dan makan lebih banyak buah-buahan, sayuran serta makanan dengan
serat alami (seperti singkong dan jagung) lebih balk daripada minum obat urus-urus (cuci perut).
Orang yang berusia lanjut harus lebih sering berjalan-jalan dan melakukan gerak badan agar
buang air besarnya teratur.
Seseorang yang tidak dapat buang air besar selama 3 hari atau lebih, dan tidak menderita
gangguan berupa nyeri yang menusuk pada perutnya, dapat minum obat pencuci perut yang
ringan (seperti susu magnesia atau megnesium hidroxidal). Akan tetapi, jangan terlalu sering
menggunakan obat pencuci perut.

Jangan sekali-kali memakai obat pencuci perut yang keras, terutama Jika ada nyeri perut.

Penyakit gondok (Pembengkakan atau benjolan pada leher)


Penyakit gondok adalah pembengkakan atau benjolan besar pada leher sebelah depan (pada
tenggorokan) dan terjadi akibat pertumbuhan kelehjar gondok yang tidak normal. Kebanyakan
penyakit gondok disebabkan oleh kekurangan yodium dalam makanan. Demikian pula,
kukurangan yodium pada wanita hamil kadang-kadang menyebabkan bayi meninggal dunia atau
dilahirkan dengan kelambatan mental dan/atau tuli (kretinisme). Hal ini dapat terjadi, walaupun
ibu tidak menderita penyakit gondok.

Bagaimana mencegah atau mengobati penyakit gondok dan mencegah kretinisme:


- Semua orang yang tinggal di daerah endemis (daerah yang banyak penderita) gondok harus
menggunakan garam beryodium. Garam beryodium dapat mencegah penyakit gondok dan dapat
menyembuhkan benjolan gondoknya. (Namun, benjolan gondok yang lama dan keras hanya
dapat dihilangkan dengan pembedahan/operasi, tetapi tindakan ini tidak selaiu diperlukan).
- Apabila tidak dapat memperoleh garam beryodium, gunakanlah yodium tinctura (larutan
yodium dalam alkohol). Masukkan 1 tetes larutan. tersebut dalam segelas air dan minumlah
setiap hari. HATI-HATI: terlalu banyak larutan yodiurn dapat menimbulkan keracunan.
Minumlah hanya 1 tetes sehari. Simpanlah botolnya di tempat yang tidak terjangkau oleh anak-
anak. Garam beryodium merupakan cara pengobatan yang jauh lebih aman.
- Kebanyakan cara pengobatan rakyat untuk penyakit gondok tidak manjur. Akan tetapi, makan
kepiting atau makanan laut lainnya dapat membantu penyembuhan karena makanan tersebut
mengandung yodium. Mencampurkan sedikit ganggang laut dalam makanan juga menambah
kadar yodium. Namun, cara termudah ialah dengan menggunakan garam beryodium.
Malaria Pada Kehamilan
Malaria berat adalah penyakit malaria akibat infeksi Plasmodium falciparum yang disertai
dengan gangguan di berbagai sistem/organ tubuh. Kriteria diagnosis malaria berat yang
ditetapkan WHO, yaitu adanya satu atau lebih komplikasi, seperti malaria serebral/otak; anemia
berat; gagal ginjal akut; edama paru; hipoglikemia (kadar gula <40 mg%); syok; pendarahan
spontan dari hidung, gusi, dan saluran cerna; kejang berulang; asidemia dan asidosis (gangguan
asam-basa di dalam tubuh berupa penurunan pH darah); serta hemoglobinuria makroskopik
(adanya darah dalam urine).

Infeksi malaria falciparum pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia pada ibu dan janinnya,
serta bayi dengan berat badan lahir rendah. Hal ini dapat meningkatkan angka kematian ibu dan
bayi. Komplikasi infeksi malaria pada kehamilan dapat berupa abortus, bayi dengan berat badan
lahir rendah, anemia, edame paru (sembab atau penimbunan cairan di jaringan paru-paru),
gangguan fungsi ginjal, dan malaria kongenital. Oleh karena itu, pemberian obat pencegah
malaria pada ibu hamil yang tinggal di daerah endemis malaria sangat penting.

Meskipun hanya 1-2% penderita malaria falciparum yang mengalami malaria berat, tetapi
malaria berat (terutama malaria serebral) sering menimbulkan kematian sekurang-kurangnya dua
juta orang setiap tahun di seluruh dunia.

Telah terbukti keempat spesies Plasmodium dapat menimbulkan abortus. Parasit dapat
menembus plasenta jika terdapat kerusakan pada plasenta sehingga terjadi malaria kongenital
walaupun jarang terjadi, biasanya terjadi di daerah endemik, oleh Plasmodium falciparum. Lebih
sering terjadi pada ibu yang tidak imun, biasanya berasal dari daerah tidak endemik. Plasenta
biasanya dipenuhi oleh skizon Plasmodium falciparum. Menurut basil penelitian Madecki dan
Kretschmar (1966), dari hasil pemeriksaan darah ibu, umbilikus selama melahirkan dan bayi
dalam 5 jam setelah lahir, menunjukkan malaria kongenital biasanya konatal, yaitu malaria
didapatkan selama melahirkan.

nin tersebut di atas dapat menimbulkan “luka terbuka” sebagai akibat adanya tindakan invasif
manipulatif oleh alat dan tangan petugas. Luka terbuka ini merupakan pintu masuknya mikroba
patogen dari luar yang tentunya akan menimbulkan masalah medis bagi ibu dan bayi yang baru
lahir, serta sebagai parameter bagi manajemen pelayanan obstetri di kamar bersalin.

Adanya kondisi-kondisi di atas, rumah sakit yang besar memisahkan tempat pelayanan medis
obstetri patologis dari tempat pelayanan medis obstetri fisiologis. Dengan demikian diperlukan
minimal ada dua buah kamar bersalin, yaitu masing-masing untuk kasus obstetri fisiologis dan
obstetri patologis serta kasus ginekologi dengan harapan dapat memperlancar pelayanan dan
memperkecil kemungkinan terjadinya infeksi silang.

Kamar Bersalin dan Permasalahannya


Kamar bersalin dapat diidentikkan dengan kamar bedah dalam skala yang lebih terbatas fungsi
dan peralatannya, namun dalam masalah pengendalian infeksi harus tetap menjadikan perhatian
yang sama. Pengarahan dan bimbingan psikologis terlebih dahulu harus dilakukan kepada
penderita, mengingat tindakan medis obstetri yang akan dilakukan kepada penderita dalam
keadaan sadar- Perlu diingat bahwa tindakan medis obstetris pada persalinan patologis
pervaginam ini dapat dilakukan dengan menggunakan anestesi regional/lokal dan cukup
memakan waktu, sehingga diperlukan adanya kerja sama serta pengertian dari penderita (sikap
kooperatif).

Sebuah kamar bersalin hendaknya dapat memenuhi sejumlah harapan berikut:


a. Bersih, cukup terang, lapang, tidak pengap, serta sejuk.
Kondisi ini akan berpengartth pada faktor psikologis ibu yang akan melahirkan. Sedangkan bagi
petugas, kondisi ini akan membuat rasa nyaman saat menjalankan tugasnya.
b. Peralatan nonmedis yang ada di dalamnya sebatas peralatan yang dibutuhkan langsung dalam
tindakan medis obstetri.
Kondisi ini akan menimbulkan kesan ruang kerja lapang dan mudah pada saat dibersihkan.
c. Petugas yang keluar dan masuk harus dibatasi.
Hal ini untuk mencegah kontaminasi dan infeksi silang di dalamnya.
d. Setiap selesai adanya tindakan medic obstetri, lebih-lebih untuk tindakan medis obstetri
patologis, hendaknya kamar bersalin segera dibersihkan.
Hal ini untuk menghindari adanya sumber penularan bagi kasus berikutnya saat ruang kerja
dimanfaatkan lagi.

Kesimpulan dari uraian di atas adalah kamar bersalin harus selalu dalam kondisi bersih dan siap-
pakai untuk setiap saat, nyaman bagi ibu yang akan melahirkan, dan nyaman pula bagi petugas
saat menjalankan kewajibannya.

Kamar bersalin adalah salah satu bagian dari unit kerja obstetri dan ginekologi sebuah rumah
sakit yang fungsi dan perannya sangat penting untuk menolong persalinan atau melahirkan janin
pervaginam. Terkait dengan masalah fungsi dan perannya ini, maka posisi unit kerja obstetri dan
ginekologi, khususnya posisi kamar bersalin terhadap lay-out rumah sakit, letak idealnya tidak
jauh dan kamar bedah dan instalasi sterilisasi, serta kamar/ruangan/bangsal perawatan
pascapersalinan, tetapi harus jauh dari ruangan/bangsal penyakit menular. Hal ini penting sekali
karna tindakan medis obstetri perlu waktu cepat, serta menuntut adanya tingkat sterilitas yang
tinggi.

Kalori yang dibutuhkan ibu hamil


Untuk proses pertumbuhan, janin memerlukan tenaga. Oleh karena itu, saat hamil, ibu
memerlukan tambahan jumlah kalori. Sumber kalori utama adalah hidrat arang dan lemak. Bahan
makanan yang banyak mengandung hidrat arang adalah golongan padi-padian (mis., beras dan
jagung), golongan umbi-umbian (mis., ubi dan singkong), dan yang lain, misal, sagu. Selain
sebagai sumber tenaga, bahan makanan yang tergolong padi-padian merupakan sumber protein,
zat besi, fosfor, dan vitamin.

Pada masa kehamilan trimester III, nafsu makan meningkat sehingga ada kecenderungan
wanita hamil lebih banyak makan. Makanan yang banyak mengandung hidrat arang lebih sering
dipilih karena harga lebih murah. Akibatnya, jumlah kalori yang dimakan menjadi terlalu
banyak. Keadaan ini menyebabkan badan menjadi terlalu gemuk dan kurang baik pengaruhnya
terhadap kehamilan. Pada kehamilan trimester III, kenaikan berat badan setiap minggu
hendaknya tidak melebihi 500 gram. Jika melebihi, jumlah kalori yang dimakan harus dikurangi.

PROTEIN
Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan bagian tubuh. Seiring dengan
perkembangan dan pertumbuhan janin serta perkembangan payudara ibu, keperluan protein pada
waktu hamil sangat meningkat. Kekurangan protein dalam makanan ibu hamil mengakibatkan
bayi akan lahir lebih kecil dari normal. Kekurangan tersebut juga mengakibatkan pembentukan
air susu ibu dalam masa laktasi kurang sempurna.

Sumber zat protein yang berkualitas tinggi adalah susu. Susu merupakan minuman yang
berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan wanita hamil terhadap zat gizi karena
mengandung protein, kalsium, fosfor, vitamin A, serta vitamin BI dan B2. Sumber lain meliputi
sumber protein hewani (mis., daging, ikan, unggas, telur, dan kerang) dan sumber protein nabati
(mis., kacang-kacangan (mis., kedelai, kacang tanah, dan kacang toloj) dan basil kacang-
kacangan (mis., tabu dan tempe).

LEMAK
Lemak merupakan sumber kalori. Lemak penting untuk memperoleh jenis vitamin yang larut
dalam lemak, misalnya vitamin A.

MINERAL
Selama proses pertumbuhan, sangat diperlukan berbagai mineral, misalnya kalsium dan fosfor
untuk pertumbuhan tulang. Zat besi diperlukan untuk pembentukan darah.

Kalsium Garam Kapur


Garam kapur bersama dengan garam fosfor diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi janin.
Kekurangan garam kapur waktu hamil tidak akan mengganggu pertumbuhan tulang janin. Garam
kapur yang diperlukan akan diperoleh dari tulang ibu. Dengan demikian, keadaan garam kapur
ibu terkuras sehingga gigi ibu akan rusak dan tulangnya rapuh. Garam kapur banyak terdapat
pada susu. Bahan makanan lainnya adalah teri kering, kacang-kacangan, daun melinjo, dan
bayam.

Zat Besi
Zat besi diperlukan untuk pembentukan darah. Pada saat hamil, keperluan zat besi sangat
meningkat untuk pembentukan darah janin dan persediaan bayi selama masa laktasi (6 bulan
sesudah dilahirkan). Persediaan ini diperlukan karena air susu ibu tidak mengandung garam besi.
Zat besi diberikan untuk persediaan ibu sebagai cadangan untuk mengganti darah yang hilang
pada waktu persalinan.

VITAMIN
Dalam berbagai proses tubuh, berbagai macam vitamin berperan penting dan merupakan zat
yang mutlak diperlukan. Dalam proses pertumbuhan janin, kebutuhan terhadap zat vitamin
selama hamil meningkat.
Vitamin A
Vitamin A penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Vitamin A meningkatkan daya tahan
terhadap infeksi dan diperlukan untuk pemeliharaan jaringan mata. Sumber vitamin A dari
hewani adalah minyak ikan dan kuning telur, sedangkan dari nabati adalah wortel, sayur berdaun
hijau, dan buah berwarna merah, misalnya tomat, pepaya.

Vitamin B Kompleks
Vitamin B kompleks mengandung vitamin Bl, B2, B6, dan lain-lain. Untuk penyempurnaan
pertumbuhan janin, vitamin B kompleks diperlukan. Vitamin Bl penting dalam pembakaran
hidrat arang untuk menghasilkan tenaga dan penting untuk saraf. Kekurangan vitamin B1
menyebabkan sakit beri-beri. Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin B1 dari hewani
adalah telur, ginjal, dan otak ikan, sedangkan dari nabati adalah beras tumbuk, kacang-kacangan,
beras merah, dan sayur (mis., daun singkong dan daun kacang panjang).

Vitamin C
Vitamin C berperan penting dalam memelihara jaringan tubuh, terutama selaput lendir. Vitamin
C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi. Kekurangan vitamin C mengakibatkan sariawan
mulut dan usus. Bahan makanan yang mengandung vitamin C adalah buah berwarna kuning dan
sayuran segar.

Diabetes Melitus dan Kehamilan


Diabetes
Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme yang kronis dan terjadi karena defisiensi
insulin atau resistensi insulin. Penyakit diabetes tipe I (awitan pada usia remaja [juvenile onset])
ditandai dengan defisiensi absolut insulin yang terjadi karena kekurangan sel-sel beta dalam
pulau-pulau Langerhans pankreas; penanganannya berupa terapi sulih hormon. Penyakit diabetes
tipe II (awitan pada usia dewasa [maturity onset]) berkaitan dengan pelbagai derajat defisiensi
insulin dan resistensi insulin; penanganannya dapat berupa pengaturan makan atau diet,
pemberian obat-obat hipoglikemi oral atau insulin. Untuk menghasilkan pengendalian gula darah
yang adekuat, semua ibu hamil yang menderita diabetes harus mendapatkan terapi insulin.

Diabetes gestasional (diabetes kehamilan) terjadi bila simpanan insulin ibu tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan ekstra pada kehamilan. Lima puluh persen ibu hamil yang terkena diabetes
gestasional akan menderita diabetes tipe II di kemudian hari. Meskipun mungkin tanpa gejala,
penyakit diabetes gestasional harus ditemukan karena bila tidak, kelainan seperti makrosomia
neonatal serta hipoglikemia neonatal mungkin tidak diketahui dan tidak ditangani dengan tepat.
Risiko terjadinya anomali kongenital berkaitan langsung dengan derajat hiperglikemia pada saat
diagnosis ditegakkan (Schaefer-Graf et al, 2000). Diabetes gestasional yang tidak terdeteksi juga
berkaitan dengan peningkatan insidens pre-eklampsia. Sebagian pakar kesehatan yang
berwenang berpendapat bahwa semua ibu hamil harus menjalani skrining untuk menemukan
diabetes gestasional lewat pemeriksaan kadar glukosa plasma dan/atau tes toleransi glukosa
(Soares et al, 1997; Jarrett, 1997; Perucchini et al, 1999; Van Way, 1999; Dornhorst & Frost,
2000). Namun demikian, manfaat pemeriksaan yang intensif pada ibu hamil dengan penyakit
diabetes gestasional yang ada dalam kadar perbatasan atau borderline (kadar glukosa puasa
dalam plasma 4,8-7,8 mmo1/1) memerlukan penyelidikan lebih lanjut (Bancroft et al, 2000).

• Pemeriksaan glukosa urine tidak dapat diandalkan, khususnya pada kehamilan.


• Diabetes didiagnosis berdasarkan hasil pengukuran glukosa darah. Jika glukosa darah puasa di
alas 4,8 mmol/liter, ibu hamll harus dikonsulkan untuk pemeriksaan lebih lanjut dan/atau
pengukuran ulang (Griffith et al, 1996).
• Tes toleransi glukosa yang mini dapat diatur. Tes ini meliputi minum 50 g glukosa (Lucozade.)
yang dilakukan oleh pasien dan satu jam kemudian diikuti dengan pengukuran kadar glukosa
darah. Jika nilainya lebih besar dari 7,7 mmol/liter, maka diperlukan tes toleransi glukosa yang
lengkap (Campbell & Lees, 2000).
• ibu hamil dengan diabetes gestasional harus menjalani pemeriksaan ulang diabetes pada waktu
enam minggu postpartum (Griffith et ., 1996).

Pengendalian glukosa darah


Karna tubuh selalu mengalami perubahan antara saat makan dan puasa, maka glukagon
merupakan hormon utama yang menjaga agar konsentrasi glukosa plasma berada dalam batas
normal. Insulin mengontrol penyimpanan serta metabolisme makanan yang dimakan dan
menjaga pasokan energi tubuh. Tanpa insulin dengan jumlah yang cukup, lintasan metabolik
tubuh tidak mampu menghadapi glukosa. Secara langsung atau tidak langsung, insulin akan
mempengaruhi fungsi setiap jaringan yang ada di dalam tubuh. Kendati demikian, ada hormon
lain yang juga mengatur konsentrasi glukosa plasma, khususnya dalam keadaan stres.

Stres menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh pelepasan glukagon,
kortisol, hormon pertumbuhan dan adrenalin (epinefrin). Karena itu, stresor seperti infeksi,
persalinan, sakit, luka, trauma atau pembedahan mengakibatkan hiperglikemia.

Pada hiperglikemia, adrenalin (epinefrin) dilepaskan dengan cepat. Keadaan ini menimbulkan
gejala klasik hipoglikemia, yaitu: perspirasi, mual dan mimpi buruk yang secara bersama-sama
memberikan ‘kesadaran hipoglikemia.’ Akan tetapi, sebagian penyandang diabetes kehilangan
kesadaran hipoglikemia dan tidak mengalami gejala ape pun ketika kadar gula darahnya turun.
Jika pasien mengalami hipoglikemia, keadaan ini tanpa peringatan akan membawa masalah
serius yang meliputi konfusi, perilaku abnormal, konvulsi dan koma. Karena adanya bahaya
inilah, begitu seorang pasien diabetes kehilangan ‘kesadaran hipoglikemia,’ ia tidak bisa
menjalani terapi insulin yang intensif.

Kebutuhan insulin pada kehamilan


Mortalitas perinatal dan insidens malformasi kongenital yang utama pada ibu hamil dengan
diabetes menunjukkan angka 2-15 kali lebih besar dibandingkan pada ibu hamil yang tidak
menderita diabetes; angka ini tergantung apakah perawatan yang diterima oleh ibu hamil tersebut
berlangsung di rumah sakit lokal atau rumah sakit spesialis (Vaughan, 1995; Casson et al, 1997).
Semakin tinggi konsentrasi glukosa ketika diukur untuk pertama kalinya pada saat hamil,
semakin jelek prognosis janinnya (Schaefer-Graf et al, 2000). Dalam salah satu seri penelitian,
26 persen kehamilan memiliki basil akhir yang buruk (en 113) (Hawthorne et al, 1997). Angka
ini menggambarkan perbaikan yang cukup besar dalam penatalaksanaan kehamilan diabetik
selama 20 tahun terakhir ini. Banyak perbaikan tersebut disebabkan oleh kontrol glikemia yang
ketat sebelum terjadinya pembuahan dan di sepanjang kehamilannya.

Hiperglikemia
1. Hiperglikemia tidak mudah dikenali tanpa pengukuran kadar glukosa darah yang teratur.
Pasien diabetes dan keluarganya harus waspada terhadap tanda dan gejala diabetes seperti
ketidakmampuan untuk mengatasi persoalan sehari-hari, perasaan mudah letih, daya ingat yang
menurun, perubahan pada suasana perasaan dan penglihatan yang kabur. Hiperglikemia pada
kehamilanbahkan hiperglikemia yang sedang sekalipun dapat membahayakan hasil-akhir
kehamilan.

2. Pada keadaan hiperglikemia, glukosa akan terikat dengan berbagai protein sehingga terjadi
disrupsi protein tersebut dalam pelbagai taraf yang berlainan. Hemoglobin akan mengalami
glikosilasi dan hemoglobin yang terglikosilasi ini diukur sebagai HbA1c. Ukuran ini
mencerminkan kontrol glikemia selama waktu 8-12 minggu sebelumnya dan meramalkan risiko
malformasi janin, khususnya malformasi kardiak (Vaughan, 1995). Defek pada neural tube lebih
sering terjadi dan dengan demikian suplemen asam folat harus diberikan sebelum hamil serta
dilakukan pemeriksaan skrining.

3. Hiperglikemia akan mempengaruhi pertumbuhan janin yang secara khas mengakibatkan


makrosomia. Keadaan ini dan peningkatan risiko distosia bahu akan meningkatkan angka seksio
Caesarea hingga melebihi 60 persen dalam satu seri (Hawthorne et al, 1997). Polisitemia fetal
dapat menyebabkan ikterus neonatal bila sel-sel darah merahnya mengalami hemolisis pada saat
bayi lahir.

4. Hiperglikemia akan merusak jaringan misalnya lensa mats dan saraf. Kerusakan saraf dapat
menyebabkan paresis lambung dan hiperernesis.

5. Pada hiperglikemia dapat terjadi kerusakan mikrovaskuler yang mengenai retina dan ginjal.
Kerusakan pada ginjal menyebabkan mikroalbuminuria dan hipertensi; kedua komplikasi ini
harus dipantau secara teratur. Bagi ibu hamil dengan kenaikan konsentrasi kreatinin serum (>
180 mikromol/l), prognosisnya buruk dalam pengertian hasil-akhir kehamilan, faal ginjal,
harapan hidup dan fungsi penglihatannya. Retinopati dapat terjadi atau berjalan dengan cepat
selama kehamilan; karena itu, harus diupayakan pemeriksaan mata secara teratur (sebaiknya
dengan fotograf) sehingga pengobatannya dapat segera dimulai jika terjadi retinopati. Timbulnya
retinopati atau progresivitas retinopati yang berlangsung secara tiba-tiba berkaitan dengan
perbaikan kontrol glikemia yang cepat (Pearson, 1993).

6. Sel-sel darah putih pasien diabetes akan terbungkus dengan glukosa sehingga sel-sel tersebut
kurang mampu melawan infeksi dan mempercepat kesembuhan. Infeksi seperti ISK merupakan
komplikasi yang sering dijumpai pada pasien diabetes yang hamil dan menjelaskan mengapa
terjadi peningkatan risiko keguguran pada pasien tersebut. Terapi profilaksis antibiotik dapat
diberikan sesudah dilakukan bedah Caesar (GilImer, 1996).

Kelainan metabolisme lemak


1. Ateroma akan semakin cepat terbentuk pada pasien diabetes dan hal ini meningkatkan risiko
timbulnya penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler serta vaskuler perifer pada segala umur.
Profil lipid darah harus dipantau.
2. Pasokan darah ke dalam ekstremitas akan terganggu oleh at seance maupun kerusakan
mikrovaskuler. Insufisiensi plasenta, polihidramnion dan pre-eklampsia akan terjadi lebih sering.

Ketoasidosis.
Ketoasidosis pada kehamilan merupakan keadaan emerjensi obstetrik dengan angka mortalitas
janin berkisar sekitar 50 persen dan angka mortalitas ibu sekitar 5 persen (Griffith et al, 1996).
Kehamilan meningkatkan risiko ketoasidosis. Muntah dapat memicu ketosis. Jika muntah hdak
dapat dicegah, pasien harus segera masuk rumah sakit dan mendapatkan perawatan yang intensif
(Steel dan Johnstone, 1996). Awitan gangguan kesadaran dan gejala konfusi biasanya terjadi
secara berangsur-angsur. Kematian janin akibat asidosis dapat terjadi sebelurn ibu jatuh be dalam
keadaan sakit yang berat. Poliuria dan muntah akan menimbulkan penipisan cairan serta
elektrolit yang beredar dalam sirkulasi darah dan akhirnya akan terjadi kolaps sirkulasi.
Senyawa betas pertama yang diproduksi pada keadaan ketosis (crass keto hidroksibutirat) tidak
terdeteksi dengan penieriksaan Ketostix yang standar. Karena its, keadaan ketosis dapat terjadi
tanpa diketahui.

Risiko hipoglikemia
Janis bergantung pada glukosa yang bukan hanya sebagai sumber energi tetapi juga untuk
sintesis lipid. Kebutuhan ekstra in menyebabkan peningkatan kebutuhan diet ibu sebesar 200-300
kkal per hari (pada ibu yang kurus, kebutuhannya lebih besar lagi). Pengambilan glukosa yang
meningkat dari dalam plasma membuat ibu hamil yang bukan pasien diabetes merasa lapar
sementara pada ibu hamil yang menderita diabetes menyebabkan hipoglikemia. Selama trimester
pertama kehamilan, kadar glukosa plasma akan turtm sekitar 12 persen, dan penurunan ini
sebagian terjadi karena hemodilusi; keadaan ini kadang-kadang mengurangi kebutuhan akan
insulin (Gillmer, 1996). Hipoglikemia dalam periode perkembangan organ yang menentukan itu
(kehamilan hari ke-18 hingga ke-55) dapat menimbulkan malformasi (Campbell & Lees, 2000).

Salpingo-ooforitis dan Parametritis

Salpingo-ooforitis adalah infeksi pada ovarium dan tuba fallopi. Parametritis adalah infeksi pada
parametrium. Parametrium adalah jaringan renggang yang ditemukan di sekitar uterus. Jaringan
ini memanjang sampai ke sisi-sisi serviks dan ke pertengahan lapisan-lapisan ligamen besar.

Diagnosis:
Salpingo-ooforitis: demam, nyeri bilateral, dan nyeri tekan di bagian bawah abdomen.Untuk
menemukan ada tidaknya nyeri lepas, lakukan palpasi pada abdomen kemudian lepaskan tangan
anda secara mendadak jika terjadi peradangan peritoneal, hal itu akan menyebabkan nyeri.

Parametritis: demam, nyeri atau nyeri tekan pada salah satu atau kedua sisi abdomen, nyeri tekan
yang cukup terasa ketika pemeriksaan vagina.
Penanganan salpingo-ooforitis atau parametritis:
Mulai dengan antibiotik seperti benzilpenisilin ditambah gentamisin dan metronidazol.
Jika perlu, berikan obat pereda nyeri seperti pethidine 50-100 mg 1M setiap 6jam.
Jika ibu tidak membaik dalam 2 atau 3 hari, ibu harus segera di bawa ke rumah sakit daerah.

Selaput Janin (Amnion Dan Korion)


Pada minggu-minggu pertama perkembangan, vili meliputi seluruh lingkaran permukaan korion.
Dengan berlanjutnya kehamilan, viii pada kutub embrional membentuk struktur korion lebat
seperti semak-semak (korion frondosum) sementara. Sementara itu, viii pada kutub embrional
mengalami dcgenerasi, menjadi tipis dan halus disebut korion laeve.

Seluruh jaringan endometrium yang telah mengalami reaksi desidua, juga mencerminkan
perbedaan kutub embrional dan abembrional, yaitu:
1. Desidua di atas korion frondosum menjadi desidua basalis.
2. Desidua yang meliputi embrioblas/kantong janin di atas korion laeve menjadi desidua
kapsularis.
3. Desidua di sisi/bagian uterus yang abembrional menjadi desidua parietal is.

Antara membran korion dan membran amnion terdapat rongga korion. Dengan berlanjutnya
kehamilan, rongga ini tertutup akibat menyatunya membran amnion dan membran korion.
Selaput janin selanjutnya disebut sebagai membran korion-amnion (amniochorionic
membranea). Kavum uteri juga terisi oleh konsepsi sehingga tertutup oleh menyatunya korion
laeve dengan desidua parietalis.

CAIRAN AMNION
Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai rongga amnion. Di dalam rongga ruangan ini
terdapat cairan amnion (likuor amnii). Cairan amnion diperkirakan terutama disekresi oleh
dinding selaput amnion atau plasenta yang kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk,
urine janin yang diproduksi juga dikeluarkan ke dalam rongga amnion.

Fungsi cairan amnion:


1. Proteksi: melindungi janin terhadap trauma dari luar.
2. Mobilisasi: memungkinkan ruang gerak bagi janin.
3. Homeostasis: menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa (pH) dalam rongga
amnion untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin.
4. Mekanik: menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterin (terutama pada
persalinan).
5. Pada persalinan, membersihkan atau melicinkan jalan lahir dengan cairan steril sehingga
melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.

Keadaan normal cairan amnion:


1. Pada usia kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc.
2. Keadaan jernih agak keruh.
3. Steril
4. Bau khas, agak manis dan amis.
5. Terdiri atas 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan organik (protein terutama
albumin), runtuhan rambut lanugo, verniks kaseosa, dan sel-sel epitel.
6. Sirkulasi sekitar 500 cc/jam.

Kelainan jumlah cairan amnion:


1. Hidramnion (polihidramnion)
Air ketuban berlebihan (>2000 cc). Dapat mengarah pada kecurigaan kelainan kongenital
susunan saraf pusat atau sistem pencernaan, atau gangguan sirkulasi, atau hiperaktivitas
sistem urinarius janin.
2. Oligohidramnion
Air ketuban sedikit (<500 cc). Umumnya kental, keruh, berwarna kuning kehijauan.
Prognosis janin buruk.

Plasenta Previa: Perdarahan Antepartum


DEFINISI
Plasenta Previa adalah merupakan perdarahan antepartum pada trimester ketiga. Perdarahan
yang terjadi pada implantasi plasenta, yang menutupi sebagian atau seluruh osteum uteri
internum.

Klasifikasi Plasenta Previa


Kita membagi plasenta previa sebagai berikut:

a. Plasenta previa totalis:


- Menutupi osteum uteri internum seluruhnya pada pembukaan 4 cm.
- Plasenta previa sentralis adalah salah satu bentuk penutupan yang sentral plasenta sesuai atau
identik dengan garis tengah osteum uteri internum.
b. Plasenta previa lateralis, bila menutupi osteum uteri internum sebagian pada pembukaan 4 cm.
c. Plasenta previa marginalis, bila tepi plasenta berada pada tepi osteum uteri internum pada
pembukaan 4 cm.
d. Plasenta previa letak rendah, bila tepi bawah plasenta masih dapat disentuh dengan jari,
melalui osteum uteri internum pada pembukaan 4 cm.

Kadang-kadang dipergunakan istilah plasenta previa sentralis, dan istilah yang dimaksud ialah
plasenta yang terletak sentral, terhadap ostium uteri intemum.
Penentuan macamnya plasenta previa bergantung pada besarnya pembukaan, misalnya plasenta
previa marginalis pada pembukaan 2 cm dapat menjadi plasenta previa lateralis pada pembukaan
5 cm. Begitu pula plasenta previa totalis pada pembukaan 3 cm, dapat menjadi lateralis pada
pembukaan 6 cm.

Oleh karena itu, penentuan macamnya plasenta previa harus disertai dengan keterangan
mengenai besarnya pembukaan, misalnya plasenta previa lateralis pada pembukaan 5 cm.
Terdapat sate kelompok yang tidak dimasukkan ke dalam plasenta previa, yaitu plasenta letak
rendah—plasenta yang implantasinya rendah, tetapi tidak sampai ke ostium uteri internum.
Dengan kemajuan diagnostik, plasenta previa dapat dibedakan dengan jelas dari plasenta letak
rendah. Bila plasenta previa sentralis ditegakkan secara ultrasonografi pada trimester terakhir
kehamilan, kita tidak perlu lagi melakukan pemeriksaan klinis di kamar operasi dan operasi
dapat segera dilakukan.

INSIDENSI
Kejadian plasenta previa bervariasi antara 0,3-0,5% dari seluruh kelahiran. Dari seluruh kasus
perdarahan antepartum, plasenta previa merupakan penyebab yang terbanyak. Oleh karena itu,
pada kejadian perdarahan antepartum, kemungkinan plasenta previa harus dipikirkan lebih
dahulu.

ETIOLOGI
Plasenta previa meningkat kejadiannya pada keadaan-keadaan yang endometriumnya kurang
baik, misalnya karena atrofi endometrium atau kurang baiknya vaskularisasi desidua. Keadaan
ini bisa ditemukan pada:
1. Multipara, terutama jika jarak antara kehamilannya pendek.
2. Mioma uteri.
3. Kure tasi yang berulang.
4. Umur lanjut.
5. Bekas seksio sesarea.
6. Perubahan inflamasi atau atrofi, misalnya pada wanita perokok atau pemakai kokain.
Hipoksemi yang terjadi akibat karbon monoksida akan dikompensasi dengan hipertrofi plasenta.
Hal ini terjadi terutama pada perokok beraf(lebih dari 20 batang sehari).

Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus tumbuh menjadi luas
untuk mencukupi kebutuhan janin. Plasenta yang tumbuh meluas akan mendekati atau menutup
ostium uteri internum. Endometrium yang kurang baik juga dapat menyebabkan zigot mencari
tempat implantasi yang lebih baik, yaitu di tempat yang rendah dekat ostium uteri internum.

Plasenta previa juga dapat terjadi pada plasenta yang besar dan yang luas, seperti pada
eritroblastosis, diabetes melitus, atau kehamilan multipel.

TANDA DAN GEJALA


1. Gejala yang terpenting ialah perdarahan tanpa nyeri.
Pasien mungkin berdarah sewaktu tidur dan sama sekali tidak terbangun; baru waktu ia bangun,
ia merasa bahwa kainnya basah. Biasanya perdarahan karena plasenta previa baru timbul setelah
bulan ke tujuh. Hal ini disebabkan oleh:
a. Perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi gambaran yang tidak berbeda dari abortus.
b. Perdarahan pada plasenta previa disebabkan pergerakan antara plasenta dan dinding rahim.
Keterangannya sebagai berikut:

Setelah bulan ke-4 terjadi regangan pada dinding rahim karena isi rahim lebih cepat tumbuhnya
dari rahim sendiri; akibatnya istmus uteri tertarik menjadi bagian dinding korpus uteri yang
disebut segmen bawah rahim. Pada plasenta previa, tidak mungkin terjadi tanpa pergeseran
antara plasenta dan dinding rahim. Saat perdarahan bergantung pada kekuatan insersi plasenta
dan kekuatan tarikan pada istmus uteri. Jadi, dalam kehamilan tidak perlu ada his untuk
menimbulkan perdarahan, tetapi sudah jelas dalam persalinan his pembukaan menyebabkan
perdarahan karena bagian plasenta di atas atau dekat ostium akan terlepas dari dasarnya.
Perdarahan pada plasenta previa terjadi karena terlepasnya plasenta dari dasarnya. Perdarahan
pada plasenta previa bersifat berulang-ulang karena setelah terjadi pergeseran antara plasenta dan
dinding rahim. Oleh karena itu, regangan dinding rahim dan tarikan pada serviks berkurang,
tetapi dengan majunya kehamilan regangan bertambah lagi dan menimbulkan perdarahan baru.
Darah terutama berasal dari ibu ialah dari ruangan intervilosa, tetapi dapat juga berasal dari anak
jika jonjot terputus atau pembuluh darah plasenta yang lebih besar terbuka.

2. Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada kutub bawah rahim sehingga
bagian terendah tidak dapat mendekati pinto atas panggul.
3. Pada plasenta previa, ukuran panjang rahim berkurang maka pada plasenta previa lebih sering
disertai kelainan letak jika perdarahan disebabkan oleh plasenta previa lateral dan marginal serta
robekannya marginal, sedangkan plasenta letak rendah, robekannya beberapa sentimeter dari tepi
plasenta.

Juga harus dikemukakan bahwa pada plasenta previa mungkin sekali terjadi perdarahan pasca
persalinan karena:
1. Kadang-kadang plasenta lebih erat melekat pada dinding rahim (plasenta akreta).
2. Daerah perlekatan luas.
3. Kontraksi segmen bawah rahim kurang sehingga mekanisme pentt tupan pembuluh darah pada
insersi plasenta tidak baik.

Kemungkinan infeksi nifas besar karena luka plasenta lebih dekat pada ostium, dan merupakan
porte d’ entree yang mudah tercapai. Lagi pula, pasien biasanya anemis karena perdarahan
sehingga daya tahannya lemah.

Bahaya untuk ibu pada plasenta previa, yaitu:


I. Syok hipovolemik.
2. Infeksi—sepsis.
3. Emboli udara (jarang).
4. Kelainan koagulopati sampai syok.
5. Kematian.

Bahaya untuk anak, yaitu:


1. Hipoksia.
2. Anemi.
3. Kematian.

BAHAYA-BAHAYA PEMERIKSAAN
Perdarahan yang terjadi pada seorang wanita hamil trimester ketiga harus dipikirkan
penyebabnya, yaitu: plasenta previa atau solusio plasenta. Bila ditemukan, dokter atau bidan
harus segera mengirim pasien tersebut selekas mungkin ke rumah sakit besar tanpa terlebih dulu
melakukan pemeriksaan dalam atau pemasangan tampon. Kedua tindakan ini hanya akan
menambah perdarahan dan kemungkinan infeksi.
Karena perdarahan pada wanita hamil kadang-kadang disebabkan oleh varises yang pecah dan
kelainan serviks (polip, erosi, ca), di rumah sakit dilakukan pemeriksaan in speculo terlebih dulu
untuk menyingkirkan kemungkinan ini. Pada plasenta previa akar, terlihat darah yang keluar dari
ostium uteri ekstemum.

Sebelum tersedia darah dan kamar operasi siap, tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam karena
pemeriksaan dalam ini dapat menimbulkan perdarahan yang membahayakan. Dapat juga
dilakukan pemeriksaan fornises dengan hati-hati. Jika tulang kepala dapat teraba dengan mudah,
kemungkinan plasenta previa kecil. Sebaliknya, jika antara jari-jari kita dan kepala teraba
bantalan lunak (jaringan plasenta), kemungkinan plasenta previa besar sekali. Pemeriksaan ini
hanya dapat dilakukan pada presentasi kepala karena pada letak sungsang bagian terendahnya
lunak (bokong) hingga sukar membedakannya dari jaringan lunak plasenta.

DIAGNOSIS
Anamnesis perdarahan tanpa keluhan, perdarahan berulang. Klinis kelainan letak dari perabaan
fornises teraba bantalan lunak pada presentasi kepala. Pemeriksaan dalam pada plasenta previa
hanya dibenarkan bila dilakukan di kamar operasi yang telah siap untuk melakukan operasi
segera. Secara “double set-up” ini hanya dilakukan apabila akan dilakukan terapi aktif, yaitu
apabila kehamilan akan diterminasi.

Diagnosis plasenta previa (dengan perdarahan sedikit) yang diterapi ekspektatif ditegakkan
dengan pemeriksaan Ultrasonografi (USG). Dengan pemeriksaan USG transabdominal ketepatan
diagnosisnya mencapai 95-98%. Dengan USG transvaginal atau transperineal ( translabial),
ketepatannya akan lebih tinggi lagi. Penggunaan magnetic resonance imaging (MRI) masih
terasa sangat mahal pada saat ini.
Dengan bantuan USG, diagnosis plasenta previa /letak rendah sering kali sudah dapat di
tegakkan sejak dini sebelum kehamilan trimester ketiga. Namun, dalam perkembangannya dapat
terjadi migrasi plasenta. Sebenarnya, bukan plasenta yang “berpindah”, tetapi dengan semakin
berkembangnya segmen bawah rahim, plasenta (yang berimplantasi di situ) akan ikut naik
menjauhi ostium uteri internum
Sikap untuk segera mengirim pasien ke rumah sakit (yang mempunyai fasilitas operasi) tanpa
lebih dulu melakukan pemeriksaan dalam atau pemasangan tampon sangat dihargai, hal ini
didasarkan atas kenyataan bahwa:
1. Perdarahan pertama pada plasenta previa jarang membawa maut.
2. Pemeriksaan dalam dapat menimbulkan perdarahan yang hebat.

Dalam keadaan terpaksa, misalnya pasien tidak mungkin untuk diangkut ke kota/rumah sakit
besar, sedangkan tindakan darurat harus segera diambil maka seorang dokter atau bidan dapat
melakukan pemeriksaan dalam setelah melakukan persiapan yang secukupnya untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya perdarahan yang banyak.

TERAPI
Pengobatan plasenta previa dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu:
1. Terminasi. Kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi perdarahan yang membawa maut,
misalnya: kehamilan cukup bulan, perdarahan banyak, parturien, dan anak mati (tidak selalu).
a. Cara vaginal yang bermaksud untuk mengadakan tekanan pada plasenta, yang dengan
demikian menutup pembuluh-pembuluh darah yang terbuka (tamponade pada plasenta).
b. Dengan seksio sesarea, dimaksudkan untuk mengosongkan rahim hingga rahim dapat
berkontraksi dan menghentikan perdarahan. Seksio sesarea juga mencegah terjadinya robekan
serviks yang agak sering terjadi pada persalinan per vaginam.
2. Ekspektatif. Dilakukan apabila janin masih kecil sehingga kemungkinan hidup di dunia luar
baginya kecil sekali. Sikap ekspektatif tertentu hanya dapat dibenarkan jika keadaan ibu baik dan
perdarahan sudah berhenti atau sedikit sekali.

Dahulu ada anggapan bahwa kehamilan dengan plasenta previa harus segera diakhiri untuk
menghindarkan perdarahan yang fatal. Namun, sekarang ternyata terapi menunggu dapat
dibenarkan dengan alasan sebagai berikut:
1. Perdarahan pertama pada plasenta previa jarang fatal.
2. Untuk menurunkan kematian bayi karena prematuritas.

Syarat bagi terapi ekspektatif ialah bahwa keadaan ibu dan anak masih baik (Hb-nya normal) dan
perdarahan tidak banyak. Pada terapi ekspektatif, pasien di rawat di rumah sakit sampai berat
anak ±2500 gr atau kehamilan sudah sampai 37 minggu. Selama terapi ekspektatif diusahakan
untuk menentukan lokalisasi plasenta dengan pemeriksaan USG dan memperbaiki keadaan
umum ibu. Jika kehamilan 37 minggu telah tercapai, kehamilan diakhiri menurut salah satu cara
yang telah diuraikan.

Penderita plasenta previa juga harus diberikan antibiotik mengingat kemungkinan terjadinya
infeksi yang besar disebabkan oleh perdarahan dan tindakan-tindakan intrauterin. Jenis
persalinan apa yang kita pilih untuk pengobatan plasenta previa dan kapan melaksanakannya
bergantung pada faktor-faktor sebagai berikut:
1. Perdarahan banyak atau sedikit
2. Keadaan ibu dan anak
3. Besarnya pembukaan
4. Tingkat plasenta previa
5. Paritas

Perdarahan yang banyak, pembukaan kecil, nulipara, dan tingkat plasenta previa yang berat
mendorong kita melakukan seksio sesarea. Sebaliknya, perdarahan yang sedang/sedikit,
pembukaan yang sudah besar, multiparitas dan tingkat plasenta previa yang ringan, dan anak
yang mati cenderung untuk dilahirkan per vaginam. Pada perdarahan yang sedikit dan anak yang
masih kecil (belum matur) dipertimbangkan terapi ekspektatif. Perlu diperhatikan bahwa
sebeium melakukan tindakan apapun pada penderita plasenta previa, harus selalu tersedia darah
yang cukup.

Cara-cara vaginal terdiri dari:


1. Pemecahan ketuban.
2. Versi Braxton Hicks.
3. Conan Willett-Gauss.

PEMECAHAN KETUBAN
Dapat dilakukan pada plasenta letak rendah, plasenta previa marginalis, dan plasenta previa
lateralis yang menutup ostium kurang dart setengah bagian. Pada plasenta previa lateralis yang
plasentanya terdapat di sebelah belakang, lebih baik dilakukan seksio sesarea karena dengan
pemecahan ketuban, kepala kurang menekan pada plasenta. Hal ini disebabkan kepala tertahan
promontorium, yang dalam hal ini dilapisi lagi oleh jaringan plasenta.

Pemecahan ketuban dapat menghentikan perdarahan karena:


1. Setelah pemecahan ketuban, uterus mengadakan retraksi hingga kepala anak menekan pada
plasenta.
2. Plasenta tidak tertahan lagi oleh ketuban dan dapat mengikuti gerakan dinding rahim hingga
tidak terjadi pergeseran antara plasenta dan dinding rahim.
Jika his tidak ada atau kurang kuat setelah pemecahan ketuban, dapat diberikan infus pitosin.
Jika perdarahan tetap ada, dilakukan seksio sesarea.

VERSI BRAXTON HICKS


Tujuan dari perasat Braxton Hicks ialah untuk mengadakan tamponade plasenta dengan bokong
dan untuk menghentikan perdarahan dalam rangka menyelamatkan ibu. Versi Braxton Hicks
biasanya dilakukan pada anak yang sudah mati ataupun masih hidup. Mengingat bahayanya,
yaitu robekan pada serviks dan pada segmen bawah rahim, perasat ini tidak mempunyai tempat
lagi di rumah sakit yang besar. Akan tetapi, dalam keadaan istimewa, misalnya jika pasien
berdarah banyak, anak sudah meninggal dan kita mendapat kesulitan memperoleh darah atau
kamar operasi masih lama siapnya maka cara Braxton Hicks dapat dipertimbangkan.

Sebaliknya, di daerah yang tidak mungkin untuk melakukan seksio sesarea, misalnya di pulau-
pulau kecil, cara Braxton Hicks dapat menggantikan seksio sesarea. Syarat untuk melakukan
versi Braxton Hicks ialah pembukaan yang harus dapat dilalui oleh 2 jari supaya dapat
menurunkan kaki.

TEKNIK
Dilakukan setelah ketuban dipecahkan atau setelah plasenta ditembus tangan yang sepihak
dengan bagian-bagian yang kecil masuk. Setelah labia dibeberkan, satu tangan masuk secara
obstetri dan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) masuk ke dalam kavum uteri. Tangan satunya
menahan fundus. Kepala anak ditolak ke samping yaitu ke pihak punggung anak. Tangan luar
mendekatkan bokong kepada jari yang mencari kaki. Setelah kaki didapatkan oleh tangan dalam,
tangan luar menolak kepala anak ke fundus dan kaki dibawa ke luar. Pada kaki ini digantungkan
timbangan yang seringan-ringannya, tetapi cukup berat untuk menghentikan perdarahan. Jika
beratnya berlebihan, mungkin terjadi robekan serviks. Selanjutnya, kita tunggu sampai anak lahir
sendiri. Sekali-kali jangan melakukan ekstraksi walaupun pembukaan sudah lengkap, mengingat
mudahnya terjadi robekan pada serviks dan segmen bawah rahim.

CUNAM WILLETT-GAUSS
Tujuannya ialah untuk mengadakan tamponade plasenta dengan kepala. Kulit kepala anak dijepit
dengan cunam Willett-Gauss dan diberati dengan timbangan 500 gr. Perasat ini sekarang hampir
tidak pernah dilakukan lagi.

SEKSIO SESAREA
Tujuan melakukan seksio sesarea adalah untuk mempersingkat lamanya perdarahan dan
mencegah terjadinya robekan serviks dan segmen bawah rahim. Robekan pada serviks dan
segmen bawah rahim mudah terjadi bila anak dilahirkan per vaginam karena daerah tersebut
pada plasenta previa banyak mengandung pembuluh darah. Seksio sesarea dilakukan pada
plasenta previa totalis dan plasenta previa lainnya jika perdarahan hebat. Tindakan seksio sesarea
pada plasenta previa, selain dapat mengurangi kematian bayi, terutama juga dilakukan untuk
kepentingan ibu. Oleh karena itu, seksio sesarea juga dilakukan pada plasenta previa walaupun
anak sudah mati.

Langkah-langkah penanganan infertilitas


Pada prinsipnya, evaluasi pada pasangan infertilitas harus memerhatikan faktor wanita dan pria.
Pada wanita, perhatikan pemeriksaan fisiknya termasuk endokrin, pemeriksaan ginekologi,
karakteristik haid dan galaktorea, serta masa ovulasi. Pada pria, perlu diperhatikan/dianalisis
spermanya untuk mengevaluasi pasangan yang infertil. Kategori infertilitas dipengaruhi oleh
faktor garnet laki-laki, gamet perempuan, dan faktor saluran genitalia perempuan.

Penanganan infertilitas dapat dibedakan penanganan pada pria. Penanganan pada wanita dapat
dibagi dalarn 7 (tujuh) langkah yang digambarkan sebagai berikut:

• Langkah I (anamnesis), cara yang terbaik untuk mencari penyebab infertilitas pada wanita.
Banyak faktor penting yang berkaitan dengan infertilitas dapat ditanyakan pada pasien.
Anamnesis meliputi hal-hal berikut.
1. Lama fertilitas.
2. Riwayat haid, ovulasi, dan dismenorea.
3. Riwayat sanggama, frekuensi sanggama, dispareunia.
4. Riwayat komplikasi pascapartum, abortus, kehamilan ektopik, kehamilan terakhir.
5. Konstrasepsi yang pernah digunakan.
6. Pemeriksaan infertilitas dan pengobatan sebelumnya.
7. Riwayat penyakit sistematik (tuberkulosis, diabetes melitus, tiroid).
8. Pengobatan radiasi, sitostatika, alkoholisme.
9. Riwayat bedah perut/hipofisis/ginekologi.
10. Riwayat PID, PHS, leukorea.
11. Riwayat keluar ASI.
12. Pengetahuan kesuburan.

• Langkah II (analisis hormonal), dilakukan jika dari hasil anamnesis ditemukan riwayat, atau
sedang mengalami gangguan haid, atau dari pemeriksaan dengan suhu basal badan (SBB)
ditemukan anovulasi. Hiperprolaktinemia menyebabkan gangguan sekresi GnRH yang akibatnya
terjadi anovulasi. Kadar normal prolaktin adalah 5- 25 ng/ml. Pemeriksaan dilakukan antara
pukul 7 sampai 10. Jika ditemukan kadar prolaktin >50 ng/ml disertai gangguan haid, perlu
dipikirkan ada tumor di hipofisis. Pemeriksaan gonadotropin dapat memberi informasi tentang
penyebab tidak terjadinya haid.
• Langkah III (uji pasca-sanggama). Tes ini dapat memberi informasi tentang interaksi antara
sperma dan getah serviks. Untuk pelaksa-naan uji pasca-sanggama telah dijelaskan sebelumnya.
Jika hasil UPS negatif, perlu dilakukan evaluasi kembali terhadap sperma. Hasil UPS yang
normal dapat menyimpulkan penyebab infertilitas suami.

• Langkah IV (penilaian ovulasi). Penilaian ovulasi dapat diukur dengan pengukuran suhu basal
badan (SBB). SBB dikerjakan setiap hari pada saat bangun pagi hari, sebelum bangkit dari
tempat tidur, atau sebelum makanlminum. Jika wanita memiliki siklus haid berovulasi, grafik
akan memperlihatkan gambaran bifasik, sedangkan yang tidak berovulasi gambaran grafiknya
monofasik.

Pada gangguan ovulasi idiopatik yang penyebabnya tidak diketahui, induksi ovulasi dapat dicoba
dengan pemberian estrogen (umpan balik positif) atau antiestrogen (umpan balik negatif). Untuk
umpan balik negatif, diberikan klomifen sitrat dosis 50-100 mg, mulai hari ke-5 sampai ke-9
siklus haid. Jika dengan pemberian estrogen dan klomifen sitrat tidak juga terjadi sekresi
gonadotropin, untuk pematangan folikel terpaksa diberikan gonadotropin dari luar.
Cara lain untuk menilai ovulasi adalah dengan USG. Jika diameter folikel mencapai 18-25 mm,
berarti menunjukkan folikel yang matang dan tidak lama lagi akan terjadi ovulasi.

• Langkah V (pemeriksaan bakteriologi). Perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologi dari vagina


dan porsio. Infeksi akibat Clamydia trachomatis dan gonokokus sering menyebabkan sumbatan
tuba. Jika ditemukan riwayat abortus berulang atau kelainan bawaan pada kehamilan sebelumnya
perlu dilakukan pemeriksaan terhadap TORCH.

• Langkah VI (analisis fase luteal). Kadar estradiol yang tinggi pada fase luteal dapat
menghambat implantasi dan keadaan seperti ini sering ditemukan pada unexplained infertility.
Pengobatan insufisiensi korpus luteum dengan pemberian sediaan progesteron alamiah. Lebih
diutamakan progesteron intravagina dengan• dosis 50- 200 mg daripada pemberian oral.

• Langkah VII (diagnosis tuba falopii). Karena makin meningkatnya penyakit akibat hubungan
seksual, pemeriksaan tuba menjadi sangat penting. Tuba yang tersumbat, gangguan hormon, dan
anovulasi merupakan penyebab tersering infertilitas. Untuk mengetahui kelainan pada tuba
tersedia berbagai cara, yaitu uji insuflasi, histerosalpingografi, gambaran tuba falopii secara
sonografi, hidrotubasi, dan laparoskopi. Penanganan pada tiap predisposisi infertilitas bergantung
pada penyebabnya, termasuk pemberian antibiotik untuk infertilitas yang disebabkan oleh
infeksi.

Penanganan pada pria umumnya adalah dengan analisis sperma. Dari hasil analisis sperma dapat
terlihat kualitas dan kuantitas dari spermatozoa. Jika ditemukan fruktosa di dalam semen, harus
dilakukan tindakan biopsi testis. Jika tidak ditemukan fruktosa di dalam semen, menunjukkan
tidak adanya kelainan vesikula dan vasa seminalis yang bersifat kongenital.

Langkah-langkah penanganan infertilitas dari yang paling sederhana, yaitu dengan anamnesis
pasangan suami-istri, analisis sperma, uji pasca-sanggama, penilaian ovulasi, pemeriksaan
bakteriologi, analisis fase luteal, diagnosis tuba falopii, dan analisis sperma. Penanganan
dilakukan secara bertahap dengan mengobati satu atau lebih faktor spesifik. Observasi prospektif
dan pengobatan empiris dengan clomiphene atau antibiotik empiris.

Anda mungkin juga menyukai