TINJAUAN PUSTAKA
1. Stres
Defenisi stres
Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan siapa saja dalam bentuk
tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang-
pendek yang tidak sama, pernah atau akan mengalaminya dan tidak seorang pun
bisa terhindar dari padanya. Stres merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin
”singere” yang berarti ” keras” (stricus). Istilah ini mengalami perubahan seiring
Menurut Selye, dalam bukunya yang berjudul Stress Without Distress, stres
Nemey dalam Grenberg (1984) dalam Yosep (2007) menyebutkan stres sebagai
reaksi fisik, mental, dan kimia dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan,
ancaman yang dihadapi mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang pada
1994). Menurut Gray & Smeltzer (1990) dalam agoes (2003) stres adalah
munculnya reaksi psikologis yang membuat seseorang merasa tegang atau cemas
keinginannya.
antara idealisme dan realita (Sulistiawati, 2005). Baik nyata maupun imajinasi,
persepsi seseorang terhadap stres sebenarnya berasal dari perasaan takut atau
marah. Perasaan ini dapat di ekspresikan dalam sikap tidak sabar, frustasi, iri,
tidak ramah, depresi, bimbang, cemas, rasa bersalah, khawatir, atau apati. Selain
itu perasaan ini juga dapat muncul dalam bentuk sikap yang pesimis, tidak puas,
produktivitas rendah, dan sering absen. Emosi, sikap dan perilaku kita yang
Adaptasi merupakan suatu bentuk respon tubuh sebagai homeostasis pada sistem
pemeliharaan psikologis dalam hal jati diri dan rasa harga diri.
Menurut Everly dan Giardano dalam Munandar (1995) stres dapat ditandai
dengan tiga gejala utama yaitu mood, muskuloskeletal (otot rangka), dan viceral
lupa, kurang konsentrasi, rasa tidak nyaman dan gelisah, serta gugup.
diam dan berdiri ditempat, sakit kepala, otot tegang dan kaku, bicara
3) Visceral: perut mual, mulas dan muntah, degup jantung terganggu, banyak
Dalam peristiwa stres, ada tiga hal yang merupakan unsur-unsur stres yang
Hal yang menjadi sumber stres bisa berupa bencana alam, peristiwa hidup
baik yang berhubungan dengan diri sendiri maupun orang lain dan
lingkungan kerja yang berat dan tempat tinggal yang tidak sehat.
fisiologis.
3) Hubungan antara orang yang mengalami stres dengan hal yang menjadi
yang penuh stres merupakan proses. Dalam proses tersebut, hal yang
antara orang yang mengalami stres dan keadaan yang penuh stres, karena
1) Krisis
dan sebagainya.
2) Frustasi
naluri, sehingga timbul kekecewaan. Frustasi timbul bila niat atau usaha
kemajuan suatu cita-cita baik yang berasal dari dalam diri sendiri atau
dari luar.
naluri tersebut.
4) Tekanan
Tidak semua orang yang mengalami stressor psikososial yang sama akan
mengalami stres, tergantung pada tipe kepribadian yang dimiliki oleh individu.
kuat, percaya diri berlebihan, cara berbicara cepat, bertindak serba cepat,
berorganisasi dan memimpin (otoriter), lebih suka bekerja sendiri bila ada
tantangan, kaku terhadap waktu, tidak dapat tenang (tidak relaks), serba
terkendali.
Tipe kepribadian “B” adalah kebalikan dari tipe kepribadian “A”, dengan
ciri-ciri: ambisi yang wajar-wajar saja, tidak agresif dan sehat dalam
dalam batas wajar dan kontrol diri serta percaya diri yang tidak berlebihan,
cara bicara yang tidak tergesa-gesa, bertindak pada saat yang tepat,
kaku (fleksibel), sabar dan mempunyai selera humor yang tinggi, dapat
menghargai pendapat orang lain, tidak merasa dirinya paling benar, dapat
(Hawari, 2001).
Gejala-gejala stres pada diri seseorang sering kali tidak disadari karena
perjalanan awal tahapan stres timbul secara lambat, dan baru dirasakan bila
tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupan baik di rumah,
sindrom penyesuaian umum. Apabila faktor penyebab stres tidak dapat diatasi dan
faktor penyebab tersebut terlalu besar, maka terjadi reaksi tubuh yaitu GAS
(General Adaptation Syndrom) yang terdiri atas tiga tahapan yaitu tahap reaksi
waspada, tahap melawan, dan tahap kelelahan yang bekerja untuk melindungi
Dr. Robert J. Van Amberg (1979) dalam Agoes (2003) dalam penelitiannya
1) Stres tahap I
Merupakan tahapan stres yang paling ringan, dan biasanya disertai dengan
2) Stres tahap II
energi tidak lagi cukup sepanjang hari akibat tidak cukup waktu untuk
waktu bangun tidur pagi, merasa mudah lelah dan merasa cepat capai,
lambung dan usus yang semakin nyata misalnya gastritis dan diare,
harus sudah berkonsultasi dan mendapat terapi atau bisa juga beban stres
4) Stres tahap IV
fisik pada organ tubuh dan orang yang bersangkutan terus memaksakan
diri untuk bekerja tanpa mengenal istirahat dan akan muncul gejala-gejala:
penyebabnya.
5) Stres tahap V
Bila keadaan tahap IV terus berlanjut maka akan jatuh pada stres tahap V
yang ditandai dengan hal-hal berikut: kelelahan fisik dan mental yang
6) Stres tahap VI
serangan panik dan perasaan takut mati. Gambaran stres tahap ini adalah:
debaran jantung yang sangat kuat, susah bernapas (sesak dan megap-
megap), seluruh tubuh gemetar, dingin dan keringat bercucuran, tidak ada
tenaga untuk hal-hal yang ringan, pingsan atau kolaps (Hawari, 2001).
1) Stres ringan
Stres ringan adalah stressor yang dihadapi setiap orang secara teratur
menit atau beberapa jam dan biasanya tidak akan menimbulkan penyakit
Terjadi lebih lama, dari beberapa jam sampai beberapa hari. Misalnya
3) Stres berat
Stres disebabkan oleh banyak faktor yang disebut dengan stressor. Stressor
menunjukkan suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kebutuhan tersebut bisa
stressor internal dan stressor eksternal. Stressor internal berasal dari dalam diri
seseorang misalnya kondisi fisik, atau suatu keadaan emosi. Stressor eksternal
berasal dari luar diri seseorang misalnya perubahan lingkungan sekitar, keluarga
pribadi dan kategori kelompok atau organisasi. Kedua kategori ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada individu atau kelompok dan
terdiri atas :
memiliki harapan yang disebabkan oleh stres akibat pekerjaan yang sangat
berat dan akan membuat penderitanya merasa kelelahan secara fisik dan
emosional.
2) Faktor kepribadian
kompetitif yang sangat berlebihan, kemauan yang keras, tidak sabar, mudah
3) Faktor kognitif
1) Perkawinan
sakit, hubungan yang tidak baik dengan mertua, ipar, besan dan lain
sebagainya.
3) Hubungan interpersonal
4) Pekerjaan
sebagainya.
5) Lingkungan hidup
seseorang. Rasa tercekam dan tidak merasa aman ini amat mengganggu
7) Hukum/peraturan
8) Perkembangan
Faktor keluarga yang dimaksud disini adalah faktor stres yang dialami
oleh seseorang yang disebabkan karena kondisi keluarga yang tidak baik
11) Lain-lain
(Yosep, 2007).
adalah: pindah ke daerah baru, masuk perguruan tinggi, pindah sekolah, menikah,
atau bunyi yang sangat ramai atau bising, tidak puas atau tidak nyaman.
dan awal dari gangguan kesehatan fisik, psikologis, bahkan spiritual. Sedangkan
dampak dari stressor tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu: Sifat
stressor, jumlah stressor pada saat yang bersamaan, lama pemajanan terhadap
stressor, pengalaman masa lalu, tingkat perkembangan (Kozier & Erb, 1983 dalam
Keliat, 1998).
3. Skripsi
takut, bahkan sampai frustasi dan ada juga yang nekat bunuh diri. Telah banyak
contoh kasus mahasiswa yang menjadi lama dalam penyelesaian studinya karena
pembuatan tugas akhir susah dan berat maka akhirnya banyak mahasiswa
menyerahkan pembuatan skripsi ini ke orang lain atau semacam biro jasa
pembuatan skripsi, atau membeli/mencari skripsi orang lain untuk ditiru (Subekti,
2009).
Skripsi sebagai akhir penyelesaian studi merupakan suatu kegiatan yang wajib
ada (baik dalam literatur maupun kancah) agar dengan penelitian itu dapat
mahasiswa; baik negatif maupun positif, fisik, maupun psikologis selama proses
menyelesaikan skripsi.
suatu problem dan pemecahannya yang berlandaskan pada suatu teori dan
juga langkah-langkah atau metode yang ilmiah disertai pola pikir yang kritis
lulus minimal 110 SKS bagi mahasiswa program reguler dan 44 SKS bagi
(Pasal 20). Tata cara penyusunan skripsi tersebut juga diatur dalam pasal 21
dimana:
menambah seorang pembimbing lainnya yang diambil dari jurusan atau bagian
lambatnya satu tahun atau dua semester sebelum masa studi maksimum
6. Persetujuan selesainya skripsi paling lambat tiga bulan sebelum masa studi
Selain persyaratan diatas, hal lain yang dapat mempengaruhi terjadinya stres
menghadapi/menjumpai dosen, beban kuliah yang ada, hubungan atau relasi, serta
hambatan keuangan.
1) Dosen
Sulitnya proses bimbingan skripsi kepada dosen menjadi salah satu faktor
yang menghambat dalam proses penyelesaian skripsi. Banyak dosen terlalu kritis
ulang karena skripsinya belum sempurna. Ada dosen yang rajin membatik setiap
membingungkan mahasiswa dan membuat pikiran terkuras. Ada juga kasus dosen
yang sulit untuk ditemui di kampus karena banyak bisnis di luar atau penuh
maupun dari mahasiswa itu sendiri. Tuntutan tersebut dapat memberikan tekanan
yang melampaui batas kemampuan mahasiswa itu sendiri. Ketika hal ini terjadi,
maka beban yang berlebihan tersebut akan mengundang stres pada mahasiswa.
Hubungan dengan orang lain baik dengan teman kuliah atau bukan, memiliki
pengaruh yang besar bagi mahasiswa. Gangguan pada aspek tersebut dapat
menjadi stressor, yang sering kali berkaitan dengan perasaan sendiri atau
4) Hambatan keuangan
tidak hanya diperlukan untuk biaya akademis saja, namun untuk kebutuhan hidup
dan kebutuhan lainnya yang diperlukan. Hal ini dapat menjadi salah satu sumber