Anda di halaman 1dari 3

Visi kelompok kecil,

Poutri

VISI KELOMPOK KECIL


Pendahuluan
Harus diakui bahwa kehidupan dalam dunia yang makin canggih teknologinya ini
berada dalam kondisi yang makin menciptakan hidup yang individualistis. Manusia
dipacu dengan target-target tertentu dalam hidup, sehingga kehidupan sosial antara satu
dengan yang lainnya makin tergeser jauh.. Kehidupan dunia sekuler seperti ini akhirnya
banyak memberikan pengaruh dalam gereja, maupun persekutuan yang ada. Sangat
berbeda dengan kehidupan jemaat mula-mula di Yerusalem (Kisah Rasul 2) yang sangat
mengutamakan hidup bersama, sehingga mereka dapat menguatkan iman satu dengan
yang lainnya dan terus bertumbuh ke arah Kristus.

Pada dasarnya Allah tidak pernah menciptakan manusia itu untuk hidup sendiri
(Kej 2:18), melainkan bersekutu bersama dengan yang lainnya, yang merupakan refleksi
dari persekutuan diantara Allah tritunggal (Bapa, Anak dan Roh). Selanjutnya, Allah juga
tidak pernah memanggil kita hanya menjadi ‘anak Allah’; namun dipanggil menjadi satu
umat yaitu, umat Allah (1 Pet 2:9). Allah memanggil kita dalam persekutuan dengan Dia
melalui Kristus (1 kor 1:9); yang juga membawa kita bersekutu dengan saudara-saudara
seiman lainnya (Maz 133; 1 Yoh 1:3). Sehingga sekalipun banyak perubahan-perubahan
yang terjadi di sekitar kita, perlu disadari untuk tidak menggeser persekutuan di antara
saudara seiman. Bahkan Paulus menasihati: “ Janganlah kamu menjauhkan diri dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang; tetapi marilah
kita semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat “(Ibrani 10:25).
Kita membutuhkan satu dengan yang lain.

Kelompok Kecil

Dalam keadaan yang berubah ini, kita perlu memikirkan strategi yang tepat untuk dapat
bersekutu dan saling menguatkan. Dan hasil penelitian yang akurat dari beberapa penulis
yang menggumuli hal ini (dalam buku: Next Generation), menyimpulkan bahwa:
Kelompok kecil adalah suatu cara atau strategi yang makin akan dibutuhkan dari waktu
ke waktu. Manusia yang dipengaruhi oleh situasi yang makin individualistis ini akan
makin mengalami kesulitan tanpa teman, kesepian, dan tekanan atau depresi yang makin
kuat. Kita bersyukur ada wadah kelompok kecil, sarana yang dilakukan oleh Kristus
dalam hidup dan pelayanan-Nya tetap dan makin diakui sebagai sarana yang strategis.

Kelompok kecil yang diikuti oleh empat sampai tujuh orang beriman ini dalam anugerah
Allah akan menjadi suatu kelompok yang dinamis dalam arti setiap individu akan
bertumbuh secara bersama dan selanjutnya akan berlipat ganda dari waktu ke waktu.
Mari kita memperhatikan visi (pandangan ke depan) yang akan dicapai dalam suatu
kelompok kecil:
Visi kelompok kecil,
Poutri

Penyampaian penggenapan

Isi kelompok kecil

“ Mari, ikutlah Aku “…pergilah, jadikanlah


dan kamu akan Kujadikan semua bangsa muridku …
penjala manusia “ (Mat 4:19) dan ajarlah mereka (Mat 28:
19-20)
Kelompok kecil yang dinamis adalah suatu kelompok yang memilki visi yang kuat
bersama-sama. Sehingga pertemuan tidak hanya merupakan ajang berbincang, namun ada
arah yang jelas yang dapat membawa setiap orang bertumbuh makin kuat.
Coba telusuri visi Kristus ini bagi murid-murid-Nya:
1. “ Mari, ikutlah Aku…” merupakan panggilan yang kongkrit untuk menjadi
‘murid Tuhan’, yang hidup dan berjalan bersama Dia. Murid-murid diajak untuk
melihat kehidupan Kristus seutuhnya melalui pengajaran-Nya, bersekutu,
melayani, dan menyaksikan karya kasih-Nya yang terbesar, yaitu kematian-Nya
di kayu salib. Murid-murid diajar secara langsung dalam pengajaran Yesus,
keteladanan Kristus serta pengalaman-pengalaman yang dijalani Kristus. Kata
‘ikutlah Aku’ menjadi sesuatu yang dinamis, dimana teori dan praktek berjalan
bersamaan. Inilah keefektifan dari kelompok kecil yang membawa anggota yang
terlibat didalamnya menikmati suatu kehidupan persekutuan yang wajar dan
seimbang.
2. “…ikutlah Aku…” juga dimaksudkan untuk menjadi peniru daripada Kristus.
Itulah tujuan Allah dalam menyelamatkan umat-Nya (Roma 8:29; 2 Kor 3:18).
Dari waktu ke waktu bercermin dan diubahkan oleh Dia, Guru yang agung;
seperti kalimat dalam panggilan-Nya “…kamu akan kujadikan..”. Kristus yang
adalah Allah, memiliki otoritas/ kuasa untuk merubah kehidupan murid-murid-
Nya, sama seperti tanah liat dalam tangan penjunan. Sehingga perlu ada
komitmen yang kuat dari tiap anggota kelompok kecil untuk mau diajar, ditegur,
dibentuk, serta diubahkan dari waktu ke waktu oleh tangan penjunan yang mulia
itu. Penjunan memiliki suatu konsep yang jelas, membawa tanah liat menjadi
suatu bentuk tertentu, dalam hal ini Kristus memiliki suatu visi yang jelas
terhadap muri-murid-Nya, menjadikan mereka ‘serupa dengan Dia’. Makin hari
makin menjadi manusia yang diperbaharui menjadi sempurna seperti Kristus
yang adalah teladan dari manusia sempurna. Pandangan hidup, iman, karakter,
pengorbanan dipertajam dalam proses pemuridan dari waktu ke waktu. Melalui
hal ini kita melihat pentingnya ketekunan dan kesetiaan dalam proses pemuridan,
karena perubahan demi perubahan berlangsung tahap demi tahap. Allah dan
firman-Nya menjadi sumber utama yang dibutuhkan dalam proses pemuridan ini;
disamping itu tentunya masing-masing anggota kelompok kecil perlu terlibat
secara aktif.
3. “…Kujadikan penjala manusia…” , inilah klimaks dari tujuan berkelompok
kecil , menjadikan anggota dalam kelompok untuk menjadi murid yang mandiri,
untuk terus belajar makin menyerupai Kristus (murid seumur hidup) serta menjadi
pelayan/pemimpin yang membawa orang lain mengikut Kristus pula. Seperti apa
Visi kelompok kecil,
Poutri

yang diajarkan Paulus kepada Timotius: “ apa yang telah kamu dengar
daripadaku, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai” (2 Tim
2:2) , sehingga melalui pengajaran dan contoh/teladan kehidupan kita, dalam
anugerah Allah menghasilkan murid-murid Kristus selanjutnya.

Sebelum Yesus meninggalkan dunia ini, Ia melakukan suatu perkara yang


penting, yang mempengaruhi kehidupan jemaat Tuhan dari abad-ke abad sampai
sekarang ini, yaitu: pengutusan. Kepada muri-murid-Nya Ia menyampaikan suatu
amanat yang keluar dari otoritas-Nya tertinggi: “Kepada-Ku telah diberikan
segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah dan jadikanlah semua
bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak, dan Roh
Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Ku perintahkan
kepadamu.” (Mat. 28:18-20).
Merupakan suatu amanat yang agung, mandat yang penting dikerjakan dalam
dunia ini bagi murid-murid-Nya. Kemudian amanat agung ini disambut dengan
ketaatan para murid, maka Injil tersebar kuat dari waktu ke waktu, mulai dari
Yerusalem, Yudea, Samaria, terus ke berbagai belahan bumi ini, termasuk
Indonesia, juga dalam Universitas Trisakti. Di mana melalui pemberitaan Injil
dari waktu ke waktu membawa generasi demi generasi yang hadir di Trisakti
(POUTRI) dapat mengenal Allah yang hidup, diselamatkan, dipertumbuhkan, dan
kemudian melayani Tuhan Yesus kepada generasi selanjutnya.

Ini adalah bagian yang terus harus dijalankan, sampai misi tergenapi, yaitu
membangun Kerajaan Allah yang di mana Allah menjadi Tuhan yang memerintah
atas hidup kita secara penuh.

Aplikasi:

Diskusikan kelompok kecil yang ada di fakultas anda saat ini, maukah anda juga
terlibat di dalamnya ? Bertumbuh dan akhirnya melayani bersama bagi
kemuliaan Allah.

Anda mungkin juga menyukai