Pasal 1 angka 5
Definisi mengenai tabungan.
Pasal 1 angka 13
Definisi tentang menteri yang digunakan dalam RUU
ini.
Pasal 3
Tujuan dari LKM
Pasal 11 ayat (1)
LKM harus memiliki izin usaha dari Bupati/Walikota
sesuai dengan cakupan wilayah.
Pasal 21 ayat (1)
Mengganti kata “nasabah” dengan “penyimpan”.
Pasal 32
Menambah kata “usaha” setelah kata persaingan
disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan
yang ada.
Pasal 36 ayat (2)
Mengenai kewajiban LKM mengumumkan laporan
keuangannya.
Pasal 36 ayat (3)
Pengaturan dalma Permen diganti dengan PP.
Pasal 37
Penyatuan pasal-pasal mana saja yang dikenakan sanksi
administratif.
Menimbang huruf c
Merubah redaksi yang mengatur landasan sosiologis
menjadi:
bahwa untuk memberikan kepastian hukum dan memenuhi
kebutuhan layanan keuangan terhadap masyarakat miskin
dan/atau masyarakat berpenghasilan rendah, kegiatan
layanan jasa keuangan mikro non bank dan kelembagaannya
perlu daitur secara lebih komprehensif sesuai dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Pasal 4 huruf a
Perbaikan redaksional mengenai persyaratan pendirian LKM
yang harus berbadan hukum Indonesia yang seklkuruh
modal dan/atau sahamnya dimiliki oleh warga negara
Indonesia.
Pasal 11 ayat (2) huruf a
Penegasan LKM memiliki akta endirian sebagai
badan hukum Indonesia ketika mengajukan
permohonan kepada Bupati/walikota untuk
memperoleh izin usaha.
Pasal 12 ayat (1)
Mengganti lama hari yang diperlukan dalam
memberikan izin usaha LKM menjadi 10 hari
kerja.
Pasal 13
Menyatukan beberapa pasal yang akan diatur lebih
lnajut melalui PP.
Pasal 14 ayat (4)
Mengatur tentang pengaturan lebih lanjut ayat (2) dan
ayat (3) dalam PP.
Pasal 15 ayat (1)
Memperbaiki acuan pasal yang sebelumnya tidak tepat.
Pasal 15 ayat (2)
Mengatur mengenai dimungkinkan memilik salah satu
prinsip kegiatan usaha yang ada.
Menimbang huruf a
Mengenai landasan filosofis
Menimbang huruf b
Mengenai landasan sosiologis
Menimbang huruf d
Mengenai landasan yuridis.
Mengingat
Pencantuman rujukan Pasal-Pasal dalam UUD Negara RI
Tahun 1945.
Pasal 7
Mengenai pembetukan LKM
Pasal 11 ayat (1)
Mengenai pemilikan izin usaha dari bupati/walikota
sesuai dengan cakupan wilayah.
Pasal 14 ayat (1)
Mengenai ruang lingkup kegiatan usaha LKM
Pasal 14 ayat (2)
Mengenai pendampingan yang dilakukan LKM
Pasal 14 ayat (3)
Penyesuaian antara besarnya pinjaman/pembiayaan
dengan skala usaha.
Pasal 16
Kegiatan usaha yang dilarang dilakukan oleh LKM
Pasal 17
Penyesuaian antara kegiatan usaha dengan izin usaha.
Pasal 18
Pengaturan mengenai cakupan wilayah.
Pasal 19
Pengaturan mengenai pemekaran dan penggabungan wilayah
usaha.
Pasal 25 ayat (3)
Pengaturan lebih lanjut mengenai ayat (1) dan ayat (2) Pasal 25
diatur dalam Anggaran Dasar masing-masing LKM.
Pasal 26
Mengenai penukaran informasi.
Pasal 28
Pengaturan mengenai penggabungan LKM
Pasal 29 ayat (1)
Pengaturan mengenai pembubaran LKM
Pasal 30 huruf a
Pengaturan mengenai yang bertanggung jawab
mengembalikan seluruh simpanan adalah pengurus dalam
hal LKM berbadan hukum perkumpulan.
Pasal 34
Mengenai pengawasan
Pasal 35
Mengenai pencatatan/ pembukuan keuangan
Pasal 38
Ketentuan pidana tentang setiap orang yang memiliki
mayoritas kepemilikan lebih dari 1 LKM
Pasal 42
Ketentuan Peralihan
Pasal 43
Ketentuan Penutup
Pasal 44
Ketentuan Penutup
Pasal 1 angka 6
Definisi pijaman.
Pasal 5 ayat (2)
Dipindah menjadi Pasal 8
Pasal 14 ayat (1) huruf c
Diberi penjelasan
Pasal 20
Ditambah penjelasan.
Pasal 6 ayat 2
Pasal 9
Pasal 10 Huruf a
Pasal 10 Huruf d
Pasal 10 Huruf e
Pasal 10 ayat (2)
Pasal 21 ayat (2)
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25 ayat (1)
Pasal 25 ayat 2
Pasal 27
Pasal 29 ayat (2)
Pasal 30 huruf b
Pasal 33
Pasal 40
Pasal 41
Sisipan di Pasal 1 angka 8
Sisipan Pasal 1 angka 12
Pasal 12 huruf g
Tambah 1 Pasal setelah Pasal 13
Pasal 14 ayat (4)
Pasal 39
Menimbang huruf d
Pasal 1 angka (10)
Pasal 6 ayat (1)
Pasal 8
Pasal 10 huruf b
Pasal 10 huruf c
Pasal 10 ayat (3)
Paal 15 ayat (3)
Pasal 21 ayat (1) huruf b
SEKIAN DAN TERIMA KASIH