Anda di halaman 1dari 12

KEWENANGAN PENUNTUTAN OLEH

KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK


PIDANA KORUPSI DALAM SISTEM
PERADILAN PIDANA INDONESIA
Marfuatul Latifah

PENUNTUTAN OLEH KPK


Diatur dalam Pasal 6 ayat (3) UU No. 30 Tahun
2002 Tentang KPK. (UU KPK)
Kewenangan penuntutan yang dimiliki oleh KPK
saat ini, merupakan salah satu metode yang
mendukung capaian penegakan hukum oleh
KPK.
Karena
penuntutan
memberikan
kemudahan dan kecepatan bagi KPK untuk
melakukan penuntutan atas perkara tipikor
yang ditanganinya tanpa harus berkoordinasi
dengan lembaga manapun.

PENUNTUTAN OLEH LEMBAGA


ANTI KORUPSI DI DUNIA
Lembaga anti korupsi (LAK) di dunia terbagi
menjadi 3 jenis, yaitu:
1. LAK yang memiliki kewenangan penuntutan
ditambah dengan kewenangan penyidikan;
Contoh:

Anti-corruption Agencies dari Georgia, dengan


kewenangan penuntutan yang dimiliki oleh
LAK-nya, Georgia saat ini berhasil menaikkan
peringkatnya dalam indeks persepsi korupsi.
Semula peringkat 124 dari 133 negara pada
tahun 2003 menjadi peringkat 50 dari 174
negara pada tahun 2014

PENUNTUTAN OLEH...
2. LAK yang memiliki kewenangan penuntutan
dibawah pengawasan Kejaksaan ditambah
dengan kewenangan penyidikan
Contoh:
Walaupun hasil penyidikan yang dilakukan ICAC
Hongkong harus mendapatkan persetujuan dari
Kejaksaan Agung Hongkong, ICAC Hongkong
merupakan lembaga anti-korupsi yang terkenal
cukup efisien dan memiliki angka penyelesaian
perkara korupsi yang cukup tinggi. Dari 300
penuntutan yang diajukan ke pengadilan setiap
tahunnya, sekitar 80% telah berhasil diputus
bersalah oleh pengadilan.

PENUNTUTAN OLEH...
3. LAK yang hanya memiliki kewenangan
penyidikan.
Contoh:
Liberia Anti-Corruption Commission (LACC) hanya
memiliki kewenangan untuk melakukan penyidikan
terhadap perkara korupsi yang ada di Liberia. Namun
demikian, dalam pemberantasan korupsi Liberia
dianggap telah berkembang selama beberapa tahun
terakhir. Berdasarkan hal tersebut, sejak masuk dalam
Corruption Perception Index pada tahun 2005 Liberia
berhasil menaikkan peringkatnya dalam jangka waktu 9
tahun, yaitu pada peringkat 137 dari 154 negara pada
tahun 2005 menjadi peringkat 94 dari 174 negara pada
tahun 2014.

PENUNTUTAN OLEH KPK DAN ASAS


DOMINUS LITIS
Asas dominus litis adalah sebuah asas yang berlaku
universal, dan dapat diartikan sebagai asas yang
menegaskan bahwa Jaksa merupakan pengendali proses
perkara (dominus litis), karena
hanya jaksa yang
berhak
menentukan
apakah
akan
dilakukan
penuntutan atau tidak terhadap sebuah perkara. Dalam
asas dominus litis kewenangan Kejaksaan merupakan
satu komando berada di bawah Jaksa Agung selaku
penuntut umum tertinggi yang berwenang menetapkan
dan mengendalikan penuntutan.
Dengan adanya pemberian kewenangan penuntutan
pada KPK untuk perkara korupsi yang disidik oleh
KPK, telah terjadi penyimpangan terhadap asas
dominus litis di Indonesia.

PENUNTUTAN KPK DALAM SPPT


SPPT di Indonesia, masih dijalankan berdasarkan
KUHAP. KUHAP menganut asas Asas spesialisasi,
diferensiasi dan kompartemensasi.
Asas kompartemensasi yang dianut dalam KUHAP
membedakan setiap fungsi dalam SPPT sehingga
masing-masing fungsi pada dasarnya hanya menjadi
domain satu institusi penegakan hukum saja. Dengan
demikian, dapat dilihat bahwa para penyusun KUHAP
menginginkan penyekatan dalam setiap tahapan
penegakan hukum sehingga setiap institusi penegakan
hukum yang memiliki fungsinya masing-masing dapat
memberikan pertanggungjawaban yang jelas dan
kemungkinan penyalahgunaan kewenangan dapat
ditekan dengan pengendalian di dalam satu instansi
saja.

PENUNTUTAN KPK DALAM SPPT


Indonesia telah banyak membentuk pengecualianpengecualian dalam ketentuan undang-undang tanpa
memperhatikan asas yang berlaku secara universal dan
keinginan penyusun undang-undang yang berlaku
secara umum. Pengecualian-pengecualian tersebut
seringkali memberikan satu kewenangan terhadap
beberapa instansi tanpa melakukan pengkajian terlebih
dahulu. Walaupun hal tersebut pada dasarnya sah-sah
saja, di kemudian hari kondisi tersebut akan berpotensi
menimbulkan kekacauan karena kepemilikan bersama
atas kewenangan yang sama persis di antara beberapa
institusi penegakan hukum akan menimbulkan konflik,
karena di Indonesia ego-sektoral yang dimiliki oleh tiap
lembaga penegakan hukum masih tinggi.

KESIMPULAN
KPK bukan satu-satunya lembaga anti-korupsi yang
memiliki kewenangan penyidikan langsung. Dalam
praktik di seluruh dunia, kewenangan penuntutan oleh
LAK secara langsung dimiliki juga oleh Anti-corruption
Agencies dari Georgia, Serious Fraud Office dari Inggris,
Oficina Anticorrupcion dari Argentina.
Pemberian kewenangan Penuntutan pada KPK
merupakan penyimpangan terhadap asas dominus litis
yang berlaku secara umum. Selain itu pemberian
kewenangan penuntutan pada KPK juga tidak sesuai
dengan asas kompartemensasi yang dianut dalam
KUHAP, yang membedakan setiap fungsi dalam SPPT
dan mengatur bahwa pada dasarnya hanya menjadi
domain satu institusi penegakan hukum saja.

KESIMPULAN
namun kewenangan penuntutan oleh KPK tidak
bisa dicabut begitu saja, sebab akan melukai
semangat pemberantasan tindak pidana korupsi di
Indonesia. oleh sebab itu sebaiknya dilakukan
perubahan terhadap UU KPK, dengan melakukan
pengaturan
kembali
terhadap
kewenangan
penuntutan oleh KPK.

SARAN
perubahan terhadap UU KPK dilakukan dengan
memperbaiki pengaturan terkait dengan penuntutan oleh
KPK dengan tujuan penertiban asas kompartemensasi yang
dianut dalam hukum acara pidana di Indonesia dan kembali
meluruskan penyimpangan terhadap asas dominus litis yang
berlaku universal. Namun upaya tersebut tidak boleh
menghambat upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh
KPK selaku lembaga anti-korupsi di Indonesia.
Pengaturan kembali dilakukan dengan dengan mengatur
penuntutan yang dilakukan oleh KPK merupakan
penuntutan yang diawasi langsung oleh Jaksa Agung. Tapi
dalam hal ini Pimpinan KPK memiliki jalur koordinasi
langsung dengan Jaksa Agung sehingga tidak ada perkara
yang telah selesai penyidikannya oleh KPK tidak dapat
dituntut karena tidak mendapatkan ijin dari Jaksa Agung.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai