Anda di halaman 1dari 32

DAFTAR SEMUA PENYAKIT

Nama
No Definisi Pilih
Penyakit
Dementia prasenil karena atrofia difus kulit otak besar yang
sering kali terjadi pada seluruh lobus frontal dan lobus
1 Alzheimer temporal, disertai dengan degenerasi serabut-serabut Lihat
syaraf; kelainan-kelainan juga terdapat pada ganglion-
ganglion basal
Paralisis/paresis perifer syaraf otak ke-7 (nervus fasialis)
Nerve Bell tanpa sebab yang jelas, seringkali berkaitan dengan pajanan
2 Lihat
Palsy terhadap dingin, karena infeksi virus, kerusakan syaraf otak
ke-7 atau pusatnya.
3 Kanker Otak Pembengkakan sel neoplasma ganas yang terjadi di otak. Lihat
Pembengkakan sel neoplasma yang terjadi di otak yang
4 Tumor Otak Lihat
bersifat jinak atau tidak ganas
Gangguan pada sistem syaraf pusat yang terjadi karena
5 Epilepsi Lihat
letusan pelepasan muatan listrik sel syaraf secara berulang.
Radang pada selaput otak atau pada selaput sumsum tulang
6 Meningitis Lihat
belakang
7 Encephalitis Radang yang terjadi di otak Lihat
8 sdasda dasdasda Lihat

GEJALA PENYAKIT : ALZHEIMER


No Kode Nama Gejala
1 G005 Perubahahan Kepribadian
Kehilangan memori yang mempengaruhi kemampuan
2 G006
bekerja
3 G007 Kesulitan mengerjakan pekerjaan biasa
4 G008 Masalah dengan bahasa
5 G009 Disorientasi waktu dan tempat
6 G010 Masalah dengan berpikir abstak
7 G011 Kesalahan menaruh suatu barang
8 G012 Perubahan dalam mood atau kelakuan
9 G013 Kehilangan inisiatif
10 G014 Penurunan dalam pengambilan keputusan
 

GEJALA PENYAKIT : NERVE BELL PALSY


No Kode Nama Gejala
1 G001 Sakit Kepala
Kekacauan pergerakan otot yang mengontrol ekspresi
2 G015
wajah seperti tersenyum
3 G016 Kehilangan daya perasa di bagian wajah
4 G017 Meneteskan air mata
5 G018 Meneteskan air liur
Hipersensitif terhadap suara di bagian telinga yang
6 G019
dirusak
Ketidakmampuan menutup mata pada bagian wajah
7 G020
yang dirusak
8 G051 Kehilangan indera perasa pada 2/3 bagian depan lidah
 

GEJALA PENYAKIT : KANKER OTAK


No Kode Nama Gejala
1 G001 Sakit Kepala
2 G002 Mual
3 G003 Muntah
4 G004 Seizures
5 G005 Perubahahan Kepribadian
Kelemahan atau kehilangan daya perasa ditangan atau
6 G021
dikaki
7 G022 Kekurangan koordinasi ketika berjalan
Ketidaknormalan gerakan pada mata atau perubahan
8 G023
daya pandang
9 G024 Kelelahan
10 G025 Perubahan pada ingatan
11 G026 Perubahan pada kemampuan berbicara
 

GEJALA PENYAKIT : ENCEPHALITIS


No Kode Nama Gejala
1 G001 Sakit Kepala
2 G004 Seizures
3 G026 Perubahan pada kemampuan berbicara
4 G027 Perasaan cepat marah
5 G042 Leher terasa kaku
6 G043 Photophobia (Tidak bisa terkena sinar yang terang)
7 G046 Kantuk atau lesu
Perubahan dalam kewaspadaan, kebingungan atau
8 G047
halusinasi
9 G048 Kehilangan tenaga
10 G049 Kehilangan nafsu makan
11 G050 Langkah yang goyah
 

Penyakit pada kulit


Apa Itu Lupus
SLE (Systemic Lupus Erythematosus) biasa disebut lupus saja sedangkan penderitanya
disebut ’Odapus’ .Penyakit lupus berasal dari bahasa latin yang berarti serigala. Nama ini
diambil karena gejala kemerah-merahan di wajah penderita Lupus yang menyerupai
gigitan serigala. Secara medis, SLE merupakan penyakit sistem daya tahan tubuh atau
kekebalan (autoimun). Pada penderita Lupus, antibodi cenderung diproduksi berlebihan.
Antibodi disini ibarat tentara di suatu negara yang seharusnya melindungi rakyatnya
(organ tubuh) dari musuh (penyakit) malah bekerja salah arah, menyerang rakyatnya
sendiri, merusak organ tubuh sendiri, diantaranya : kulit, syaraf, otot persendian, mata,
jantung, darah, hati, ginjal dan paru-paru.

Penyebab Penyakit Lupus


Penyebab lupus yang sebenarnya belum diketahui. Dugaan sementara, lupus disebabkan
oleh kombinasi antara gen yang cacat dan faktor lingkungan, seperti sinar matahari, stres,
obat-obatan tertentu, hormon, infeksi dan virus tertentu. Diduga, walaupun belum
terbukti secara ilmiah, orang tua dapat mewariskan faktor tertentu kepada keturunannya
sehingga mereka rentan terhadap lupus.

Gejala Umum
Gejala umum dan gejala pada organ tertentu. Gejala umum yang sering ditemukan di
antaranya, penderita sering merasa lemah, kelelahan berlebihan, demam, dan pegal-pegal.
Gejala ini muncul ketika lupus sedang aktif dan menghilang ketika tidak aktif.

Pengobatan
Dalam pengobatan lupus, ada dua kategori obat yang digunakan, yakni golongan
kortikosteroid dan golongan selain kortikosteroid.

Herves Simplex
Virus Herpes Simpleks adalah virus DNA yang dapat menyebabkan infeksi akut pada
kulit yang ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang sembab
dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan

Tipe Herves Simplex


Ada 2 tipe virus herpes simpleks yang sering menginfeksi yaitu HSV-Tipe I (Herpes
Simplex Virus Type I) dan HSV-Tipe II (Herpes Simplex Virus Type II). HSV-Tipe I
biasanya menginfeksi daerah mulut dan wajah (Oral Herpes), sedangkan HSV-Tipe II
biasanya menginfeksi daerah genital dan sekitar anus (Genital Herpes).

Penyebab
Penyebab utama herpes simpleks genitalis adalah virus herpes simpleks tipe II (HSV-II),
meskipun ada yang menyatakan bahwa herpes simpleks tipe I (HSV-I) sebanyak kurang
lebih 16,1% juga dapat menyebabkan herpes simpleks genitalis akibat hubungan kelamin
secara orogenital atau penularan melalui tangan. HSV-II termasuk dalam DNA virus.

Pengobatan
Obat-obatan topikal sering dipakai seperti: povidon iodine, idoksuridin (IDU), sitosin
arabinosa atau sitarabin, adenine arabinosa atau vidarabin. Pelarut organik: alkohol 70%,
eter, timol 40%, dan klorofom. Obat-obatan antivirus seperti Acyclovir diindikasikan
dalam manajemen infeksi HSV primer dan pada pasien dengan imunosupresif.

Penyakit pada saraf

Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh
virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk
ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah
dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang
kelumpuhan (paralisis).

Daftar isi
[sembunyikan]
 1 Etimologi
 2 Sejarah
 3 Virus polio
 4 Jenis Polio
o 4.1 Polio non-paralisis
o 4.2 Polio paralisis spinal
o 4.3 Polio bulbar
 5 Anak-anak dan polio
 6 Vaksin efektif pertama
 7 Usaha pemberantasan polio

 8 Pranala luar

[sunting] Etimologi
Kata polio berasal dari [bahasa Yunani] atau bentuknya yang lebih mutakhir, dari "abu-
abu" dan "bercak".

[sunting] Sejarah
Polio sudah dikenal sejak zaman pra-sejarah. Lukisan dinding di kuil-kuil Mesir kuno
menggambarkan orang-orang sehat dengan kaki layu yang berjalan dengan tongkat.
Kaisar Romawi Claudius terserang polio ketika masih kanak-kanak dan menjadi pincang
seumur hidupnya.

Virus polio menyerang tanpa peringatan, merusak sistem saraf menimbulkan kelumpuhan
permanen, biasanya pada kaki. Sejumlah besar penderita meninggal karena tidak dapat
menggerakkan otot pernapasan. Ketika polio menyerang Amerika selama dasawarsa
seusai Perang Dunia II, penyakit itu disebut ‘momok semua orang tua’, karena
menjangkiti anak-anak terutama yang berumur di bawah lima tahun. Di sana para orang
tua tidak membiarkan anak mereka keluar rumah, gedung-gedung bioskop dikunci, kolam
renang, sekolah dan bahkan gereja tutup.

[sunting] Virus polio


Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular.
Virus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam.
Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia
antara 3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga
35 hari.

Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban. Polio
menular melalui kontak antarmanusia. Polio dapat menyebar luas diam-diam karena
sebagian besar penderita yang terinfeksi poliovirus tidak memiliki gejala sehingga tidak
tahu kalau mereka sendiri sedang terjangkit. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut
ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses. Setelah
seseorang terkena infeksi, virus akan keluar melalui feses selama beberapa minggu dan
saat itulah dapat terjadi penularan virus.

[sunting] Jenis Polio


[sunting] Polio non-paralisis

Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. Terjadi
kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.

[sunting] Polio paralisis spinal

Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk
anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun
strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200
penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi
pada kaki. Setelah virus polio menyerang usus, virus ini akan diserap oleh pembulu darah
kapiler pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Virus Polio menyerang saraf
tulang belakang dan syaraf motorik -- yang mengontrol gerakan fisik. Pada periode inilah
muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau
belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang
belakang dan batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat -- menyebar
sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf
pusat, virus akan menghancurkan syaraf motorik. Syaraf motorik tidak memiliki
kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi
terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai
menjadi lemas -- kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada
sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada
toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.

[sunting] Polio bulbar

Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut
terserang. Batang otak mengandung syaraf motorik yang mengatur pernapasan dan saraf
kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai syaraf yang mengontrol pergerakan bola mata;
saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi,
dan otot muka; saraf auditori yang mengatur pendengaran; saraf glossofaringeal yang
membantu proses menelan dan berbagai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan
rasa; dan saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan
yang mengatur pergerakan leher.

Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian. Lima hingga
sepuluh persen penderita yang menderita polio bulbar akan meninggal ketika otot
pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah terjadi
kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim 'perintah bernapas' ke paru-paru.
Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada fungsi penelanan; korban dapat
'tenggelam' dalam sekresinya sendiri kecuali dilakukan penyedotan atau diberi perlakuan
trakeostomi untuk menyedot cairan yang disekresikan sebelum masuk ke dalam paru-
paru. Namun trakesotomi juga sulit dilakukan apabila penderita telah menggunakan
'paru-paru besi' (iron lung). Alat ini membantu paru-paru yang lemah dengan cara
menambah dan mengurangi tekanan udara di dalam tabung. Kalau tekanan udara
ditambah, paru-paru akan mengempis, kalau tekanan udara dikurangi, paru-paru akan
mengembang. Dengan demikian udara terpompa keluar masuk paru-paru. Infeksi yang
jauh lebih parah pada otak dapat menyebabkan koma dan kematian.

Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-75% tergantung usia penderita. Hingga
saat ini, mereka yang bertahan hidup dari polio jenis ini harus hidup dengan paru-paru
besi atau alat bantu pernapasan. Polio bulbar dan spinal sering menyerang bersamaan dan
merupakan sub kelas dari polio paralisis. Polio paralisis tidak bersifat permanen.
Penderita yang sembuh dapat memiliki fungsi tubuh yang mendekati normal.

[sunting] Anak-anak dan polio


Anak-anak kecil yang terkena polio seringkali hanya mengalami gejala ringan dan
menjadi kebal terhadap polio. Karenanya, penduduk di daerah yang memiliki sanitasi
baik justru menjadi lebih rentan terhadap polio karena tidak menderita polio ketika masih
kecil. Vaksinasi pada saat balita akan sangat membantu pencegahan polio di masa depan
karena polio menjadi lebih berbahaya jika diderita oleh orang dewasa. Orang yang telah
menderita polio bukan tidak mungkin akan mengalami gejala tambahan di masa depan
seperti layu otot; gejala ini disebut sindrom post-polio.
[sunting] Vaksin efektif pertama
Vaksin efektif pertama dikembangkan oleh Jonas Salk. Salk menolak untuk mematenkan
vaksin ini karena menurutnya vaksin ini milik semua orang seperti halnya sinar matahari.
Namun vaksin yang digunakan untuk inokulasi masal adalah vaksin yang dikembangkan
oleh Albert Sabin. Inokulasi pencegahan polio anak untuk pertama kalinya
diselenggarakan di Pittsburgh, Pennsylvania pada 23 Februari 1954. Polio hilang di
Amerika pada tahun 1979.

[sunting] Usaha pemberantasan polio


Pada tahun 1938, Presiden Roosevelt mendirikan Yayasan Nasional Bagi Kelumpuhan
Anak-Anak, yang bertujuan menemukan pencegah polio, dan merawat mereka yang
sudah terjangkit. Yayasan itu membentuk March of Dimes. Ibu-ibu melakukan kunjungan
dari rumah ke rumah, anak-anak membantu melakukan sesuatu untuk orang lain, bioskop
memasang iklan, semuanya bertujuan minta bantuan satu dime, atau sepuluh sen. Dana
yang masuk waktu itu digunakan untuk membiayai penelitian Dokter Jonas Salk yang
menghasilkan vaksin efektif pertama. Tahun 1952, di Amerika terdapat 58 ribu kasus
polio. Tahun 1955 vaksin Salk mulai digunakan. Tahun 1963, setelah puluhan juta anak
divaksin, di Amerika hanya ada 396 kasus polio.

Pada tahun 1955, Presiden Dwight Eisenhower mengumumkan bahwa Amerika akan
mengajarkan kepada negara-negara lain cara membuat vaksin polio. Informasi ini
diberikan secara gratis, kepada 75 negara, termasuk Uni Soviet.

Tahun 1988, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mensahkan resolusi untuk
menghapus polio sebelum tahun 2000. Pada saat itu masih terdapat sekitar 350 ribu kasus
polio di seluruh dunia. Meskipun pada tahun 2000, polio belum terbasmi, tetapi jumlah
kasusnya telah berkurang hingga di bawah 500. Polio tidak ada lagi di Asia Timur,
Amerika Latin, Timur Tengah atau Eropa, tetapi masih terdapat di Nigeria, dan sejumlah
kecil di India dan Pakistan. India telah melakukan usaha pemberantasan polio yang cukup
sukses. Sedangkan di Nigeria, penyakit ini masih terus berjangkit karena pemerintah
yang berkuasa mencurigai vaksin polio yang diberikan dapat mengurangi fertilitas dan
menyebarkan HIV. Tahun 2004, pemerintah Nigeria meminta WHO untuk melakukan
vaksinasi lagi setelah penyakit polio kembali menyebar ke seluruh Nigeria dan 10 negara
tetangganya. Konflik internal dan perang saudara di Sudan dan Pantai Gading juga
mempersulit pemberian vaksin polio.

Meskipun banyak usaha telah dilakukan, pada tahun 2004 angka infeksi polio meningkat
menjadi 1.185 di 17 negara dari 784 di 15 negara pada tahun 2003. Sebagian penderita
berada di Asia dan 1.037 ada di Afrika. Nigeria memiliki 763 penderita, India 129, dan
Sudan 112.

Pada 5 Mei 2005, dilaporkan terjadi ledakan infeksi polio di Sukabumi akibat strain virus
yang menyebabkan wabah di Nigeria. Virus ini diperkirakan terbawa dari Nigeria ke
Arab dan sampai ke Indonesia melalui tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Arab atau
orang yang bepergian ke Arab untuk haji atau hal lainnya.

System pernapasan

Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis)

Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis) adalah suatu penyakit menular dimana
sesorang terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar
parotis) di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher
bagian atas atau pipi bagian bawah.

Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara endemic atau
epidemik, Gangguan ini cenderung menyerang anak-anak yang berumur 2-12 tahun. Pada
orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat,
pankreas, prostat, payudara dan organ lainnya.

Adapun mereka yang beresiko besar untuk menderita atau tertular penyakit ini adalah
mereka yang menggunakan atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk menekan
hormon kelenjar tiroid dan mereka yang kekurangan zat Iodium dalam tubuh.

 Penularan Penyakit Gondongan


Penyakit Gondong (Mumps atau Parotitis) penyebaran virus dapat ditularkan melalui
kontak langsung, percikan ludah, bahan muntah, mungkin dengan urin. Virus dapat
ditemukan dalam urin dari hari pertama sampai hari keempat belas setelah terjadi
pembesaran kelenjar.

Penyakit gondongan sangat jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 2
tahun, hal tersebut karena umumnya mereka masih memiliki atau dilindungi oleh anti
bodi yang baik. Seseorang yang pernah menderita penyakit gondongan, maka dia akan
memiliki kekebalan seumur hidupnya.

 Tanda dan Gejala Penyakit Gondongan


Tidak semua orang yang terinfeksi oleh virus Paramyxovirus mengalami keluhan, bahkan
sekitar 30-40% penderita tidak menunjukkan tanda-tanda sakit (subclinical). Namun
demikian mereka sama dengan penderita lainnya yang mengalami keluhan, yaitu dapat
menjadi sumber penularan penyakit tersebut.

Masa tunas (masa inkubasi) penyakit Gondong sekitar 12-24 hari dengan rata-rata 17-18
hari. Adapun tanda dan gejala yang timbul setelah terinfeksi dan berkembangnya masa
tunas dapat digambarkan sdebagai berikut :
1. Pada tahap awal (1-2 hari) penderita Gondong mengalami gejala: demam (suhu
badan 38.5 – 40 derajat celcius), sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan,
nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah dan adakalanya disertai kaku
rahang (sulit membuka mulut).
2. Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang
diawali dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar
mengalami pembengkakan.
3. Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur
mengempis.
4. Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang (submandibula) dan
kelenjar di bawah lidah (sublingual). Pada pria akil balik adalanya terjadi
pembengkakan buah zakar (testis) karena penyebaran melalui aliran darah.

 Diagnosis Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis)


Diagnosis ditegakkan bila jelas ada gejala infeksi parotitis epidemika pada pemeirksaan
fisis, termasuk keterangan adanya kontak dengan penderita penyakit gondong (Mumps
atau Parotitis) 2-3 minggu sebelumnya. Selain itu adalah dengan tindakan pemeriksaan
hasil laboratorium air kencing (urin) dan darah.

 Pemeriksaan Laboratorium
Disamping leucopenia dengan limfosiotsis relative, didapatkan pula kenaikan kadar
amylase dengan serum yang mencapai puncaknya setelah satu minggu dan kemudian
menjadi normal kembali dalam dua minggu.

Jika penderita tidak menampakkan pembengkakan kelenjar dibawah telinga, namun tanda
dan gejala lainnya mengarah ke penyakit gondongan sehingga meragukan diagnosa.
Dokter akan memberikan order untuk dilakukannya pemeriksaan lebih lanjut seperti
serum darah. Sekurang-kurang ada 3 uji serum (serologic) untuk membuktikan spesifik
mumps antibodies: Complement fixation antibodies (CF), Hemagglutination inhibitor
antibodies (HI), Virus neutralizing antibodies (NT).

 Komplikasi Akibat Penyakit Gondongan


Hampir semua anak yang menderita gondongan akan pulih total tanpa penyulit, tetapi
kadang gejalanya kembali memburuk setelah sekitar 2 minggu. Keadaan seperti ini dapat
menimbulkan komplikasi, dimana virus dapat menyerang organ selain kelenjar liur. Hal
tersebut mungkin terjadi terutama jika infeksi terjadi setelah masa pubertas.

Dibawah ini komplikasi yang dapat terjadi akibat penanganan atau pengobatan yang
kurang dini :
1. Orkitis ; peradangan pada salah satu atau kedua testis. Setelah sembuh, testis yang
terkena mungkin akan menciut. Jarang terjadi kerusakan testis yang permanen
sehingga terjadi kemandulan.

2. Ovoritis : peradangan pada salah satu atau kedua indung telus. Timbul nyeri perut
yang ringan dan jarang menyebabkan kemandulan.

3. Ensefalitis atau meningitis : peradangan otak atau selaput otak. Gejalanya berupa
sakit kepala, kaku kuduk, mengantuk, koma atau kejang. 5-10% penderita
mengalami meningitis dan kebanyakan akan sembuh total. 1 diantara 400-6.000
penderita yang mengalami enserfalitis cenderung mengalami kerusakan otak atau
saraf yang permanen, seperti ketulian atau kelumpuhan otot wajah.

4. Pankreatitis : peradangan pankreas, bisa terjadi pada akhir minggu pertama.


Penderita merasakan mual dan muntah disertai nyeri perut. Gejala ini akan
menghilang dalam waktu 1 minggu dan penderita akan sembuh total.

5. Peradangan ginjal bisa menyebabkan penderita mengeluarkan air kemih yang


kental dalam jumlah yang banyak

6. Peradangan sendi bisa menyebabkan nyeri pada satu atau beberapa sendi.

 Pengobatan Penyakit Gondongan


Pengobatan ditujukan untuk mengurangi keluhan (simptomatis) dan istirahat selama
penderita panas dan kelenjar (parotis) membengkak. Dapat digunakan obat pereda panas
dan nyeri (antipiretik dan analgesik) misalnya Parasetamol dan sejenisnya, Aspirin tidak
boleh diberikan kepada anak-anak karena memiliki resiko terjadinya sindroma Reye
(Pengaruh aspirin pada anak-anak).

Pada penderita yang mengalami pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani


istirahat tirah baring ditempat tidur. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan melakukan
kompres Es pada area testis yang membengkak tersebut. Sedangkan penderita yang
mengalami serangan virus apada organ pancreas (pankreatitis), dimana menimbulkan
gejala mual dan muntah sebaiknya diberikan cairan melalui infus.

Pemberian kortikosteroid selama 2-4 hari dan 20 ml convalescent gammaglobulin


diperkirakan dapat mencegah terjadinya orkitis. Terhadap virus itu sendiri tidak dapat
dipengaruhi oleh anti mikroba, sehingga Pengobatan hanya berorientasi untuk
menghilangkan gejala sampai penderita kembali baik dengan sendirinya.

Penyakit gondongan sebenarnya tergolong dalam "self limiting disease" (penyakit yg


sembuh sendiri tanpa diobati). Penderita penyakit gondongan sebaiknya menghindarkan
makanan atau minuman yang sifatnya asam supaya nyeri tidak bertambah parah,
diberikan diet makanan cair dan lunak.

Jika pada jaman dahulu penderita gondongan diberikan blau (warna biru untuk mencuci
pakaian), sebenarnya itu secara klinis tidak ada hubungannya. Kemungkinan besar hanya
agar anak yang terkena penyakit Gondongan ini malu jika main keluar dengan wajah
belepotan blau, sehingga harapannya anak tersebut istirahat dirumah yang cukup untuk
membantu proses kesembuhan.
 Pencegahan Penyakit Gondongan (Mumps/Parotitis)
Pemberian vaksinasi gondongan merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-
kanak, yaitu imunisasi MMR (mumps, morbili, rubela) yang diberikan melalui injeksi
pada usia 15 bulan.

Imunisasi MMR dapat juga diberikan kepada remaja dan orang dewasa yang belum
menderita Gondong. Pemberian imunisasi ini tidak menimbulkan efek apanas atau gejala
lainnya. Cukup mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar Iodium, dapat
mengurangi resiko terkena serangan penyakit gondongan.

Saraf

Penyakit Menular

Pada Anjing Yang Perlu Diketahui Serta Gejalanya

  

 Pertanyaan yang sering ditanyakan antara lain: ‘Anjing saya tiba-tiba menggigit, apakah
sudah terinfeksi rabies?’ Apa gejala-gejala anjing sakit rabies? Pertanyaan lainnya: Apa
itu penyakit distemper, parvo, leptospirosis dan bagaimana gejala-gejalanya?

 Rabies

     Penyakit ini disebabkan oleh virus yang sangat berbahaya dan mematikan, menyerang
sistem syaraf pusat pada semua hewan berdarah panas termasuk manusia. Penyakit ini
sangat berbahaya karena bersifat zoonosis. Cara penularan melalui air liur/gigitan dari
hewan yang terinfeksi rabies. Masa inkubasi (dari masuknya bibit penyakit sampai
timbulnya gejala) bervariasi antara 15-50 hari. Masa inkubasi bisa panjang bila tempat
luka/gigitan jauh dari otak.

     Gejala-gejala  anjing yang terkena penyakit rabies adalah Encephalitis (radang otak) :

        Ada perubahan perilaku, anjing yang semula bersahabat/pemalu menjadi agresif dan
menyerang siapa saja yang lewat, tidak mau dipegang.

        Tidak mau makan, muntah dan diare seing terjadi.

        Suka memojok bersembunyi ditempat gelap, menghindari sinar (photophobia) karena
matanya sakit.
        Kemungkinan tidak bisa menahan air liurnya sehingga senantiasa menetes keluar dan
sulit untuk menelan.

        Paralisis (lumpuh), otot muka lumpuh sehingga mulut terbuka, lidah menjulur keluar,
berliur, batuk, makin lama anjing tidak bisa mengontrol gerakan, jatuh dan tidak bisa
bangun.

  Distemper
     Penyakit distemper tersebar luas di dunia, disebabkan oleh virus, sering terjadi pada
anjing dan sangat menular. Penyakit ini menyerang sel-sel epithel permukaan tubuh
(kulit), selaput lendir/mukosa, mukosa mata, mukosa saluran pernafasan, mukosa saluran
pencernaan dan sistem saraf pusat/otak. Karena penyakit ini terutama  menyerang saluran
pernafasan maka cara penularan adalah  airbone dan aerosol  droplet dengan terhirupnya
udara yang tercemar oleh virus ini. Penyakit bisa menyebar dengan cepat.

     Gejala-gejala distemper : penyakit bisa berlangsung dari beberapa minggu sampai
beberapa bulan.

     Gejala dibagi dalam 2 tahap :

1.      Tahap pertama berlangsung dari 3 sampai 15 hari setelah terinfeksi   :

        Dimulai dengan demam tinggi temperatur 39,5 C - 41C selama 1-3 hari, namun
demam bisa terus berlangsung selama 1-2 minggu, meski tidak setinggi permulaan.

        Nafsu makan hilang, tidak bergairah dan lesu.

        Mata berair dan pilek, dalam beberapa cairan berubah menjadi kental, kuning dan
lengket, dibarengi dengan batuk kering.

        Terdapat bisul bernanah didaerah perut.

        Diare sangat sering sehingga menyebabkan dehidrasi/kekurangan cairan tubuh.

 Gejala dalam tahap ini bisa up dan down dalam arti kata, satu atau dua hari terlihat
kondisi anjing membaik tetapi hari selanjutnya bisa memburuk lagi. 

2.      Tahap kedua  terjadi 2-3 minggu setelah anjing sakit:

        Kulit pada telapak kaki dan hidung menebal/mengeras karena penyakit ini menyerang
sel epithel.
        Dalam perjalanannya, virus menyerang juga otak sehingga sering terlihat kepala
digoyang-goyangkan, mulut seperti mengunyah sesuatu, jalan sempoyongan,
selanjutnya kejang. Pada malam hari anjing suka menangis/memeking.  

 Hepatitis

     Penyakit virus menular ini hanya menyerang anjing jadi tidak ada hubungannya
dengan hepatitis pada manusia. Penyakit ini terutama menyerang liver/hati, ginjal dan
dinding pembuluh darah. Cara penularan lewat urine/air kencing, feces/kotoran dan air
liur. Anjing yang telah sembuh menjdi carrier dan kadang-kadang sampai berbulan-bulan
urinenya masih mengandung virus.

Gejala  penyakit bervariasi dari ringan/subklinis sampai yang fatal.

   Demam

   Lesu, sering tidur.

   Tidak nafsu makan, pada yang akut bisa berak darah, muntah darah bahkan
mendadak     mati.

   Bagian perut melengkung keatas karena pembengkakkan liver dan sakit bila bergerak.

   Cairan dari mata dan hidung.

   Pendarahan pada gusi, dibawah kulit, darah lama untuk membeku.

   Bagian putih bola mata terlihat kuning.

   Setelah gejala mereda, 25 %  dari anjing yang sakit pada cornea salah satu atau kedua
mata tampak abu-abu . Gejala ini hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari, dan
apabila belum hilang bisa minta pertolongan dokter hewan.

 Leptospirosis
     Penyakit ini disebabkan oleh bakteri sangat menular dan zoomosis, menyerang hewan
dan manusia. Penyakit ini mempunyai banyak sinonim (nama) yaitu : Weil’s disease,
mud fever, trench fever, swineherd’s disease, rice-field fever,cane cutter’s fever,
peapickers’ fever, swamp  fever, spirochaetal jaundice, Japanese autumnal fever,
Japanese seven-day fever, Canicola fever dan flood fever. Penyakit ini menyerang liver
dan ginjal. Cara penularan melalui kontak luka dikulit atau selaput mukosa dengan air
kencing yang mengandung leptospira atau air yang tercemar leprospira. Karena  itu
penyakit ini digolongkan water-borne disease. Tikus adalah reservoir utama dari penyakit
ini. Anjing yang sembuh menjadi  carrier dan mengeluarkan bakteri di urinenya sampai 1
tahun.
Gejala penyakit :

        Masa inkubasi 5 – 15 hari, pada kasus yang parah bisa mendadak mati.

        Kelemahan, lesu,  hilang nafsu makan.

        Muntah dan diare adalah gejala yang selalu ada. Muntah dan diare bisa sampai
berdarah.

        Sulit menelan, karena pada mulut dan lidah ada sariawan yang tebal dengan mukosa
kental dan coklat.

        Perut melengkung keatas akibat sakit karena ginjal dan liver terserang.

        Nafas terengah-engah.

        Bola mata dan kulit anjing tampak kuning karena livernya kena.

 Parvovirus

     Penyakit virus ini sangat menular dan tersebar diseluruh dunia. Virus ini sangat bandel
dan bisa hidup diluar tubuh anjing sampai tahunan. Anak anjing sangat  peka terhadap
virus ini. Kematian sangat tinggi pada anak anjing berumur dibawah 5 bulan. Masa
inkubasi 3 – 8 hari. Anjing yang terserang mengeluarkan virus didalam kotorannya lebih
kurang selama 2 minggu. Cara penularan bisa dari droplet/percikan ludah, feces, rambut,
kaki, kandang, sepatu dan semua peralatan yang tercemar virus ini.

 Ada 2 gejala penyakit ini yaitu diare (enteritis/radang usus) dan gejala jantung
(myocarditis).

        Demam sampai 41 C.

        Lesu, nafsu makan hilang.

        Muntah-muntah dan diare hebat sampai berdarah dan dehidrasi berat.

        Perut melengkung keatas karena rasa sakit yang  hebat.

        Radang dalam mulut/stomatitis.

        Radang otot jantung (myocarditis) biasanya menyerang anak anjing dibawah 3 bulan,
anak anjing berhenti menyusu, menangis dan megap-megap nafasnya. Anak anjing
yang sembuh bisa menderita cacat fungsi jantung dan mati dalam hitungan minggu
atau bulan.
 

Coronavirus
     Penyakit virus ini sangat menular, terutama menyerang saluran pencernaan dan
menyebabkan enteristis hebat. Menyerang anjing semua umur, pada anak anjing penyakit
timbul akibat stress dari lingkungan. Umumnya terjadi pada kennel, sering infeksi virus 
ini berbarengan dengan infeksi virus parvo.

Gejala penyakit mirip  penyakit parvo:

        Lesu, nafsu makan hilang.

        Demam jarang terjadi.

        Diare sedang sampai berat, feces cair, bau busuk, warna kuning orange, kadang-
kadang berdarah.

        Dehidrasi, berat tubuh menurun dan bisa mati.

        Anjing yang sembuh bisa kambuh lagi  3 - 4 minggu kemudian.

 Hubungan Coronavirus pada anjing dan SARS


     Apakah virus yang menyebabkan SARS yang menggemparkan itu berasal dari
keluarga Coronavirus yang sama jenisnya dengan penyakit anjing Coronavirus?
Jawabnya ya. Centers for Disease Control dan Prevention (CDC) di San Fransisco telah
berhasil memisahkan kode genetik virus SARS dan memastikan bahwa virus SARS
adalah dari keluarga Coronavirus  yang dulunya tidak diketahui. Bedanya dengan
Coronavirus  anjing, Coronavirus SARS menyerang paru-paru manusia.

     Coronavirus baru ini telah berhasil lolos dari pengamatan para ahli entah selama
berapa lama dan ketika sistim tameng mereka yang seperti mahkota (crown-corona) itu
tumbuh, mereka menyebabkan epidemik global  yang hampir saja tidak bisa dikontrol.
(Sumber    : National Microbiology Laboratory, Canada, University of California at San
Francisco, Erasmus University, Rotterdam dan Bernhard-Nocht Institute, Hamburg ).

 Bordetella

     Penyakit bakteri ini biasanya menyerang anjing-anjing kennel, semua umur dan
terutama menyerang saluran pernafasan trachea dan bronchi. Bila berlanjut bisa
menyebabkan radang paru-paru dan mnyebabkan  kematian pada anak anjing. Penularan
sangat cepat karena mnyebar melalui aerosol/pernafasan anjing yang sakit. Bersama
dengan infeksi Parainfluenza biasa disebut “Kennel Cough Syndrome”.
Gejala penyakit :

        Masa inkubasi 5 – 10 hari dengan gejala batuk yang kering sampai bersuara ngorok.

        Biasanya setelah 5 hari bisa sembuh sendiri, namun bila masih ada gejala batuk-batuk
yang lama sampai 10 – 20 hari, kemungkinan karena adanya infeksi bakteri lain yang
nimbrung.

 Parainfluenza
     Penyakit virus pernafasan ini menjadi penting karena penularannya yang sangat cepat
seperti halnya dengan penyakit menular lewat pernafasan yang lain. Pada umumnya bila
infeksi murni oleh virus  parainfluenza saja gejalanya biasanya ringan atau subklinis.
Bersama dengan Bordetella infeksi disebut : ”Kennel Cough Syndrome”.

Gejala penyakit:

        Seperti umumnya infeksi oleh virus Parainfluenza menyebabkan batuk dan pilek
(rhinitis dan bronchitis).

        Gejala penyakit akan menjadi parah bila ada infeksi bakteri yang nimbrung.

 Tentu saja, bila ada gejala-gejala lain yang tidak dimengerti dan amat mengkhawatirkan,
tindakan terbaik adalah membawa anjing anda ke dokter hewan sesegera mungkin karena
beberapa penyakit mengakibatkan akibat fatal bila terlambat ditangani. (Drh. Rini S.
Dharsana, MSc. PhD).

Penyakit hati

Penyakit Hepatitis

Penyakit Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang
menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia.
Hepatitis diketegorikan dalam beberapa golongan, diantaranya hepetitis A,B,C,D,E,F dan
G. Di Indonesia penderita penyakit Hepatitis umumnya cenderung lebih banyak
mengalami golongan hepatitis B dan hepatitis C. namun disini kita akan membahas pada
fokus artikel penyakit Hepatitis A,B dan C.

 Penyakit Hepatitis A
Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali
menyebabkan kematian, Virus hepatitis A (VHA=Virus Hepatitis A) penyebarannya
melalui kotoran/tinja penderita yang penularannya melalui makanan dan minuman yang
terkomtaminasi, bukan melalui aktivitas sexual atau melalui darah. Sebagai contoh, ikan
atau kerang yang berasal dari kawasan air yang dicemari oleh kotoran manusia penderita.

Penyakit Hepatitis A memiliki masa inkubasi 2 sampai 6 minggu sejak penularan terjadi,
barulah kemudian penderita menunjukkan beberapa tanda dan gejala terserang penyakit
Hepatitis A.

1. Gejala Hepatitis A
Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti kuning,
keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan kencing yang
berwarna hitam pekat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak
seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll.

2. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis A


Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama munculnya yang
disebut penyakit kuning, letih dan sebagainya diatas, diharapkan untuk tidak banyak
beraktivitas serta segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol sebagai penurun
demam dan pusing, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan serta
obat-obatan yang mengurangi rasa mual dan muntah.

Sedangkah langkah-langkah yang dapat diambil sebagai usaha pencegahan adalah dengan
mencuci tangan dengan teliti, dan suntikan imunisasi dianjurkan bagi seseorang yang
berada disekitar penderita.

 Penyakit Hepatitis B
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya didunia,
Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati dan
menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. Seperti hal Hepatitis C, kedua
penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker hati. Proses penularan
Hepatitis B yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah dari orang
yang terinfeksi Hepatitis B.

Adapun beberapa hal yang menjadi pola penularan antara lain penularan dari ibu ke bayi
saat melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, maupun penggunaan
alat kebersihan diri (sikat gigi, handuk) secara bersama-sama. Hepatitis B dapat
menyerang siapa saja, akan tetapi umumnya bagi mereka yang berusia produktif akan
lebih beresiko terkena penyakit ini.

1. Gejala Hepatitis B
Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit
perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi penderita
hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan
kepada orang lain menjadi lebih beresiko.

2. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis B


Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan
dilakukan periksaan darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B, maka ada
cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara injeksi.
a. Pengobatan oral yang terkenal adalah ;
- Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan
nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini
cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor
bersinambungan dari dokter.
- Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif,
tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi
ginjal.
- Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B
kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan
terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini
belum dikatakan stabil.

b. Pengobatan dengan injeksi/suntikan adalah ;


Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar ß
yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.
Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON)
diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16
minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada
penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit
pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat
dihilangkan dengan pemberian paracetamol.

Langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit Hepatitis B adalah pemberian


vaksin terutama pada orang-orang yang beresiko tinggi terkena virus ini, seperti mereka
yang berprilaku sex kurang baik (ganti-ganti pasangan/homosexual), pekerja kesehatan
(perawat dan dokter) dan mereka yang berada didaerah rentan banyak kasus Hepatitis B.

 Penyakit Hepatitis C
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC).
Proses penularannya melalui kontak darah {transfusi, jarum suntik (terkontaminasi),
serangga yang menggiti penderita lalu mengigit orang lain disekitarnya}. Penderita
Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi pada penderita
Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel hati dan terdeteksi sebagai
kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan
secara perlahan merusak hati bertahun-tahun.

1. Gejala Hepatitis C
Penderita Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan
gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Namun beberapa gejala
yang samar diantaranya adalah ; Lelah, Hilang selera makan, Sakit perut, Urin menjadi
gelap dan Kulit atau mata menjadi kuning yang disebut "jaundice" (jarang terjadi). Pada
beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine,
namun demikian pada penderita Hepatitis C justru terkadang enzyme hati fluktuasi
bahkan normal.

2. Penanganan dan Pengobatan Hepatitis C


Saat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon alfa,
Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis C
adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah
perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada
penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita
tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium awalnya

Pernapasan

PNEUMONIA

Pengertian Pnemonia
Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).
Terjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada
bronkus (biasa disebut bronchopneumonia). Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan
napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi
pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang
dari 1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5
tahun. Pada anak dibawah usia 2 bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia.
Pneumonia Berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai) kesukaran bernapas,
napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest
indrawing) pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. Pada kelompok usia ini
dikenal juga Pnemonia sangat berat, dengan gejala batuk, kesukaran bernapas disertai
gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum. Sementara untuk anak dibawah 2 bulan,
pnemonia berat ditandai dengan frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali permenit atau
lebih atau (juga disertai) penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam.
Penanggulangan penyakit Pnemonia menjadi fokus kegiatan program P2ISPA
(Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini mengupayakan
agar istilah Pnemonia lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan
penyuluhan dan penyebaran informasi tentang penanggulangan Pnemonia.
Program P2ISPA mengklasifikasikan penderita kedalam 2 kelompok usia:
Usia dibawah 2 bulan (Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia)
Usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun (2 bulan - Pnemonia, Pnemonia Berat dan
Bukan Pnemonia )
Klasifikasi Bukan-pnemonia mencakup kelompok balita penderita batuk yang tidak
menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya
penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Penyakit ISPA diluar pnemonia ini
antara lain: batuk-pilek biasa (common cold), pharyngitis, tonsilitis dan otitis.
Pharyngitis, tonsilitis dan otitis, tidak termasuk penyakit yang tercakup dalam program
ini.
Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya tinggi,
tidak saja dinegara berkembang, tapi juga di negara maju seperti AS, Kanada dan negara-
negara Eropah. Di AS misalnya, terdapat dua juta sampai tiga juta kasus pneumonia per
tahun dengan jumlah kematian rata-rata 45.000 orang.
Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah
kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka
kematian. Gejala Pneumonia adalah demam, sesak napas, napas dan nadi cepat, dahak
berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil ronsen memperlihatkan
kepadatan pada bagian paru
Kepadatan terjadi karena paru dipenuhi sel radang dan cairan yang sebenarnya
merupakan reaksi tubuh untuk mematikan luman. Tapi akibatnya fungsi paru terganggu,
penderita mengalami kesulitan bernapas, karena tak tersisa ruang untuk oksigen.
Pneumonia yang ada di masyarakat umumnya, disebabkan oleh bakteri, virus atau
mikoplasma ( bentuk peralihan antara bakteri dan virus ). Bakteri yang umum adalah
streptococcus Pneumoniae, Staphylococcus Aureus, Klebsiella Sp, Pseudomonas sp,vIrus
misalnya virus influensa.

Mengobati Pneumonia
Anda mengalami tanda-tanda penumonia ?, Jangan khawatir, kesempatan sembuh masih
amat besar dengan syarat-syarat berikut ini; usia masih muda, dideteksi sejak dini, sistem
kekebalan tubuh bekerja dengan baik, infeksi belum menyebar, dan tidak ada infeksi lain.
Pengobatan awal biasanya adalah antibiotik, yang cukup manjur mengatasi penumonia
oleh bakteri, mikoplasma dan beberapa kasus rickettsia.
Untuk pneumonia oleh virus sampai saat ini belum ada panduan khusus, meski beberapa
obat antivirus telah digunakan. Kebanyakan pasien juga bisa diobati dirumah. Biasanya
dokter yang menangani peneumonia akan memilihkan obat sesuai pertimbangan masing-
masing, setelah suhu pasien kembali normal, dokter akan menginstruksikan pengobatan
lanjutan untuk mencegah kekambuhan. Soalnya, seranganberikutnya bisa lebih berat
dibanding yang pertama. Selain antibiotika, pasien juga akan mendapat pengobatan
tambahan berupa pengaturan pola makan dan oksigen untuk meningkatkan jumlah
oksigen dalam darah.
Pada pasien yang berusia pertengahan, diperlukan istirahat lebih panjang untuk
mengembvalikan kondisi tubuh. Namun, mereka yang sudah sembuh dari dari pneumonia
mikoplasma akan letih lesu dalam waktu yang panjang. Secara rutin, pasien yang sudah
sembuh dari pneumonia jangan dilarang kembali melakukan aktifitasnya. Namun mereka
perlu diingatkan untuk tidak langsung melakukan yang berat-berat. Soalnya, istirahat
cukup merupakan kunci untuk kembali sehat.
Untuk menangani pernapasan akut parah ( Severe Acute Respiratory Syndrom/SARS)
yang masih misterius, organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan para petugas
kesehatan untuk menerapkan Universal Precautions. Artinya, mereka harus mengenakan
sarung tangan, masker, sepatu boot dan jas yang melindungi seluruh tubuh dari kontak
langsung dengan penderita. Buat penderitanya juga dianjurkan untuk mengenakan masker
dan pelindung lain sampai SARS-nya ditanggulangi. Pasien yang dicurigai atau
kemungkinan besar terkena SARS harus diisolasi. Ruang perawatannya harus bertekanan
rendah dengan pintu tertutup rapat, tidak sharing dengan pasien lain ( termasuk dengan
pasien sindrom serupa ) dan punya fasilitas kamar mandi dan kloset sendiri.
Semua peralatan yang digunakan sebaiknya sekali pakai dan ruangan dibersihkan dengan
menggunakan desinfektans yang mengandung antibakteri, antivirus dan antijamur. Pasien
sebaiknya dijaga tidak banyak bergerak. Pasien maupun para petugas kesehatan yang
menangani dianjurkan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun untuk menghindari
penyebaran. Karena antibiotika berspekturm luas tidak menunjukkan efektifitas
menangani SARS, WHO lebih menganjurkan untuk memanfaatkan suntikan intravena
ribavirin dan steroid untuk menstabilkan kondisi pasien yang sudah kritis.
Kenali Pneumonia biar tak Terlambat
PNEUMONIA sebenarnya bukan peyakit baru. American Lung Association misalnya,
menyebutkan hingga tahun 1936 pneumonia menjadi penyebab kematian nomor satu di
Amerika. Penggunaan antibiotik, membuat penyakit ini bisa dikontrol beberapa tahun
kemudian. Namun tahun 2000, kombinasi pneumonia dan influenza kembali merajalela
dan menjadi penyebab kematian ketujuh di negara itu.
Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru ? paru meradang. Kantung-kantung
udara dalam paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan
menyerap oksigen menjadi kurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa
bekerja. Gara ? gara inilah, selain penyebaran infeksi ke seluruh tubuh, penderita
pneumonia bisa meninggal. Sebenarnya pneumonia bukanlah penyakit tunggal.
Penyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi, dengan
sumber utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia maupun
partikel.

Pneumonia Oleh Bakteri


Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia lanjut.
Pencandu alkohol, pasien pasca-operasi, orang-orang dengan penyakit gangguan
pernapasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya, adalah yang
paling berisiko. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah
Streptococcus pneumoniae sudah ada di kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan
tubuh menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri
dan menyebabkan kerusakan.
Seluruh jaringan paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh
tubuh melalui aliran darah. Pasien yang terinfeksi pneumonia akan panas tinggi,
berkeringat, napas terengah-engah, dan denyut jantungnya meningkat cepat. Bibir dan
kuku mungkin membiru karena tubuh kekurangan oksigen. Pada kasus yang eksterm,
pasien akan mengigil, gigi bergemelutuk, sakit dada, dan kalau batuk mengeluarkan
lendir berwarna hijau. Sebelum terlambat, penyakit ini masih bisa diobati. Bahkan untuk
pencegahan vaksinnya pun sudah tersedia.

Pneumonia Oleh Virus


Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Saat ini makin
banyak saja virus yang berhasil diidentifikasi. Meski virus-virus ini kebanyakan
menyerang saluran pernapasan bagian atas-terutama pada anak-anak- gangguan ini bisa
memicu pneumonia. Untunglah, sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat dan
sembuh dalam waktu singkat.
Namun bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influensa, gangguan bisa berat dan
kadang menyebabkan kematian, Virus yang menginfeksi paru akan berkembang biak
walau tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi cairan.
Gejala Pneumonia oleh virus sama saja dengan influensa, yaitu demam, batuk kering
sakit kepala, ngilu diseluruh tubuh. Dan letih lesu, selama 12 ? 136 jam, napas menjadi
sesak, batuk makin hebat dan menghasilkan sejumlah lendir. Demam tinggi kadang
membuat bibir menjadi biru.

Pneumonia Mikoplasma
Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda-tanda fisiknya bila dibandingkan dengan
pneumonia pada umumnya. Karena itu, pneumonia yang diduga disebabkan oleh virus
yang belum ditemukan ini sering juga disebut pneumonia yang tidak tipikal ( Atypical
Penumonia ).
Pneumonia mikoplasma mulai diidentifikasi dalam perang dnia II. Mikoplasma adalah
agen terkecil dialam bebas yang menyebabkan penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak
bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik
keduanya.
Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma
menyerang segala jenis usia. Tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda.
Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati.
Gejala yang paling sering adalah batuk berat, namun dengan sedikit lendir. Demam dan
menggigil hanya muncul di awal, dan pada beberapa pasien bisa mual dan muntah. Rasa
lemah baru hilang dalam waktu lama.

Pneumonia Jenis Lain


Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii pnumonia ( PCP ) yang diduga
disebabkan oleh jamur, PCP biasanya menjadi tanda awal serangan penyakit pada
pengidap HIV/AIDS.
PCP bisa diobati pada banyak kasus. Bisa saja penyakit ini muncul lagi beberapa bulan
kemudian, namun pengobatan yang baik akan mencegah atau menundah kekambuhan.
Pneumonia lain yang lebih jarang disebabkan oleh masuknya makanan, cairan , gas, debu
maupun jamur.
Rickettsia- juga masuk golongan antara virus dan bakteri-menyebabkan demam Rocky
Mountain, demam Q, tipus, dan psittacosis. Penyakit-penyakit ini juga mengganggu
fungsi Paru, namun pneumonia tuberkulosis alis TBC adalah infeksi paru paling
berbahaya kecuali dioabati sejak dini.

Penyakit pernapasan

Penyakit pada sistem pernapasan manusia

Diposkan oleh Ary_Aditya , di 01.50


NO. NAMA PENYAKIT KETERANGAN
1. Radang pada faring Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri. Gejala
penyakit ini adalah kerongkongan terasa sakit saat
menelan dan terasa kering. Penyakit ini juga disebabkan
karena terlalu banyak merokok.
2. Difteri Penyakit menular yang umumnya menyerang bayi atau
anak-anak. Gejala penyakit ini adalah suhu badan yang
agak tinggi, pilek, nyeri tenggorokan, dan sesak napas.
3. Bronkitis Peradangan pada selaput lendir dari trakea dan saluran
bronkus. Pada orang tua, penyakit ini dapat timbul
akibat gangguan paru-paru kronis atau iritasi akibat
merokok.
4. Tuberkulosis Infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh basil
tuberkulosa. Penderita TBC biasanya sulit bernapas dan
sering batuk. Bila penykit ini sudah parah, penderita
TBC dapat mengalami batuk darah. 
5. Influenza Penyakit ini disebabkan oleh virus. Gejalanya adalah
demam, menggigil, batuk-batuk, sakit kepala, rasa sakit
pada persendian dan punggung. Bila dibiarkan berlarut-
larut, tenggorokkan dapay terluka.
6. Pneumonia Penyakit ini disebabkan oleh kuman berupa virus,
bakteri, jamur, zat kimia, dan radiasi. Gejala yang sering
ditemukan pada penyakit ini adalah demam, batuk yang
keras, dan sesak napas.
7. Asma Penyakit ini disebabkan oleh penyumbatan saluran
pernapasan. Saluran pernapasan tersumbat karena 
selaput lender pernapasan membengkak atau karena
pembentukkan lender yang berlebihan. Akibatnya lubang
saluran menjadi sempit.
8. Severe Acute Respiratory  Penyakit yang disebabkan oleh virus. Gejala penyakit ini
Syndrome   ( SARS) mirip dengan influenza. Penyakit ini sangat berbahaya
dan penularannya sangat cepat melalui udara
pernapasan.
9. Kanker paru-paru Penyakit ini adalah tumor dalam epitel bronchial.
Penyakit ini disebabkan oleh kebiasaan merokok.
10. Emfisema Penyakit ini diakibatkan oleh meluasnya alveoli yang
berlebihan. Karena alveoli meluas, terjadi
penggelembungan paru-paru. Akibatnya, pernapasan
menjadi sulit.

Cacar (kulit0

Join Multiply to get updates from Laksmi

Wilujeng Sumping
HomeNotesBlogPhotosVideoMusicCalendarReviewsMarketRecipesLinks

Macam-macam Penyakit Cacar - Dari Milis BA


Posted by Laksmi on Nov 27, '06 1:23 AM for everyone
Category: Other
Dari Milis BA :
======================= ummuauliya
Cacar Online Seller
 Photos
of
Laksmi
Penyakit cacar dalam bahasa medis disebut variola, sedangkan dalam  Personal
bahasa Inggris disebut small pox. Penyakit yang disebabkan oleh virus Message
poks (pox  RSS
Feed [?]
virus) ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu dan sangat mudah
menular.  Report
Abuse
Gejala yang terjadi bagi yang terinfeksi adalah demam, dan muncul
gelembung-gelembung berisi nanah secara serentak di kulit daerah
wajah,
tangan, kaki, dan akhirnya seluruh tubuh. Penyakit ini kerap berakibat
fatal, terutama bila mengenai bayi atau lanjut usia. Bagi yang bisa
sembuh pun, akan memberikan bekas di kulit berupa bopeng-bopeng.

Untungnya, penyakit ini sudah tidak ada lagi dunia. Di abad 19, seluruh
dunia berupaya memberantas penyakit ini dengan imunisasi. Di wilayah
Indonesia, imunisasi cacar telah dilakukan sejak tahun 1856, oleh
Pemerintahan Hindia - Belanda. Setelah proses yang panjang dan penuh
kerja keras, akhirnya penyakit ini tidak ditemukan lagi di Indonesia
sejak tahun

1974 dan selanjutnya WHO menetapkan Indonesia bebas dari cacar.


Berkat
kerjasama seluruh dunia, akhirnya tahun 1980 pun dunia dinyatakan
sudah
bebas dari penyakit cacar.

Seiring dengan musnahnya penyakit cacar ini, akhirnya sejak saat itu
tidak lagi diperlukan vaksinasi cacar. Berita dan pembahasannya pun
makin lama makin menghilang. Tak heran, akhirnya ada juga sebagian
orang
awam yang tidak pernah mendengar dan asing dengan penyakit cacar ini.

Cacar Air

Cacar air, walaupun namanya mirip dengan cacar, merupakan penyakit


yang
berbeda. Cacar air, dalam bahasa medisnya disebut 'varisela', dan dalam
bahasa Inggris dinamai chicken pox. Penyakit ini disebabkan oleh virus
yang bernama virus varisela-zoster.

Serupa dengan cacar, gejala yang muncul sama-sama ada demam. Akan
tetapi
perbedaan terdapat pada gelembung yang muncul kecil-kecil dan tidak
serentak, yang dimulai dari bagian tubuh penderita lalu menjalah ke
anggota tubuh lainnya. Secara umum, penyakit cacar air ini jauh lebih
ringan dan tidak seberbahaya penyakit cacar.

Vaksinasi penyakit ini sesungguhnya sudah ada cukup lama, namun


hingga
kini belum banyak dilakukan di Indonesia. Vaksinasi cacar air sampai
hari ini belum menjadi bagian dari program imunisasi dasar yang
diwajibkan, mengingat biayanya yang masih mahal sehingga tidak
semua
orang mampu menjangkaunya.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) saat ini menjadwalkan pemberian


imunisasi cacar air ini bagi anak usia 10 tahun ke atas, bila memang
belum terkena cacar air. Namun jika dikehendaki dan memang mampu,
vaksin
sudah boleh diberikan setelah usia 1 tahun, dan diulang 10 tahun
kemudian untuk melindunginya saat dewasa.

Cacar Ular

Walaupun namanya cacar ular, penyakit ini tidak disebabkan oleh ular.
Cacar ular adalah nama awam untuk penyakit Herpes Zoster. Penyakit
ini
merupakan bentuk reaktivasi penyakit cacar air (varisela) yang pernah
diderita seseorang sebelumnya.

Perlu diketahui, bila seseorang terkena infeksi virus varisela-zoster


untuk pertama kali, maka akan timbul penyakit cacar air. Setelah
sembuh,
virus tersebut tidaklah musnah seluruhnya dari tubuh penderita,
melainkan berdiam di dalam tubuh penderita, tepatnya di ganglion saraf
tepi penderitanya.

Virus yang berdiam dalam tubuh penderita ini dapat sewaktu-waktu


muncul
kembali dan menyebabkan penyakit yang dinamai Herpes Zoster.

Walau di dalam tubuhnya terdapat virus ini, namun kebanyakan orang


memang tidak mengalami penyakit Herpes Zoster. Hal ini disebabkan
daya
tahan tubuh yang baik yang dapat menekan virus ini berkembang.
Sebaliknya, pada orang yang daya tahannya sedang menurun, tak jarang
penyakit ini tiba-tiba muncul menyerang.

Gejala yang terjadi pada penyakit ini awalnya hampir sama dengan cacar
air, yaitu terjadi demam dan badan terasa pegal-pegal. Selanjutnya
sedikit berbeda dengan penyakit cacar air, walaupun virus penyebabnya
sama. Pada Herpes Zoster, gelembung muncul dalam suatu kelompok
yang
menyerupai garis lebar dengan dasar kulit kemerahan, yang muncul dari
bagian belakang tubuh dan menjalar ke arah depan pada salah satu sisi
tubuh. Mungkin karena gambaran kelainan yang seperti gambar ular ini,
maka ada yang menemakannya cacar ular. Sebenarnya gelembung ini
bisa
muncul di bagian tubuh mana saja, termasuk wajah, namun yang paling
sering adalah dari punggung ke bagian dada.

Ada mitos yang mengatakan, bila deretan gelembung muncul dari kedua
sisi
tubuh, dan kedua ujungnya bertemu, maka akan fatal akibatnya. Mitos
ini
tidaklah tepat, namun ada unsur benarnya juga. Yang jelas, deretan
gelembung memang umumnya muncul hanya di salah satu sisi saja. Bila
sampai muncul di kedua sisi, berarti infeksi yang terjadi sangat berat,
dan daya tahan tubuh penderita dalam keadaan sangat lemah dan buruk.
Tentunya kondisi fisik yang demikian ini memang memiliki risiko yang
bisa berakibat fatal. Walaupun jarang, kasus seperti ini dapat dijumpai
pada penderita yang mendapat terapi imunosupresan (penekanan sistem
kekebalan tubuh) dosis tinggi dalam jangka panjang atau pada penderita
HIV / AIDS.

Cacar Monyet

Istilah cacar monyet memang relatif tidak sepopuler istilah cacar


lainnya yang telah disebutkan di atas. Penyakit ini nama ilmiahnya
adalah impetigo bulosa, atau ada pula yang menamakan impetigo
vesikulo-bulosa. Berbeda dengan jenis cacar lainnya yang disebabkan
karena infeksi virus, cacar monyet ini disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus aureus.

Secara klinis, penderita tidak mengalami demam ataupun gejala umum


seperti pada cacar air ataupun herpes zoster. Gejala yang didapatkan
adalah adanya gelembung yang munculnya terutama di ketiak, dada, dan
punggung. Gelembung yang muncul ini cepat pecah dan jumlahnya tidak
begitu banyak, namun kerap kali disertai pula oleh miliaria (biang
keringat).

Penyakit ini memang tidaklah seberat penyakit lainnya, karena terbatas


pada lapisan kulit saja. Namun tentunya tidak berarti tidak perlu
diobati.

Apalagi karena yang menjadi penyebab adalah bakteri, yang untuk


memusnahkannya diperlukan obat antibiotika yang dioleskan pada
tempat
yang terkena.

Ada yang mengatakan, penyakit ini disebut cacar monyet, sebab kelainan
yang tampak di kulit memang bagi orang awam sedikit banyak mirip
dengan
penyakit cacar. Sedangkan asal usul dikaitkan dengan monyet, konon
karena umumnya kulit terasa gatal sekali dan kerap menyebabkan
penderitanya menggaruk-garuk tubuhnya terus menerus... seperti
monyet.

16/08/2004 - dr.Martin Leman, DTM&H


Prev: ITP (IDIOPATHIC THROMBOCYTOPENIC PURPURA)
Next: Gen Penyebab Autis Ditemukan
reply share

Sponsored Links
 

bisnis gelang FAEDAH


kesehatan BAROKAH by
Dengan modal awal MINOLITA
350 rb kita dapat GROUP
mendapat untung yang perusahaan yang
berlipat-lipat dalam bergerak dalam
waktu beberapa pembuatan aksesoris
bulan,menarik bus diantaranya
bukan???ayo pembuatan aksesoris
bergabunglah bersama bus dari cover jok bis
kami untuk sampai seragam crew
mendapatkan uang ya
4 CommentsChronological   Reverse   Threaded
reply
v33th4 wrote on Nov 27, '06
Thanx atas infonya yach, mbak...
reply
wputri wrote on Jun 30, '08
Raras lagi kena cacar monyet.. kasiann.. mudah2an cepet
sembuh naakk....
reply
ummuauliya wrote on Jun 30, '08
cepet sembuh ya Raras...
reply
dyahmustika wrote on Jan 14, '09
salam kenal ummi, lg cari info cacar monyet...soalnya di
penitipan anakku lg ada yg kena...tfs:)
audio reply video reply
Add a Comment

How would you rate this thing? (optional)

0 out of 5 stars

Quote original message


Submit Preview & Spell Check
   

© 2010 Multiply · English · About · Blog · Terms · Privacy · Corporate · Advertise ·


Translate · API · Contact · Help

Pernapasan
Macam-Macam Gangguan pada Sistem Pernapasan
Manusia
  
 Follow any responses to this article
 Subscribe to entry RSS 2.0
 Subscribe to entry RSS 0.92
 Subscribe to responses RSS

Posted by Smart Click on 20 December 2010

Sistem pernapasan manusia yang terdiri atas beberapaorgan dapat mengalami


gangguan. Gangguan ini biasanyaberupa kelainan atau penyakit. Penyakit atau kelainan
yangmenyerang sistem pernapasan ini dapat menyebabkanterganggunyaproses
pernapasan.

Berikut adalah beberapa contoh gangguan pada sistem pernapasan manusia:

1. Emfisema, merupakan penyakit pada paru-paru. Paruparu mengalami


pembengkakan karena pembuluh darahnya kemasukan udara.
2. Asma, merupakan kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan
oleh alergi, seperti debu, bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat diturunkan.
Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan
dingin.
3. Kanker paru-paru. Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya. Sel-
sel kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini
lamakelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu kanker paru-
paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya kanker paru-
paru dan kerusakan paru-paru.
4. Tuberkulosis (TBC), merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada
dinding alveolus. Jika penyakit ini menyerang dan dibiarkan semakin luas, dapat
menyebabkan sel-sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan kuncup atau
mengecil. Hal tersebut menyebabkan para penderita TBC napasnya sering
terengah-engah.
5. Bronkhitis, merupakan gangguan pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi.
Gejalanya adalah penderita mengalami demam dan menghasilkan lendir yang
menyumbat batang tenggorokan. Akibatnya penderita mengalami sesak napas.
6. Influenza (flu), merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus influenza.
Penyakit ini timbul dengan gejala bersin-bersin, demam, dan pilek.

 Manusia perlu bernapas untuk mengambil oksigen dan membuang karbon


dioksida. Oksigen diperlukan dalam proses pembentukan energi. Karbon dioksida
yang merupakan hasil dari pembakaran zat makanan perlu dikeluarkan karena
dapat menjadi racun bagi tubuh.
 Pernapasan pada manusia memerlukan sejumlah organ pernapasan, yaitu hidung,
tenggorokan, dan paru-paru. Pertukaran gas-gas terjadi di paru-paru, tepatnya di
alveoli.
 Paru-paru merupakan organ yang pasif, proses menghirup napas dan
mengeluarkan napas sesungguhnya dikontrol oleh gerakan otot antartulang dada
(pernapasan dada) dan pergerakan diafragma (pernapasan perut). Pernapasan dada
dan pernapasan perut hanyalah istilah saja, karena sesungguhnya keduanya
berlangsung bersamaan.

Pilih Bahasa

FB Sang Penulis...
Ardianz CaezZarranda

Buat Lencana Anda

Labels
 2012 (4)
 Astronomi (5)
 Biologi (Animalia) (5)
 Biologi (Bakteri) (8)
 Biologi (Fungi) (5)
 Biologi (Kingdom Plantae) (7)
 Biologi (Peredaran Darah) (3)
 Biologi (Protista) (9)
 Biologi (Sel) (15)
 Biologi (Sistem Gerak) (2)
 Biologi (Virus) (5)
 English (Narative text) (11)
 English (Procedure Text) (1)
 English (Recount text) (3)
 English (Report text) (5)
 English (Spoof text) (5)
 English Learn (6)
 Fisika (4)
 Freestyle (2)
 GameOnline (5)
 Geografi (3)
 Kegiatan Sekolah (1)
 Kimia (6)
 Kontes (7)
 News Item (5)
 Pengetahuan Umum (12)
 Sejarah (11)
 Teknologi Update (7)

Main Game Yuk!!

War Machine Game PlayGame>>>

Shooter Spark and Enforces PlayGame>>>


Extreme Racing PlayGame>>>

Penalty Shootout Multiplayer Game PlayGame>>>

Sniper Freedom PlayGame>>>

Penyakit Yang Disebabkan Oleh Virus


Minggu, 08 November 2009

   Selain dapat dimanfaatkan dalam kehidupan, ternyata virus juga


dapat menyebabkan penyakit. Apa saja sih penyakit yang disebabkan oleh virus?  Berikut
Laporannya:

Penyakit yang Disebabkan Virus yaitu:

 AIDS

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency


Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang
timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubu

Anda mungkin juga menyukai