Anda di halaman 1dari 13

ARTROPODA

Banyak spesies artropoda yang memainkan peran dalam penyakit manusia. Kebanyakan
dari artropoda bertindak sebagai vektor dari berbagai patogen yang berbeda, pada bagian
yang lain dari tulisan ini, kami telah menjelaskan vektor penyakit tersebut. Ada juga
sejumlah artropoda yang menyebabkan kerusakan karena “bisa” mereka tetapi ini bukan
parasit. Disini, kami akan berbicara tentang artropoda yang merupakan parasit dan
menyebabkan penyakit pada manusia. Sebagai contoh, myiasis (larva yang menggali
terowongan dalam jaringan) adalah langkap wajib dalam siklus hidup beberapa lalat dan
kadang-kadang pada jenis yang lain. Spesies yang menyebabkan myiasis di Amerika
adalah Cochliomyia (lalat cacing Screw), Calliphora, Oestrus, Sarcophaga,
Gastrophilus, dan lain-lain. Myiasis dapat terjadi di dalam jaringan normal kulit,
pembuluh arteri, usus atau saluran kemih atau luka yang sudah ada sebelumnya, sebagian
yang lain mungkin berasal dari infeksi yang lain. Larva dapat menggali terowongan
melalui jaringan nekrotik atau sehat menggunakan “hook” mandibula ditambah dengan
enzim proteolitik. Mereka dapat menyebabkan kerusakan mekanis dan mempengaruhi
daerah yang merupakan tempat infeksi sekunder. Myiasis kutaneus mungkin
membutuhkan pembedahan terowongan yang dibangun oleh larva. Telur dan larva
serangga dapat dibersihkan dari rambut, kulit dan luka, dengan sabun dan air. Myiasis
saluran kemih biasanya bersih dengan sendirinya. Penyingkiran dengan obat anti cacing
mungkin perlu untuk myiasis saluran pencernaan.

Kutu
Tiga jenis kutu penghisap darah penting bagi kesehatan manusia: Pediculus humanus
capitis (kutu kepala), P. Humanus humanus (kutu badan) dan Pthirus pubis (kutu rambut
pubis). Kutu menggunakan seluruh hidupnya pada satu hospes yang sangat khusus dan
kutu jantan dan betina menghisap darah dan meninggalkan satu hospes untuk berpindah
ke hospes yang lain (gambar 1 dan 2).

Kutu Kepala
Di negara-negara maju, 2% sampai 10% anak-anak memiliki kutu dikepalanya. Infestasi
ringan menyebabkan rasa gatal yang sedang pada kulit kepala karena sensitifitas
terhadap ludah kutu. Infestasi berat dapat menyebabkan demam, rasa sakit dan infeksi
sekunder. Diagnosis didasarkan pada penemuan kutu hidup atau cangkang telur yang
kosong (nits berukuran 0,8 x 0,3 mm) yang menempel di rambut, seringkali di daerah
belakang telinga. Pengolesan lotion pengurang nyeri secara lokal dapat menghilangkan
iritasi. Rambut harus di cuci dengan shampo yang mengandung 1% benzene
hexachloride (Kwell). Pengolesan campuran pyrentins (0,2%) dan pipronyl butoxide
(2%) atau copper oleat seefektif dan kurang toksik dibandingkan dengan benzene
hexachloride.

Page 1 of 13
Gambar 1

Siklus hidup kutu kepala mempunyai tiga tahap: telur, nymph, dan dewasa.
Telur: Nits adalah telur kutu kepala. Mereka sulit dilihat dan sering disangka ketombe atau droplet spray rambut. Nits
diletakkan oleh kutu betina dewasa dan ditempelkan di dasar dari akar rambut yang paling dekat dengan kulit kepala
. Mereka berukuran 0.8 mm x 0.3 mm, berbentuk oval dan biasanya berwarna kuning pucat. Nits membutuhkan
waktu 1 minggu untuk menetas (bervariasi dari 6 sampai 9 hari). Telur yang dapat dilihat biasanya berlokasi pada
jarak 6 mm dari kulit kepala.
Nymphs: Telur menetas mengeluarkan sebuah nymph . Cangkang nit kemudian menjadi lebih terlihat dengan
warna kuning buram dan tetap menempel pada batang rambut. Nymph terlihat seperti kutu kepala dewasa, tetapi
ukurannya sebesar ujung jarum. Nymph matang sesudah tiga kali berganti kulit ( , ) dan menjadi dewasa sekitar
7 hari setelah menetas.
Adults: Kutu dewasa berukuran sebesar biji wijen, mempunyai 6 kaki (masing-masingnya memiliki cakar), dan
berwarna putih keabu-abuan . Pada orang berambut hitam, kutu dewasa akan tampak lebih gelap. Kutu betina
biasanya lebih besar dari kutu jantan dan dapat meletakkan 8 nits per hari. Kutu dewasa dapat hidup sampai 30 hari
pada kepala manusia. Untuk dapat hidup, kutu dewasa perlu menghisap darah beberapa kali sehari. Tanpa
menghisap darah, kutu akan mati dalam 1 sampai 2 hari tanpa hospes.

Page 2 of 13
Gambar 2

Kutu Kepala: Nit adalah telur kutu kepala. Mereka sangat sulit dilihat dan sering sulit dbedakan dari ketombe dan sisa
hair spray. Nits yang dilepaskan oleh kutu betina dan diletakan pada bagian pangkal rambut dekat kulit kepala.
Mereka berukuran 0.8 mm x 0.3 mm, berbentuk oval dan biasanya berwarna kuning pucat. Nits membutuhkan waktu
1 minggu untuk menetas (bervariasi dari 6 sampai 9 hari). Telur yang dapat dilihat biasanya berlokasi pada jarak 6
mm dari kulit kepala. CDC

Kutu kepala: Nymph menetas melalui operkulum dari telur. Telur menetas mengeluarkan sebuah nymph. Cangkang
nit kemudian menjadi lebih terlihat dengan warna kuning buram dan tetap menempel pada batang rambut. Nymph
terlihat seperti kutu kepala dewasa, tetapi ukurannya sebesar ujung jarum. Nymph matang sesudah tiga kali berganti
kulit dan menjadi dewasa sekitar 7 hari setelah menetas. CDC

Kutu kepala: Kutu dewasa dan dua nymph. Kutu dewasa berukuran sebesar biji wijen, mempunyai 6 kaki (masing-
masingnya memiliki cakar), dan berwarna putih keabu-abuan. Pada orang berambut hitam, kutu dewasa akan tampak
lebih gelap. Kutu betina biasanya lebih besar dari kutu jantan. CDC

Kutu dewasa dan telur Pediculis humanus var. (nit) pada batang rambut © PeterDarben, used with permission

Page 3 of 13
Kutu kepala betina, Pediculus humanus var capitis CDC/Dr. Dennis D. Juranek ddj1@cdc.gov

Kutu kepala pada rambut manusia - Pediculus humanus capitis (SEM x55) © Dennis Kunkel Microscopy, Inc. Used with
permission

Kutu kepala pada rambut manusia - Pediculus humanus capitis (SEM x55) © Dennis Kunkel Microscopy, Inc. Used with
permission

Page 4 of 13
Cangkang telur kutu kepala pada rambut manusia, Pediculus humanus capitis. (SEM x130) © Dennis Kunkel Microscopy,
Inc. Used with permission

Kutu Badan
Kutu badan mirip dengan kutu kepala kecuali bahwa mereka ditemukan pada badan dan
pakaian. Diagnosis didasarkan pada penemuan telur atau nits di lipatan pakaian. Gejala
dan terapi sama dengan kutu kepala.

Kutu Pubis
Kutu pubis (gambar 3) juga dikenal sebagai “crab lice” berinfestasi pada daerah yang
luas di rambut kasar di daerah pubis orang dewasa atau bulu mata anak-anak. Penularan
pada orang dewasa biasanya melalui kontak seksual. Diagnosis didasarkan pada
ditemukannya kutu atau nits di daerah infestasi; kutu pubis sulit dilihat pada dasar
rambut. Daerah pubis diterapi dengan cara yang sama dengan infestasi di kepala. Nits
dan kutu dapat dilepaskan dari bulu mata dengan forsep. Salep yang mengandung
physostigmine (0,25%) atau mercury oxide kuning juga efektif.

Gambar 3

Pasien ini datang dengan infestasi Phthirus pubis, atau kutu pubis (panah). Infestasi Phthirus pubis menyebabkan lesi
eritematosa yang terlihat di daerah pubis dari pasien ini sebagai reaksi terhadap gigitan dari kutu pubis. CDC/Joe
Miller

Page 5 of 13
Kutu pubis - Phthirus pubis (SEM x110) © Dennis Kunkel Microscopy, Inc. Used with permission

Kutu pubis, Pthirus pubis (SEM x130) © Dennis Kunkel Microscopy, Inc. Used with permission

Page 6 of 13
Kutu pubis, Phthirus pubis dewasa © PeterDarben, used with permission

Phthiriasis pubis (Kutu pubis) pada bulu mata © Bristol Biomedical Image Archive. Used with permission

Fleas
Sebagian besar fleas (gambar 4) yang memiliki arti klinis bagi manusia karena mereka merupakan vektor bagi parasit
lain. Meskipun demikian jigger flea atau chigoe (Tunga penetrans) adalah hama yang serius di daerah tropis dan
subtropis dari Amerika dan Afrika. Jantan dan betina menghisap darah. Flea betina, sesudah inseminasi, menggali
terowongan dalam kulit jari kaki dan telapak kaki. Flea betina membesar sampai seukuran sebiji ”pea” (kacang
polong), menghasilkan telur dan mati dalam jaringan. Ada reaksi lokal terhadap gigitan dan telur dan flea yang mati
menimbulkan reaksi. Jaringan yang terinfestasi dapat terinfeksi dan menjadi gangren; auto-amputasi sering dilakukan.
Terapi dilakukan sesuai dengan gejala: infestasi dapat disingkirkan secara fisik; infeksi sekunder diterapi secara tepat.
Sepatu harus digunakan di daerah yang terinfestasi.

Page 7 of 13
Gambar 4

Pemeriksaan dengan pemindai mikrograf elektron dari sebuah Flea CDC/Janice Carr

Betina yang sedang mengandung Tunga menanamkan dirinya sendiri ke kulit di bawah kuku kaki dan
kuku tangan pada manusia – mengakibatkan luka yang berisi pus dan menjadi terinfeksi. © Marcelo de
Campos Pereira, PhD, University of Sao Paulo. Used with permission.

Page 8 of 13
Tunga penetrans dikenal sebagai chigger, jigger, chigoe, bicho do pé atau sand flea. Kepalanya angular,
tidak memiliki susunan spina, dan segmen dada sempit di bagian atasnya. Flea betina makan dengan jalan
menggali terowongan ke dalam kulit hospesnya. Perutnya menjadi sangat membesar pada segmen kedua
dan ketiga jadi flea membentuk kantung bundar dengan bentuk dan ukuran sebuah “pea” (kacang polong)
© Marcelo de Campos Pereira, PhD, University of Sao Paulo. Used with permission

Tungiasis dari seekor anjing. Tunga penetrans juga menimbulkan masalah yang signifikan pada anjing
tetapi infestasi cenderung sporadis, terisolasi secara geografi, atau berhubungan dengan kondisi lingkungan
tertentu. Tunga betina yang hamil menempel secara kuat pada anjing, biasanya di sela-sela jari, dibawah
kulit di ujung jari, dan pada skrotum. Keberadaan sejumlah T.penetrans dewasa di tangan manusia dapat
mengganggu gerakan, dan kerusakan kulit dapat merupakan tempat masuknya patogen lain dan
menyebabkan infeksi sekunder dan ulkus. © Marcelo de Campos Pereira, PhD, University of Sao Paulo.
Used with permission

Page 9 of 13
Mites (kutu berkaki delapan)
Kutu Scabies (Sarcoptes scabei) (gambar 5) adalah penyebab skabies dan tersebar diseluruh dunia.
Epidemi dari penyakit ini dapat terjadi dalam waktu yang lama tetapi kutu ini umumnya terjadi terus pada
masyarakat yang sangat miskin dengan fasilitas MCK (mandi cuci kakus) yang tidak adekuat. Kutu ini
ditularkan dengan kontak terowongan ke dalam kulit pada jaring jari, kemudian menyebar ke pergelangan
tangan, lengan dan seluruh tubuh (gambar 6 dan 7). Pantat, payudara wanita dan genitalia eksterna dapat
terkena. Kutu membuat sendiri terowongan melalui lapisan atas dari kulit dan meletakkan telurnya. Larva
keluar dari terowongan dan berkelana di kulit dan memulai terowongan baru dan matang di sana untuk
melanjutkan siklus. Gatal akibat skabies terjadi karena sensitisasi pasien terhadap kutu dan telur dan
biasanya terjadi di malam hari. Pustus yang bernanah dapat timbul setelah digaruk, jika higienenya buruk.
Diagnosis ditegakkan dengan kemerahan yang khas dan dengan mewarnai kulit dengan tinta hitam dan
mengamati terowongan ketika tinta tersebut dibersihkan. Pemeriksaan mikroskopik dari kerokan kulit
menunjukkan adanya kutu. Terapi meliputi mengoles seluruh tubuh dari leher ke bawah dengan malathion
1% atau benzene hexachloride (crotamiton bagi anak-anak). Steroid topikal tidak boleh digunakan. Jika
memungkinkan, seluruh keluarga harus diobati. Kontak dengan orang yang terinfestasi harus dihindarkan.
Pakaian harus dicuci dengan air panas.

Gambar 5

Kutu Sarcoptes scabei. Kutu betina panjangnya 0.3-0.4 mm dan lebarnya 0.25-0.35 mm wide. Kutu jantan sedikit lebih
besar dari setengah betina. CDC

Sarcoptes scabiei dilihat melalui mikroskop © Bristol Biomedical Image Archive. Used with permission

Page 10 of 13
Sarcoptes scabei dewasa, bentuk utuh dan dalam potongan kulit (H&E) © PeterDarben, used with permission

Gambar 6

Sarcoptes scabei menjalani empat tahap dalam siklus hidupnya; telur, larva, nymph dan dewasa. Kutu dewasa
meletakkan telur-telurnya pada interval 2-3 hari ketika mereka menggali terowongan di dalam kulit . Telur-telur
tersebut berbentuk oval dan panjangnya 0.1 - 0.15 mm dan waktu inkubasinya 3-8 hari. Sesudah telur menetas,
larva bermigrasi ke permukaan kulit dan menggali terowongan ke stratum corneum yang utuh untuk membangun
terowongan pendek yang tidak terlihat yang disebut kantung pergantian kulit (molting pouches). Tahap larva, yang

Page 11 of 13
keluar dari telur, hanya mempunyai 3 pasang kaki , dan bentuk ini bertahan selama 2-3 hari. Sesudah larva
berganti kulit, hasilnya berupa nymph yang mempunyai 4 pasang kaki . Bentuk ini berganti kulit menjadi nymph
yang agak besar sebelum berganti kulit lagi menjadi dewasa. Larva dan nymph sering ditemukan di kantung
pergantian kulit atau folikel rambut dan kelihatannya mirip dengan bentuk dewasa, hanya lebih kecil. Kutu dewasa
berbentuk bundar, kutu seperti kantung tanpa mata. Kutu betina panjangnya 0,3 – 0,4 mm dan lebarnya 0.25 - 0.35
mm, kutu jantan sedikit lebih besar dari setengah ukuran kutu betina. Perkawinan terjadi sesudah jantan yang
nomadik menembus kantung pergantian kulit milik kutu betina dewasa . Kutu betina yang hamil meluaskan kantung
pergantian kulitnya menjadi bentuk yang khas yaitu terowongan seperti ular, meletakkan telur-telur dalam proses
tersebut. Kutu betina menggali terowongan di kulit dan tetap disana selama 2 bulan kehidupannya dalam terowongan
dibawah permukaan kulit. Kutu jantan jarang terlihat. Mereka membuat galeri temporer dalam kulit sebelum kawin.
Penularan terjadi dengan memindahkan kutu betina yang mengandung telur selama kontak perorangan. Cara
penularan terutama melalui kontak orang ke orang, tetapi penularan juga dapat terjadi melalui benda-benda pembawa
infeksi (misalnya sprei atau pakaian). Kutu terutama ditemukan diantara jari-jari dan pergelangan tangan. Kutu
melekat ke kulit menggunakan penghisap yang menempel pada bagian paling depan dari kaki-kakinya.

Gambar 7

Ketiak anak-anak menunjukkan kemerahan papular karena Sarcoptes scabiei © Bristol Biomedical Imafe Archive.
Used with permission

Lesi Scabies disebabkan oleh Sarcoptes scabei menggali terowongan di bawah kulit. Lokasi khasnya adalah pada
tangan, khususnya pada jaring diantara jari-jari, sebagaimana ditunjukkan pada gambar ini. CDC.

Page 12 of 13
Potongan melintang dari terowongan yang dibuat di dalam epitel oleh Sarcoptes scabei. CDC

Sarcoptes scabei dewasa, bentuk utuh dan dalam potongan kulit (H&E) © Dr Peter Darben, Queensland University of
Technology clinical parasitology collection. Used with permission

Chiggers (larva parasitik)

Chiggers atau red-bugs (Trombiculidae) adalah kelompok yang penting dari ektoparasit yang
mempengaruhi manusia. Mereka menempel ke kulit lutut, garis pinggang, ketiak dan daerah perianal
sesudah berjalan melalui daerah berumput. Kutu ini tidak menghisap darah tetapi secara parsial memakan
kulit dengan menggunakan enzim dalam ludah chiggers. Hospes bereaksi terhadap bagian mulut dan ludah
dari kutu. Gigitan menyebabkan iritasi berat dan kadang-kadang demam. Terapi dengan anestesi lokal
cukup bermanfaat. Repellen serangga efektif untuk menghindari gigitan chiggers.

Page 13 of 13

Anda mungkin juga menyukai