Anda di halaman 1dari 2

Langkah Kakiku Lebih Tinggi Dari Gunung

Liburan… itulah saat-saat yang kutunggu, mungin tidak hanya aku tapi liburan adalah saat yang paling
ditunggu pelajar seluruh dunia, karna pada saat liburlah seolah-olah kita seperti burung yang terbebas
dari sangkar, terlepas dari rutinitas sehari-hari.

Hari senin Anis temanku datang main kerumah, karna sudah terbiasa main, ia langsung masuk
kekamarku, Waktu itu aku sedang santai mendengarkan music.

Tanpa basa-basi Anis langsung bertanya “Hei bagaimana rencana kita?”

“Rencana kepuncak? Kalau itu aku selalu siap, kapan berangkatnya? Tanyaku balik”

“Besok pagi” jawab Anis singkat. Apa?????? Jangan sinting nis kita belum persiapan sama sekali !!!!

Kita berangkat rabu saja, sekarang lebih baik kamu kabari Tomi dan Saipul.

Kumpul dimana kita? “ Dirumahku saja jam 8 pagi “jawabku.

“Oke!!jawab Anis singkat”. Kulihat Anis memlintir-mlintir tanganya.

“ kenapa tanganmu nis?”

Ah kamu ini pura-pura tidak tau, aku butuh uang untuk beli bahan bakar memasak.”jawab anis dengan
lugu”

Tanpa basa-basi langsung kuberi dia uang Rp.10.000, lalu ia berpamitan dan pergi dengan pit onthelnya
saipul.

Hari selasa kupersiapkan semuanya, tak ada persiapan seperti para professional yang hendak mendaki
gunung. Sepatu bergerigi, tenda, baju penghangat dll, hanya perlengkapan seadanya yang kubawa.
Sarung, sepatu butut dll, perlengkapanku yang paling berharga adalah tekad yang kuat.

Rabu pagi semuanya telah siap, pemanasan kulakukan agar badan ini tidak kaku.

Kulakukan gerakan sebisanya seperti yang biasa kulakukan disekolahan sewaktu pelajaran
Penjas.Setelah kurasa cukup aku kembali masuk rumah dan coba uperiksa kembali perbekalanku,
ternyata sudah lengkap, Ketika aku sedang merapikan perlengkapan Saipul datang.

“kemana yang lain?”Tanya Saipul

“Belum datang, mungkin sebentar lagi”jawabku

Selang beberapa lama Anis datang dengan gaya khasnya yang agak kemayu,

Ayo kit berangkat!!!!!!!

Anda mungkin juga menyukai