Anda di halaman 1dari 15

Brosot-Man

SCENE 1

            Pada suatu hari, dua buah planet jauh di luar sana saling bertabrakan. Dalam
sekejab sebuah peradaban manusia yang mempunyai kekuatan super musnah, tak ada
yang tersisa, kecuali sebuah bayi yang sempat dilepar oleh Ibunya ke luar angkasa
dengan sisa kekuatannya.

Hana : Anakku, kau akan selamat. Kau akan aku keluarkan dari sini. (sambil
membungkus) Kain ini kan menghambat pertumbuhanmu dan akan melindungi kamu
sampai ke planet terdekat.

SCENE 2

            Setelah ratusan tahun melayang-layang di luar angkasa, bayi itu tidak menua
karena sebuah kain istimewa yang membungkusnya. Setelah selama itu, bayi itu-pun
jatuh ke Bumi. Dan ditemukan oleh seorang pemuda yang ber istri namun belum
mempunyai anak . . . . .

Adi : (mendengar suara bayi) Hah suara apa itu ? Seperti suara bayi.
(mendeket/mencari ke arah suara) Hah benar ternyata itu bayi (terkejut)!!! Bayi siapa ini
? Mungkinkah aku merawatnya ???

            Kemudian dibawalah bayi itu pulang. Sesampainya di rumah, Adi memberitahu


kepada istrinya. Dan istrinya pun terkejut, setelah berembuk tatapi mereka berdua
setuju untuk merawat bayi tersebut, karena mereka memang belum mempunyai anak.

Adi  : Bu, Ibu . . . Kesini sebentar . . .

Mei : Apa Pakne ? (terkejut) Hah, bayi siapa itu Pakne ??

Adi : Ga tauk ini, tadi nemu di hutan. Gimana kalau kita rawat, kitakan belum
mempunyai anak ??

Mei : Iya, benar juga . . . . Ga papa Pakne . . .

SCENE 3

            Tujuh belas tahun kemudian. Bayi tersebut tumbuh menjadi seorang pemuda
yang  gagah dan sebenarnya dia mempunyai kekuatan super, namun dia belum
manyadarinya. Dan karena dia di Bumi, kekuatannya tidak sehebat saat di planet
asalnya.
            Saat akan pulang kerumah dari sekolah, hari itu adalah hari terakhir sekolah
karena ke esokan harinya adalah libur semesteran, dia bertemu dengan seorang
perempuan yang sedang dipalak oleh para preman.

Anggit : Enak ni, besok udah libur ya ??

Teman 1 : Iya, harus mantep ni liburku besok.

Anggit : Welah, udah siang ni, Bro . . pulang dulu ya . . .

Teman- teman : Oke, ati-ati . . .

Beberapa saat kemudian.

Anggit : Hah, apa itu ?? Wah ada cewek ni . . .  Tolong ah . . . Woe, kalian ngapain ?

Juprek : Apa urusan kamu ?

Anggit : Lapaskan dia ! Berani kok sama cewek doang. Sini . . . .

Juprek : Macem-macem ni, kalian semua, hajar !!!!

Anggit : Weee . . .  Maju kabeh (panik)??!

Mereka pun terlibat perkelahian, dan di dalam perkelahian itu, secara tidak sadar
Anggit menggunakan kekuatannya. Karena kekuatannya yang hebat itu, dia berhasil
mengusir semua penjahat tersebut.

Anggit : Haaa . . .  Aku kok dilawan, lewat (bangga). Gimana, kamu ga papa ?
(menghampiri Karin)

Karin : Ga papa kok mas. Makasih . . . .

Anggit : Kok mas to ?? Namaku Anggit (berjabat tangan).

Karin : Aku Karin. Aku pulang dulu ya ???

Anggit : Aku anter po ?

Karin : Ga usah, makasih . . . .

Anggit : Ayune cahhh . . . .

SCENE 4

Sesampainya di rumah .

Adi : Ndene mangan sek Le . . .


Anggit : Ora Pakne, aku arep turu wae.

Mei : Lho piye lho, wes Ibu masakke . . .

Anggit : Mengko wae . . .

Adi : Wola bocah . . .

SCENE 5

            Pada malam harinya Anggit keluar untuk berjalan-jalan. Tetapi di tangah


perjalanan dia bertemu Karin yang baru dikenalnya tadi siang. Akhirnya mereka berdua
pun berjalan-jalan berdua. Tetapi disaat mereka berjalan-jalan, ternyata rumah Anggit
disatroni para perampok yang akhirnya para perampok itu menembak kedua orang
tuanya.

Anggit : Wah, malem-malem gini kok ga seperti biasanya ya, sepi ?

Karin : Mas Anggit ?!

Anggit : Hah, sapa tu ?(bingung) Owalah, Karin to ? Mau kemana ?

Karin : Jalan-jalan aja mas . . .

Anggit : Wah sama, kalo gitu bareng aja yuk ?

Karin : Oke, ga papa kok, biar lebih aman. Oh, iya, makasih ya yang tadi siang ?
Keren . . .

Anggit : Ohhh . . . .  Hehehe . . . Sama-sama . . .

SCENE 6
SCENE 6

Disaat yang sama di rumah.

Adi : Bocah siji mau kae lungo neng ndi to Bu ?

Mei : Wah, rareti aku Pakne . . . Wes mbuh lungo nandi . . .

Terdengar suara ketokan pintu “tok . . tok . . tok . . .”

Adi : (membukakan pintu) Sapa ?

Juprek : Angkat tangan pak tua . . . Hahahaha . . .


Adi : (mengangkat tangan)

Mei : Haaa . . . Haaa . . .  Sapa itu Pak (berteriak histeris, lalu pingsan)?

Juprek : Bagus masalah sudah berkurang, bro . . . Ambil yang bisa diambil !

Teman-teman : Siap boss . . .

            Banyak barang yang diambil oleh mereka. Dan pada saat itu juga, Anggit
mersaskan sesuatu. Kemudian saat itu juga dia langsung pergi pulang.

SCENE 7

Anggit : Perasaanku kok ga enak  ya ?

Karin : Kenapa Mas ?

Anggit : Ga tauk  ni . . .  Aku pulang dulu aja ya ? Ada yang ngganjel . . .

Karin : Iya, sana Mas, ga papa kok . . .

SCENE 8

Kemudian Anggit pun bergegas pulang kerumahnya . . . .

Saat di rumah . . .

Dika : Sudah semua Bos . . .

Juprek : Bagus . . . Ayo pergi ! Bye bye (lalu menembak Adi)

Adi : (setelah ditembak) Akhhh . . .

{Di tengah jalan, Anggit mendengar suara tembakan, dia semakin panik dan
memparcepat larinya  . . .

Anggit : Hah, suara apa itu ???(panik)}

Patrik : Hah, perlu ya Bos ditembak gitu ???

Juprek : Ah, cerewet kamu, ayo cepet kita pergi . . .

SCENE 9

Saat Juprek dan teman-temannya keluar dari rumah, ternyata sudah ada Anggit
di depan rumah . . . Tanpa berpikir panjang juga Juprek langsung menembaki Anggit
dengan pistolnya . . .

Anggit : Heh, siapa kalian ???!


Juprek : (langsung menembak)

Banu : Gilak . . .  Ditembak lagi . . . . (melihat Anggit yang tergeletak di tanah)

Juprek : Ayo, buruan pergi . . . .

            Setelah tertembak, ternyata Anggit tidak terluka sana sekali, setelah sabar dia
langsung bergegas menghampiri Ayah dan Ibunya . . . Ibunya tidak apa-apa. Tetapi
Ayahnya terluka parah . . . .

Anggit : Akhhh . . . Sakit Benget . . . Lhooo . . . Tapi kok aku ga mati ya ketembak kayak
tadi ??? Padahal baju sampek lubang-lubang gini ??? (lalu masuk kedalam rumah)
Weh, Pakne . . .

Adi : Aku ra popo lee . . . Mung pundak kok leketembak . . . . Ibumu piye kae ?
(mencoba berdiri)

Anggit : Buk, Ibuk . . . Bangun buk . . .

Mei : (terbangun) Ahhh . . . (masih ketakutan) Bapakmu gimana lee ??

Anggit : Ora popo kok buk . . . (membantu Ibunya untuk berdiri)

Tiba-tiba ada beberapa warga yang datang karena juga mendengar suara
tembakan tersebut . . .

Orang 1 : Ada apa ini ??

Adi : Tadi ada perampokan . . .

Orang 2 : Tangan Pak Adi kenapa ?

Adi : Ditembak sama yang merampok tadi . . .

Orang 2 : Harus ke dokter itu Pak . . . Mari kami antar . . .

Orang 3 : Iya, mari Pak . . .

Orang 1 : Anggit, kamu gimana ? Ibumu ?

Anggit : Saya ga papa kok .

Mei : Saya juga ga papa, cuma masih takut aja .

Orang 1 : Baik, kalo begitu saya tinggal ga papa ?

Anggit : Ga papa, makasih ya mas . . . .

SCENE 10
            Ke esokan harinya, Adi sudah pulang dari rumah sakit. Se sampainya di rumah
Anggit langsung bertanya kenapa saat dia tertembak, dia tidak terluka sama sekali .

Anggit : Pak  aku mau bengi ketembak kok ra popo yo Pak ?  Aku ki anak opo to ?

Adi : Anak menungso lee . . .

Anggit : Tapi kok ditembak ra popo, ping akeh meneh ditembake, lha Bapak ditembak
pisan wae KO . . . .

Adi : Hahahahaha . . . . Opo tenan koe ra popo ditembak ping akeh ra popo ?

Anggit : (nunjukin baju yang bolong-bolong) Lha iki Pak, ping akeh . . . .

Adi : Hah ??? Tenane lee ??? Kok Iso (bingung)

Anggit : Tenan, lha iki bolong-bolong . . .

Adi : Weh awak mu le ?

Anggit : (buka baju) Lha iki, wutuh . . . .

Adi : Ahhh . . . mbuh le, Bapak yo ra ngerti . . . (masuk rumah)

Anggit : Welah . . . . Pye lhooo . . . Ahhh . . . Mbuh lah . . . (lalu pergi untuk bermain)

SCENE 11

Tetapi di tengah jalan dia bertemu dengan seorang Ibu-ibu yang baru saja
kecopetan, Anggit pun berusaha menolong, dia mengejar pencopet itu dan akhirnya
berhasil menangkap dan mengembalikan dompet Ibu-ibu tersebut.

Fariz : (mengikuti ibu-ibu) Wah, ada mangsa empuk ni, dapet duit ni . . . .

Beberapa saat kemudian Fariz mengambil dompet Ibu-ibu itu.

Ibu-ibu : Tolong . . . Tolong . . . Tolong . . . copet . . . (berteriak histeris)

Anggit : Hah, ada yang teriak copet ?? Oah, itu dia . . . . (lalu berlari ke arah ibu-ibu)
Kemana copetnya lari Bu ?

Ibu-ibu : Kesana nak !

Anggit : Tunggu di sini !

            Anggit pun mengejar pencopet itu. setelah terkejar pencopet itu berhasil
dikalahkan oleh Anggit dengan dipukulnya pencopet itu dengan kayu dan dompetnya
berhasil dikembalikan.
Anggit : Heh, kembalikan dompet itu !

Fariz : Halah . . . Bocah ini lagi . . . Kamu yang tempo hari itu menggagalkan aksi kami
kan ?!

Anggit : Bagus kalo masih inget . . . . Dompetnya ?

Fariz : Tidak kali ini !!! (menyerang)Haaaa . . . .

Anggit : (memukul dengan kayu)

Fariz : (langsung tergeletak di tanah)

Anggit : (mengambil dompetnya) Makasih ya dompetnya . . . .

Dikembalikanlah dompet itu kepada Ibu-ibu tadi . . . .

Anggit : Ini bu, dompetnya . . . .

Ibu-ibu : Terimakasih nak . . . Ini buat kamu (memberi uang)

Anggit : Ahh . . . Tidak usah bu,  saya ikhlas nolongnya.

SCENE 12

Lalu Anggit pun hendak pulang kerumah, namun di tengah perjalanan dia
melihat sekawanan perampok yang dulu merampok rumahnya sedang merampok
rumah sesorang.

Anggit : Hah . . Apa itu ?? Jangan-jangan ?? (melihat sejenak) Nah . . . Bener,


perampokan, itu juga yang sepertinya merampok rumahku.

Setelah menanti sebentar, perampok itu keluar dari rumah itu, Annggit pun
mengikutinya sampai ke markas mereka. Setelah mengetahui dimana markas mereka
Anggit langsung pulang kerumah.

SCENE 13

Adi : Seko ngendi koe le ??

Anggit : Dolan Pakne . . . Aku turu sek yo Pak.

SCENE 14

Tetapi di tengah tidurnya Anggit seperti dibisiki oleh seseorang yang tidak jelas
yang isinya menyuruh Anggit untuk mengobrak-abrik markas sang penjahat itu., sampai
akhirnya terbangun. Dan setelah terbangun,  ia benar-benar melakukan hal tersebut.

Anggit : (bergegas keluar) Dolan sek yo Pak –Buk . . .


Mei-Adi : Wealah nengdi neh bocah ki . . .

SCENE 15

            Sesampainya di markas para penjahat tadi, Anggit langsung menantang mereka


semua.

Juprek : Hahahaha . . . Rampokan kali ini, udah lancar, dapet banyak lagi.

Banu : Bener bos . . .

Tiba-tiba pintu markas didobrak oleh Anggit . . .

Desi : Ahhhh . . . . (kaget) apa itu ?!

Anggit : Hei kalian semua !!! Kalo berani, sini maju semua lawan aku . . . .

Juprek : Wah, ini kan yang tempo hari nggagalin kita ngerampok cewek itu kan ???

Fariz : Iya bos, bener. Dia juga yang nggagalin aku nyopet tadi pagi . . . .

Banu : Sepertinya aku kenal anak ini bos . . . .

Juprek : Heh, pilih keluar apa saya bunuh disini ?(menodongkan pistol)

Anggit : Silahkan saja . . . .

Juprek : (menembaki Anggit)

Anggit : Hahahahah . . . Ora popo . . .

Juprek : Haaah (bingung)

            Setelah itu, Anggit langsung melumpuhkan meraka semua dengan


kekuatannya. Meski tidak ada niat untuk membunuh, tanpa sengaja, ia sudah
membunuh Desi  pacarnya Juprek.

Juprek : Desi . . . . Desi . . . . Desi . . . . kamu, telah membunuh Desi, aku akan
membalas dendam !!! Ingat itu baik-baik !!!

Anggit : Aku . . . Aku . . . Aku . . . (sedih, bingung)

Anggit pun pergi begitu saja . . . .

Juprek : Desi, teman-teman . . . aku akan balaskan dendam kalian . . . .

Patrik : Akhhh (kesakitan) jangan bos,  jangan menambah maslah dengan dia lagi !

Banu : I . . . Iya bos, dia terlalu kuat, dia bukan manusia biasa !
Juprek : Tenang saja teman-teman ! Aku akan mengalahkannya untuk kalian, untuk
Desi . . . .

Juprek akhirnya pergi kesuati tempat intuk belajar ilmu .

Banu : Dasar bos edan . . . . (berjalan kerah Desi)

Patrik : (mendekati Desi) Mati beneran itu ?

Desi : (tiba-tiba terbangun) Ahhhh . . . Pusing banget kepalaku .

Banu-Patrik : Waaaa!!! (kaget) Mayat hidup !!!!!

Desi : Aku memeng belum mati goblok !!! Tapi pusing banget . . .

Fariz : (menanyai teman-teman yang lain) Kamu ga papa bro . . .

Dika-Irfan : Ga papa . . .

Banu : Wah, kalo gini si bos tadi dendam buta dong ???

SCENE 16

            Ternyata Anggit pergi kesebuah pantai, di sana ia merenungi perbuatannya. Dia


bingung harus berbuat apa, dia takut karena sudah  mengira membunuh seorang
perempuan meski tanpa sengaja.

Anggit : (sedih) Aku sudah membunuh . . . . . Orang macam apa aku ini ??? Ahhhhh . . .
..

SCENE 17

            Diwaktu yang lain, Juprek mencari seorang guru untuk mengajari ilmu yang
lebih kuat agar dapat mengalagkan Anggit. Dan akhirnya ketemu . . . .

Juprek : (berjalan-jalan mencari alamat) Pernisi mas, tau alamatnya Guru Iman ?

Mas1(Iman) : Lurus terus aja mas, udah deket kok . . . . Rumahnya yang di ujung jalan
sana itu . . . .

Juprek : Makasih Mas . . . .

Mas1(Iman) : Sama-sama . . . .

Beberapa saat kemudian . . . .

Juprek : Ini dia pasti rumahnya !

Mas2(Iman) : (tiba-tiba muncul) Ada yang bisa saya bantu mas ?


Juprek : Guru Imannya ada ?

Mas2(Iman) : Ada kok, silahkan masuk .

Juprek : (mengetok pintu) Kok perasaan dua mas-mas tadi sama ya ???

Iman : Ada yang bisa saya bantu ?

Juprek : (kaget) Buset, sama lagi orangnya

Iman : Orang yang mana yang sama ?

Juprek : Yang di sana, sama yang di situ tadi ??? (bingung) Lhoh, kok ga ada ?

Iman : Silahkan masuk !

SCENE 18

            Setelah kajadian itu, Anggit menjadi pendiam, merasa terus ketakutan. Dan saat
ketiduran di depan rumahnya, dia mendengar ada yang berbisik.

{Hana : Anakku . . . kamu tidak bersalah, tidak ada yang mati saat itu, tenangkan
dirimu, masih ada yang harus kamu hadapi, harus kamu luruskan . . . . Aku akan selalu
ada di sampingmu}

Anggit : (terbangun) Ibu . . . . Siapa itu tadi ???

Mei : (dari dalam rumah) Opo le ??

Anggit : Ra popo Buk . . .

SCENE 19

            Di rumah Guru Iman, Juprek yang datang bertujuan untuk berguru langsung
diterima dengan baik oleh Guru Iman. Sejak itu, dia terus dilatih berbagai Ilmu oleh
Iman.

Iman : Untuk apa anda datang kemari ?

Juprek : Guru, terima aku menjadi muridmu . . . . (memohon sambil bersujud)

Iman : Baiklah . . . Tapi, untuk apa kau belajar ilmu dariku ? Berdirilah . . .

Juprek : Untuk membalas dendam . . . . Kepada seseorang yang telah membunuh


wanita yang kucinyai !

Iman : Hmmmm . . . . Lumayan . . . . Baiklah, nanti malam mulai ya ?

Juprek : Mulai apa guru ?


Iman : Ritualnya goblok !

Juprek : Baik guru !

SCENE 20

            Karena hal-hal yang aneh belakangan ini, Angit merasa sangat katakutan. Dan
untuk lebih menenangkan pikirannya, dia pergi ke pantai dekat rumahnya.

Anggit : Kayaknya ke pantai enak . . . .

 Saat di pantai, dia bertemu oleh teman-teman Juprek . . .

Anggit : Haaah . . . . Sampai juga .

Banu : Hai, mas-mas (memanggil Anggit)

Anggit : Manggil saya (bingung)

Banu : Iya, kesini sebentar

Anggit : (berjalan kearah Banu) Sebentar, loh, bukannya kalian ini teman-temannya
siapa itu yang nembak Bapak aku ?

Desi : Iya bener, maafkan Juprek ya ?

Anggit : Ohhh . . . Juprek to namanya ? Lohhh . . . Bentar-bentar, bukannya kamu


cewek yang katanya mati itu kan ???

Desi : Ga mas, waktu itu aku cuma pingsan aja . . . . Tapi Juprek tauknya aku udah mati
gitu, dan dia ga tau kemana, tapi yang jaelas dia akan membunuh kamu mas .

Anggit : (kaget) Haaaah . . . Bunuh aku ??? Waduh . . . .

SCENE 21

Pada ritual pertama di rumah Guru Iman, Juprek dimandikan dengan kembang 7
rupa .

Juprek : Guru, buat apa mandi bunga segala ?

Iman : Biar kamu bersih . . .

Juprek : Ohhhh . . . .Yayaya . . .

Pagi harinya setelah dimandikan dengan kembang 7 rupa .

Imann : Fan, bangun . Ayo, ikut aku !


Juprek : Kemana Guru ?

Iman : Bertapa . . . .

Juprek : Baik guru ! (bersemangat)

SCENE 22

            Anggit merasa sangat cemas karena kata-kata teman-teman Juprek tadi. Dan
saat sedabg duduk-duduk di depan rumahnya, tiba-tiba Desi dan teman-temannya
datang.

Anggit : Aduh, ni masalah kok tambah rumit to ??

Desi : Permisi, yah, ketemu juga ni rumahnya mas .

Banu : Harus pake muter-muter dulu baru ketemu .

Anggit : Hahahah, mari masuk. Ada apa ni kesini ? Oh, iya, aku belum tau nama kalian
ini .

Patrik : Saya Ardi, biasa dipanggil Patrik . . .

Desi : Saya Desi.

Banu : Saya Banu

Anggit : Saya Anggit

Desi : Sudah sebulan ini Juprek ternyata belum pulang sama sekeli sejak kejadian itu .

Anggit : Terus aku kudu gimana ?

SCENE 23

Setelah beberapa bulan bertapa, mereka berdua kembali kerumah, dan setelah
kembali kerumah, mereka melakukan ritual terakhir.

Iman : Cepat kesini, ada ritual terakhir yang haru kamu lakukan .

Juprek : Baik guru !

Iman : Bersiaplah, aku akan membuka aura kamu, agar kekuatan kamu lebih kuat.

Setelah selesai . .

Juprek : Sudah guru ?

Iman : Iya, sudah, besok, kamu sudah bisa pulang . . . .


Juprek : Terimakasih guru

Iman : Mau dicoba ?

Juprek : Iya, tolong guru, tembak saya dengan pitol ini ! (memberi pistol)

Iman : Hah, kayak gini aja . Siap, fokus muridku ! (lalu menembak Juprek)

Juprek : Hahahahaha . . . . Ga mempan guru !!! (sangant senang)

            Ke esokan harinya, Juprek pun kembali untuk membalaskan dendamnya.

Juprek : Akhirnya, waktu yang aku tungu-tunggu datang juga . . . . Terimah kasih guru,
saya pergi dulu . . . .

Iman : Selamat jalan muridku . . . .

SCENE 24

 Di rumahnya, Anggit tiba-tiba mendapatkan surat dari Juprek. Surat itu adalah surat
tantangan dari Juprek . . . .

Anggit : (setelah membuka pintu) Hah, apa ini, ada surat . . . Apa ya isinya ?

(setelah membaca) Owalah. Dari Juprek . . . . Apa yang akan dia lakukan kalo aku ga
dateng . . . .

SCENE 25

            Anggit pun pergi untuk menemui Desi di tempat mereka biasa nongkrong, tetapi
mereka tidak ada .

Anggit : Aku harus memberi tahu Desi, ini buktu kalo Juprek sudah pulang kesini .

Setibanya di tempat nongkrong . . .

Anggit : Wah, kok sepi ya ??? Mungkin di pantai ??? Coba aja lah .

Anggit pun mencari mereka di pantai, di pantai itu ia berhasil bertemu dengan mereka .

Anggit : Aduh, ada ga yaa ?? (berjalan-jalan sambil mencari)

Setelah beberapa saat mencari .

Anggit : Nah, itu mereka . . . . (berlari mendatangi)

Banu : Ada apa ini, tumben ?

Anggit : Ini, Ini (memberikan suratnya ke Desi) Benerkan itu tukisan tangan Juprek ?
Desi : Iya bener, kamu dapetin ini dari mana ??

Anggit : Di depan rumah . . . Aku harus gimana ?? Dateng ga ?

Desi : Jangan dulu, kita liat aja, gimana kalo kamu ga dateng . . .

Anggit : Oke, aku juga berpikiran gitu  . . . .

SCENE 26

            Ke esokan harinya Anggit kembali mendapatkan surat dari Juprek lagi .

Anggit : (setelah membuka pintu) Wah, surat lagi nih . . . . (setelah membaca) Hah . . .
pake ngancem lagi, gawat ni . . . .

Tiba-tiba Desi dan Banu mendatangi Anggit.

Desi : Anggit, Juprek telah melukai sesorang dari desa sebelah ! (panik)

Anggit : Wahh (emosi) ga bisa dibiarkan lagi . . . . (pergi berlari ke panatai)

Desi : Jangan lukai Juprek, tolong . . . . . (mengejar)

Anggit : Baiklah . Akan aku usahakan . . . .

SCENE 27

Setibanya di pantai, sebelum bertemu Juprek, ternyata Anggit bartemu dengan Guru
Iman.

Anggit : Mari mas . . . . (sambil berlari)

Iman : Mari . . . .

Setelah bertemu Juprek

Anggit : Hei, Juprek . Mau kamu apa sebenarnya ?

Juprek : Membalas dendam karena kematian Desi !!

Anggit : Desi belum meninggal !!

Juprek : Bohong!!!! kamu tak usah membodohi aku !!!

{Iman melihat dari kejauhan}

Anggit : Tapi itu benar !!

Juprek : Cerewet !!!


            Akhirnya mereka berdua pun terlibat perkelahian . Namun pada akhirnya, Anggit
berhasil menjatuhkan Juprek . Juprek mengaku kalah, Juprek meminta agar Anggit
membunuh Juprek.

Juprek : (tergeletak di tanah) Bunuh aku, bunuh saja aku ! Agar aku bisa bertemu Desi
lagi !

Anggit : Bodoh, Desi itu belum mati !!!

Juprek : Bohong . . . .

Tiba-tiba Desi muncul di sana .

Desi : Juprek, stop !!! Aku masih di sini .

Juprek : Desi ??? (berlari ke arah Desi)

Desi : Iya ini aku . . . .

Juprek : Maaf . . . Maafkan aku . . . . Aku sudah salah menilai dirimu !!!(meminta maaf
kepada Anggit)

Anggit : Hahahahah . . . . tak apa .  Yang penting masalah ini sudah jelas.

Juprek : Maaf . . . . Lalu aku harus bagai mana dengan kekuatan ini ?

Anggit : Gunakan saja seperlunya dan digunakan dengan benar, hahahahah . . . . . .


Ayo pulang !

{Iman melihat dari kejauhan

Iman : Haha . . . Benar juga, dibalik kekuatan yang besar, terdapat pula tanggung jawab
yang besar}

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai