SCENE 1
Pada suatu hari, dua buah planet jauh di luar sana saling bertabrakan. Dalam
sekejab sebuah peradaban manusia yang mempunyai kekuatan super musnah, tak ada
yang tersisa, kecuali sebuah bayi yang sempat dilepar oleh Ibunya ke luar angkasa
dengan sisa kekuatannya.
Hana : Anakku, kau akan selamat. Kau akan aku keluarkan dari sini. (sambil
membungkus) Kain ini kan menghambat pertumbuhanmu dan akan melindungi kamu
sampai ke planet terdekat.
SCENE 2
Setelah ratusan tahun melayang-layang di luar angkasa, bayi itu tidak menua
karena sebuah kain istimewa yang membungkusnya. Setelah selama itu, bayi itu-pun
jatuh ke Bumi. Dan ditemukan oleh seorang pemuda yang ber istri namun belum
mempunyai anak . . . . .
Adi : (mendengar suara bayi) Hah suara apa itu ? Seperti suara bayi.
(mendeket/mencari ke arah suara) Hah benar ternyata itu bayi (terkejut)!!! Bayi siapa ini
? Mungkinkah aku merawatnya ???
Adi : Ga tauk ini, tadi nemu di hutan. Gimana kalau kita rawat, kitakan belum
mempunyai anak ??
SCENE 3
Tujuh belas tahun kemudian. Bayi tersebut tumbuh menjadi seorang pemuda
yang gagah dan sebenarnya dia mempunyai kekuatan super, namun dia belum
manyadarinya. Dan karena dia di Bumi, kekuatannya tidak sehebat saat di planet
asalnya.
Saat akan pulang kerumah dari sekolah, hari itu adalah hari terakhir sekolah
karena ke esokan harinya adalah libur semesteran, dia bertemu dengan seorang
perempuan yang sedang dipalak oleh para preman.
Anggit : Hah, apa itu ?? Wah ada cewek ni . . . Tolong ah . . . Woe, kalian ngapain ?
Mereka pun terlibat perkelahian, dan di dalam perkelahian itu, secara tidak sadar
Anggit menggunakan kekuatannya. Karena kekuatannya yang hebat itu, dia berhasil
mengusir semua penjahat tersebut.
Anggit : Haaa . . . Aku kok dilawan, lewat (bangga). Gimana, kamu ga papa ?
(menghampiri Karin)
SCENE 4
Sesampainya di rumah .
SCENE 5
Karin : Oke, ga papa kok, biar lebih aman. Oh, iya, makasih ya yang tadi siang ?
Keren . . .
SCENE 6
SCENE 6
Mei : Haaa . . . Haaa . . . Sapa itu Pak (berteriak histeris, lalu pingsan)?
Juprek : Bagus masalah sudah berkurang, bro . . . Ambil yang bisa diambil !
Banyak barang yang diambil oleh mereka. Dan pada saat itu juga, Anggit
mersaskan sesuatu. Kemudian saat itu juga dia langsung pergi pulang.
SCENE 7
SCENE 8
Saat di rumah . . .
{Di tengah jalan, Anggit mendengar suara tembakan, dia semakin panik dan
memparcepat larinya . . .
SCENE 9
Saat Juprek dan teman-temannya keluar dari rumah, ternyata sudah ada Anggit
di depan rumah . . . Tanpa berpikir panjang juga Juprek langsung menembaki Anggit
dengan pistolnya . . .
Setelah tertembak, ternyata Anggit tidak terluka sana sekali, setelah sabar dia
langsung bergegas menghampiri Ayah dan Ibunya . . . Ibunya tidak apa-apa. Tetapi
Ayahnya terluka parah . . . .
Anggit : Akhhh . . . Sakit Benget . . . Lhooo . . . Tapi kok aku ga mati ya ketembak kayak
tadi ??? Padahal baju sampek lubang-lubang gini ??? (lalu masuk kedalam rumah)
Weh, Pakne . . .
Adi : Aku ra popo lee . . . Mung pundak kok leketembak . . . . Ibumu piye kae ?
(mencoba berdiri)
Tiba-tiba ada beberapa warga yang datang karena juga mendengar suara
tembakan tersebut . . .
SCENE 10
Ke esokan harinya, Adi sudah pulang dari rumah sakit. Se sampainya di rumah
Anggit langsung bertanya kenapa saat dia tertembak, dia tidak terluka sama sekali .
Anggit : Pak aku mau bengi ketembak kok ra popo yo Pak ? Aku ki anak opo to ?
Anggit : Tapi kok ditembak ra popo, ping akeh meneh ditembake, lha Bapak ditembak
pisan wae KO . . . .
Adi : Hahahahaha . . . . Opo tenan koe ra popo ditembak ping akeh ra popo ?
Anggit : (nunjukin baju yang bolong-bolong) Lha iki Pak, ping akeh . . . .
Anggit : Welah . . . . Pye lhooo . . . Ahhh . . . Mbuh lah . . . (lalu pergi untuk bermain)
SCENE 11
Tetapi di tengah jalan dia bertemu dengan seorang Ibu-ibu yang baru saja
kecopetan, Anggit pun berusaha menolong, dia mengejar pencopet itu dan akhirnya
berhasil menangkap dan mengembalikan dompet Ibu-ibu tersebut.
Fariz : (mengikuti ibu-ibu) Wah, ada mangsa empuk ni, dapet duit ni . . . .
Anggit : Hah, ada yang teriak copet ?? Oah, itu dia . . . . (lalu berlari ke arah ibu-ibu)
Kemana copetnya lari Bu ?
Anggit pun mengejar pencopet itu. setelah terkejar pencopet itu berhasil
dikalahkan oleh Anggit dengan dipukulnya pencopet itu dengan kayu dan dompetnya
berhasil dikembalikan.
Anggit : Heh, kembalikan dompet itu !
Fariz : Halah . . . Bocah ini lagi . . . Kamu yang tempo hari itu menggagalkan aksi kami
kan ?!
SCENE 12
Lalu Anggit pun hendak pulang kerumah, namun di tengah perjalanan dia
melihat sekawanan perampok yang dulu merampok rumahnya sedang merampok
rumah sesorang.
Setelah menanti sebentar, perampok itu keluar dari rumah itu, Annggit pun
mengikutinya sampai ke markas mereka. Setelah mengetahui dimana markas mereka
Anggit langsung pulang kerumah.
SCENE 13
SCENE 14
Tetapi di tengah tidurnya Anggit seperti dibisiki oleh seseorang yang tidak jelas
yang isinya menyuruh Anggit untuk mengobrak-abrik markas sang penjahat itu., sampai
akhirnya terbangun. Dan setelah terbangun, ia benar-benar melakukan hal tersebut.
SCENE 15
Juprek : Hahahaha . . . Rampokan kali ini, udah lancar, dapet banyak lagi.
Anggit : Hei kalian semua !!! Kalo berani, sini maju semua lawan aku . . . .
Juprek : Wah, ini kan yang tempo hari nggagalin kita ngerampok cewek itu kan ???
Fariz : Iya bos, bener. Dia juga yang nggagalin aku nyopet tadi pagi . . . .
Juprek : Heh, pilih keluar apa saya bunuh disini ?(menodongkan pistol)
Juprek : Desi . . . . Desi . . . . Desi . . . . kamu, telah membunuh Desi, aku akan
membalas dendam !!! Ingat itu baik-baik !!!
Patrik : Akhhh (kesakitan) jangan bos, jangan menambah maslah dengan dia lagi !
Banu : I . . . Iya bos, dia terlalu kuat, dia bukan manusia biasa !
Juprek : Tenang saja teman-teman ! Aku akan mengalahkannya untuk kalian, untuk
Desi . . . .
Desi : Aku memeng belum mati goblok !!! Tapi pusing banget . . .
Dika-Irfan : Ga papa . . .
Banu : Wah, kalo gini si bos tadi dendam buta dong ???
SCENE 16
Anggit : (sedih) Aku sudah membunuh . . . . . Orang macam apa aku ini ??? Ahhhhh . . .
..
SCENE 17
Diwaktu yang lain, Juprek mencari seorang guru untuk mengajari ilmu yang
lebih kuat agar dapat mengalagkan Anggit. Dan akhirnya ketemu . . . .
Juprek : (berjalan-jalan mencari alamat) Pernisi mas, tau alamatnya Guru Iman ?
Mas1(Iman) : Lurus terus aja mas, udah deket kok . . . . Rumahnya yang di ujung jalan
sana itu . . . .
Mas1(Iman) : Sama-sama . . . .
Juprek : (mengetok pintu) Kok perasaan dua mas-mas tadi sama ya ???
Juprek : Yang di sana, sama yang di situ tadi ??? (bingung) Lhoh, kok ga ada ?
SCENE 18
Setelah kajadian itu, Anggit menjadi pendiam, merasa terus ketakutan. Dan saat
ketiduran di depan rumahnya, dia mendengar ada yang berbisik.
{Hana : Anakku . . . kamu tidak bersalah, tidak ada yang mati saat itu, tenangkan
dirimu, masih ada yang harus kamu hadapi, harus kamu luruskan . . . . Aku akan selalu
ada di sampingmu}
SCENE 19
Di rumah Guru Iman, Juprek yang datang bertujuan untuk berguru langsung
diterima dengan baik oleh Guru Iman. Sejak itu, dia terus dilatih berbagai Ilmu oleh
Iman.
Iman : Baiklah . . . Tapi, untuk apa kau belajar ilmu dariku ? Berdirilah . . .
SCENE 20
Karena hal-hal yang aneh belakangan ini, Angit merasa sangat katakutan. Dan
untuk lebih menenangkan pikirannya, dia pergi ke pantai dekat rumahnya.
Anggit : (berjalan kearah Banu) Sebentar, loh, bukannya kalian ini teman-temannya
siapa itu yang nembak Bapak aku ?
Desi : Ga mas, waktu itu aku cuma pingsan aja . . . . Tapi Juprek tauknya aku udah mati
gitu, dan dia ga tau kemana, tapi yang jaelas dia akan membunuh kamu mas .
SCENE 21
Pada ritual pertama di rumah Guru Iman, Juprek dimandikan dengan kembang 7
rupa .
Iman : Bertapa . . . .
SCENE 22
Anggit merasa sangat cemas karena kata-kata teman-teman Juprek tadi. Dan
saat sedabg duduk-duduk di depan rumahnya, tiba-tiba Desi dan teman-temannya
datang.
Anggit : Hahahah, mari masuk. Ada apa ni kesini ? Oh, iya, aku belum tau nama kalian
ini .
Desi : Sudah sebulan ini Juprek ternyata belum pulang sama sekeli sejak kejadian itu .
SCENE 23
Setelah beberapa bulan bertapa, mereka berdua kembali kerumah, dan setelah
kembali kerumah, mereka melakukan ritual terakhir.
Iman : Cepat kesini, ada ritual terakhir yang haru kamu lakukan .
Iman : Bersiaplah, aku akan membuka aura kamu, agar kekuatan kamu lebih kuat.
Setelah selesai . .
Juprek : Iya, tolong guru, tembak saya dengan pitol ini ! (memberi pistol)
Iman : Hah, kayak gini aja . Siap, fokus muridku ! (lalu menembak Juprek)
Juprek : Akhirnya, waktu yang aku tungu-tunggu datang juga . . . . Terimah kasih guru,
saya pergi dulu . . . .
SCENE 24
Di rumahnya, Anggit tiba-tiba mendapatkan surat dari Juprek. Surat itu adalah surat
tantangan dari Juprek . . . .
Anggit : (setelah membuka pintu) Hah, apa ini, ada surat . . . Apa ya isinya ?
(setelah membaca) Owalah. Dari Juprek . . . . Apa yang akan dia lakukan kalo aku ga
dateng . . . .
SCENE 25
Anggit pun pergi untuk menemui Desi di tempat mereka biasa nongkrong, tetapi
mereka tidak ada .
Anggit : Aku harus memberi tahu Desi, ini buktu kalo Juprek sudah pulang kesini .
Anggit : Wah, kok sepi ya ??? Mungkin di pantai ??? Coba aja lah .
Anggit pun mencari mereka di pantai, di pantai itu ia berhasil bertemu dengan mereka .
Anggit : Ini, Ini (memberikan suratnya ke Desi) Benerkan itu tukisan tangan Juprek ?
Desi : Iya bener, kamu dapetin ini dari mana ??
Desi : Jangan dulu, kita liat aja, gimana kalo kamu ga dateng . . .
SCENE 26
Ke esokan harinya Anggit kembali mendapatkan surat dari Juprek lagi .
Anggit : (setelah membuka pintu) Wah, surat lagi nih . . . . (setelah membaca) Hah . . .
pake ngancem lagi, gawat ni . . . .
Desi : Anggit, Juprek telah melukai sesorang dari desa sebelah ! (panik)
SCENE 27
Setibanya di pantai, sebelum bertemu Juprek, ternyata Anggit bartemu dengan Guru
Iman.
Iman : Mari . . . .
Juprek : (tergeletak di tanah) Bunuh aku, bunuh saja aku ! Agar aku bisa bertemu Desi
lagi !
Juprek : Bohong . . . .
Juprek : Maaf . . . Maafkan aku . . . . Aku sudah salah menilai dirimu !!!(meminta maaf
kepada Anggit)
Anggit : Hahahahah . . . . tak apa . Yang penting masalah ini sudah jelas.
Juprek : Maaf . . . . Lalu aku harus bagai mana dengan kekuatan ini ?
Iman : Haha . . . Benar juga, dibalik kekuatan yang besar, terdapat pula tanggung jawab
yang besar}
SELESAI