Anda di halaman 1dari 11

1

KOMUNIKASI OPTIK-PENDAHULUAN

Mengirim dan menerima pesan dari suatu tempat ke tempat lainnya selalu memiliki
persoalan yang penting. Unsur-unsur yang rumit dalam sistem ini yaitu ; sumber informasi,
transmitter, chanel transmisi dan penerima serta beberapa sarana yang meningkatkan
perfomancenya menjadi hal yang sangat menarik.
Walaupun komunikasi menjadi sangat praktis di tahun-tahun muktahir, komunikasi optic
menarik untuk dicatat bahwa beberapa bentuk komunikasi secara optic telah digunakan pada
zaman kuno. Menggunakan asapa dan cahaya matahari yangdipantulkan (heliograph) disiang
hari dan menggunakan api di saat malam hari. Hal ini telah digunkan oleh bangsa Yunani untuk
menyampaikan pesan ke tempat yang jauh. Dengan demikian bahwa Ratu Clytaemnestra dan
Agisthus telah menerima berita kejatuhan troy melalui telegraf api menggunkan sistem isyarat
yang mana membuat sinyal-sinyal dari turki melewati dataran tinggi Asopos dan menyebrang
teluk Saronic ke istana kerajaan di Myceane.
Aeneas dan polybus menemukan sarana transmisi menggunakan kode. Pada skema ini,
setiap pesan dikirim dengan dua senter dan papan dengan baris dan kolom; dibelakan papan
pertama deretan kolom ditunjukkan oleh senter pertama dan dibelakan papan kedua deretan baris
ditunjukkan oleh senter yang kedua. Orang yang menerima kemudian memcahkan kodenya dan
mengirimkan pesannya. Kemudian prinsip start-stop (komunikasi digital) menggunakan kode-
kode dan metode transmisi relai (regenarasi), semuanya dipraktekkan pada zaman kuno, walupun
mereka membandingkan dengan kasar dengan apa yang eksis saat ini.

1.1 PHOTOPHONE
Kesuksesan pertama dari skema komunikasi secara optic dapat dibuat oleh penenmu
besar A.G Bell. Pada 1880, Alexander Graham Bell menemukan photophone, sebuah perangkat
yang mana kata-kata dapat ditransmisikan dalam bentuk cahaya. Gelombang bunyi yang
menumbuk cermin menyebabkan cermin bergetar dengan intesitas cahaya yang dipantulkan
bervariasi dengan perbandingan secara proposional dengan kuat bunyi. Detektor selenium yang
resistensinya bervariasi menurut intensitas cahaya, kemudian mendeteksi cahaya. Dengan cara
ini Bell mampu mengirim sinyal suara sejauh kira-kira 100 meter. Kata-kata kegembiraan Bell
yang terkirimkan , “ I have heard articulate speech produced by sunlight. I have heard a ray of
2

the sun laugh, cough and sing. I have been able to hear a shadow and perceive by ear the
passing of cloud across the sun disk.” (saya telah dapa mendengar kata-kata fasih yang dibuat
oleh cahaya matahari. Saya telah mendengar sinar matahari tertawa, batuk dan menyanyi. Saya
telah dapat mendengar bayangan dan menyadari dengan telinga melewati awan menyebrang
bulatan matahari. [1.2]
Walaupun pintar, photophone Bell tidak dapat digunakan secara komersil karena
kekurangan sumber cahaya yang handal dan medium trasmisi masih sangat mahal. Praktisnya
komunikasi optik menunggu hingga kemunculan laser dan serat optik. Sementara itu telegraf
elektronik (1844) dan skema telekomunikasi nir kabel (1887) membuat progres yang luar biasa
mendorong sistem komunikasi optik yang relatif tidak efisien pada masa itu keluar dari
perlombaan.
Dalam sistem komunikasi elektrik, transmiter memakai informasi pada sinyal pembawa;
pada penerima akhir, informasi ini diterima dari pembawa dan diproses. Daerah optik dari
spektrum gelombang EM dengan jankauan dari 50nm (radiasi ultraviolet) samapai sekitar 100
nm. Cahaya tampak ada di spektrum 400-700 nm. Dengan demikian tersedia daerah spektrum
yang luas. Frekuensi optik khusus 1014 Hz, yang dapat menunjang modulasi lebar pita.
Dibandingkan frekuensi gelombang mikro (109 Hz), pembawa optik dapat melebihi 100.000 kali
lebih lebar.

1.2 LASER, SERAT OPTIK DAN KOMUNIKASI


Penemuan laser pada tahun 1960-an menandakan permulaan dari photonics, era baru
dalam optik modern. Secara garis besar photonics dapat dikategorikan sains photon,
gelombang/partikel cahaya, adalah agen yang berpartisipasi dalam peforma, dari pembangkit ke
pendeteksian. Sifat dari laser koheren, monokromatik, dan intensitas jenis yang tinggi,
membuatnya pudah untuk diterapkan dalam RF dan daerah mikro wave. Laser helium-neon
adalah laser yang umum digunakan dalam sistem komunikasi saat ini. Ketika penemuan laser
menghilangkan satu kendala, komunikasi optik masih jauh dari kenyataan. Ini tidak terlalu
sukses karena propagasi cahaya oleh atmosfer yang tak terduga. Kemudian datang beberapa
bentuk transmisi pada gelombang dimana lensa atau sepasan cermin periskop diletakkan
sepanjang lintasan transmisi. Kedua skema itu menemui kegagalan, ini dikarenakan kehilangan
3

sinyal yang disebabkan oleh penyerapan, penhamburan dan disamping itu biaya instalasi sangat
mahal.
Sepanjan penelitian pada lensa gas dan bentuk lain dari pandu gelombang, pembelajaran
pada bentuk alternatif pandu gelombang dilakukan di banyak negara. Kao dan Hockam of
England dari hasil studinya memprediksi bahwa kehilangan serendah 20dB/km bisa dilakukan
[1.3]. tahun 1970, Corning Glass yang bekerja di Amerika Serikat telah sukses memproduksi
serat silika (silica fiber) mode tunggal dengan kehilangan lebih rendah dari 20 dB/km, dengan
demikian memudahkan jalan untuk komunikasi optik jarak jauh. Daerah lain dari photonics di
sebut fiber optik telah lahir. Di waktu yang sama, dorongan ditambah dengan dikembangkannya
perangkat semikonduktor photonic-diode laser dan photo detektor secara terpisah. Ketersediaan
dari laser semikonduktor dan LEDs dengan potensinya untuk membuat miniatur dan
mengembangkannya ke kenyataan, memberikan dorongan untuk menerapkan komunikasi optik
rendah biaya. Banyak hasil-hasil medan dari komunikasi optik disimpulkan dengan baik dalam
isu khusus dari seminar di IEEE.
Frekuensi optik pada 1014 Hz, dapat menangani sinyal informasi dengan bandwidth
tinggi. Bnyak sinyal dapat digantungkan menjadi chanel optik atau pandu gelombang optik
tunggal, tanpa banyak interferensi di antara sinyal. Dengan cara yang sama, bagian berbeda dari
muka gelombang dapat mengalami modifikasi yang berbeda, berlawanan dengan operasi
parallel. Menggunakan perangkat pandu gelombang untuk mengontrol transmisi cahaya dengan
fiber dapat membuat sistem yang kompak dan efisien. Ini dikarenakan secara fakta bahwa cahaya
adalah berada pada ring yang sempit dan dapat dibuat beinteraksi dengan materi,
memperlihatkan sifat seperti elektronik-optik, acusto-optik dan efek elektronik non linear.
Keadaan polarisasi gelombang cahaya dan modifikasinya dapat selalu digunakan secara efektif
dalam banyak aplikasi. Terlebih sebagian besar funsi optik dapat di terjemahkan ke bentuk pandu
gelombang analog. Gangguan eksternal seperti interferensi elektro magnetik tidaklah penting dan
banyak desai dan permasalahan di eliminasi. Koeksistensi dari photonics dengan elektronik
ketika dimungkinkan kareana kesamaan teknologi seperti sumber dan detektor.
Keefektifan biaya, kemudahan, kapasitas informasi yang besar, perkembangan yang
flexibel, peningkatan jangkauan repeater dan yang terpenting adalah keamanan dan kekebalan
dari interferensi elektro magnetik (EMI) adalah beberapa fakta yang bekerja dalam komunikasi
4

optik. Jadi bukanlah suatu yang mengherankan jika sistem komunikasi fiber optik akan
digunakan secara fenomenal di seluruh dunia.

1.3 SEBELUMNYA DALAM KOMUNIKASI OPTIK


Generasi pertama sistem gelombang cahaya beroperasi sekitar 850 nm dimana medannya
di sebar pada permulaan 1978 diizinkan pada rentang sekitar 10 km pada perbandingan bit dalam
batas 50-100 Mbps. Dengan demikian membuktika kemampuan superior mereka bahkan terlalu
dini. Jangkauan repeater terbesar mungkin dibuat dengan menggunakan serat yang digabungkan
dengan sistem koaksial adalah kekuatan yang sangat penting untuk mendorong kerja yang lebih
lanjut dan lebih banyak percobaan. Generasi sistem yang kedua di desain untuk bekerja sekitar
1300 nm dimana kehilangan dan dipersi serat menjadi lebih sedikit dibanding pada 800 nm.
Dengan demikiansistem gelombang cahaya tahun 80’an di atas bit-rates 1-2 Gbps, dengan
jankauan repeater lebih dari 40-50 km. Di kenal bahwa kehilangan terkecil pada serat silika
terjadi pada panjang gelombang sekitar 1550 nm. Tetapi dispersi kromatik pada panjang
gelombang ini lebih besar dibanding panjang gelombang 1300 nm. Dengan demikian, dispersi
khusus di gesesr ke keadaan kelebihan serat, rendah kehilangan dan rendah dispersi pada 1550
nm di kembangkan. Sekitar 1990-an, sistem komunikasi fiber optik beroperasi pada kecepatan
2,4 Gps dan jangkauan reapeater lebih dari 100 km, menjadi produk komersil. Ini dapat
dipertimbangkan sebagai sistem generasi ketiga. Sumber dan detektor dari 2 panjang gelombang
yang di operasikan tersebut dibuat oleh In GaAsP semikonduktor. Perkembangan yang lebih
muktahir termasuk memvariasikan teknik multiplexing untuk meningkatkan kapasitas
penggunaan menggunakan penguat dan soliton berdasar pada sistem transmisi. Sebagai hasilnya
kecepatan dan jankauan repeater meningkat, standar terbaru seperti Fiber Distributed Data
Interface (FDDI), Dual Queue Distributed Bus (DQDB) dan Synchronous Optical
Network/Synchronous Digital Hierarchy (SONET/SDH) juga muncul.
Walaupun kabel telegraf telah di pasang menyebrangi lautan atlantik sekitar 1858
(diantara Irlandia dan Newfoundland) itu hanya dengan pemasangan TAT-1, (September, 1956)
di antara Oban (Skotlandia) dan Clarenville (Newfounland) bahwa kita dapat berkata era
kapasitas tinggi telekomunikasi trans Atlantik di mulai. Ini diikuti dengan cepat oleh sistem yang
lebih canggih seperti TAT-2 pada 1959 (di antara Permarch, Francis dan Clarenville,
Newfounland), sampai dengan pemasangan TAT-6 (1976) dan TAT-7 (1983). TAT-7
5

menawarkan kapasitas sekitar 4000 rangkaian analog. Mengkombinasikan teknologi muktahir


dalam opto-elektronik dan fiber optik, beberapa menggunakan sistem komunikasi fiber optik
bawah laut yang telah di bangun di sekeliling dunia [1.6]. Fiber optik bernama TAT-8, dengan
sekitar 40.000 rangkaian analog telah di selesaikan pada tahun 1989. Beberapa sistem serat optik
yang lain termasuk HAW-4 (Hawaian cable 4) dan TPC-3 (Trans-Pacific cable 3), termasuk
TAT- 123/13 dengan banyak fitur baru telah di operasikan.
Jangakaun lebih jauh, termasuk kehilangan pada serat sangat rendah sekitar 0,16 dB/km
(pada 1550 nm), laser dengan arus awal sangat kecil yaitu dalam mili amper dan masa hidup
jutaan jam, jankauan repeater lebih dari 200 km dan rasio transmisi melebihi 2 Gbps.
Kemunculan penguat fiber optik erbium-doped, menggunakan pengganti dispersi teknik
transmisi soliton, atau menggunakan pengganti dispersi fiber (DCF) dan peningkatan di buat
dalam pelemahan dan karakteristik dispersi dari fiber optik modern mempunyai LED untuk
demontrasi transmisi data dalam eksperimen dengan rentang repeater melebihi 10.000 km dan
bit-rates melebihi 10 Gbps [1.7-1.10].
Sistem komunikasi optik mengandung laser atau LED, glass atau fiber optik plastik, p-i-n
photo detektor dan deteksi intensitas modulasi lansung (IM/DD) menjadikan komunikasi fiber
optik lebih kompleks, perantara routed panjang gelombang Dense Wavelength Division
Multiplexing (DWDM). Sistem koheren mungkin menggunakan sumber dan detektor terbuat dari
struktur sumur quantum dengan kehilangan dipersi sangat rendah. Sistem komunikasi koheren
ini di tawarkan, sehingga Superior SNR (Signal-to-Noise Ratio) mereka tersedia. Rentang
pengulang yang panjang atau bit-rates yang tinggi. Wavelength division multiplexing dari
kecukupan informasi adalah jalan mudah untuk meningkatkan penggunaan kapasitas chanel
tinggi dari fiber optik (lihat bab 7). Perkembangan medan di istilahkan Integrated Optics, sesuai
dengan pembuatan miniatur dan integrasi pada komponen optik substrate tunggal seperti
modulato elektro optik, pengontrol polarisasi, pembagi/pembanding, penyambung langsung dan
lensa. Perkembangan penting yang lain adalah medan optik MEM’s, yang menggunakan silikon
mikro-machining untuk mewujudkan elemen micro-optomecanical. Medan lain yang menarik
adalah propagasi soliton dalam fiber optik (lihat bab 16), dimana pulsa awal yang diluncurkan
mungkin propagasi dengan dispersi sangat rendah (ultra low) melewati ribuan kilometer.
Perangkat baru, seperti perangkat aktif dengan fiber seperti penguat fiber erbium doped.
6

Photonics switching (bab 10) dan lebih banyak lagi. Optical MEMs selalu memainkan peran
penting dalam penambahan laju transfer data.
Dalam tabel 1.1 kita memperlihatkan jumlah dari beberapa fitur penting dari komunikasi
fiber optik. Penambahan dan diskusi lebih detail mengenai ini akan di bahas pada bab
berikutnya.
Tabel 1.1 Fitur-fitur komunikasi optik
Signals Voice. Data, Video, Integrated Services
Systems Point-to-Point, Multipoint, Short-haul, Long-haul (undersea)
Standards SONET/SDH, FDDI, ISDN, BISDN, ATM
Deployment LAN, MAN, WAN, CATV, HFC, FTTC, FTTH
Photonic technology Photonic switching, WDM/TDM/OFDM/, all optical/photonic
networks, Soliton System, Optical amplification

Dalam tabel 1.2, noise dan efek degradasi dalam komponen optik yang membatasi
kemampuannya. Dari sudut pandang desain sistem dan analisnya, ini adalah isu utama dan akan
di bahas dalam sub-bab khusus.
Tabel 1.2 Isu-isu sistem desain
source Receiver fiber
LED Laser Diode Detector Amplifier
Quantum noise Quatum noise Quantum noise Optical : Mode partition
spntaneous noise
emission noise
Bandwidth limit Mode partition Short noise Electronic: shot Dispersion limit
noise and thermal
noise
Bandwidth limit Bandwidth limit Bandwidth limit Non-linear
effects

1.4 JARINGAN OPTIK


Jaringan optik adalah jaringan telekomunikasi kapasitas tinggi berdasarkan pada
teknologi optik dan komponen-komponen seperti routing, grooming dan restorasi pada level
panjang gelombang yang sebaik mungkin. [1.11-1.15]. Asal dari jaringan optik dapat
dihubungkan dengan Wavelength Division Multiplexing (DWDM). Lapisan optik yang standar
dikembangkan, akan ditransparasi secara ideal ke lapisan SONET, asal restorasi, kemampuan
monitoring, dan pengadaan panjang gelombang tunggal sebagai ganti dari sinya SONET. Merka
7

mengerjakan keduanya, transmisi dan pergantian data dala daerah optik. Intinya, banyak element
jaringan akan di eliminasi sebagai hasil dari reduksi dari peralatan elektrik.
1.4.1 Proteksi jaringan, Restorasi dan Manajemen
Jaringan telekomunikasi dibutuhkan untuk menyediakan servis yang tidak terhalang pada
pelanggan-pelanggannya. Semua kemampuan dibutuhkan dari pesanan 99,999 per sen atau lebih.
Yang mana akan mengatakan secara tidak langsung bahwa jaringan tidak dapat di turunkan lebih
dari 6 menit /tahun rata-ratanya. Sebagai hasil, kemampuan jaringan adalah faktor mayor yang
mempengaruhi bagaimana jaringan ini didesain dan di operasika. Jaringan perlu di desain untuk
menangani hubungan atau potongan serat sebaik mungkin. Jaringan mungkin dapat dilihat
sebagai gabungan dari banyak lapisan yang saling beroperasi satu dengan lainnya.
Layer IP, ATM dan SONET dalam jaringan modern semuanya digabungkan dalam teknik
proteksi dan restorasi. Ketika layer-layer ini semuanya di desain untuk bekerja dengan layer yang
lainnya, mereka dapat secara langsung beroperasi melebihi fiber, dan itu tidak bergantung pada
layer lain untuk menangani fungsi proteksi dan restorasi. Layer optik menyediakan proteksi dan
restorasi diri sendiri untuk alasan sebagai berikut; beberapa layer yang beroperasi di atas layer
optik mungkin tidak dapa menyediakan secara penuh semua proteksi yang dibutuhkan jaringan.
Sebagai contoh, layer SONET di desain untuk menyediakan proteksi yang komprehensif dan
karenanya tidak bergantung pada proteksi layer optik. Disisi lainnya, teknik proteksi pada layer
yang lain (ATM or IP) oleh dirinya sendiri mungkin tidak cukup untuk menyediakan
kemampuan jaringan dalam mengetahui kekurangannya. Sekarang ada banyak poposal untuk
mengoperasikan layer IP secara langsung di atas layer optik tanpa menggunakan layer SONET.
Ketika toleransi IP di gabungkan pada level routing, mekanisme ini adalah sumbang dan tidak
cukup cepat untuk memenuhi Quality of Service (QoS) (kualitas layanan). Dalam kasus ini, hal
itu menjadi penting untuk layer optik untuk menyediakan proteksi yang cepat untuk semua
kemampuan transport layer yang dibutuhkan. Proteksi dan restorasi mungkin digunakan sebagai
tambahan daya dalam jaringan. Sebagai contoh, banyak tranport jaringan di desain untuk
menangani kegagalan tunggal pada satu waktu tetapi tidak bisa dalam kegagalan jamak. Dengan
demikian, secara signifikan menekan biaya dengan menggunakan proteksi dan restorasi layer
optik.
Proteksi VS Restorasi sejauh ini istilah proteksi dan restorasi telah digunakan secara
tertukar-tukar. Proteksi diartikan sebagai mekanisme utama digunakan untuk melawan
8

kegagalan. Itu dibutuhkan menjadi sangat cepat (sifat trafik tidak akan berhenti lebih dari 60 ms
dalam kegagalan dari jaringan SONET/SDH. Sebagai hasilnya proteksi biasanya dibutuhkan
untuk perencanaan awal, dengan demikian trafik dapat di ubah dari normal menjadi proteksi
cepat. Karena kecepatan yang di butuhkan, fungsi ini biasanya dilakukan dalam langkah
distribusi dengan elemen jaringan tanpa tergantung pada manajemen terpusat untuk
mengkoordinasikannya. Sangat berlawanan, restorasi bukanlah mekanisme utama yang
digunakan dalam melawan kegagalan. Setelah fungsi proteksi komplit, restorasi digunakan untuk
memenuhi pengaturan yang lebih efektif atau sebagai tambahan kemammpuan dalam mencegah
kegagalan yang ringan sebelum sebelum kegagalan yang pertama diselesaikan. Pengatur
restorasi tidak dibutuhkan pada rencana awal dan dapat sebagai tambahan ketika diperlukan
penambahan kemampuan dalam sistem kontrol. Proteksi adalah hal terpenting yang dibutuhkan
jaringan sedangkan restorasi adalah sesuatu yang tidak selalu di butuhkan.
Kemunculan dari DWDM menghasilkan peningkatan kemampuan dalam bandwidth.
Bandwidth yang sangat besar ini tidak dapat digunkan secara efisien. Bentuk manajemen
jaringan adalah sangat penting dan bagian integral dari setiap jaringan tanpa terkecuali jaringan
optik. Beberapa sifat manajemen jaringan adalah sebagai berikut.
Manajemen Konfigurasi manajemen konfigurasi secara khusus sesuai dengan fungsi
pembantu dengan perubahan teratur dalam jaringan. Ini dapat termasuk perlengkapan
manajemen, manajemen koneksi, sinyal klien manajemen dan sebagainya.

Manajemen Kemampuan hasil akhir dari manajemen kemampuan adalah mengaktifkan


operator jaringan untuk menyediakan pengguna jaringan dengan jaminan kualitas layanan. Ini
memerlukan peninjauan dari parameter kemampuan seperti (bit error rate) BER, bekas optik, dll.

Manajemen Kesalahan alarm dipicu ketika ditemukan kesalahan dalam jaringan.


Kesalahan tunggal mungkin pemicu sejumlah alarm. Ini adalah pekerjaan sistem manajemen
untuk menemukan akar penyebab alarm hidup. Ini adalah ahli menggunakan sinyal khusus.
Beberapa dari mereka adalah sinyal-sinyal Forward Defect Indicator (FDI), Backward Defect
Indicator (BDI) dan unequipped (UNEQ).
Manajemen keamanan ini termasuk fungsi seperti pengidentifikasi pengguna, mengatur
akses masuk dan fungsi administrasi lainnya. Ini selalu memerlukan proteksi data agar data
seorang user tidak dicuri atau disalah gunakan oleh user yang lainnya.
9

Manajemen Akunting ini berfungsi sebagai penghitung dan tidak berbeda dari jaringan
lainnya.
1.4.2 Alat-alat simulasi jaringan
Sebagai peningkatan kerumitan jaringan optik, menjadikan bertambahnya kesulitan untuk
melaksanakan dan memeriksa desain secara manual. Kemampuan CAD tools untuk
mempercepat proses desain sebagai pemeriksa banyak desain dengan metode numerik. Unutk
menyederhanakan desain jaringan optik, layer optik secara umum dibagi menjadi 3 model layer
yaitu:
• Device layer : sesuai dengan optik dan komponen opto-elektronik (lihat contoh,
www.optikwave.com).
• Transmisi : sesuai dengan factor sinyal optic seperti pelemahan, disperse, noise,
ketidak-linear an, dll. (www.rsoftinc.com).
• Network/wavelength/ligth path routing layer : sesuai dengan routing panjang
gelombang, control, monitor dan recovery kesalahan
(www.virtualphotonics.com).
1.4.3 Jaringan Terabit
Pengembangan kapasitas dari transmisi hubungan optik dari titik ke titik sangat besar.
Hubungan komunikasi optik menggunakan diatas panjang gelombang 128 dan tiap
gelombang membawa 10 Gbps sinyal digital yang dapat di implementasikan saat ini. Ini
dapat dengan mudah menggunakan 40 Gbps jika diperlukan. Sekarang ini ada semangat
yang besar untuk menggunakan fiber optik dalam hubungan transmisi point-to-point
untuk membuat sistem yang lebih kompleks. Jaringan tersebut adalahWDM.
Penekanannya sekarang adalah pada alat dan teknologi yang dapat menggunakan WDM
pada semua jaringan optik. Dalam prakteknya peralatan biaya rendah seperti router
panjang gelombang, multiplexer, converter panjang gelombang dan beberapa komponen
kunci yang di butuhkan dalam jaringan terabit.

KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan dalam mengikuti tren komunikasi fiber optik adalah :
• Fiber optik dan sistem transmisi gelombang cahaya di kembangkan kemampuannya oleh
beberapa vendor
10

• Jutaan kilometer kabel fiber sekarang telah di pasang.


• Sistem fiber optik bawah laut melewati Atlantik, Pasifik dan beberapa samudra yang
lainnya membawa sebagian besar transportasi data internasional.
• Sektor pelayanan publik seperti, kereta api , maskapai penerbangan, perbangkan dan
perusahan minyak menggunakan fiber optik untuk berkomunikasi dan tranfer data,
dengan alasan keamanannya.
• Semua jaringan optik berdasar pada WDM (wavelength division multiplexing).
• Penguat optik membuat komunikasi bawah laut dengan Gigabit rates menjadi sangat
praktis.
• Soliton yang berdasarkan system mungkin akan menawarkan kapasitas yang besar dan
jangakauan yang jauh.
• Ahli di bidang opto-elektronik dan IC tidak hanya dapat meningkatkan kemampuan tetapi
juga dapat menghemat ruang.
• Plastic/polymer yang akan menjadi bahan fiber dan komponen-komponen yang lainnya
menjanjikan untuk biaya produksi yang lebih rendah.
Di atas merupakan topik yang berhubungan yang akan di bahas pada sub bab buku ini.
11

Refrensi

1.1 Aeschylus, The Oresteia (Agamemnon, Clytaemnestra-stanzas 285-315), Penguin Books,1997.


1.2 Bell,A.G.,”The Photophone”, Science, Sep.11, 1880, pp 130-134;see also J.Soc. Arts (London) 29,
pp 38-45, Dec 3,1880.
1.3 Kao, K.C. and G. Hockham, “Dielecktric-fiber-Surface Waveguides for Optical Frequencies”,
Proceedings of IEEE, 133, pp 1151-1158,1996.
1.4 Special Issue on Optical Comunication, Proceeding of IEEE, Oct.1970.
1.5 Schwarz, M.I., W.A Reentra, J.H. Mullins and J.S Cook, The Chicago Light Wave Comunication
Project, Bell Systems Technical Journal, 57, pp 1881-1888, July/August 1978.
1.6 IEEE Comunications Magazine, 24(5), 1986;also same journal Feb.,1996. “Optics & Photonics
News (OSA publication)”,p.8,1993.
1.7 Sokoloff, J.P., I. Glesk, P.R. Prucnal an R.K. Boncek, “Performance of a 50 Gbit/s Optical Time
Domain Multiplexed System using a Tera Herts Otical Asymetric Demultiplexer”, IEEE Photonics
Technology Letters, 6(1), pp 98-100, Jan. 1994.
1.8 Midwinter, J.E., “Threat of Optical Comunication, Electronics & Comunication Enginering
journal” 6(1), pp 33-38, Feb. 1994.
1.9 M.J. O’Mahony, “Semiconductor Laser Amplifiers for Optical Communication System,” Journal
of Lightwave Technology, 6, pp 531-544, 1988.
1.10 “Special issue on Microwave and Milimeter Wave Photonics, IEEE Trans. Microwave Theory &
Technique”, 43(9), May 1995 Part I and II; Special issue on Multiwavelength Optical Technology
and Networks, IEEE/OSA Journal of Lightwave Technology, 14, June 1996.
1.11 Wu, T., “Emerging Technologies for Fiber Network Survivability,” IEEE Comunications
Magazine, pp 58-74, Feb. 1995.
1.12 Keiji Miyazaki,.et al., “Photonics Network Management”, Fujitsu Scientific Journal, J. 35, pp 71-
81, July 1999.
1.13 Borella, M.S., et al., “Optical Components for WDM Lightwave Networks,” Proceeding of IEEE,
85(8), pp 1274-1307, Aug.1997.
1.14 Mukerjee, B., Optical Communication Networks, McGraw-Hill, New York, 1997.
1.15 Ramaswami, R. and K,N Sivarajan, Optical Networks: A Practical Perspective, San Franscisco:
Morgan Kaufmann, 1998.

Anda mungkin juga menyukai