RANGKUMAN
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Geo Penduduk atau Demografi yang
dibimbing oleh Bapak Tanjung
Oleh:
Usnul Khotimah
209821423494
JURUSAN GEOGRAFI
November 2010
MORTALITAS (Peter McDonald)
Lucas, David, dkk (diterjemahkan oleh Nin Bakdi Sumanto & Riningsih saladi.
1990. Pengantar Kependudukan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Definisi kematian masih dipersoalkan hingga saat ini, tetapi dalam analisis
statistik, definisi tersebut diperlukan untuk membedakan antara kematian bayi dan
kematian janin yang telah tua (lahir mati). Kematian janin yang telah tua berbeda
dari kematian bayi, karena seorang bayi baru dapat disebut mati apabila ia masih
pernah hidup atau pernah lahir hidup. Lahir hidup menurut WHO “ kelahiran
adalah peristiwa keluarnya atau terpisahnya suatu hasil konsepsi dari rahim
ibunya, tanpa mempedulikan lama kehamilan, dan setelah itu bayi bernafas atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan yang lain seperti detak jantung, denyut nadi
tali pusat atau gerakan yang nyata disengaja, baik bila tali pusat dipotong atau
masih melekat dengan plasenta; oleh karena itu suatu kematian harus di dahului
suatu kelahiran hidup”.
1. Status Perkawinan
2. Lempengan dan jenis pekerjaan
3. Status Pekerjaan
4. Jumlah anak yang dilahirkan (hanya untuk wanaita)
5. Umur/ Suami atau isteriyang masih hidup (kalau menikah)
Dalam riset, banyak perhatian yang dipusatkan pada kematian, pada tahun
pertama kehidupan (kematian bayi) dan kematian janin. Ada yang berpendapat
bahwa dalam riset medis tentang sebab-sebab kematian tidak begitu penting untuk
membedakan antara suatu kematian yang segera mengikuti kelahiran hidup, dan
suatu kelahiran mati, atau kelahiran janin yang terjadi pada akhir kehamilan. Hal
ini karena keduanya berhubungan dengan rangkaian sebab sebabb kematian yang
sama, yang timbul selama kehamilan. Dengan demikian WHO menganjurkan agar
informasi dikumpulkan dan sebab kematian secara khusu digolongkan dalam
kematian perinatal yang terjadi antara akhir 28 minggu kehamilan dan minggu
pertama kehidupan.
Harapan hidup waktu lahir adalah suatu indeks ringkasan yang diperoleh
dari tabel kematian yang merupakan sarana dasar pengukuran bagi ahli
demografi.
Hal ini menunjukkan jumlah rata-rata yang dapat diharapkan seseorang
untuk hidup sejak saat mereka lahir kalau sepanjang hidupnya mereka
mengalami tingkat-tingkat kematian menurut umur yang berlaku, pada
setiap saat.
Harapan hidup waktu lahir berdasarkan tingkat kematian menurut umur,
maka ukuran ini tidak dipengaruhi struktur umur dari penduduk.
Dibandingkan tingkat kematian kasar, harapan hidup waktu lahir dapat
menjadi dasar yang lebih dipercaya untuk perbandingan internasional
tentang tingkat mortalitas.
Tabel kematian juga dapat digunakan untuk menghitung jumlah tahun
rata-rata yang dapat diharapkan oleh seseorang untuk hidup pada saat
mencapai umur tertentu.
Harapan hidup waktu lahir sangat dipengaruhi oleh mortalitas bayi dan
mortalitas awal masa kanak-kanak, sebabkematian-kematian tersebut
berarti hilangnya seluruh kehidupan yang potensinya 60-70 tahun.
Negara-negara dengan tingkat mortalitas bayi sebesar 100/1000 kelahiran
hidup dapat mempunyai haraoan hidup di bawah 55 tahun.
SEBAB-SEBAB KEMATIAN
Di negara Barat kecuali Irlandia pada 1920-an, semua tabel kamatian yang
ada menunjukkan suatu rentang hayat yang secara konsisten lebih panjang
untuk wanita.
Penelitian tentang hewan juga menunjukkan bahwa hampir semua jenis,
hewan jantan lebih rendah harapan hidupnya.
Di hampir semua negara, jumlah pria yang mula-mula lebih banyak
daripada wanita pada saat lahir berkurang karena mortalitas yang tidak
sebanding sehingga rasio jenis kelamin penduduk secara keseluruhan
menunjukkan kelebihan wanita.
United Nation Demographic YearBook 1974 menunjukkan rentang hayat
pria yang lebih panjang hanya di 6 negara: Nigeria, Upper Volta,
Yordania, India, Pakistan, dan Kamboja. Semua negara ini mempunyai
harapan hidup waktu lahir yang rendah dan harapan hidup pria hanya
sekitar 1 tahun lebih panjang daripada wanita, kecuali Pakistan yang
perbedaannya hampir 5 tahun.
Dengan meningkatnya harapan hidup, ternyata harapan hidup wanita lebih
meningkat dibandingkan pria.
Banyak penelitian tentang manusia yang di dukung oleh penelitian tentang
hewan menunjukkan bahwa ada perbedaan biologis antara pria dan wanita
yang menyebabkan mortalitas pria lebih tinggi.
Retherford menyimpulkan bahwa kenaikan harapan hidup wanita yang
luar biasa itu terlalu cepat kalau hanya dipengaruhi oleh perubahan
biologis saja.
Dengan data AS Rutherford menyatakan bahwa kenaikan yang luar biasa
itu disebabkan oleh pengaruh merusak dari faktor-faktor lingkungan yang
baru, terutama meningkatnya perokok di kalangan pria. Namun demikian,
teori ini kurang memuaskan untuk menjelaskan perubahan yang lebih
spektakuler, dari mortalitas pria dan wanita di sri Lanka.
Salah satu penjelasan mengenai meningkatanya perbedaan harapan hidup
antara pria dan wanita adalah bahwa dengan menurunnya mortalitas,
terjadi pergeseran sebab kematian ke sebab-sebab yang lebih dipengaruhi
oleh perbedaan biologis antara pria dan wanita. Dalam hal ini,
meningkatnya perbedaan mortalitas antar jenis kelamin mungkin lebih
disebabkan oleh hilangnya faktor-faktor lingkungan yang lama dan bukan
oleh munculnya faktor-faktor baru.
PERBEDAAN MORTALITAS
1. Mortalitas
2. Fertilitas
3. Migrasi
a. Perencanaan pembangunan
Perencanaan fasilitas perumahan
Fasilitas pendidikan
Jasa-jasa lainnya untuk kepentingan masyarakat
b. Kepentingan evaluasi terhadap progam-progam kebijaksanaan penduduk
KONSEP MATI
UKURAN KEMATIAN
Kejadian (rate) tersebut bisa berupa: kematian, kelahiran, sakit, dan sebagainya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah orang yang “exposed
to risk” dan dinyatakan dengan satuan YPL hanya dapat dihitung apabila setiap
orang pada kota atau penduduk yang bersangkutan diketahui kapan tepatnya lahir
di kota atau masuk ke kota tersebut dan mati di kota atau keluar dari kota tersebut
selama periode yang dimaksud. Dalam prakteknya, informasi tentang hal tersebut
sangat sulit atau tidak mungkin diperoleh, apalagi kalu menyangkut suatu
penduduk yang besar. Karena kondisi ini maka jumlah orang yang “exposed to
risk” dengan satuan YPL tidak pernah dihitung, tetapi hanya diperkirakan.
Angka kematian kasar ialah jumlah kematian pada tahun tertentu dibagi
dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut. Secara konvensional,
angka kematian untuk 1000 orang dapat dinyatakan dengan:
D
¿ xk
P
Dimana:
K : 1000
ANGKA KEMATIAN MENURUT UMUR (Age Specific Death Rate = ASDR)
Di
¿ Xk
Pi
Dimana:
k : 1000
ANGKA KEMATIAN BAYI
STANDARISASI
TABEL KEMATIAN
Dilihat dari kepraktisan dan dan kegunaannya, maka cross sectional life table jauh
lebih praktis dan berguna. Tabel kematian biasanya memiliki beberapa kolom (6
atau 7 kolom). Tiap kolom mempunyai serangkaian nilai, dimana serangkaian
nilai ini dapat digunakan untuk menjelaskan secara lengkap tentang tingkat dan
pola kematian. Serangkaian nilai antara satu kolom dan kolom yang lainnya saling
berhubungan. Ini berarti bahwa kalau serangkaian nilai salah satu kolom diketahui
(bukan olom penunjuk), maka serangkaian nilai pada kolom-kolom lainnya akan
dapat pula dihitung. Serangkaian nilai salah satu kolom seperti yang dimaksud
adalah dihitung berdasarkan data kematian pada penduduk negara/daerah yang
bersangkutan dimana tabel akan diaplikasikan.
Kolom 1:
Kolom penunjuk. Umur tepat (X) umur tepat yang disimbolkan dengan X
menunjukkan bahwa anggota kohir yang dimaksud telah menjalani hidup selama
tepa X tahun atau pada saat tersebut berada pada ulang tahunny yang ke-X
Kolom 2:
Kolom 3:
Jumlah orang yang berhasil mencapai umur tepat X di beri simbol Ix.
1x + n = 1x (1-nqx)
Kolom 4:
Tahun orang hidup yang dijalani antara umur tepat X dan X + n diberi simbol nLx.
Kolom 5:
w
Tx = ∑ ❑ nLx
x
Kolom 6:
Ex = Tx/ Ix
KEMATIAN (MORTALITAS)
1. Lahir mati (still birth), kematian bayi yang cukup masanya pada waktu
keluar dari rahim, tidak ada tanda-tanda kehidupan;
2. Kematian baru lahir (neo natal death) adalah kematian bayi ebelum
berumur satu bulan tetapi kurang dari satu tahun;
3. Kematian lepas baru lahir (post neo natal death) adalah kematian bayi
setelah berumur satu bulan tetapi kurang dari setahun;
4. Kematian bayi (infant mortality), kematian setelah bayi lahir hidup hingga
berumur kurang dari satu tahun.
Ada beberapa cara mengukur data kematian penduduk, di antaranya ada tiga
yang akan dibicarakan di sini, yaitu: tingkat kematian kasar, (Crude Death Rate,
atau CDR), tingkat kematian menurut umur (age Specitic Death Rate, atau
ASDR), dan tingkat kematian bayi (Infant Death Rate=IDR atau dapat juga
dikatakan Infant Mortality Rate= IMR).
D
Tingkat Kematian Kasar ( CDR ) = xk
Pm
D = Jumlah kematian pada tahun tertentu (dari hasil registrasi penduduk)
Pm = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun (pada bulan Juni/Juli)
K = Bilangan konstan yang biasanya bernilai 1000
Di
ASDRi= x 1000
Pmi
Penyebab endogen dan eksogen dari kematian bayi dalam sub ini disarikan
dari tulisan Budi Utomo (1985) dalam makalah dengan judul “Mortalitas:
Pengertian dan Contoh Kasus di Indonesia”, yang ditulis tahun 1985. Berbeda
dengan kematian pada umur-umur selanjutnya, kematian pada bayi memerlukan
perhatian sendiri.
Kematian pada bayi dan juga anak sampai menjelang umur lima tahun
elatif sangat tinggi seperti halnya mereka yang berusia lanjut. Kalau mreka yang
berusia lanjut lebih banyak bertanggung jawab ditentukan oleh kemampuan orang
tua dalam memberikan pemeliharaan dan perawatan terhadap anak-anaknya.
Karena faktor sosio-ekonomi berkaitan dengan kemampuan tersebut, maka
kematian bayi dan anak seringkali digunakan sebagai indikator status kesehatan
dan status sosio-ekonomi penduduk (United Nation, 1973)
Banyak sekali faktor yang dapat dikaitkan dengan kematian bayi. Secara
garis besar, dari segi penyebabnya, kematian bayi dibedakan manjadi dua jenis
yaitu endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen adalah kematian bayi yang
disebabkan oleh faktor-faktor anak yang dibawa sejak lahir, diwarisi oleh orang
tuanya pada saat konsepsi atau didapat dari ibunya selama kehamilan. Sedangkan
kematian bayi eksogen adalah kematian bayi yang disebabkanoleh faktor-faktor
yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Pembedaan antara kedua jenis
penyebab kematian tersebut idealna dapat dilakukan melalui data statistic
penyebab kematian, tetapi dalam praktek tidak mudah karena masalah kualitas
data (United Nations, 1973)
MEKANISME PENURUNAN KEMATIAN BAYI DAN ANAK
Kematian bayi dan anak secara umum merupakan konsekuensi akhir dari
perjalanan kumulatif dengan berbagai pengalaman morbiditas dan jarang karena
serangan penyakit tunggal. Ini berarti bahwa reduksi kematian melalui program-
program kesehatan tidak cukup hanya dengan memberantas penyakit-penyakit
penyebab kematian tetapi harus memasukkan pula tindakan-tindakan yang
mengarah kepada permasalahn yang lebih mendasar yang menyangkut proses
morbiditas dan mortalitas secara keseluruhan.
Penurunan angka kematian masih belum terjadi secara merata pada semua
kelompok umur di Dunia. Di Australia mulai tahun 1905 sampai tahun 1961
harapan hidup untuk pria telah bertambah 13 tahun, yaitu dari 55 menjadi 68
tahun; sedangkan untuk wamita mengalami kenaikan 15 tahun, yaitu dari 59 tahun
menjadi 74. Selama periode itu pula harapan hidup pada umur 60 tahun untuk
wanita telah bertambah 1,2 tahun; yaitu dari 14,4 tahun menjadi 15,6 tahun. Untuk
pria mencapai 3,3 tahun yaitu dari 16,2 menjadi 19,5 tahun.
3,722
= 0,037. Dengan demikian rasio tersebut merupakan petunjuk bahwa
00,594
di suatu negara tertentu terdapat satu sebab kematian khusus ralatif.
Dalam hal ini jumlah kematian yang diakibatkan oleh sebab tertentu
selama tahun itu harus dibagi dengan jumlah seluruh penduduk pertengahan
tahun, dan angka yang diperoleh biasanya dinyatakan per 100.000 penduduk.
Misalnya, di Australia pada tahun 1964 terdapat 3.722 kematian yang
diakibatkan oleh pneumonia. Dan perkiraan jumlah penduduk pada waktu itu
ialah 11.136.000 jiwa; dari perkiraan jumlah penduduk tersebut dapat disusun
angka kematian khusus menurut sebab penyakit pneumonia, yaitu: 3.722/
11.136.000 = 0,000334 kematian per 100.000 orang. Penyebut yang
digunakan untuk angka tersebut harus jumlah seluruh penduduk dan tidak
hanya penduduk yang menderita penyakit tertentu. Perlu diperhatikan pula
bahwa angka kematian khusus menurut sebab kematian dan rasio kematian
khusus menurut sebab kematin biasanya tidak didasarkan atas umur atau jenis
kelamin.
Pada umumnya angka kematian bangsa kematian bangsa kulit putih dapat
dikatakan lebih rendah dibandingkan dengan bangsa berkulit hitam, sedangkan
untuk bangsa yang berkulit kuning terletak diantara kedua angka tersebut.
Perbedaan itu tampak baik pada berbagai negara maupun untuk berbagai bangsa
yang terdapat di dalam satu negara. Walaupun demikian ini pada hakekatnya lebih
mencerminkan faktor sosial, ekonomis dan lingkungan dibandingkan dengan
perbedaan biologis atau genetik (keturunan).
2. Status perkawinan
3. Tempat tinggal
4. Cara hidup
5. Faktor genetik
KEMATIAN BAYI
KEMATIAN IBU
Standarisasi Langsung
Lucas, David, dkk (diterjemahkan oleh Nin Bakdi Sumanto & Riningsih saladi.
1990. Pengantar Kependudukan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.