Puncak peringatan hari jadi ke-198 Kabupaten Garut, Rabu, diwarnai aksi puluhan pengunjukrasa dari
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) setempat, dengan menggelar poster beragam tulisan serta orasi secara
bergantian. Koordinator lapangan aksi unjuk rasa itu, Muhlisinalahudin dan Ketua HMI Cabang Garut, Han
Han Faizal menilai, APBD masih belum sepenuhnya berpihak terhadap kepentingan masyarakat, melainkan
masih banyak yang dialokasikan bagi pemenuhan kepentingan segelintir elite pejabat. Malahan
diindikasikan kian terbuka peluang tumbuh sumburnya praktek KKN, sehingga kalangan HMI menuntut
agar legislatif mengevaluasi pemanfaatan APBD, sedangkan bupati diminta segera mencabut peraturan
bupati (Perbub) perpanjangan jabatan tujuh PNS yang memasuki masa pensiun.
Selain itu, agar secepatnya menuntaskan reformasi birokrasi sekaligus memaksimalkan pelayanan kepada
publik, aparat penegak hukum juga dituntut menuntaskan berbagai kasus indikasi korupsi, antara lain
indikasi korupsi di lingkungan RSU dr Slamet, dana bencana alam serta yang dilakukan pejabat di era
bupati sebelumnya.Hingga Rabu siang, lima perwakilan dari HMI masih beraudensi di ruang kerja bupati,
yang akan dilanjutkan dengan Ketua DPRD Garut, seusai rapat paripurna istimewa puncak peringatan hari
jadi Garut 2010.Sementara itu, dari kalangan pers banyak yang merasa kecewa, karena liputannya dibatasi
dengan disiapkannya tempat paling belakang ruang sidang dengan hanya disediakan dua kursi duduk dan
dibatasi rantai plastik
Koalisi Rakyat Indonesia Tolak Kenaikan
BBM (KARI) Salatiga, yang terdiri dari LK
UKSW, LMND Salatiga, BEM STIE
AMA, GMKI Salatiga, Komunitas Anak
Jalanan Salatiga, Yayasan Percik, dan
Becikke Seduluran Saklawase (BSS),
melakukan aksi unjuk rasa menolak
kenaikan harga BBM. Unjuk rasa ini adalah
tindak lanjut dari diskusi di tenda
keprihatinan sehari sebelumnya. Orasi
dilakukan di bundaran Tamansari.
Perwakilan dari masing-masnig elemen pun
tampil.
Seorang perwakilan dari BSS
mengungkapkan, “Oknum pemerintah tidak
bertanggungjawab dan
Pemerintah membuat rakyat semakin terengah- “Jika pemerintah tidak mampu selesaikan
engah.” masalah (kenaikan harga BBM — Red), maka
BSS juga menolak BLT karena, menurut sebaiknya pemerintah turun saja dari
mereka, BLT bukanlah “bantuan langsung jabatanya,” seru Ahmadi.
tunai” tapi “bantuan langsung telas.” Ahmadi juga ikut menandatangani pernyataan
Dalam orasi tersebut juga sempat hadir sikap KARI Salatiga yang isinya menolak
Ahmadi, anggota DPRD Salatiga dari fraksi kenaikan harga BBM.
PAN. Ahmadi turut berorasi menolak kenaikan
harga BBM.
BANDUNG, (PRLM).- Lebih dari seribu guru se-Jawa Barat akan melakukan unjuk rasa ke
Kementerian Pendidikan Nasional pada Rabu (12/5) guna menolak pembubaran Direktorat Jenderal
Pemjaminan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK). Dalam aksi tersebut, mereka
akan bergabung dengan ribuan guru lain dari seluruh Indonesia yang tergabung dalam Persatuan
Guru dan Dosen Swasta Republik Indonesia (PGDSRI). Menurut Sali, keberadaan Ditjen PMPTK
hingga saat ini sudah cukup baik dalam mengurusi nasib guru baik yang berstatus Pegawai Negeri
Sipil (PNS) maupun guru swasta. “Kalau dibubarkan, lalu siapa yang akan mengurusi guru?,”
ungkapnya. Sali menyayangkan sikap pemerintah yang seperti coba-coba dalam mendirikan sebuah
lembaga. Setelah Ditjen PMPTK dianggap bagus dan berguna bagi nasib guru, kemudian dibubarkan.
“Jangan seperti bikin lotek, kalau sudah terasa pedas, kemudian dibuang begitu saja,” ungkapnya.
Drs. H. Sali Iskandar