Anda di halaman 1dari 6

KUTIPAN DALAM SEBUAH KARANGAN

KUTIPAN
by Karsam Sunaryo
Indonesian Language for English major
STKIP KN

1. Tujuan membuat kutipan


Dalam penulisan-penulisan ilmiah, baik penulisan artikel-artikel ilmiah, karya-karya tulis,
maupun penulisan skripsi dan disertasi, seringkali dipergunakan kutipan-kutipan untuk
menegaskan isi uraian, atau untuk membuktikan apa yang dikatakan.
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang
yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah-majalah. dan yang sudah dikenal
atau sudah ditulis dalam buku-buku tidak perlu diselidiki lagi.
Walaupun kutipan atas pendapat seorang ahli itu diperkenankan tidaklah berarti bahwa sebuah
tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan-kutipan.
Garis besar kerangka karangan, serta kesimpulan-kesimpulan yang dibuat merupakan pendapat
penulis sendiri
Kutipan-kutipan hanya berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapat penulis
2. Jenis Kutipan
Menurut jenisnya, kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tak langsung
{kutipan isi) .
Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata,
kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli.
Kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat seorang pengarang atau tokoh terkenal berupa
inti sari atau ikhtisar dari pendapat tersebut.
Perbedaan antara kedua jenis kutipan ini harus benar-benar diperhatikan karena akan membawa
konsekuensi yang berlainan bila dirnasukkan dalam teks.
Dalam hubungan ini cara mengambil bahan-bahan dari buku-buku pada waktu mengumpulkan
data, akan sangat membantu. Bila penulis menganggap perlu memasukkan kutipan yang panjang,
maka lebih baik memasukkannya dalam bagian Apendiks atau Lampiran.
Di samping kutipan yang diambil dari buku-buku atau majalah-majalah, ada pula kutipan yang
diambil dari penuturan lisan. Penuturan lisan ini bisa terjadi melalui wawancara atau ceramah-
ceramah. Namun kutipan semacam ini dalam karya-karya ilmiah akan kurang nilainya kalau
disajikan begitu saja. Agar nilainya lebih dapat dipertanggungjawabkan, maka harus dimintakan
pengesahannya lagi dari orang yang bersangkutan.

3. Prinsip-prinsip Mengutip
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan pada waktu membuat kutipan adalah :
a. Jangan mengadakan perubahan
Pada waktu melakukan kutipan langsung, pengarang tidak boleh mengubah kata-kata atau teknik
dari teks aslinya. Bila pengarang menganggap perlu untuk mengadakan perubahan tekniknya,
maka ia harus menyatakan atau memberi keterangan yang jelas bahwa telah diadakan perubahan
tertentu. Misalnya dalam naskah asli tidak ada kalimat atau bagian kalimat yang diletakkan
dalam huruf miring (kursif) atau digaris-bawahi, tetapi oleh pertimbangan penulis kata-kata atau
bagian kalimat tertentu itu diberi huruf tebal, huruf miring, atau diregangkan.
Pertimbangan untuk merubah teknik itu bisa bermacam-macam :
untuk memberi aksentuasi. contoh, pertentangan dan sebagainya.
Dalam hal yang demikian penulis harus memberi keterangan dalam tanda kurung segi empat
[. . .] bahwa perubahan teknik itii dibuat sendiri oleh penulis, dan tidak ada dalam teks aslinya,
Keterangan dalam kurung segi empat itu misalnya berbunyi sebagai berikut: [huruf miring dari
saya, Penulis].

b. Bila ada kesalahan


Bila dalam kutipan terdapat kesalahan atau keganjilan, entah dalam persoalan ejaan maupun
dalam soal-soal ketatabahasaan, penulis tidak boleh memperbaiki kesalahan-kesalahan itu. la
hanya mengutip sebagaimana adanya. Demikian pula halnya kalau penulis tidak setuju dengan
suatu bagian dari kutipan itu.
Dalam hal terakhir ini kutipan tetap dilakukan, hanya penulis diperkenankan mengadakan
perbaikan atau catatan terhadap kesalahan tersebut. Perbaikan atau catatan itu dapat ditempatkan
sebagai catatan kaki, atau dapat pula ditempatkan dalam tanda kurung segi empat [. . .] seperti
halnya dengan perubaban teknik sebagai telah dikemukakan di atas. Catatan dalam tanda kurung
segi empat itu langsung ditempatkan di belakang kata atau unsur yang hendak diperbaiki, diberi
catatan, atau yang tidak disetujui itu. Misalnya, kalaukita tidak setuju dengan bagian itu, maka
biasanya diberi catatan singkat : [ sic! ]. Kata sic! yang ditempatkan dalam kurung segi empat
menunjukkan bahwa penulis tidak bertanggungjawab atas kesalahan itu, ia sekedar mengutip
sesuai dengan apa yang terdapat dalam naskah aslinya,
Coba perhatikan contoh berikut:
"Demikian juga dengan data bahasa yang lain dalam karya tulis ini kami selaIu berusaha mencari
bentuk kata yang mengandung makan [sic! ) sentral/distribusi y.ang terbanyak sebagai bahan dan
daftar Swadesh."

Kata makan dalam kutipan di atas sebenarnya salah cetak; seharusnya makna. Namun dalam
kutipan, penulis tidak boleh langsung memperbaiki kesalahan itu. la harus memberi catatan
bahwa ada kesalahan, dan ia sekedar mengutip sesuai dengan teks aslinya. Untuk karya-karya
ilmiah penggunaan sic! dalam tanda kurung segi empat yang ditempatkan langsung di belakang
kata atau bagian yang bersangkutan, dirasakan lebih mantap.

c. Menghilangkan bagian kutipan


Dalam kutipan-kutipan diperkenankan pula menghilangkan bagian-bagian tertentu dengan syarat
bahwa penghilangan bagian itu tidak boleh mengakibatkan perubahan makna aslinya atau makna
keseluruhannya. Penghilangan itu biasanya dinyatakan dengan mempergunakan tiga titik
berspasi [. . .] .Jika unsur yang dihilangkan itu terdapat pada .akhir sebuah kalimat, maka ketiga
titik berspasi itu ditambahkan sesudah titik yang mengakhiri kalimat itu. Bila bagian yang
dihilangkan itu terdiri dari satu alinea atau lebih, maka biasanya dinyatakan dengan titik-titik
berspasi sepanjang satu baris halaman. Dalam hal ini sama sekali tidak diperkenankan untuk
menggunakan garis penghubung.[ -] sebagai pengganti titik-titik . Bila ada tanda kutip. maka
titik-titik itu, baik pada awal kutipan maupun pada akhir kutipan, harus dimasukkan dalam tanda
kutip sebab unsur yang dihilangkan itu dianggap sebagai bagian dari kutipan.
Contoh
Hal ini cocok dengan kehidupan para kepala itu sebagai pemimpin masyarakat, tetapi juga
sebagai pemirnpin upacara-upacara keagamaan. Kata Mallinckrot: ". . . in primitieve streken is
werkzaamheid "van het hoofd met betrekking tot de godsdienst een zijner voomaamste functies
en de rechtspraak, op bovenbedoelde wijze opgevat, wordt een ten deele religieuze verrichting,
die het magisch evenwicht der gemeensehap herstellen moet.” 1

4. Cara-cara mengutip
Perbedaan antara kutipan langsung dan kutipan tak langsung (kutipan isi) akan membawa akibat
yang berlainan pada saat memasukkannya dalam teks. Begitu pula cara membuat kutipan
langsung akan berbeda pula menurut panjang pendeknya kutipan itu. Agar tiap-tiap jenis kutipan
dapat dipahami dengan lebih jelas, perhatikanlah cara-cara berikut :

a. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris


Sebuah kutipan langsung yang panjangnya tidak lebih dari empat baris ketikan, akan dimasukkan
dalam teks dengan cara-cara berikut :
(1) kutipan itu diintegrasikan langsung dengan teks;
(2) jarak antara baris dengan baris dua spasi;
(3) kutipan itu diapit dengan tanda kutip;
(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas. atau dalam
kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor haIaman tempat terdapat
kutipan itu .

footnote:
1 R.M; Koentjaraningrat. Beberapa Metode Antropologi, (Djakarta. 1958). hal. 355. Teks sudah
disesuaikan dengan ejaan yang disempurnakan

Nomor urut penunjukan mempunyai pertalian dengan nomor urut penunjukan yang terdapat pada
catatan kaki. Nomor penunjukan ini bisa berlaku untuk tiap bab, dapat pula berlaku untuk
seluruh karangan tersebut. Masing-masing cara tersebut akan membawa konsekuensi tersendiri.
Pada nomor urut penunjukan yang hanya berlaku pada tiap bab :
(1) Pada tiap bab akan dimulai dengan nomor urut 1;
(2) Untuk penunjukan yangpertama dalam tiap bab, nama pengarang harus disebut secara
lengkap, sedangkan penuniukan selanjutnya dalam bab tersebut cukup dengan menyebut nama
singkat pengarang, ditambah penggunaan singkatan-singkatan ibid., op. cit., atau loco cit. 2.
Sebaliknya bila nomor urut penunjukan berlaku untuk seluruh karangan, maka hanya untuk
penyebutan yang pertama, nama pengarang ditulis secara lengkap; penyebutan selanjutnya hanya
mempergunakan nama singkat, dan singkatan-singkatan sebagaimana tersebut di atas.
Misalnya :
Guru tak dapat memperhatikan muridnya seorang demi seorang. Dalam seminar "The teaching of
modern languages" oleh sekretariat UNESCO di Nuwara Eliya, Sailan, pada bulan Agustus 1953
dikatakan: Because of the very special nature of language, teaching us well on general
educational grounds, it is vital that classes should be small" (hal. 50). Untuk waktu yang . . . 3

Jadi kalimat Because of the very special nature of language, . .. dst. merupakan suatu kutipan,
tetapi kutipan itu tidak lebih dari empat baris ketikan. Oleh karena itu kutipan itu harus
diintegrasikan dengan teks, serta spasi antara baris adalah spasi rangkap. Tetapi sebagai pengenal
bahwa bagian itu merupakan kutipan, maka bagian itu ditempatkan dalam tanda kutip.
..Bila mempergunakan cara yang kedua, maka sesudah kutipan langsung ditempatkan nama
pengarang (singkat), tahun, dan halaman dalam kurung.

footnote:
3 Harimurti Kridalaksana Seminar Bahasa Jndorresia 1968, (Ende, 1971), hal. 225 -226
3 Singkatan ibid., op. cit., dan loc. cit. Biasanya digunakan untuk menyebut karya yang sudah
disebut dalam penunjukan sebelumnya. Keterangan Iebih lanjut Iihat bab mengenai catatan kaki.

b. Kutipan langsung yang lebih dari empat baris


Bila sebuah kutipan terdiri dari lima baris atau lebih, maka seluruh kutipan itu harus digarap
sebagai berikut:
(1) kutipan itu dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi;
(2) jarak-antara baris dengan baris kutipan satu spasi;
(3) kutipan itu boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip; -,
(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah
spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor
halaman tempat terdapat kutipan itu;
(5) seluruh kutipan itu dimasukkan ke dalam 5 -7 ketikan; bila kutipan itu dimulai dengan alinea
baru, maka baris pertama dari kutipan itu dimasukkan lagi 5 -7 ketikan.
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan itu terdapat lagi kutipan. Dalam hal ini dapat
ditempuh dua cara :
(1) mempergunakan tanda kutip ganda [". .."] bagi kutipan asli dan tanda kutip tunggal ['. . :]
bagi kutipan dalam kutipan itu, atau sebaliknya ;
(2) bagi kutipan asli tidak dipergunakan tanda kutip, sedangkan kutipan dalam kutipan itu
mempergunakan tanda kutip ganda.
Untuk jelasnya, perhatikanlah ketiga coritoh berikut! Masihg-masing memperlihatkan kutipan
langsung yang mempergunakan tanda kutip, yang tidak mempergunakan tanda kutip, dan yang
mempergunakan dua jenis tanda kutip.
Contoh a : Mempergunakan tanda kutip
………………………………………………………………………………………………
Terjemahan karya ilmiah dalam bahasa Indonesia banyak yang tidak memuaskan karena para
penterjemah tidak terlatih dalam ilmu penterjemahan (suatu aspeklinguistik terapan yang telah
menjadi disiplin ilmiah tersendiri).
Misalnya salah satu terjemahan buku ilmu pengetahuan populer diprakatai dengan :
"Suatu fikiran yang telah tersebar dengan luas sekali di kalangan orang banyak menggambarkan
buku-buku sebagai benda-benda yang tak berjiwa, tidak effektif [sic!], serba damai yang pada
tempatnya sekali berada dalam kelindungan-kelindungan sejuk dan ketenangan akademis dari
biara-biara dan universitas-universitas dan tempat-tempat pengasingan diri yang lain yang jauh
dari dunia yang jahat dan materialistis ini" (Asrul Sani 1959:7).
Buku aslinya berbunyi……………………………………………………………………

Contoh b: Tidak mempergunakan tanda kutip


Contoh di atas dapat pula ditempatkan dalam bagian tersendiri dengan tidak mempergunakan
tanda kutip. Dalam hal ini tidak akan timbul keragu-raguan. Karena bagian yang dikutip
ditempatkan agak ke dalam, serta jarak antara baris adalah spasi rapat. Perhatikan bagaimana
cara menulis kutipan di atas tanpa mempergunakan tanda kutip :
………………………………………………………………………………………………
Terjemahan karya ilmiah dalam bahasa Indonesia banyak yang tidak memasukan, k.arena para
penterjemah tidak terlatih dalam iImu pen………

Hal itu menunjukkan kepada kita bahwa inti dari teks tersebut di atas sebenamya adalah suatu
sari dari uraian yang lebih panjang,

d. Kutipan pada catatan kaki


yaitu kutipan yang ditempatkan pada catatan kakidengan selalu menempatkan dalam spasi rapat,
singkat,selalu dimasukkan dalam tanda kutip, dan dikutip tepat seperti teks aslinya.

Walaupun di atas telah dikemukakan juga bahwa kutipan yang panjang sekali lebih baik
ditempatkan dalam Apendiks atau Lampiran, namun ada juga pengarang yang beranggapan
bahwa kutipan semacam itu lebih baik "ditempatkan pada catatan kaki, agar lebih mudah bagi
pembaca untuk memeriksanya.
Contoh:
………………………………………………………………………………………………
Berbagai penyelidikan tentang akulturasi yang dilakukan oleh para sarjana ilmu anthropologi-
budaya bangsa Amerika memang telah menunjukkan bahwa penyelidikan-penyelidikan akan
peristiwa perpaduan kebudayaan yang dipandang dari sudut kompleks-kompleks unsure-unsur
yang khusus, telah memberi hasil yang memuaskan. Karena itu Herskovits beranggapan bahwa
pandangan serupa itulah pandangan yang paling berguna di dalam penyelidikan akulturasi. 2
…………………………………………………………………………………………….7
Pada catatan kaki halaman yang sama, di bawah nomor urut penunjukan 2 dapat dibaca sebuab
kutipan langsung seperti di bawah ini:

2 Kata beliau: "However desirable studies of changes in ‘whole culture’ may thus be, it seems
most advantageous in practice for the student to analyse into its components the culture that has
experienced contact... one can no more study 'whole cultures' than one take as the subject for a
specific research project the human body in its entirety. . ." (M.J. Herskovits, 1948:536)

kutipan itu dibuat dalam spasi rapat; kata 'whole culture' mempergunakan tanda kutip tunggal,
karena tanda kutip ganda sudah dipergunakan untuk seluruh kutipan itu. Perhatikan bagaimana
bagian-bagian yang ditinggalkan dari teks asli diganti dengan tiga titik berspasi.

e. Kutipan atas ucapan lisan


Dalam karya-karya ilmiah atau tulisan-tulisan lainnya, sering pula dibuat kutipan-kutipan atas
ucapan-ucapan lisan, entah yang diberikan dalam ceramah-ceramah, kuliah-kuliah atau
wawancara-wawancara. Sebenarnya kutipan atas sumber semacam ini sulit dipercaya, kecuali
mungkin ucapan yang disampaikan seorang tokoh yang penting dalam suatu kesempatan yang
luar biasa, serta dapat diikuti oleh masyarakat luas.
Bila penulis ingin memasukkan juga kutipan-kutipan semacam itu di dalam tulisannya, maka
sebaiknya ia memperlihatkan naskah kutipan itu terlebih dahulu kepada orang yang memberi
keterangan itu untuk .mendapatkan pengesyahannya. Kalau ada kekurangan atau kesalahan dapat
diadakan perbaikan terlebih dahulu oleh yang bersangkutan. Dengan demikian tidak perlu timbul
bantahan atau hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.
Sumber ucapan-ucapan lisan itu dapat dimasukkan langsung dalam teks, dapat pula dimasukkan
dalam catatan kaki seandainya akan mengganggu jalannya teks itu sendiri.
Cara yang pertama :
………………………………………………………………………………………………
Dalam menjawab nota Keuangan & RAPBD Daerah Khusus Ibukota tahun 1973. tanggal 2
Pebruari 1973, Gubemur Ali Sadikin mengatakan a.l. : “… Tetapi apabila kita jujur berkenan
melihat persoalan itu………….

pendapat yang dikutip itu dari segala sudut. Kutipan-kutipan itu akan turut meletakkan dasar-
dasar bagi kesimpulan yang akan diturunkannya, baik dalam bab tersebut, maupun yang akan
direkapitulasinya dalam kesimpulan terakhir dari tulisan itu.
Kadang-kadang orang-orang terpesona dengan ucapan-ucapan atau fakta-fakta yang diajukan
oleh orang-orang yang tinggi kedudukannya seolah-olah itu adalah seluruh kebenaran yang harus
diikuti tanpa mengadakan penilaian sejauh mana ucapan itu dapat diterima. Begitu pula ahli-ahli
yang kenamaan bisa saja membuat kesalahan tertentu. Semua yang ditulis dalam buku, belum
tentu dapat diterima seluruhnya. Sebab itu mengutip sebuah pendapat baru harus disertai
kebijaksanaan dan ketajaman, untuk bisa mempertanggungjawabkannya seolah-olah pendapat
sendiri, bukan lagi pendapat pengarang yang dikutip.
Diposkan oleh SAM² di Rabu, Juni 03, 2009

Anda mungkin juga menyukai