PEMBAHASAN
1. Definisi Tuberculosis
4
Asam (BTA). Selain itu bakteri ini tidak mempunyai kapsul dan tumbuh lambat pada
perbenihan sehingga membutuhkan waktu 4-6 minggu. Bakteri ini tidak bergerak dan
merupakan obligat aerob. Bakteri ini cepat mati dengan sinar matahari langsung,
tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam
jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.
5
B. Cara Penularan dan Riwayat Terjadinya TBC
TBC menular melalui udara apabila orang yang membawa TBC dalam
paru-paru atau tenggorokan batuk, bersin, atau berbicara, lalu kuman
dilepaskan ke udara. Apabila orang lain menghirup kuman ini mereka
mungkin terinfeksi. TBC dapat menular ke semua orang dan yang menularkan
adalah mereka yang di dalam dahaknya terdapat kuman TBC. Kebanyakan
orang mendapat kuman TBC dari orang yang sering berada dekat dengan
mereka, seperti anggota keluarga, teman, atau rekan sekerja. Pada anak-anak
sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. TBC tidak
menular melalui barang dan peralatan rumah, misalnya sendok garpu, periuk,
gelas, seprai, pakaian atau telepon, jadi tidak diperlukan barang dan peralatan
baru untuk kegunaan sendiri.
6
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru,
maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular
(bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan
berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh
sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di
sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant
(istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai
tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan
tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan
sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami
perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang
banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang
nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah
memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan
tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.
7
merupakan tempat yang pertama. Kuman TBC ini melalui sapi yang
menderita TBC.
Infeksi Primer :
8
Tuberkulosis Pasca Primer (Post Primary TB) :
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala
khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis
tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk
menegakkan diagnosa secara klinik.
1) Gejala sistemik/umum
• Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan
bersifat hilang timbul
• Batuk berdahak 2-3 minggu atau lebih, batuk berdahak yang bisa dikuti oleh
gejala dahak yang berdarah, sesak napas, badan lemas, nafsu makan turun, berat
badan turun, depresi, berkeringat malam hari meski tidak melakukan kegiatan fisik
dan demam meriang lebih dari 1 bulan,perasaan tidak enak.
2) Gejala khusus
• Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar
9
getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas
melemah yang disertai sesak.
• Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada
muara ini akan keluar cairan nanah.
• Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya
penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
10
Survei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun
1983-1993 menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara
0,2 – 0,65%. Sedangkan menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang
dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun
2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46%
diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru.
11
dengan peningkatan penyebaran HIV/AIDS dan munculnya bakteri TBC yang
resisten terhadap obat.
12
terjangku unit pelayanan kesehatan. Sedangkan kematian karena TB
diperkirakan 175.000 per tahun.
1) Pemeriksaan fisik.
5) Uji tuberkulin.
1) Minum obat dengan teratur dan benar sesuai dengan anjuran dokter selama 6
bulan berturut-turut tanpa terputus. Jenis, jumlah, dan dosis obat yang cukup
serta teratur dalam menjalankan proses pengobatan.Bila minum obat tidak
teratur maka dapat berakibat kuman TBC tidak mati, tumbuh resistensi obat,
kuman menjadi kebal sehingga penyakit TBC sulit sembuh.
13
5) Anggota keluarga ikut aktif dalam memperhatikan si penderita dalam
meminum obatnya secara teratur dan benar.
Aktivitas obat
1. Aktifitas bakteritis
2. Aktivitas seterrilisasi
Panduan Obat
14
Tetapi belakangan ini di beberapa Negara banyak terdapat resistensi
terthadap lebih dari satu obat (multi drug resistance ) terutama
terthadap INH dan rifampisin .
I. Obat Primer
1. Isoniazid
2. Rifampisin
3. Pirazinamid
4. Streptomisin
5. Etabutol
1. Kanamisin
3. Tiasetazon
4. Etionamid
5. Protionamid
6. Sikloserin
7. Viomisiun
8. Kapreomisin
9. Amikasin
10. Ofloksasin
15
11. Siprofloksasin
12. Klofazimin
a) INH :
- hepatotoksik
b) Rifampisin :
- sindrom flu
- hepatotoksik
c) Streptomisin :
- nofrotoksik
d) Etabutol :
- neoritis optika,
- nefrotoksik
e) Etionomid :
16
- hepatotosik
- gangguan pencernaan
f) PAS :
- hepetotoksik
- gangguan pencernaan
4) Meludah di tempat yang kena sinar matahari atau di tempat yang diisi sabun
atau karbol/lisol
Untuk keluarga:
2) Buka jendela lebar-lebar agar udara segar & sinar matahari dapat masuk sebab
kuman TBC akan mati bila terkena sinar matahari
17
6) Vaksinasi/Imunisasi BCG kepada bayi 0-3 bulan
1) Terapi
18
diagnosa yang akurat adalah dengan menggunakan mikroskop.
Diagnosa dengan sinar-X kurang spesifik, sedangkan diagnosa secara
molekular seperti Polymerase Chain Reaction (PCR) belum bisa
diterapkan.
19
kasus baru di Indonesia masih rendah. Berdasarkan data WHO, untuk
tahun 2001, tingkat deteksi hanya 21 persen, jauh di bawah target
WHO, 70 persen. Karena itu, usaha untuk medeteksi kasus baru perlu
lebih ditingkatkan lagi.
2) Imunisasi
20
deteksi dan diagnosa yang rapi inilah yang menjadi kunci
pengontorlan TBC di AS.
21
- Minum obat dengan teratur dan benar sesuai dengan anjuran dokter
selama 6 bulan berturut-turut tanpa terputus. Jenis, jumlah, dan dosis
obat yang cukup serta teratur dalam menjalankan proses
pengobatan.Bila minum obat tidak teratur maka dapat berakibat kuman
TBC tidak mati, tumbuh resistensi obat, kuman menjadi kebal
sehingga penyakit TBC sulit sembuh.
22