Anda di halaman 1dari 12

CACAT-CACAT SOLIDIFIKASI

Sebelum membahas lebih jauh tentang cacat, maka terlebih dahulu marilah
kita coba mengenal dengan kristalisasi. Kristalisasi ialah proses
pembentukan Kristal yang terjadi pada saat pembekuan, perubahan dari fasa
cair ke fasa padat. Jika ditinjau dari mekanismenya, kristalisasi terjadi melalui
2 tahap :
1. Tahapan Nucleation (pembentukan inti)
2. Tahapan Crystal Growth (Pertumbuhan Kristal)
Nah, bagaimana hal ini dapat terjadi? Secara sederhana dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Dalam keadaaan cair, atom-atom tidak memiliki susunan yang teratur (selalu
mudah bergerak) dan mempunyai temperature yang relatip tinggi serta atom-
atomnya memiliki energi yang cukup banyak sehingga mudah bergerak dan
tidak ada pengaturan letak atom relatip terhadap atom lainnya.
Dengan semakin turunnya temperature maka energy atom akan semakin
rendah dan semakin sulit bergerak sehingga atom-atom ini mulai mencari
atau mengatur kedudukan relatip terhadap atom lainnya dan mulai
membentuk lattice. Proses ini terjadi pada temperature yang relatip lebih
dingin dimana sekelompok atom menyusun diri membentuk inti Kristal. Inti-
inti ini akan menjadi pusat dari proses kristalisasi selanjutnya.
Dengan semakin turunnya temperature maka akan semakin banyak atom-
atom yang ikut bergabung dengan inti yang sudah ada ataupun membentuk
inti baru. Setiap inti akan tumbuh dengan menarik atom-atom lainnya dari
cairan ataupun dari inti yang tidak sempat tumbuh, untuk mengisi tempat
kosong pada lattice yang akan dibentuk. Pertumbuhan ini berlangsung dari
tempat yang bersuhu dingin ke tempat yang bersuhu panas. Pertumbuhan ini
tidak bergerak lurus saja tetapi mulai membentuk cabang-cabang dan
ranting-ranting. Struktur ini disebut dengan struktur dendritik. Dendrit ini akan
terus tumbuh ke segala arah sehingga cabang-cabang (ranting-ranting)
dendrit ini hampir bersentuhan satu dengan lainnya sehingga sisa cairang
yang terakhir akan membeku disela-sela dendrit ini.
Pertemuan antara satu dendrit kristal dengan lainnya dinamakan grain
boundary (butir-butir kristal) yang merupakan bidang yang membatasi antara
2 kristal. Pada grain boundary ini akan terkandun unsur-unsur ikutan
(impurity) yang lebih banyak dan pada grain boundary ini juga terdapat
ketidakteraturan susunan atom (mismatch).
Cacat-cacat Kristal (Imperfection)
Cacat dapat terjadi karena adanya solidifikasi (pendinginan) ataupun akibat
dari luar. Cacat tersebut dapat berupa :
Cacat titik (point defect)
Dapat berupa :
a. Cacat kekosongan (Vacancy) yang terjadi karena tidak terisinya suatu
posisi atom pada lattice.
b. Interstitial (“salah tempat”, posisi yang seharusnya kosong justru ditempati
atom)
c. Substitusional (adanya atom “asing” yang menggantikan tempat yang
seharusnya diisi oleh atom)
Cacat garis (line defect)
Yakni Cacat yang menimbulkan distorsi pada lattice yang berpusat pada
suatu garis. Sering pula disebut dengan dislokasi. Secara umum ada 2 jenis
dislokasi, yakni : edge dislocation dan screw dislocation.
Cacat bidang (interfacial defect)
Ialah batasan antara 2 buah dimensi dan umumnya memisahkan daerah dari
material yang mempunyai struktur kristal berbeda dan atau arah kristalnya
berbeda, misalnya : Batas Butir (karena bagian batas butir inilah yang
membeku paling akhir dan mempunyai orientasi serta arah atom yang tidak
sama. Semakin banyak batas butir maka akan semakin besar peluang
menghentikan dislokasi. Kemudian contoh yang berikutnya adalah Twin
(Batas butir tapi special, maksudnya : antara butiran satu dengan butiran
lainnya merupakan cerminan).
Cacat Ruang (Bulk defect)
Perubahan bentuk secara permanen disebut dengan Deformasi Plastis,
deformasi plastis terjadi dengan mekanisme :
a. Slip, yaitu : Perubahan dari metallic material oleh pergerakan dari luar
sepanjang Kristal. Bidang slip dan arah slip terjadi pada bidang grafik dan
arah atom yang paling padat karena dia butuh energi yang paling ringan atau
kecil.

b. Twinning terjadi bila satu


bagian dari butir berubah orientasinya sedemikian rupa sehingga susunan
atom di bagian tersebut akan membentuk simetri dengan bagian kristal yang
lain yang tidak mengalami twinning.
DASAR-DASAR KRISTALOGRAFI PADA LOGAM
(Oleh Okasatria Novyanto)

Sebelum membahas lebih jauh


tentang Dasar-dasar kristalografi pada logam, tidak ada salahnya jika Anda membuka
kembali catatan SMU tentang tabel periodik unsur-unsur kimia.
Sebagaimana kita telah ketahui bahwa semua zat terdiri atas atom-atom dan atom itu
sendiri dari inti atom yang berupa sejumlah proton dan neutron yang dikelilingi oleh
sejumlah elektron. Elektron ini menempati cell tertentu. Suatu atom dapat
mempunyai satu atau bahkan lebih cell. Setiap cell dapat ditempati oleh elektron
sebanyak 2 kali dari nomor cell (dihitung mulai dari yang terdalam sebagai cell
nomor 1) yang dikuadratkan.
Jumlah elektron pada cell terluar banyak menentukan sifat dari unsur-unsur tersebut.
Atom yang memiliki sejumlah elektron yang sama pada cell terluar yaitu unsur pada
group yang sama akan memilki sifat yang hampir sama. Semua gas mulia mempunyai
8 elektron pada cell terluar, kecuali Helium yang hanya memiliki satu cell dan jumlah
elektron pada cell itu adalah 2. Semuanya adalah unsur yang sangat stabil dan tidak
bereaksi dengan unsur lain.
Atom-atom dapat membuat ikatan dengan atom yang sejenis atau atom lain
membentuk molekul dari suatu zat atau senyawa. Molekul ialah sekelompok atom
yang terikat oleh gaya tarik menarik antar atom itu sendiri dengan cukup kuat, sedang
untuk atom-atom yang sejenis mempunyai ikatan yang lemah. Namun ikatan antar
molekul itu lemah. Kristal ialah susunan pola ulang atom-atom (yang mengatur
secara teratur) dalam 3 arah koordinat (dimensi).
Dalam beberapa hal atom-atom juga dapat menjalin ikatan dengan atom sejenis atau
atom lainnya tanpa membentuk molekul seperti halnya pada logam.
Ikatan Atom
Ada tiga jenis ikatan atom yang utama, yaitu :
Ikatan ionic
Sebenarnya ikatan atom yang paling stabil itu seperti pada konfigurasi elektron pada
gas mulia, yaitu terdapat delapan electron pada cell terluar (dua electron bila atom
hanya memiliki satu cell). Bila suatu atom hanya memiliki satu electron pada cell
terluar maka ia cenderung untuk melepas electron tersebut dan cell yang kebih
kedalam yang biasanya sudah terisi penuh akan menjadi cell terluar, hal inilah yang
menyebabkan lebih stabil. Tetapi hal ini pula mengakibatkan atom kelebihan proton
(muatan positip) sehingga atom itu akan bermuatan positip (atom itu berubah menjadi
ion positip). Sebaliknya bila suatu atom lain yang memiliki tujuh electron pada cell
terluarnya, ia cenderung akan menerima satu electron lagi dari luar. Dan bila hal ini
terjadi maka atom tersebut akan menjadi bermuatan negatip (karena akan menjadi ion
negatip). Dan bila kedua ion ini berdekatan akan terjadi tarik menarik karena kedua
ion ini memiliki muatan listrik yang berlawanan. Kedua ion ini akan terikat satu sama
lainnya dengan gaya tarik menarik itu. Ikatan ini dinamakan ikatan ionic (ionic
bonding), misalnya pada NaCl.

Ikatan kovalen
Beberapa atom dapat memperoleh konfigurasi electron yang stabil dengan saling
meminjamkan elektronnya. Dengan saling meminjamkan electron ini atom-atom akan
memperoleh susunan electron yang stabil tanpa menyebabkannya menjadi bermuatan.
Elektron ini masih mempunyai ikatan dengan atom asalnya, tetapi juga sudah terikat
dengan atom yang meminjamnya, misalnya Ikatan kovalen dari chloride

Ikatan Logam
Pada ikatan logam sebenarnya juga masih terdapat “kegiatan” saling meminjamkan
electron, hanya saja jumlah atom yang bersama-sama saling meminjamkan elektron
valensinya (elektron yang berada pada cell terluar) ini tidak hanya antara dua atau
beberapa atom tetapi dalam jumlah yang tidak terbatas. Setiap atom menyerahkan
electron valensinya untuk digunakan bersama. Dengan demikian akan ada ikatan tarik
menarik antra atom-atom yang saling berdekatan. Jarak antar atom ini akan tetap
sama, maksudnya seumpama ada atom yang bergerak menjauh maka gaya tarik
menarik akan “menariknya” kembali ke posisi semula dan bila bergerak terlalu
mendekat maka akan timbul gaya tolak menolak karena inti-inti atom berjarak terlalu
dekat padahal muatan listriknya sama sehingga kedudukan atom relatip terhadap
atom lain akan tetap.
Ikatan yang semacam ini biasanya terdapat pada logam sehingga dikenal dengan
ikatan logam. Pada ikatan logam, inti-inti atom berjarak tertentu dan terlelat beraturan
sedangkan elektron yang saling dipinjamkan seolah-olah membentuk “kabut
elektron” yang mengisi sela-sela antar ini.
Mengingat atom-atom pada logam
mempunyai posisi tertentu relatip terhadap atom lainnya maka dapat dikatakan bahwa
atom logam tersusum secara teratur menurut suatu pola tertentu. Susunan yang teratur
inilah yang dinamakan dengan Kristal dan susunan Kristal pada logam selalu kristalin
(tersusun beraturan dalam suatu Kristal).
Struktur Kristal pada Logam
Sebenarnay struktur Kristal pada logam itu cukup banyak jenisnya, misalnya : Face
Centered Cubic, Orthohombic, dll. Nah, pada ulasan kita kali ini akan menitik
beratkan pada Face Centered Cubic (FCC), dan Body Centered Cubic saja.
Body Centered Cubic
Body Centered Cubic (BCC) secara
bahasa artinya : Kubus pemusatan ruang. Umumnya struktrur Kristal ini dimiliki oleh
: Crom (Cr), Besi Alpha, Molebdenum (Mo), Tantalum (Ta), dll. BCC ini mempunyai
Number of atoms per unit cell (n), dimana n = 1 + (8 x 1/8) = 2. BCC juga
mempunyai Coordination Number (CN) sejumlah = 8, CN ialah jumlah atom-atom
tetangganya yang mengelilinginya. Karena atom yang terpadat itu berada pada
diagonal ruang maka untuk mencari Unit cell length (a) pada BCC, dirumuskan
sebagai berikut :

Atomic Packing Factor (APF) ialah Fraksi Volume


yang diisi oleh atom, yang secara matematis diperoleh dari Volume atom pada unit
cell satuan dibagi dengan Volume unit cell satuan.
Untuk BCC, APF-nya sebesar 0.68
Face Centered Cubic

Face Centered Cubic (FCC) secara


bahasa artinya : Kubus pemusatan sisi. Umumnya struktrur Kristal ini dimiliki oleh :
Alumunium, Besi Gamma, Timbal, Nickel, Platina, Ag, dll. FCC ini mempunyai
Number of atoms per unit cell (n), dimana n = (6 x ½) + (8 x 1/8) = 4. FCC juga
mempunyai Coordination Number (CN) sejumlah = 12. Karena atom yang terpadat
itu berada pada diagonal ruang maka untuk mencari Unit cell length (a) pada BCC,
dirumuskan sebagai berikut :
Untuk FCC, APF-nya sebesar 0.74
Polymorphism and Allotropy
Beberapa material kemungkinan mempunyai lebih dari satu struktul Kristal, inilah
yang disebut dengan polymorphism, misalnya : Carbon itu bisa dalam bentuk
Diamond, Graphite maupun buckminsterfullerene (buckyball).

Jika material mempunyai lebih dari


satu Kristal tetapi dalam keadaan padat yang tergantung dari temperature, maka
inillah yang disebut dengan Allotropy, misalnya : Besi, itu pada batas kelarutan
maksimum karbon 0,025%C pada temperature 723 Derajat Celcius berfasa besi alpha
yang berstruktruk Kristal BCC sedang pada batas kelarutan maksimum karbon 2%C
pada temperatur 1130 derajat celcius dia berfasa besi gamma (Austenite) yang
berstruktur Kristal FCC. Dan pada batas kelarutan maksimum karbon 0,1% C pada
temperature 1493 Derajat Celcius berfasa besi delta yang berstruktur Kristal BCC.

Arah dan Bidang Kristalografi


Arah Kristalografi
Untuk lebih sederhananya cobalah ikuti langkah-langkah berikut :

Bidang Kristalografi
Untuk lebih sederhananya cobalah ikuti langkah-langkah berikut :

Dan untuk menambah pemahaman


Anda, silahkan baca kembali buku Introduction Physical Metallurgy (Sidney H.
Avner) dan Callister

Anda mungkin juga menyukai