Anda di halaman 1dari 67

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DAN IKLIM SEKOLAH

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II


SMK NEGERI 5 SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata I


untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh

Nama : Puri Listiani


NIM : 5444990065
Prodi : Teknologi Jasa dan Produksi Busana
Jurusan : Tata Busana

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
PENGESAHAN KELULUSAN

Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan Iklim Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas II SMK Negeri 5 Semarang
Oleh :
Nama : Novi Dwi Lianawati
NIM : 5114981980

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi


Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Jumat
Tanggal : 26 Novenber 2004

Dewan Penguji

Pembimbing I Anggota Dewan Penguji

Drs. Harijadi G.B.W., M.Pd. Dra. Sri Handatani M.Pd.


NIP. 131404318 NIP. 131961217

Pembimbing II Anggota Penguji

Dra. Suntari
NIP. 130515761

Skripsi Ini Telas diterima sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar
Sarjana pada :
Tanggal :
Dekan Ketua Jurusan

Prof. Dr. Soesanto Drs. Lashari, MT


NIP. 130875573 NIP. 131471402
ABSTRAK
Novi Dwi Lianawati, 2004 ; “Pengaruh Kedisiplinan dan Iklim Sekolah
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMK Negeri 5 Semarang”. Jurusan
Teknik Sipil. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang.

Dari waktu ke waktu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


makin pesat. Arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari fenomena ini antara lain
munculnya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang
pendidikan. Untuk menghadapi tantangan berat ini dibutuhkan sumber daya
manisia yang berkualitas, salah satu cara yang ditempuh adalah melalui
peningkatan mutu pendidikan. Hasil kegiatan belajr yang diharapkan adalah
prestasi belajar yang baik. Memperoleh prestasi belajar yang baik tidaklah mudah,
banyak faktor yang mempengaruhi. Faktor siswa memegang peranan dalam
mencapai prestasi belajar yang baik, karena siswa yang melakukan kegiatan
belajar perlu memiliki karakteristik belajar dan kedisiplinan belajar. Selai faktor
siswa iklim sekolah juga merperan dalam pencapaian prestasi belajar siswa yang
baik. Oleh karena itu peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang “Pengaruh
Kedisiplinan dan Iklim Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMK
Negeri 5 Semarang”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap ada
tidaknya pengaruh kedisiplinan siswa dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar
siswa SMK Negeri 5 Semarang.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMK Negeri 5
Semarang dari tiga jurusan yaitu : jurusan elektro, mesin dan bangunan. Sehingga
dalam penelitian ini populasi berjumlah 290 siswa. Penentuan sampel dilakukan
dengan teknik proportional random sampling dengan besarnya ukuran sample
yang diambil 30% dari populasi sehingga diperoleh banyaknya sample sebesar 87
siswa. Variabel dalam penelitian ini yaitu kedisiplinan siswa dan iklim sekolah
sebagai variabel bebas dan prestasi belajar siswa sebagai varaibel terikat. Metode
pengumpulan data dengan diokumentasi dan qoesioner. Analisis data yang
digunakan yaitu analisis deskriptif persentase dan regresi.
Hasil analisis deskriptif persentase menunjukkan bahwa kedisiplinan siswa
termasuk kategori baik (77,86%), iklim sekolah termasuk kategori baik (75,03%),
dan rata-rata prestasi belajar siswa adalah 7,25dan termasuk kategori lebih dari
cukup. Hasil analisis regresi antara kedisiplinan belajar siswa dengan prestasi
belajar siswa diperoleh persamaan regresi Y = 5,508 + 0,021X1 dengan Fhitung =
55,684 > Ftabel = 3,953, berarti bahwa ada pengaruh antara kedisiplinan terhadap
prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri Semarang. Hasil analisis regresi antara
iklim sekolah dengan prestasi belajar siswa diperoleh persamaan regresi Y =
5,886 + 0,024X2 dengan Fhitung = 44,453 > Ftabel = 3,953, berarti bahwa ada
pengaruh antara iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK
Negeri Semarang. Hasil analisis regresi ganda diperoleh persamaan regresi Y =
5,251 + 0,015X1 + 0,013X2 dengan Fhitung = 36,856 > Ftabel = 3,105, berarti bahwa
ada pengaruh antara kedisiplinan dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa
kelas II SMK Negeri Semarang. Sumbangan iklim sekolah (X1) dan iklim sekolah
(X2) terhadap prestasi belajar siswa (Y) secara simultan atau secara bersama-sama
dapat diketahui dari besarnya harga R2 yaitu 46,7% yang terbagi atas 28,086%
adalah sumbangan dari kedisiplinan dan 18,653% adalah sumbangan iklim
sekolah.
Mengacu pada hasil penelitian tersebut, peneliti dapat mengajukan saran
yaitu 1) Karena variabel kedisiplinan memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap prestasi belajar siswa dibandingkan dengan iklim sekolah, maka untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa hendaknya guru dapat lebih meingkatkan
kedisiplinan belajar siswa, terutama pada kedisiplinan belajar siswa di rumah
melalui pemberian tugas-tugas rumah dengan frekuensi yang lebih sering, 2)
Walaupun iklim sekolah memberikan pengaruh yang lebih kecil terhadap prestasi
belajar siswa dibandingkan kedisiplinan siswa, tetapi untuk meningkatkan prestasi
belajar hendaknya variabel ini harus dipertahankan, dan 3) Untuk pihak sekolah
hendaknya meningkatkan iklim sekolah yang lebih baik melalui peningkatan
standar tata tertib yang memberlakuan dan meningkatkan penindakan yang lebih
tegas lagi kepada siswa yang melanggarnya serta menciptakan lingkungan sekolah
yang lebih rapi dan bersih.
KATA PENGANTAR

Berkat limpahan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Sifat Mekanik Kayu Mahoni Dan Kayu

Weru Dari Bagian Utara Jawa Tengah”.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya skripsi ini

bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat

bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Soesanto, Dekan Fakultas Teknik UNNES

2. Bapak Drs. Lashari, MT, Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan

sekaligus sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Harjadi G.B.W., M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Dra. Suntari, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. H.M. Saidi, Kepala Sekolah SMK Negeri 5 Semarang yang telah

memberikan ijin dan fasilitas sehingga peneliti dapat melakukan penelitian.

6. Seluruh guru dan staf karyawan SMK Negeri 5 Semarang yang telah

membantu penulis selama melakukan penelitian.

7. Seluruh siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang yang telah bersedia dengan

sepenuh hati menjadi sample dalam penelitian ini.


8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan dan dorongan baik material maupun spiritual sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis yakin bahwa

skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena kritik dan saran penuliskan harapkan.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para penbaca

semua.

Semarang, 2004

Penulis

Novi Dwi Lianawati


MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto
1. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang
lain dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap (Alam Nasyroh :
6-8).
2. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang
berilmu pengetahunan dengan beberapa derajat (Al Mujadalah : 11).

Persembahan

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu tercinta atas kasih saying


dan do’a yang tiada hentinya.

2. Mas Herman, mbak Leny dan adikku


Willie tercinta atas do’a dan
dukungannta

3. Erick atas kasih saying dan dukungannya

4. Tian dan Adit.

5. Teman-teman EVE Cost.

6. Teman-teman seperjuangan PTB’98.

7. Almamater.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
ABSTRAK ................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B. Permasalahan......................................................................... 3
C. Batasan Masalah .................................................................... 4
D. Penegasan Istilah ................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .............................. 5
F. Sistematika Skripsi ................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ..................................... 8


A. Kedisiplinan .......................................................................... 8
1. Kedisiplinan Belajar di Sekolah ....................................... 15
2. Kedisiplinan Belajar di Sekolah ....................................... 15
B. Iklim Sekolah ........................................................................ 20
C. Prestasi Belajar ...................................................................... 21
1. Faktor Internal ................................................................. 23
2. Faktor Eksternal............................................................... 27
D. Kerangka Pikir....................................................................... 29
E. Hipotesis................................................................................ 30
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 31
A. Populasi Penelitian................................................................. 31
B. Sampel Penelitian .................................................................. 31
C. Variabel Penelitian................................................................. 33
D. Metode Pengumpulan Data .................................................... 34
E. Validitas Dan Reliabilitas ...................................................... 36
F. Metode Analisis Data............................................................. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 47


A. Hasil Penelitian ..................................................................... 47
1. Deskripsi Variabel Penelitian............................................. 47
2. Uji Prasyarat Analisis Regresi ........................................... 48
3. Pengujian Hipotesis ........................................................... 50
B. Pembahasan .......................................................................... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 60


A. Kesimpulan ........................................................................... 60
B. Saran ..................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Hal
3.1 Keadaan Populasi Penelitian ................................................................... 31
3.2 Sampel Penelitian.................................................................................... 32
3.3 Interval Kelas Persentase Dan Kategorinya ............................................. 40
3.4 Analisis Varians Untuk Regresi............................................................... 42
3.5 Keterangan Nilai Dengan Angka............................................................. 48
4.1 Hasil Uji Normalitas Data ....................................................................... 49
4.2 Hasil Uji Homogentas Data..................................................................... 49
4.3 Hasil Uji Linieritas Garis Regresi............................................................ 50
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dari waktu ke waktu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi makin pesat.
Arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari fenomena ini antara lain munculnya persaingan
dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang pendidikan. Untuk menghadapi
tantangan berat ini dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satu cara yang
ditempuh adalah melalui peningkatan mutu pendidikan.
Pemerintah telah berusaha melakukan perbaikan-perbaikan agar mutu pendidikan
meningkat, diantaranya dengan perbaikan kurikulum penataran bagi guru-guru,
pemyempurnaan buku-buku pelajaran dan penambahan alat peraga. Namun demikian mutu
pendidikan yang dicapai belum seperti apa yang diharapkan. Perbaikan yang telah dilakukan
pemerintah tidak ada artinya, jika tanpa dukungan dari guru, orang tuas siswa, siswa dan
masyarakat yang turut serta dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Berbicara tentang mutu pendidikan tidak akan lepas dari kegiatan belajar. Hasil
kegiatan belajar yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik. Setiap orang pasti
mendambakan prestasi belajar yang tinggi, baik orang tua, siswa dan lebih-lebih bagi guru.
Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal tidak lepas dari kondisi-kondisi dimana
kemungkinan siswa dapat belajar dengan efektif dan dapat mengembangkan daya
eksplorasinya baik fisik maupun psikhis.
Memperoleh prestasi belajar yang baik tidaklah mudah, banyak faktor yang
mempengaruhi. Faktor siswa memegang peranan dalam mencapai prestasi belajar yang baik,
karena siswa yang melakukan kegiatan belajar perlu memiliki karakter belajar dan disiplin
belajar.
Sekolah merupakan lembaga formal sebagai wadah untuk kegiatan belajar mengajar.
Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa harus mematuhi tata tertib dengan
penuh rasa disiplin yang tinggi. Disiplin menurut Andi Rasdiyanah (1995:28) adalah
kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskan orang
untuk tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku. Perilaku disiplin sangat
diperlukan dalam pembinaan perkembangan anak untuk menuju masa depan yang lebih baik.
Kedisiplinan yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah disiplin belajar. Oleh
karena itu betapa pentingnya disiplin dalam belajar. Siswa yang memiliki disiplin belajar
akan menunjukkan kesiapannya dalam mengikuti pelajaran di kelas, memperhatikan
pelajaran guru, mengerjakan tugas dan memiliki kelengkapan belajar seperti buku dan alat-
alat belajar lainnya
Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian (Winkel, 1987:161), menyiratkan
bahwa hasil belajar itu sangat erat degan usaha pembiasaan, sedangkan pembiasaan itu
sendiri berhasil atau tidaknya tergantung pada kemampuan untuk menciptakan atau
memegang teguh kedisiplinan. Jadi faktor kedisiplinan sangat besar pengaruhnya terhadap
prestasi belajar siswa. Selain disiplin belajar, prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh iklim
sekolah. Iklim sekolah. Iklim sekolah merupakan lingkungan belajar yang medorong prilaku
positif dan kepribadian sama sehingga menciptakan proses belajar mengajar yang optimal.
Menurut Larsen (1987) dalam Moedjiarto (2002:28) dijelaskan bahwa iklim sekolah
merupakan suatu norma, harapan dan kepercayaan dari personil-personil yang terlibat dalam
organisasi sekolah yang dapat memberikan dorongan untuk bertindak guna pencapaian
prestasi sisawa yang tinggi.
Pada kenyataanya, berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah peneliti lakukan

di SMK N 5 Semarang, terlihat bahwa tingkat kedisiplinan siswa SMK N 5 Khususnya siswa

kelas II masih kurang terbukti dari masih seringnya siswa-siswa tersebut terlambat masuk

kelas, banyaknya siswa yang tidak menyelesaikan tugas tepat pada waktunya dan juga

seringnya para siswa SMK N 5 yang ter;ibat tawuran antar pelajar. Selain tingkat

kedisiplinan yang kurang, kondisi iklim sekolah di SMK N 5 juga peneliti anggap masing

kurang pula, hal ini dapat dilihat baik kondisi secara fisik (bangunan sekolah) yang berlum

tertata secara rapi juga kondisi secara psikis (hubungan antar civitas sekolah) yang belum

terjalin secara baik. Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa keberhasilan belajar siswa

dapat dipengaruhi oleh kedua factor, yaitu factor internal dan factor eksternasl. Factor

internal disini salah satunya adalah kedisiplinan siswa dalam proses belajar mengajar dan

factor eksternal disini salah satunya adalah iklim sekolah. Kebenaran dari uraian di atas

tentunya perlu dibuktikan melalui penelitian. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian tetang “Pengaruh kedisiplinan siswa dan iklim sekolah terhadap

prestasi belajar siswa di SMK Negeri 5 Semarang Tahun pelajaran 2003/2004.


B. Permasalahan

Dari uraian di atas timbul suatu permasalah yang menarik untuk diteliti yaitu :
“Apakah ada pengaruh kedisiplinan siswa dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa
SMK Negeri 5 Semarang tahun pelajaran 2003/2004 ?

C. Pembatasan Masalah

Di dalam penelitian ini Penulis membatasi masalah pada pengaruh faktor

kedisiplinan siswa dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 5 Semarang

tahun pelajaran 2003/2004. yang dimaksud siswa di sini adalah siswa kleas II. Dipilihnya

kelas II sebagai obyek penelitian karena berdasarkan pengatamat awal yang peneliti lakukan,

terlihat ada indikasi bahwa pada saat siswa memasuki kelas II, terjadi penurunan kedisiplinan

belajar dari para siswa tersebut. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak pada penurunan hasil

belajar yang akan dicapai .

D. Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran, perlu ditegaskan istilah-istilah

dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu (seperti benda, orang) yang

membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 1989:595).


Yang dimaksud pengaruh disini adalah daya yang diakibatkan oleh disiplin dan

lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa.

2. Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah kepatuhan menaati peraturan atau ilmu pengetahuan (Totok Santoso,

1998:1)

3. Iklim sekolah

Iklim sekolah adalah suasana dalam organisasi sekolah yang diciptakaan oleh pola

hubungan antara pribadi yang berlaku (Depdikbud, 1982:6).


4. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang
dikembangkan (Depdikbud, 1982:4).
5. Siswa
Siswa atau peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis
pendidikan tertentu, hal ini ditegaskan dalam UU NO. 20/2003 tentang sistem
pendidikan Nasional.
6. SMK Negeri 5 Semarang
SMK Negeri 5 Semarang adalah bentuk suatu sistem pendidikan menengah kejuruan
yang menyelenggarakan proses pendidikan tiga tahun di kota Semarang (UU No. 2 tahun
1998:22).
Jadi yang dimaksud pengaruh kedisiplinan siswa dan iklim sekolah terhadap prestasi
belajar siswa SMK Negeri 5 Semarang adalah pengaruh ketaatan pada peraturan dan suasana
dalam organisasi sekolah yang diciptakan oleh pola hubungan antar pribadi yang berlaku
terhadap pengetahuan atau ketrampilan yang tunjukkan oleh nilai yang diberikan guru kepada
siswa SMK Negeri 5 Semarang.

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian
Mengacu pada permasalahan yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dengan
dilakukannya penelitian ini adalah :
a. Untuk mengungkap apakah ada pengaruh faktor kedisiplinan siswa terhadap prestasi
belajar siswa SMK Negeri 5 Semarang.
b. Untuk mengungkap apakah ada pengaruh faktor iklim sekolah terhadap prestasi
belajar siswa SMK Negeri 5 Semarang.
c. Untuk mengungkap apakah ada pengaruh faktor kedisiplinan siswa dan iklim sekolah
terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 5 Semarang.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagi berikut :

1. Dapat digunakan sebagai dasar untuk memecahkan masalah yang timbul yang

berhubungan dengan prestasi belajar siswa SMK Negeri 5 Semarang.


2. Memberikan bahan masukan dan bahan pertimbangan kepada instansi terkait dalam

pengambilan kebijakan selanjutnya.

G. Sistematika Skripsi

Skripsi ini terbagi atas tiga bagian yaitu :

1. Bagian awal skripsi

Bagian ini berisi halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto,

halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran dan

abstraksi.

2. Bagian inti skripsi

Bagian dua ini terdiri dari lima Bab yang meliputi :


a. Bab I Pendahuluan

Berisi tentang alasan pemilihan judul, Permasalahan, Pembatasan

masalah, penegasan istilah, Tujuan penelitian, Manfaat Penelitian dan

Sistematika Skripsi.

b. Bab II Landasan Teori dan Hipotesis


Landasan Teori ini berisi teori-teori yang mendukung adanya penelitian
ini yaitu terdiri dari kajian disiplin siswa yang menjelaskan aspek
kedisiplinan yang bersifat internal dan aspek kedisiplinan yang bersifat
eksternal, disamping itu berisi ujuga kajian tentang iklim sekolah,
kajian tentang prestasi belajar siswa, kerangka berpikir dan perumusan
hipotesis.
c. Bab III Metode Penelitian

Dalam bab ini menguraikan langkah - langkah kerja yang


akan ditempuh dalam pelaksanaan penelitian yang terdiri
dari populasi dan sampel, variabel penelitian, tehnik
pengumpulan data serta metode analisis data yang
digunakan.
d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Menguraikan berbagai penjelasan tentang hasil penelitian yang telah
dilaksanakan beserta pembahasannya.
e. Bab V Penutup
Dalam bab ini disajikan simpulan dari seluruh hasil penelitian yang
telah diperoleh, serta saran-saran dari peneliti sehubungan hasil
penelitian yang diperoleh.

3. Bagian Akhir Skripsi


Bagian ini berisi Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran
BAB II

LANDASAN TEORI

Kedisiplinan

Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin “disibel” yang

berarti Pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut

mengalami perubahan menjadi “disipline” yang artinya kepatuhan atau yang

menyangkut tata tertib. Sekarang ini kata disiplin telah berkembang mengikuti

kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga banyak pengertian disiplin yang

berbeda antara ahli yang satu dengan yang lain.

Andi Rasdiyanah (1995:28) mendefinisikan disiplin adalah kepatuhan

untuk menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskan

orang untuk tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku.

Dengan kata lain disiplin adalah kepatuhan mentaati peraturan dan ketentuan

yang telah ditetapkan.

Depdikbud (1992:3) memberikan arti disiplin adalah tingkat

konsistensi dan konsekuensi seseorang terhadap suatu komitmen atau

kesepakatan bersama yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai.

Disiplin penting bagi perkembangan anak karena memenuhi beberapa

kebutuhan-kebutuhan tertentu antara lain :

1. Memberi rasa aman dengan memberi tahu apa yang boleh dan apa yang tidak boleh

dilakukan.

2. Sebagai pendorong ego yang mendorong anak mencapai apa yang diharapkan darinya.

3. Anak belajar menafsir, bahwa pujian sebagai tanda rasa kasih sayang dan penerimaan.
4. Memungkinkan hidup menurut standar yang disetujui kelompok siswa.

5. Membantu anak mengembangkan hati nurani, suara hati, membimbing dalam mengambil

keputusan dan pengembangan tingkah laku.

Keinginan untuk mempunyai sikap disiplin belajar bagi setiap anak

berbeda-beda antara anak yang satu dengan anak yang lainnya. Ada anak yang

memiliki disiplin belajar yang rendah sementara yang lain memiliki disiplin

belajar yang tinggi. Keadaan seperti perlu disadari bahwa disiplin bagi anak

adalah sebagai proses perkembangan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor

baik yang datang dari luar maupun dari dalam diri siswa itu sendiri.

Menurut Sofchah Sulistiyowati (2001:3) agar seorang siswa dapat

belajar dengan baik maka ia harus bersikap disiplin, terutama disiplin dalam

hal-hal sebagai berikut :

1. Disiplin dalam menepati jadwal pelajaran

Bila seorang siswa mempunyai jadwal kegiatan belajar, ia harus

menepati jadwal yang telah dibuatnya. Dalam hal ini jauh sebelumnya

sudah diperintah membuat jadwal belajar sesuai jadwal pelajaran.

2. Disiplin dalam mengatasi godaan yang akan menunda waktu belajar

Bila seorang siswa sudah tiba waktunya untuk belajar kemudian

diajak bermain oleh temannya, maka siswa tersebut harus dapat menolak

ajakan temannya tadi secara halus agar tidak tersinggung.

3. Disiplin terhadap diri sendiri

Siswa dapat menumbuhkan semangat belajar baik di sekolah

maupun dirumah. Ini senada dengan pendapat dari Bimo Walgito

(1989:123) tentang “Self diciline” (disiplin terhadap diri sendiri), yang


harus ditanamkan oleh tiap-tiap individu, karena sekalipun memiliki

mempunyai rencana belajar yang baik akan tetap tinggal rencana kalau

tidak adanya disiplin diri.

4. Disiplin dalam menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan fit dengan cara

makan yang teratur dan bergizi serta berolahraga secara teratur.

Disiplin dalam menjaga kondisi fisik sangat pentimg, kalau tidak

akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Misalnya seorang siswa sebelum

berangkat sekolah harus sarapan dulu agar dapat mengikuti kegiatan

belajar dengan baik.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa disiplin dalam belajar hendaknya

dimiliki oleh setiap siswa, yang akhirnya nanti bisa menjadi kebiasaan, maka

akan terbentuk etos belajar yang baik. Belaja bukan lagi sebagai beban

melainkan sudah dianggap sebagai kebutuhan hidupnya.

Disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan. Disiplin mempunyai empat unsur pokok

yaitu :

Peraturan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam peraturan,

hukuman untuk pelanggaran peraturan, dan penghargaan untuk perilaku yang

baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku (E.B. Hurlock, 1999:84).

1. Peraturan

Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku. Pola

tersebut mungkin ditetapkan orang lain, guru atau teman bermain.


Tujuannya membekali anak dengan perilaku yang disetujui dalam situasi

tertentu misalnya peraturan sekolah dan peraturan di rumah.

Fungsi peraturan adalah mempunyai nilai pendidikan sebab

peraturan memperkenalkan kepada anak perilaku yang disetujui anggota

kelompok. Anak belajar dari peraturan tentang memberi dan mendapatkan

bantuan dalam tugas sekolahnya, bahwa menyerahkan tugas yang dibuat

sendiri merupakan satu-satunya metode yang dapat diterima disekolah

untuk menilai prestasinya. Fungsi peraturan yang lainnya adalah

membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan, dalam hal ini siswa

harus dapat meningkatkan disiplin belajar dengan cara :

a. Hadir di sekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelajaran

dimulai.

b. Mengikuti semua kegiatan belajar mengajar dengan baik dan aktif.

c. mengerjakan tugas-tugas dengan baik.

d. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya.

e. Memiliki kelengkapan belajar misalnya buku dan alat belajar lainnya.

f. Mengikuti upacara hari besar agama, nasional serta acara lain yang

diselenggarakan sekolah.

g. Berperan serta melaksanakan 5K.

h. Tidak meninggalkan sekolah/kelas sebelum mendapat ijin kepala

sekolah/guru yang bersangkutan.

i.Mengikuti senam yang diselenggarakan di sekolah.


j.Mematuhi tata tertib sekolah.

(Djauzak Ahmad, 1996:29)

Pembudayaan disiplin tidak cukup hanya melalui peraturan tata

tertib yang dirumuskan secara lisan atau tertulis saja. Keteladanan,

dorongan serta bimbingan dalam bentuk-bentuk kongkrit sangat

diperlukan bahkan keikutsertaan semua warga sekolah secara langsung

akan lebih tepat dan berhasil.

2. Hukuman

Fungsi hukuman ada tiga macam, yaitu pertama menghalangi,

maksudnya hukuman menghalangi pengulangan tindakan yang tidak

diinginkan oleh masyarakat. Kedua mendidik, sebelum anak mengerti

peraturan mereka akan dapat belajar bahwa tindakan tertentu benar dan

yang lain salah dengan mendapat hukuman karena melakukan tindakan

yang salah dan tidak menerima hukuman bila mereka melakukan tindakan

yang diperbolehkan. Sedangkan fungsi ketiga memberi motivasi untuk

menghindari perilaku yang tidak diterima masyarakat.

Untuk penegakan disiplin, hukuman harus memenuhi suatu

persyaratan yang baik, yaitu :

a. Hukuman harus disesuaikan dengan pelanggaran, dan harus mengikuti

pelanggaran sedini mungkin sehingga anak-anak akan

mengasosiasikan keduanya.
b. Hukuman yang diberikan harus konsisten sehingga ank itu akan

mengetahui kapan saja suatu peraturan dilanggar, hukuman tidak dapat

dihindari.

c. Hukuman harus konstruktif sehingga memberi motivasi untuk yang

disetujui secara sosial di masa mendatang.

d. Adapun bentuk hukuman yang diberikan, sifatnya hars impersonal

sehingga anak itu tidak akan menginterpretasikannya sebagai

“kejahatan” si pemberi hukuman.

e. Hukuman tidak boleh membuat anak merasa terhina atau menimbulkan

rasa permusuhan.

f. Hukuman harus mengarah ke pembentukan hati nurani untuk

menjamin pengendalian perilaku dari dalam di masa mendatang.

(E. B. Hurlock, 1999:89)

3. Penghargaan

Istilah “penghargaan” berarti tiap bentuk penghargaan untuk suatu

hasil yang baik. Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi dapat

berupa kata-kata pujian, senyuman atau tepukan di punggung.

Fungsi penghargaan ada tiga macam yaitu pertama mempunyai

nilai mendidik. Bila suatu tindakan disetujui, anak merasa hal itu baik.

Kedua penghargaan berfungsi sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku

yang disetujui secara sosial. Dan ketiga penghargaan berfungsi untuk


memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial, tiada penghargaan

melemahkan keinginan untuk mengulangi perilaku ini.

Berdasarkan uraian di atas betapa pentingnya penghargaan yaitu

motivasi anak untuk lebih giat belajar.

4. Konsistensi

Konsistensi adalah tingkat keseragaman atau stabilitas. Bila

disiplin itu konstan akan ada kebutuhan perkembangan yang berubah .

konsistensi ini harus menjadi ciri semua aspek disiplin. Harus ada

konsistensi dalam peraturan yang digunakan sebagai pedoman perilaku,

konsistensi dalam cara peraturan yang diajarkan dan dipaksakan, dalam

hukuman yang diberikan pada mereka yang tidak menyesuaikan pada

standart, dan dalam penghargaan bagi mereka yang menyesuaikan.

Fungsi konsistensi ada tiga macam, yaitu pertama mempunyai nilai

mendidik yang besar. Kedua konsistensi mempunyai nilai motivasi yang

kuat. Sedang ketiga konsistensi mempertinggi penghargaan terhadap

peraturan dan orang yang berkuasa.

Dalam penelitian ini, kedisiplinan pada siswa mencakup kedisiplinan

belajar di rumah dan di sekolah. Siswa yang disiplin dalam belajarnya baik di

rumah maupun di sekolah akan berperilaku sesuai dengan peraturan yang adal

dan akan menunjukkan ketaatan dan keteraturan dalam kegiatan belajarnya.

1. Kedisiplinan belajar di sekolah


Setiap sekolah memiliki peraturan dan tata tertip yang harus

dilaksanakan dan di patuhi oleh semua siswa. Peraturan yang dibuat

sekolah merupakan kebijakan sekolah yang tertulis dan berlaku sebagai

standar untuk tingkah laku siswa sehingga siswa mengetahui batasan-

batasan dalam bertingkah laku. Dalam disiplin terkandung pula ketaatan

dan mematuhi segala peraturan dan tangungjawab misalnya disiplin

belajar. Dalam hal ini sikap patuh siswa ditunjukkan pada peraturan yang

telah ditetapkan. Siswa yang disiplin belajar akan menunjukkan ketaatan

dan keteraturan terhadap kegaiatan belajarnya serta taat terhadap peraturan

yang ada disekolah.

Menurut Subari (1991:132) siswa yang disiplin dalam belajar

memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

a) Mengarahkan energi untuk belajar secara kontinyu

b) Melakukan belajar dengan kesungguhan dan tidak membiarkan waktu

luang

c) Patuh terhadap rambu-rambu yang diberikan guru dalam belajar

d) Patuh dan taat terhadap tata tertip belajar di sekolah

e) Menunjukkan sikap antusias dalam belajar

f) Mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas dengan gairah dan

partisipatif

g) Menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru dengan baik


h) Tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh guru berkenaan dengan

kegiatan belajar seperti mencontek, membolos, berkelahi, membuat

gaduh di kelas dan mengerjakan tugas dengan baik.

Menurut depdikbud (1992:19) dalam melaksakanak kegiatan

belajar siswa diwajibkan untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut :

a) Berusaha belajar keras dan teratur

b) Melaksanakan semua pekerjaan yang ditugaskan guru yang berupa

pekerjaan rumah, tugas kelompok beljaar dan tugas ekstrakurikuler

c) Menyerahkan tugas rumah kepada guru

d) Menyediakan semua peralatan belajar yang diperlukan

e) Mengikuti semua tes, ujian atau penilaian hasil belajar

f) Meminta bantuan guru atau teman yang pandai untuk mengetahui

pelajaran yang tertinggal atau belum mengerti.

Harlock (1999:166) menyatakan bahwa pelanggaran yang sering

dilakukan siswa sekolah adalah ; a) mencuri, b) menipu, c) berbohong, d)

merusak milik sekolah, e) membolos, f) mengganggu anak-anak lain

dengan mengejek, mengertaan dan menciptakan gangguan, g) membaca

komik, h) berbisik, melucu atau berbuat gaduh di kelas, I) berkelahi

dengan teman sekelas.

Dalam penelitian ini kedisiplinan belajar di sekolah memiliki

indicator sebagai berikut :

a) Patuh dan taat terhadap tata tertip disekolah

b) Persiapan belajar
c) Perhatian terhadap kegiatan belajar di kelas

d) Perhatian terhadap materi pelajaran

e) Menyelesaikan tugas pada waktunya

2. Disiplin belajar di rumah

Keluarga merupakan lingkungan social paling kecil dan

lingkungan pertama bagi individu yang memegang peranan penting dalam

pembentukan disiplin. Kondisi keluarga yang buruk dan cara penanaman

kedisiplinan belajar yang salah dan pengaruh lingkungan yang buruk akan

menghasilkan individu yang tidak disiplin. Oleh karena itu orang tua

mempunyai tangungjawab yang besar dalam meletakkan dan

mengembangkan disiplin individu. Namun demikian, pihak sekolah dan

masyarakat juga bertanggungjawab dalam pengembangan dan

pembentukan kedisiplinan pada individu.

Peraturan hukuman, konsistensi dan penghargaan oleh orang tua

untuk membentuk disiplin pada individu. Individu yang memiliki disiplin

diri akan mempunyai disiplin pula dalam belajarnya, baik di rumah

maupun di sekolah. Apabila di rumah individu yang disiplin dalam belajar

akan taat pula pada peraturan yang ditegakkan di rumah.

Menurut Hurlock (1999:166) pelanggaran yang sering dilakukan

anak di rumah yaitu :

a) Berkelahi dengan saudara-saudaranya

b) Merusak milik saudaranya


c) Bersikap kasar pada saudaranya yang dewasa

d) Malas melakukan kegiatan rutin

e) Melalaikan tangungjawab

f) Berbohong

g) Tidak berterusterang

h) Mencuri milik saudaranya

Menurut Imelda (2002:3), individu yang memiliki kedisiplinan

belajar di rumah akan menunjukkan cirri sebagai berikut :

a) Memiliki waktu belajar yang terartur

b) Belajar dengan menyicil (sedikit demi sedikit)

c) Menyelesaikan tugas pada waktunya

d) Belajar dalam suasana yang mendukung

Dalam penelitian ini kedisiplinan belajar di rumah memiliki

indicator sebagai berikut :

a) Rencana atau jadwal belajar

b) Ketaatan dan keteraturan dalam belajar

c) Mengerjakan tugas pada waktunya

d) Belajar dalam tempat dan suasana yang mendukung

Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan

pendidikan. Hal ini berarti berasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan

banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh sisa

sebagai anak didik, baik itu proses belajar di rumah maupun di sekolah.
Siswa yang menyadari belajar merupakan suatu kebutuhan dan

kewajiban dengan sendirinya akan belajar tanpa ada yang memaksa dan

siswa tersebut memiliki kecenderungan disilin yang tinggi dalam

belajarnya. Dengan disiplin belajar, rasa malas, rasa enggan, dan rasa

menentang akan dapat teratasi sehingga siswa akan belajar sesuai harapan-

harapan yang terbentuk dari masyarakat.

Kedisiplinan belajar pada siswa ikut memberikan pengaruh

terhadap hasil belajar yang dicapainya. Siswa yang memiliki disiplin

belajar yang tinggi akan dapat belajar dengan baik, terarah dan teratur

sehingga dimungkinkan akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula.

Hal ini selaras dengan pendapat Walgito (1981:127) yaitu “Sekalipun

mempunyai rencana belajar yang baik, akan tetapi tinggal rencana kalau

tidak adanya kedisiplinan maka tidak akan berpengaruh terhadap

prestasinya”.

Dengan demikian peranan kedisiplinan sangat besar bagi siswa

karena dengan kedisiplinan belajar siswa akan mampu mengkondisikan

dirinya untuk belajar sesuai dengan harapan masyarakat. Dengan

kedisiplinan maka rasa malas, rasa enggan, akan dapat teratasi sehingga

hal ini memungkinkan siswa untuk mencapai hasil belajar yang

memuaskan.

Iklim Sekolah
Iklim sekolah merupakan bagaian dari lingkungan belajar yang akan

mempengaruhi kepribadian dan tingkah laku seseorang, sebab dalam

melaksanakan tugas sekolahnya seorang siswa akan selalu berinteraksi dengan

lingkungan belajarnya.

Iklim sekolah adalah suasana dalam organisasi sekolah yang diciptakan

oleh pola hubungan antar pribadi yang berlaku (Depdikbud, 1982). Pola

hubungan antar pribadi tersebut dapat meliputi hubungan antara guru dengan

murid, antara murid dengan murid, antara guru dengan guru dan antara guru

dengan pimpinan sekolah.

Iklim sekolah yang kondusif dapat dilihat dari keakraban, persaingan,

ketertiban organisasi sekolah, keamanan dan fasilitas sekolah. pola hubungan

yang kondusif itu akan mengembangkan potensi-potensi diri siswa secara

terarah sehingga pada akhirnya mereka merasa puas dalam belajar. Semakin

baik pola hubungan antar pribadi yang terjadi di lingkungan sekolah diduga

juga akan menyebabkan semakin tingginya prestasi belajar siswa.

Menurut Moedjiharto (2002:36-37) cirri sekolah yang memiliki iklim

yang baik adalah :

1. Adanya hubungan yang akrab, penuh pengertian, dan rasa kekeluargaan

antar civitas sekolah

2. semua kegiatan sekolah diatur dengan tertib, dilaksanakan dengan penuh

tanggungjawab dan merata


3. di dalam kelas dapat dilihat adanya aktivitas belajar mengajar yang tinggi

4. suasana kelas tertip, tenah, jauh dari kegaduhan dan kekacauan

5. meja kursi serta peralatan lainnya yang terdapat di kelas senantiasa ditata

dengan rapi dan dijaga kebersihannya

Dalam penelitian ini iklim sekolah memiliki indicator-indikator sebagai

berikut :

1. Hubungan antat civitas sekolah

2. Tata tertib sekolah

3. Aktivitas belajar mengajar

4. Suasana sekolah

5. Kerapian dan kebersiahn kelas

Prestasi Belajar

Setelah siswa mengalami proses belajar diharapkan siswa mengalami

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari kegiatan belajar. Salah saut

peetunjuk keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar adalah prestasi belajar

yang merupakan hasil belajar individu secara maksimal.

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau

dikerjakan, dan sebagainya). (Tim Penyusun KBBI, Depdikbud, 1996 : 787).

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan / ketrampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau nilai angka yang diberikan oleh guru. (Tim Penyusun KBBI, Depdikbud,

1996 : 787).

Penguasaan atau ketrampilan dalam prestasi adalah hasil belajar. Jadi

hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari

kegiatan belajar yang dilakukan.

Indikator yang dijadikan sebagai tolok ukur dalam menyatakan bahwa

proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, berdasarkan ketentuan

kurikulum yang disempurnakan yang saat ini digunakan adalah :

1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi baik secara individu maupun kelompok.

2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai siswa baik

individu maupun klasikal. Akan tetapi yang banyak dijadikan sebagai tolok

ukur keberhasilan dari keduanya adalah daya serap siswa terhadap

pelajaran.

Moch. Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993) menjelaskan bahwa acua

yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar adalah sebagai berikut :

1. Istimewa/maksimal :apabila seluruh bahan pelajaran yang disajikan itu

dapat dikuasai siswa.

2. Baik sekali/optimal : apabila sebagian besar (85%-94%) bahan pelajaran

yang diajarkan dapat dikuasai siswa.

3. Baik sekali/minimal : apabila sebagian besar (75%-84%) bahan pelajaran

yang diajarkan dapat dikuasai siswa.


4. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai

siswa.

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, secara umun

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi dua

yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor Internal

Faktor internal yaitu faktor – faktor yang berasal dari dalam diri

siswa yang belajar yang terdiri dari :

a. Faktor Fisiologis

Yang digolongkan dalam faktor fisiologis antara lain adalah

penglihatan, pendengaran dan kondisi fisiologis. Apabila penglihatan dan

pendengaran terganggu maka hal ini akan menghambat subyek yang

belajar. Gangguan ini antara lain dalam memperoleh atau memaki

informasi, dalam mempelajari catatan atau buku, sewaktu melakukan

pengamatan atau observasi.

Demikian pula halnya dengan kondisi fisiologis, yaitu kesegaran

jasmani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur, kesakitan yang diderita.

Hal ini mempengaruhi dalam proses belajar termasuk pendengaran dan

penglihatan pada waktu belajar juga dipengaruhi oleh kondisi fisiologis.

Faktor psikologis mencakup tentang :

Kecerdasan ( Intellegensi )

Kecerdasan merupakan salah satu faktor yang penting dalam

menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar. Pada umumnya


pada situasi yang sama anak yang lebih cerdas, prestasi belajarnya akan

lebih tinggi daripada anak yang kurang cerdas.

Bakat

Bakat baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata

sesudah belajar atau berlatih.

Jika bahan penjelasan yang dipelajari siswa sesuai dengan

bakatnya maka hasil belajarnya akan lebih baik karena ia senang

belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya.

Perhatian

Menurut Gazali, Perhatian adalah keaktifan jiwa yang

dipertinggi, jiwa itupun semata – mata tertuju pada suatu obyek ( benda

/ hal ) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar

yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan

yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa,

maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar.

Minat

Menurut Hilgard, rumusan tentang minat adalah kecenderungan

yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

Minat berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya

sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan

minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh

kepuasan.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak

akan belajar dengan sebaik – baiknya, karena tidak ada daya tarik

baginya.

Motivasi

Motivasi belajar oleh W.S Winkel ( 1983 ) diartikan sebagai

keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar

dan yang memberi arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang

dikehendaki siswa tercapai.

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non

intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah atau

semangat belajar, siswa yang bermotivasi kuat akan mempunyai

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat / fase dalam pertumbuhan

seseorang, dimana alat – alat tumbuhnya sudah siap melakukan

kecakapan baru.

Anak yang sudah siap ( matang ) belum dapat melaksanakan

kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak

sudah matang jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu

tergantung dari kematangan dan belajar.


Kesiapan ( Readiness )

Menurut Jamies Drever, kesiapan adalah kesediaan untuk

memberi response atau bereaksi.

Kesiapan perlu diperhatikan proses belajar, karena jika siswa

belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan

lebih baik.

Berfikir dan ingatan

Berfikir adalah suatu kegiatan berupa pelulusan gagasan

berdasarkan pengetahuan yang ada dengan memperhitungkan

hubungan sebab akibat dirangkaikan secara logik dan rasional.

Ingatan diartikan sebagai kegiatan kognitif yang memungkinkan

seseorang menyadari bahwa pengetahuan yang dimilikinya itu

bersumber dari masa lampau. Seorang siswa akan dapat belajar dengan

baik dan mampu mengikuti pelajaran selanjutnya bila siswa tersebut

bisa berfikir dengan logis dan mampu mengingat materi yang diajarkan

sebelumnya.

b. Faktor Kelelahan

Faktor kelelahan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa

dapat dibedakan menjadi :

Kelelahan Jasmani

Kelelahan jasmani terlihat dengan lelah lunglainya tubuh dan

timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh, kelelahan ini


terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran dalam tubuh,

sehingga darah tidak lancar pada bagian – bagian tertentu.

Kelelahan Rohani

Dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan,

sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

Dapat disimpulkan bahwa kelelahan dapat mempengaruhi

belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari

jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya, sehingga perlu

diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor – faktor yang berasal dari luar diri

siswa yang dapat mempengaruhi proses hasil belajar. Faktor eksternal terdiri

dari :

Faktor lingkungan belajar

Yang tergolong dalam faktor lingkungan belajar adalah faktor

lingkungan belajar didalam dan diluar sekolah. Lingkungan belajar

didalam sekolah terdiri dari :

Lingkungan Alam

Seperti suhu, pertukaran udara dan cahaya, penerangan serta tumbuh

– tumbuhan di dalam areal sekolah.

Lingkungan Fisik

Seperti gedung, instalasi, konstruksi, dan tata letak serta

perlengkapan belajar yang digunakan.

Lingkungan Sosial
Seperti suasana hubungan timbal balik antara semua personil yang

terlihat dalam kegiatan belajar. Dampak dari lingkungan alam

didalam sekolah yang menyenangkan dapat mempertinggi ketekunan

dan kegairahan dalam belajar.

Penggunaan meja, kursi dan papan tulis berada misalnya ini

lebih memungkinkan berlangsungnya proses belajar mengajar yang

bervariasi dan mendorong kegiatan belajar lebih bergairah.

Hubungan timbal balik yang baik, akrab diantara siswa, guru,

karyawan akan dapat merangsang terwujudnya masyarakat sekolah

yang gemar belajar.

Sedangkan faktor lingkungan belajar diluar sekolah meliputi :

Lingkungan Alam

Seperti flora dan fauna, topografi, serta jenis mata pencaharian

penduduk disekitar sekolah.

Lingkungan Fisik

Seperti perkantoran, perumahan rakyat, pabrik, jalan, jembatan, dan

tempat hiburan atau rekreasi.

Lingkungan Sosial

Seperti adat istiadat setempat, struktur sosial dan kegotong

royongan.

Kerangka Berpikir

Tiap orang selalu mengharapkan suatu keberhasilan dalam belajar. Keberhasilan

seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut munculnya

dari dalam diri siswa itu sendiri tetapi dapat pula dari luar diri siswa. faktor dari dalam diri

siswa dinamakan faktor internal dan faktor dari luar diri siswa dinamakan faktor eksternal.
Faktor dari dalam diri siswa yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

adalah faktor kedisiplinan siswa. sedangkan faktor luar diri siswa adalah faktor sosial yaitu

salah satunya adalah lingkungan sekolah dan lebih terfokus lagi pada iklim sekolah.

Sofchah Sulistiyowati (2001:3) menyatakan bahwa agar seorang siswa dapat belajar

dengan baik dan menghasilkan prestasai yang baik maka ia harus bersikap disiplin dalam

belajarnya. Sedangkan Depdikbud (1991:3) menjelaskan bahwa kedisiplinan adalah tingkat

konsistensi dan konsekuensi seseorang terhadap suatu komitmen atau kesepakatan bersama

yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai.

Depdikbut (1982) menjelaskan bahwa terjadinya pola hubungan antar pribadi yang

meliputi hubungan antara guru dengan murid, antara murid dengan murid, antara guru dengan

guru dan atara guru dengan pimpinan sekolah yang baik atau kondusif yang terlihat dari

keakraban, persaingan, ketertiban organisasi sekolah, keamanan dan fasilitas sekolah akan

mengembangkan potensi-potensi diri siswa secara terarah sehingga pada akhirnya mereka

merasa puas dalam belajar. Semakin baik pola hubungan antar pribadi yang terjadi di

lingkungan sekolah diduga akan menyebabkan semakin tingginya prestasi belajar siswa.

Dengan terjaganya faktor kedisiplinan siswa dan iklim sekolah diharapkan siswa

dapat mengembangkan kreatifitasnya dan tujuan belajar di SMK dapat tercapai.

Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul. ( Suharsimi Arikunto, 1992 : 62 )

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :


Ada pengaruh kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5

Semarang.

Ada pengaruh iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang.

Ada pengaruh kedisiplinan siswa dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II

SMK Negeri 5 Semarang.


BAB III

METODE PENELITIAN

Populasin Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian ( Suharsimi Arikunto,

1993 : 102 ). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMK

Negeri 5 Semarang yang terdiri dari tiga jurusan yaitu : jurusan elektro, mesin

dan bangunan. Sehingga dalam penelitian ini populasi berjumlah 290 siswa,

dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 3.1. Keadaan Populasi Penelitian

Jurusan Jumlah Siswa Tiap Kelas Jumlah


II KB-1 II KB-2
Bangunan 39
17 22
Mesin II MP-1 II MP-2 II MO-1 II MO-2
128
34 34 30 30
Elektro II LI-1 II LI-2 II LI-3 II LI-4
123
34 30 30 29
Total 290
Sumber : Data Statistik Jumlah Siswa SMK N 5 Semarang

Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi

Arikunto, 1987 : 104). Sedangkan menurut Sutrisno Hadi sampel adalah

sebagian individu yang diselidiki. Suharsimi Arikunto memberikan ancer-

ancer untuk penentuan sample yaitu jika jumlah populasi kurang dari 100

lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15%

atau 20% - 25% atau tergantung setidak – tidaknya :


1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana

2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek

3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.

( Suharsimi, Arikunto, 1991 : 107).

Jumlah sample yang diambil dalam penelitian ini sebesar 30% dari

jumlah populasi yang ada dengan pertimbangan wilayah yang menjadi tempat

penelitian hanya satu wilayah yaitu SMK Negeri 5 Semarang sehingga sample

yang diambil lebih besar dari ketentuan antara 10% - 15% atau 20% - 25%

Penentuan sampel dilakukan dengan teknik proportional random

sampling. Proportional digunakan untuk menentukan besarnya sample pada

tiap – tiap kelas sedangkan random adalah pengambilan sample dengan cara

mengacak jumlah sample yang ada yaitu dengan cara diundi. Jadi sampel yang

akan diteliti dari populasi sebanyak 290 siswa SMK N 5 Semarang adalah

30% X 290 = 87 siswa.

Untuk lebih jelasnya data sampel dalam penelitian ini diperlihatkan

pada tabel berikut ini :

Tabel 2. Sampel Penelitian

Jurusan Jumlah Siswa Tiap Kelas Jumlah


II KB-1 II KB-2
Bangunan 12
5 7
Mesin II MP-1 II MP-2 II MO-1 II MO-2
38
10 10 9 9
Elektro II LI-1 II LI-2 II LI-3 II LI-4
37
10 9 9 9
Total 87
Sumber : Data Statistik Jumlah Siswa SMK N 5 Semarang

Sehubungan dengan ini peneliti mengambil 30 % dari populasi 290

siswa, hal ini disebabkan karena waktu, tenaga dan biaya yang dimiliki oleh

peneliti sangat terbatas. Disamping itu luasnya pengamatan dari setiap subjek,
sehingga penulis berupaya untuk memperkecil jumlah resiko yang akan

dihadapi dalam peneliti.

Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu

penelitian (Suharsimi Arikunto, 1993 : 91). Sedangkan menurut Maman

Rachman variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi objek

pengamatan penelitian (Maman Rachman, 1998 : 44 ).

Dari konsep diatas dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah

segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian atau merupakan fakta –

fakta yang berperan dalam peristiwa yang akan diteliti.

Adapun variabel dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu variabel bebas

dan variabel terikatnya.

1. Variabel Terikat

a. Kedisiplinan Siswa (X1), kedisiplinan siswa dalam penelitian ini terdiri

atas kedisiplinan belajar disekolah dan kedisiplinan belajar siswa di

rumah. Disiplinan belajar siswa di sekolah dengan indicator : 1) patuh

dan taat terhadap tata tertib di sekolah, 2) persiapan belajar, 3)

perhatian terhadap pembelajaran di kelas, 4) perhatian terhadap materi

pelajaran dan 5) mengumpulkan tgas pada wkatunya, sedangkan

kedisiplinan belajar di rumah dengan indicator : 1) rencana atau jadwal

belajar, 2) ketaatan dan keteraturan dalam belajar, 3) mengerjakan

tugas pada waktunya, 4) belajar dalam tempat dan suasana

mendukung.
b. Variabel Iklim Sekolah (X2), dengan indikator : 1) hubungan antar

civitas sekolah, 2) tata tertib sekolah, 3) aktivitas belajar mengajar, dan

4) kerapian dan kebersihan lingkungan sekolah.

2. Variabel Terikat (Y)

Yaitu prestasi belajar siswa, prestasi belajar merupakan hasil yang

telah dicapai siswa dalam menguasai mata pelajaran yang telah diberikan

oleh guru.

Variabel ini diambil dengan menggunakan data kuantitatif berupa

rata-rata nilai raport yang diperoleh siswa kelas II SMK Negeri 5

Semarang tahun pelajaran 2003/2004. Nilai – nilai tersebut diperoleh dari

dokumen yang ada dikantor tata usaha.

Metode Pengumpulan Data

1. Metode kuesioner

Dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner langsung

dengan harapan responden akan dapat langsung menuangkan jawabannya

kedalam item – item kuesioner sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Untuk memudahkan responden dalam menjawab item – item kuesioner

maka dalam penelitian ini digunakan kuesioner tipe pilihan dengan empat

alternatif jawaban. Sehingga responden tinggal memilih jawaban yang

sesuai dengan pendapat atau keyakinan dirinya .

Alternatif jawaban yang ada pada setiap item angket merupakan

data kualitatif . Dari data kualitatif itu ditransformasikan kedalam data

kuantitatif dengan menggunakan simbol yang berupa angka. Dengan

demikian secara berurutan pengubahan data kualitatif menjadi data

kuantitatif adalah sebagai berikut :


a. Jawaban alternatif a diberi nilai 4

b. Jawaban alternatif b diberi nilai 3

c. Jawaban alternatif c diberi nilai 2

d. Jawaban alternatif d diberi nilai 1

Sedangkan angket yang berbentuk negatif system penskorannya

dibuat terbalik.

Metode ini digunakan untuk mengungkap data dari variabel

disiplin siswa dan iklim sekolah.

Sebelum menyusun angket terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur

yang sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Konsep ini

berbentuk kisi-kisi angket yang dijabarkan ke dalam indicator disesuaikan

dengan tujuan yang hendak dicapai. Masing-masing indicator diwakili satu

atau beberapa butir pertanyaan sebagai alat ukurnya.

2. Metode dokumentasi

Adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, legger, prasasti, notulen

rapat, agenda dan sebagainya. ( Suharsimi, Arikunto, 1989 : 188 ).

Metode ini digunakan untuk mengungkap variabel prestasi belajar

siswa. Dalam rangka mengungkap prestasi belajar siswa digunakan data

nilai semester

Validitas Dan Reliabilitas

Ada dua kriteria yang harus dipenuhi oleh alat pengumpul data sistem

alat tersebut digunakan, yaitu validitas dan reliabilitas.


Ada dua uji validitas yang dapat digunakan dalam penelitian yaitu

validitas isi dan validitas konstruksi. Validitas isi adalah suatu uji validitas

dengan mengkonsultasikan alat pengumpul data pada ahli, sedangkan

validitas konstruksi adalah suatu jenis uji validitas yang dilakukan secara

empiris.

Suatu alat pengukuran dikatakan valid bila alat tersebut jitu dan dapat

mengukur apa yang hendak diukur. Dua hal pokok dalam validitas adalah

kejituan dan ketelitian. Kejituan berkaitan dengan masalah bertepatan atau

kecermatan mengukur (Sutrisno Hadi, 1986 : 102).

Pengertian reliabilitas berkaitan dengan tingkat kestabilan kekonstanan

dan keajegan alat pengukur. Alat pengukur dikatakan reliabel apabila hasil

pengukuran yang diperoleh dari subjek yang sama menunjukan kestabilan,

kapan saja dan oleh siapa alat ukur itu digunakan.

Pengujian Validitas dan Reliabilitas dalam penelitian ini digunakan

pada angket variabel disiplin siswa dan iklim sekolah.

1. Validititas

Suatu alat instrumen dikatakan valid atau sahih apabila mempunyai

validitas yang tinggi, sebaliknya suatu instrumen yang kurang valid berarti

memiliki validitas yang rendah. ( Suharsimi Arikunto. 1991 : 136 ).

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

internal dengan menggunakan analisa faktor dengan cara mengkorelasikan

skor faktor dengan skor total .

Sedangkan rumus yang digunakan untuk menguji validitas diatas

adalah sebagai berikut :

NΣxy − (Σx) (Σy)


rxy =
( NΣX − (Σx)2 ) ( NΣy 2 − (Σy)2 )
2
Keterangan :

rxy : koefisien korelasi

x : nilai faktor tertentu

y : nilai faktor total

Hasil perhitungan validitas tersebut untuk selanjutnya

dikonsultasikan dengan tabel koefisien korelasi. Adapun langkah - langkah

untuk mencari validitas setiap faktor ini adalah :

a. Membuat tabel analisa faktor unutuk variabel x1 dan x2 .

b. Mengkorelasikan jumlah skor masing-masing faktor dengan skor

total.

c. Hasil yang diperoleh dari masing masing perhitungan tersebut

dikonsultasikan dengan r produk moment.

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada instrumen bahwa instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena

instrumen tersebut sudah baik sehingga mampu mengungkap data yang

bisa dipercaya . (Suharsimi Arikunto. 1992 : 147).

Uji reliabilitas menggunakan rumus Alfa untuk mencari reliabilitas

instrumen yang skornya bukan 1 dan 0.

 k   Σσ 2 b 
r11 =   1 − 2 
 (k − 1)   σt 

Keterangan :

r11 : Reliabilitas instrumen

K : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Σ σb2 : Jumlah varians butir


σ T2 : Varians total

Jika r11 > rtabel instrumen dikatakan reliabel dan jika r11hitung < r11tabel

instrumen dikatakan tidak reliabel (Suharsimi Arikunto, 1998 : 193).

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari suatu penelitian harus dianalisa terlebih

dahulu secara benar agar dapat ditarik suatu kesimpulan yang merupakan

jawaban yang tepat dari permasalahan yang diajukan. Ada dua teknik analisis

data yang digunakan dalam penelitian yaitu :

1. Metode Analisis Deskriptif Persentase.

Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel – variabel. Yang

ada pada penelitian ini yang terdiri dari : tingkat disiplin siswa dan iklim

sekolah. Variabel - variabel tersebut terdiri dari beberapa indikator yang

sangat mendukung dan kemudian indikator tersebut dikembangkan

menjadi instrumen ( angket ).


Langkah - langkah yang yang digunakan untuk mengkaji variable-variabel yang

ada dalam penelitian ini yang terdiri dari tingkat kedisiplinan siswa dan iklim sekolah.

Variable-variabel tersebut terdiri dari beberapa indicator yang sangat mendukung dan

kemudian indicator tersebut dikembangakn menjadi instrumen (angket).

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini adalah

sebagai berikut :

a. Membuat tabel distribusi jawaban angket.

b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah

ditetapkan.

c. Menjumlah skor jawaban yang diperoleh dari tiap - tiap responden.

d. Memasukkan skor tersebut kedalam rumus sebagai berikut :


n
%= x100% (Muhammad Ali, 1984 :184)
N

Keterangan :

n = Jumlah nilai yang diperoleh

N = Jumlah nilai ideal (jumlah reponden x jumlah soal x skor

tertinggi).

e. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kategori.

f. Kesimpulan berdasarkan tabel kategori.

Untuk menentukan kategori DP yang diperoleh dibuat tabel

kategori yang disusun melalui perhitungan sebagai berikut :

1) Persentase maksimal = (4/4) x 100% = 100%

2) Persentase minimal = (1/4) x 100% = 25%

3) Rentang persentase = 100% - 25% = 75%

75%
4) Interval kelas persentase = 4 = 19%

5) Membuat tabel interval kelas persentase dan kategori sarana dan

lingkungan sebagai berikut :

Tabel 3.3. Interval Kelas Persentase dan Kategorinya

Kriteria
Interval
Disiplin Siswa Iklim Sekolah
81% < % < 100% Sangat disiplin Sangat baik

63% < % < 81% Disiplin Baik

44% < % < 63% Cukup disiplin Cukup baik

25% < % < 44% Tidak disiplin Jelek

2. Analisis Regresi Analisis ini bertujuan membuat model matematika yang

menunjukan hubungan antara X dan Y, dari masing masing variabel bebas

terhadap variabel terikat. Sebelum dilakukan analisis korelasi, dilakukan

beberapa uji persyaratan analisa korelasi, sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data

berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Jika data yang

diperoleh berdistribusi normal maka statistika yang digunakan adalah

statistika parametrik. Jika data yang diperoleh tidak berdistribusi

normal maka statistika yang digunakan adalah statistika non

parametrik.

Rumus Chi-kuadrat yang digunakan adalah :

( Oi – Ei )2
χ2 = ∑
Ei

Keterangan :

χ2 : Chi-kuadrat

Oi1 : hasil dari penelitian


Ei : hasil yang diharapkan

K : banyaknya kelas interval

Populasi berdistribusi normal jika χ2 hitung ≤ χ2 tabel.

b. Uji Homogenitas

Untuk menguji homogenitas menggunakan uji Bartlet dengan metode

satistik χ2 , dengan rumus sebagai berikut:

χ2 = (Ln 10) {B - Σ(ni –1)log Si2

B = (Log s2)Σ
Σ(ni –1)

∑ (n i − 1)Si
2
S2 =
∑ (n i − 1)

Kemudian dari perhitungan tersebut dikonsultasikan

dengan tabel pada α = 5% dan dk = k-1 maka data dinyatakan

homogen apabila χ2 < χ2tabel. (Sudjana, 1996: 262-263).

c. Uji Kelinieran

Bentuk persamaan regresi Y atas X adalah :

Y = a + bX

Rumus koefisien a dan b adalah :

a=
(∑ Y )(∑ X 2 )− (∑ X )(∑ XY )
2
N ∑ X 2 − (∑ X )

N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
b= 2
N ∑ X 2 − (∑ X )

(Sudjana, 1996 : 315)


Untuk menguji keberartian persamaan regresi dan uji

kelinieran garis regresi digunakan analisis varians seperti tabel

berikut :

Tabel 3.4. Analisis Varians Untuk Regresi

Sumber variasi dk JK KT F

∑Y ∑Y
2 2
Total n i i

Reg (a) 1 JK (a) JK (a)

Reg (b|a) 1 JK (a|b) S2reg = JK (b|a) S 2 reg


Residu n– JKres JK res S 2 res
S 2 res =
n−2
1

Tuna cocok k–2 JK (TC) JK(TC)


S 2 TC =
k−2 S 2 TC
Kekeliruan n-2 JK (E)
JK(TC) S2 E
S2 E =
k−2

(Sudjana, 1996 : 332)

Keterangan :

JK (T) = ΣY2

(∑ Y ) 2

JK (a) =
n

 (∑ X )(∑ Y )
JK (b|a)= b ∑ XY − 
 n 

∑ (Y − Y )
2
JKres =

 (∑ Yi ) 
2

JK (E) = ∑ ∑ Yi −
2

xi  ni 
 

JK = Jumlah kuadrat
db = Derajat kebebasan

KT = Kuadrat total

Dari tabel di atas sekaligus diperoleh dua hasil yaitu :

S 2 reg
1) Harga F1 = untuk uji keberartian persamaan regresi
S 2 res

Jika F1 > Ftabel pada dk pembilang 1 dan dk penyebut (n-2)

dengan taraf signifikansi 5% maka persamaan regresi

tersebut dinyatakan signifikan.

S 2 (TC)
2) Harga F2 = untuk uji kelinieran persamaan regresi
S 2 (E)

Jika F2 < Ftabel pada dk pembilang (k-2) dan dk penyebut (n-

k) dengan taraf signifikansi 5% maka persamaan regresi

tersebut dinyatakan linier.

d. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi linier ganda dengan langkah-langkah.


1) Mencari Persamaan Regresi

Untuk mencari persamaan regresi ganda digunakan rumus:

Y = bo + b1 X1 + b2 X2

Dimana:

b1 =
(∑ x )(∑ x y ) − (∑ x x )(∑ x y )
2
2 1 1 2 2

(∑ x )(∑ x ) − (∑ x x )
1
2
2
2
1 2
2

(∑ x )(∑ x y ) − (∑ x x )(∑ x y )
2
1 2 1 2 1

b2 =
(∑ x )(∑ x ) − (∑ x x )
1
2
2
2
1 2
2
b0 = Y − b1 X1 − b 2 X 2

(Sudjana, 1996: 122)


2) Menguji keberartian persamaan regresi ganda

Untuk menguji keberartian persamaan regresi ganda digunakan rumus:

KT reg
F=
KT res

(Sudjana, 1992: 93)

Dimana:

JKreg
KT reg = k

JKres
KT res = n − k −1

JK reg = b1 ∑ x1y + b 2 ∑ x 2 y

= ∑ y − JKreg
2
JK res

(Sudjana, 1992: 91)

Persamaan regresi tersebut signifikan apabila F hitung >F tabel, dengan dk

pembilang = k dan dk penyebut = N – k –1.

3) Menentukan koefisien korelasi ganda

Untuk menentukan koefisien korelasi ganda digunakan rumus:


JKreg
R=
∑y
2

4) Menentukan koefisien korelasi parsial

Untuk menentukan koefisien korelasi parsial antara X1 dengan Y apabila X2

dikontrol digunakan rumus :

ry1 − ry2r12
ry1.2 =
(1 − r )(1 − r )
y2
2
12
2

Untuk menguji keberartiannya digunakan rumus:

ry12 n − 3
t=
2
1 − ry12

Koefisien korelasi tersebut signifikan apabila t > t tabel

dengan dk = N- 3.

Untuk menentukan koefisien korelasi parsial antara X2 dengan Y apabila X1

dikontrol digunakan rumus:

ry2 − ry1r12
ry2.1 =
(1 − r )(1 − r )
y1
2
12
2

Untuk menguji keberartiannya digunakan rumus:

r y21 n − 3
t=
2
1 − ry21

Koefisien korelasi tersebut signifikan apabila t > t tabel dengan

dk = N– 3.
5) Mencari Sumbangan Efektif (SE)

Analisis ini merupakan perhitungan untuk menemukan

seberapa besar sumbangan efektif dari masing - masing

prediktor terhadap prediksi. Sumbangan efektif dicari jika

prediktornya lebih dari satu. Dalam penelitian ini prediktor ada

dua yaitu motivasil belajar (X1) dan peralatan belajar (X2),

maka untuk menemukan sumbangan efektif adalah:

b1 ∑ x1 y
SE X1 = x Efektivitas garis regresi
JK reg

b2 ∑ x 2 y
SE X2 = x Efektivitas garisregresi
JK reg

JK (reg)
Dimana, Efektivitas garis regresi = x 100%
∑ y2
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Deskripsi Variabel Penelitian

Gambaran dari masing-masing variable dalam penelitian ini yaitu

kedisplinan (X1), iklim sekolah (X2) dan prestasi belajar (Y) dapat dilakukan

dengan analisis deskriptif persentase.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase (lampiran 13) untuk kedisplinan siswa

diperoleh persentase 77,86%. Persentase sebesar 77,86% berdasarkan table kategori kedisplinan

pada bab III trmasuk kategori baik. Selanjutnya ditinjau dari tiap-tiap factor penunjang

kedisiplinan yang terdiri dari kedisiplinan belajar siswa di sekolah dan kedisplinan belajar di

rumah berdasarkan analisis deskriptif persentase pada lampiran menunjukan bahwa kedisiplinan

belajar siswa di sekolah termasuk kategori baik (78,87%) dan kedisiplinan belajar di rumah

termasuk kategori baik pula (76,60%). Dilihat dari bobot persentasenya menunjukan bahwa

kedisplinan belajar siswa di sekolah lebih baik dibandingkan dngan kedisplinan belajar di rumah.

Hasil analisis deskriptif persentase untuk variable iklim sekolah (lampiran 13) menunjukan bahwa

iklim sekolah di SMK N 5 termasuk kategori baik (75,03%).

Dalam mendiskripsikan prestasi belajar siswa yaitu prestasi maka kita

berpedoman pada ketentuan penilaian seperti yang tertulis pada ketentuan yang

ada pada buku raport. Pada buku raport, rentangan nilai prestasi belajar siswa

dmulai dengan nilai 0 – 10. nilai-nilai tersebut memiliki makna sendiri-sendiri

sebagai berikut :

Tabel 4.1 Keterangan Nilai dengan Angka

No Nilai Keterangan
1. 10 (sepuluh) Istimewa
2. 9 (sembilan) Baik sekali
3. 8 (delapan) Baik
4. 7 (tujuh) Lebih dari cukup
5. 6 (enam) Cukup
6. 5 (lima) Hampir cukup
7. 4 (empat) Kurang
8. 3 (tiga) Kurang sekali
9. 2 (dua) Buruk
10. 1 (satu) Buruk sekali
Sumber : Norma Penilaian SMK Negeri 5 Semarang

Rata-rata prestasi belajar siswa berdasarkan hasil penelirian (lampiran 12)


adalah 7,25. Rata-rata prestasi belajar sebesar 7,25 berdasarkan table di atas
termasuk kategori lebih dari cukup. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan siswa
masih perlu diringkatkan.
Uji Prasyarat Analisis regresi.

Uji prasyarat analisis regresi merupakan prosedur yang harus dilaksanakan


dan dipenuhi, sehingga simpulan yang diambil dari hasil analsis regresi dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya apabila syarat-syarat analisisnya telah
dipenuhi. Prasyarat uji analisis regresi meliputi uji normalitas, uji homogenitas,
dan uji linieritas garis regresi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data yang digunakan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Hal ini menggunakan rumus X2 dengan
criteria bahwa data berdistribusi normal apabila harga X2hitung < X2tabel pada taraf
signifikansi 5%. Hasil perhitungan uji normalitas data kedisiplinan, iklim sekolah
dan prestasi belajar siswa diperoleh hasil seperti pada table berikut :
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data

Variabel dk Xhitung Xtabel Kriteria


X1 3 5,4248 7.81 Normal
X2 3 4,7171 7,81 Normal
Y 3 2,9989 7,81 Normal
Sumber : Data penelitian, diolah
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data yang digunakan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh homogen atau tidak. Uji ini menggunakan rumus bartlet dengan criteria
bahwa data yang dinyatakan homogen apabila X2hitung < X2tabel pada taraf
signifikansi 5%. Hasil perhitungan uji homogenitas data kedisiplinan, iklim
sekolah dan prestasi belajar siswa memperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Data

Sumber variasi dk Xhitung Xtabel Kriteria


X1 -Y 35 21.965 49.80 Homogen
X2 -Y 31 17.524 44.99 Homogen
Sumber : Data penelitian, diolah
c. uji Linieritas Garis Regresi
Uji linieritas garis regresi dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
yang diperoleh berbentuk linier atau tidak. Jika data berbentuk linier, maka
penggunaan analisis regresi linier pada pengujian hipotesis dapat
dipertanggungjawabkan akan tetapi jika tidak linier, maka harus digunakan
analisis regresi non linier. Uji linieritas garis regresi dalam penelitian ini
menggunakan uji F dengan criteria yaitu data dinyatakan linier apabila harga
F2hitung < F2tabel pada taraf signifikansi 5%. Perhitungan uji linieritas garis regresi
memperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Uji Linieritas Garis Regresi

Sumber dk dk Xhitung Xtabel Kriteria


variasi Pembilang Penyebut
X1 -Y 1 85 0.973 1.666 Homogen
X2 -Y 1 85 1.040 1.666 Homogen
Sumber : Data penelitian, diolah
Pengujian Hipotesis

Sebagaimana dinyatakan dalam bab II hipotesis dalam penelitian ini ada


tiga yaitu :
Ada pengaruh kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5

Semarang.

Ada pengaruh iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri

5 Semarang.

Ada pengaruh kedisiplina sekolah dan iklim terhadap prestasi belajar siswa kelas

II SMK Negeri 5 Semarang.

Berikut ini akan dilakukan pengujian terhadap ketiga hipotesis kerja yang
dirumuskan dalam penelitian ini :
a. Pengujian Hipotesis I

Dalam rangka menguji hipotesis yang pertama tersebut maka


dinyatakan hipotesis nihil sebagai berikut : ” Tidak ada pengaruh kedisiplinan
terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang.”.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana
(lampiran 19) diperoleh persamaan Ŷ = 5.508+0.021X1. Untuk menguji
signifikansi dari persamaan regresi tersebut digunakan analisis varians untuk
regresi. Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 19) diperoleh Fhitung = 55.684
> Ftabel = 3.953 untuk ∝ = 5% dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut 87 –
2 = 85. Karena Fhitung > Ftabel , hal ini menunjukan bahwa persamaan regresi
tersebut signifikan sehingga hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi ” Tidak ada
pengaruh kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5
Semarang”. Ditolak dan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi ” Ada pengaruh
kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5
Semarang”. Diterima.
Hubungan kedisiplinan (X1) dengan prestasi belajar siswa (Y) dapat
diketahui dari harga koefisien korelasi. Berdasarkan hasil analisis (lampiran
19) diperoleh koefisien korelasi atau R yaitu 0,63. Keberartian dari koefisien
korelasi tersebut dapat diuji dengan menggunakan uji t. Berdarkan hasil
analisis (lampiran 19) diperoleh thitung = 7,462 > dari ttabel = 1,99 pada ∝ = 5%
dengan dk = 87 – 2 = 85. karena thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien korelasi tersebut signifikan.
Besarnya pengaruh atau kontribusi yang diberikan oleh kedisiplinan
terhadap prestasi belajar siswa dapat diketahui dari harga koefisien
determinasi atau R2. berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 19) diperoleh
harga R2 = 39,6%. Dengan demikian besarnya pengaruh kedisiplinan adalah
39,6% dan selebihnya prestasi belajar dipengaruhi oleh factor lain selain
kedisiplinan sebesar 60,4%.
b. Pengujian Hipotesis II

Dalam rangka menguji hipotesis yang kedua tersebut maka dinyatakan


hipotesis nihil sebagai berikut : “Tidak ada pengaruh iklim sekolah terhadap
prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang”.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana
(lampiran 20) diperoleh persamaan Ŷ = 5.886+0.024X2. Untuk menguji
signifikansi dari persamaan regresi tersebut digunakan analisis varians untuk
regresi. Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 20) diperoleh Fhitung = 42.453
> Ftabel = 3.953 untuk ∝ = 5% dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut 87 –
2 = 85. Karena Fhitung > Ftabel , hal ini menunjukan bahwa persamaan regresi
tersebut signifikan sehingga hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “Tidak ada
pengaruh iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5
Semarang”. Ditolak dan hipotesis kerja (Ha) “Ada pengaruh iklim sekolah
terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang”. Diterima.
Hubungan kedisiplinan (X2) dengan prestasi belajar siswa (Y) dapat
diketahui dari harga koefisien korelasi. Berdasarkan hasil analisis (lampiran
20) diperoleh koefisien korelasi yaitu 0,58. Keberartian dari koefisien korelasi
tersebut dapat diuji dengan menggunakan uji t. Berdarkan hasil analisis
(lampiran 20) diperoleh thitung = 6,516 > dari ttabel = 1,99 pada ∝ = 5% dengan
dk = 87 – 2 = 85. karena thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien korelasi tersebut signifikan.
Besarnya pengaruh atau kontribusi yang diberikan oleh kedisiplinan
terhadap prestasi belajar siswa dapat diketahui dari harga koefisien
determinasi atau R2. berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 20) diperoleh
harga R2 = 33,3%. Dengan demikian besarnya pengaruh kedisiplinan adalah
39,6% dan selebihnya prestasi belajar dipengaruhi oleh factor lain selain
kedisiplinan sebesar 66,7%.
c. Pengujian Hipotesis I

Dalam rangka menguji hipotesis yang kedua tersebut maka dinyatakan


hipotesis nihil sebagai berikut : “Tidak ada pengaruh kedisiplinan sekolah dan
iklim terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang”.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana
(lampiran 22) diperoleh persamaan Ŷ = 5.251 + 0.013X2. Untuk menguji
signifikansi dari persamaan regresi tersebut digunakan analisis varians untuk
regresi. Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 22) diperoleh Fhitung =
36.856> Ftabel = 3.105 untuk ∝ = 5% dengan dk pembilang = k = 2 dk
penyebut = n – k – 1 = 87 – 2 – 1 = 84. Karena Fhitung > Ftabel , hal ini
menunjukan bahwa persamaan regresi tersebut signifikan sehingga hipotesis
nihil (Ho) yang berbunyi “Tidak ada pengaruh kedisiplinan sekolah dan iklim
terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang”. Ditolak
dan hipotesis kerja (Ha) ““Ada pengaruh kedisiplinan sekolah dan iklim
terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang”.”. Diterima.
Hubungan kedisiplinan (X1) dan iklim sekolah (X2) dengan prestasi

belajar siswa (Y) dapat diketahui dari harga koefisien korelasi. Berdasarkan

hasil analisis (lampiran 22) diperoleh koefisien korelasi secara simultan atau

bersama-sama sebesar 0.684. Keberartian dari koefisien korelasi tersebut

dapat diuji dengan menggunakan uji F seperti pada uji keberartian persamaan

regresi. karena Fhitung > Ftabel, maka korelasi sebesar 0,684 ini signifikan.

Sumbangan kedisiplinan (X1) secara simultan atau secara bersama-sama dapat

diketahui dari besarnya R2 yaitu 46,7% yang terbagi atas 28,086% adalah

sumbangan dari kedisiplinan dan 18,653 adalah sumbangan iklim sekolah.

Pembahasan

Berdasarkan analisis deskriptif persentase menunjukan bahwa kedisiplinan siswa

termasuk kategori baik dengan persentase sebesar 77,86%. Dengan tingginga kedisiplinan siswa

tersebut maka hal ini dapat menjadi penunjang terhadap mereka dalam belajar secara sungguh-
sungguh sehingga mereka mampu berprestasi dengan baik. Komponen pada variable kedisiplinan

yang paling menunjang adalah kedisiplinan belajar siswa disekolah dengan persentase 78,87% dan

termasuk kategori baik, selanjutnya baru disusul oleh kedisiplinan belajar di rumah dengan

persentase sebesar 76,60% dan termasuk kategori baik pula. Baiknya kedisiplinjan belajar siswa di

sekolah tersebut ditunjukan dengan kepatuhan para siswa terhadap tata tertib yang berlaku,

kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran, tingginya perhatian siswa terhadap kegiatan

pembelajaran dikelas, dan tingginya perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang dismpaikan

oleh guru.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar siswa yaitu 7,25 dan

termasuk lebih dari cukup. Oleh karena itu perlu adanya usaha secara bersama-sama baik dari

sekolah, guru, orang tua dan pihak-pihak lain yang terkait untuk mendukung kegiatan belajar siswa

sehingga prestasi belajar siswa akan memuaskan.

Brdasarkan uji pengaruh antara kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa terbukti

bahwa ada pengaruh yang signifikan yang dibuktikan dari analisis varians yang diperoleh Fhitung =

55,684 > Ftabel = 3,953. Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh dimana koefisien regresi

bertanda posistif maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara kedisiplinan

dengan prestasi belajar siswa. Bentuk pengaruh yang diperoleh dari persamaan tersebut adalah jika

variabel kedisiplinan ditingkatkan sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan meningkatknya

prestasi belajar siswa sebesar 0,021 pada konstanta2,508. dan sebaliknya jika skor variabel

kedisiplinan menurun sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan menurunya prestasi belajar

siswa sebesar 0,021 pada konstanta 2,508.

Keeratan hubungan antara kedisiplinan dengan prestasi belajar dapat diketahui dari

koefisien korelasi yang diperoleh, sedangkan berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa

korelasi antara kedisiplinan siswa dengan prestasi belajar siswa yaitu 0,63. harga koefisien korelasi

sebesar 0,63 ini termasuk kategori sedangk karena berada pada rentang indek korelasi 0,6 – 0,8,
besarnya pengaruh kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa adalah 39,6%. Pengaruh dari

variabel lain selain kedisiplinan adalah 60,4%.

Berdasarkan uji pengaruh antara iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa terbukti

bahwa ada pengaruh yang signifikan yang dibuktikan dari analisis varians yang memperoleh Fhitung

= 36,856 > Ftabel = 3,953. berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh dimana koefisien regresi

bertanda positif maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara iklim sekolah

dengan prestasi belajar siswa. Bentuk pengaruh yang diperoleh dari persamaan tersebut adalah jika

variabel iklim sekolah ditingkatkan sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan meningkatnya

prestasi belajar siswa sebesar 0,024 pada konstanta 5,886. dan sebaliknya jika skor variabel iklim

sekolah menurun sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan menurunnya prestasi belajar siswa

sebesar 0,024 pada konstanta 5,886.

Keeratan hubungan antara iklim sekolah dengan prestasi belajar dapat diketahui dari

koefsien korelasi yang diperoleh, sedangkan berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa

korelasi antara iklim sekolah dengan prestasi belajar siswa yaitu 0,58. harga koefsien korelasi

sebesar 0,58 ini termasuk kategori sedang karena berada pada indeks korelasi 0,4 – 0,6. Dengan

demikian iklim sekolah bukan merupakan hal utama dalam menentukan baik buruknya prestasi

belajar siswa. Hal ini disebabkan karena masih ada variabel lain yang mempunyai peranan lebih

besar terhadap baik tidaknya prestasi belajar siswa misalnya adalah kecerdasan siswa. Besarnya

pengaruh iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa adalah 33,3%. Pengaruh dari variabel lain

selain iklim sekolah adalah 66,7%.

Berdasarkan uji pengaruh antara kedisiplinan dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar

siswa menunjukan adanya pengaruh yang signifikan yang dibuktikan dari analisis varian yang

diperoleh Fhitung =36,856 > Ftabel = 3,856. berdasarkan persamaan regresi ganda yang diperoleh

dimana koefisien korelasi b1 dab b2 bertanda positif maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh

yang positif antara kedisiplinan dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa. Bentuk

pengaruh yang diperoleh dari persamaan tersebut adalah jika variabel kedisiplinan dan iklim
sekolah ditingkatkan sebesar 1,234 + 0,764 pada konstanta 5,251. dan sebaliknya jika skor

variabel kedisiplinan dan iklim sekolah menurun sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan

menurunnya prestasi belajar siswa sebesar 1,234 + 0,764 pada konstanta 5,251.

Keeratan hubungan antara kedidiplinan dan iklim sekolah dengan prestasi belajar dapat

diketahui dari koefisien korelasi secara simultan. Dari hasil perhitungan menunjujakan bahwa

koefisien korelasi antara kedisiplinan dan iklim sekolah dengan prestasi belajar siswa adalah

0,684. harga koefisien korelasi yang bertanda positif tersebut menunjukan adanya hubungan positif

antara variabel kedisiplinan dan iklim sekolah dengan prestasi belajar siswa. Dengan demikian

semakin tinggi kedisiplinan siswa dan semakin baik iklim sekolah maka akan semakin baik pula

prestasi belajar siswa dan sebaliknya semakin rendah kedisiplinan siswa dan iklim sekolah maka

akan semakin jelek pula prestasi belajar siswa.

Besarnya pengaruh kedisiplinan dan iklim sekolah terhadap Y prestasi belajar siswa

secara bersama-sama adalah 46,7%. Sedangkan sisanya yaitu 53,3% dari prestasi belajar siswa

ditentukan oleh variabel lain selain ke4disiplinan dan iklim sekolah yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

Mengacu dari hasil penelitian ini dimana diketahui bahwa kedisiplinan siswa dan iklim

sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa maka perlu kiranya bagi siswa, guru, kepala

sekolah dan wali murid untuk memperhatikan hal tersebut agar proses belajar mengajar dapat

memperoleh hasil yang memuaskan. Dilihat dari besarnya pengaruh dari kedua variabel bebas

dalam penelitian ini menunjukan bahwa kedisiplinan yang memberikan pengaruh yang lebih besar.

Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa diharapkan baik para guru

maupun para siswa itu menitik beratkan pada hal tersebut disamping memperhatikan pula pada

komponen iklim sekolah maupun komponen yang lainnya yang ikut mempengaruhi prestasi

belajar siswa. Jika hendak meningkatkan kedisiplinan siswa, dapat dilakukan dengan cara

meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di rumah. Hal ini perlu dilakukan karena pada factor

kedisiplinan belajar di rumah lebih rendah jika dibandingkan dengan kedisiplinan belajar siswa di
sekolah. Sedangkan njika hendak meningkatkan iklim sekolah maka perlu meningkatkan

hubungan antar civitas sekolah, meingkatkan standar tata tertib yang berlaku di sekolah,

meningkatkan aktivitas belajar mengajar, meningkatkan suasana sekolah yang lebih kondusif, dan

meningkatkan kerapian dan kebersihan kelas maupun lingkungan sekolah.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Kedisiplinan siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang adalah baik dengan persentase 77,86%.

2. Iklim sekolah di SMK Negeri 5 Semarang adalah baik dengan persentase 75,03%.

3. Persentase belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang adalah lebih dari cukup yaitu rata-

rata 7,25.

4. Ada pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa kelas II

SMK Negeri 5 Semarang.

5. ada pengaruh yang signifikan antara iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II

SMK Negeri 5 Semarang.

6. secara simultan atau bersama-sama antara kedisiplinan dan iklim sekolah berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang sebesar 46,7%, yang terbagi

atas 38,086% adalah pengaruh dari kedisiplinan dan 18,653% adalah pengaruh dari iklim

sekolah. Dengan demikian selain kedisiplinan dan iklim sekolah, prestasi belajar siswa juga

ditentukan faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini sebesar 53,5%.

B. Saran

Setelah mengadakan penelitian ini penulis menyatakan saran-saran sebagai


berikut :
1. Karena variabel kedisiplinan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap prestasi belajar

siswa dibandingkan dengan iklim sekolah, maka untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

hendaknya guru dapat lebih meingkatkan kedisiplinan belajar siswa, terutama pada
kedisiplinan belajar siswa di rumah melalui pemberian tugas-tugas rumah dengan frekuensi

yang lebih sering.

2. Walaupun iklim sekolah memberikan pengaruh yang lebih kecil terhadap prestasi belajar

siswa dibandingkan kedisiplinan siswa, tetapi untuk meningkatkan prestasi belajar hendaknya

variabel ini harus dipertahankan. Untuk itu sekolah hendaknya meningkatkan iklim sekolah

yang lebih baik, melalui peningkatan antar civitas sekolah, peningkatan pelaksanaan tata

tertib sekolah, peningkatan aktivitas belajar mengajar, peningkatan suasana sekolah yang lebih

kondusif, dan peningkatan kerapian serta kebersihan kelas.

3. hendaknya sekolah dalam membuat tata tertib melibatkan perwakilan wali murid dan

perwakilan siswa, agar tata tertib yang berlaku disekolah merupakan hasil kesepakatan

bersama sehingga siswa akan lebih mematuhi tata tertib tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Andi, Rasdiyanah, 1995. Pendidikan Agama Islam. Bandung : Lubuh Agung.

Bimo, Walagito, 1989. Bimbingan dan Penyluhan di Sekolah. Yogyakarta : Andi Offset.

Departemen Pendidikan Nasional. 1982. Administrasi Pendidikan Materi Dasar Akta V. Jakarta :
Dirjen Dikti.

Depdikbud. 1985. Pedoman dan Petunjuk Pelaksanaan Latihan Kepemimpinan Siswa. Jakarta :
Direktorat Jendral Dikdasmen, Pembinaan Siswa.

-------------, 1985. Petunjuk Pelaksanaan Upacara Bendera di Sekolah. Jakarta : Direktorat Jendral
Dikdasmen, Pembinaan Siswa.

-------------, 1985. Mengembangkan Kemampuan Belajar. Jakarta : Direktorat Jendral Dikdasmen,


Pembinaan Siswa.

Hurlock, Elizabeth, E., 1999. Perkembangan Anak : Erlangga.

Oemar, Hamalik. 1985. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Sudjana, 1983. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung : Tarsito.

Sudjana, 1996. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Suharsimi, Arikunto. 1990. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT.


Bumi Aksara.

Suharsimi, Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Yogyakarta : Rineka Cipta.

Sumadi, Suryabrata. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sutrisno, Hadi. 1981. Statistik. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

Sutrisno, Hadi. 1987. Metode Research. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

Singgih D., Gunarso. 1983. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : PT BPK Gunung
Mulia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
1990. Jakarta : Diperbanyak Oleh Media Wiyata.

Moh Uzer Usman, Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

W.S. Winkel. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai