Anda di halaman 1dari 28

STATE BASED MANAGEMENT SEBAGAI DNA SISTEM PENGELOLAAN

SDA DEMI MENJAGA KELESTARIAN ALAM UNTUK KESEJAHTERAAN


MASYARAKAT

Diikutkan pada lomba Karya Tulis Ekonomi Islam

Disusun oleh :
Nida Afifah (0807103)

PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI


FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2011
LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH EKONOMI SYARIAH


Judul:

STATE BASE MANAGEMENT SEBAGAI DNA SISTEM PENGELOLAAN SDA DEMI MENJAGA
KELESTARIAN ALAM UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Disusun Oleh:

NIDA AFIFAH
NIM. 0807103
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT. Yang telah
menganugerahkan ni’matnya kepada kita bersama. Sholawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada Rosul pilihan Muhammad SAW. keluarga dan sahabatnya
serta penerus risalahnya sampai akhir zaman.

Selanjutnya ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada panitia


TEMILNAS X FOSSEI 2011 selaku pelaksana LOMBA KARYA TULIS
EKONOMI ISLAM yang telah membuka kesempatan bagi kami untuk ikut
berpartisipasi dan menyampaikan aspirasi melalui makalah ini dalam kompetisi
yang diselenggarakan. Tak lupa terimakasih pula dihaturkan kepada seluruh
pihak-pihak yang ikut membantu selesainya penulisan makalah ini.

Akhirnya kepada Allah SWT. kami panjatkan semoga makalah ini bisa
memiliki makna dan memberi manfaat bagi kita bersama. Amiien.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

RINGKASAN MAKALAH............................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar belakang.................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................. 4

C. Tujuan Penulisan................................................................................ 4

BAB II TELAAH PUSTAKA.......................................................................... 5

2.1. Gambaran Umum State Based Management......................................... 5

2.2. Gambaran Umum Mengenai DNA dalam Aspek Ekonomi.................. 5

2.3. Gambaran Umum Mengenai Sumber Daya Alam................................. 6

2.4 Gambaran Umum Mengenai Kesejahteraan Masyarakat................... 6

BAB III METODE PENULISAN.................................................................... 7

3.1 Jenis Penelitian................................................................................. 7

3.2 Prosedur Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data.................... 7

BAB IV PEMBAHASAN................................................................................ 9

Analisis SWOT............................................................................................. 17

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 19

5.1 Simpulan................................................................................................. 19

5.2 Saran....................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 21

ii
RINGKASAN MAKALAH

State base management ialah pengelolaan yang dilakukan oleh manajemen


pemerintah, dimana dalam proses pengelolaan pemerintah memiliki peran inti dan
fungsi central di dalamnya.

Pengelolaan sumber daya alam, yaitu pemanfaatan sumber daya yang ada di alam
dalam wilayah kekuasaan Negara, berdasarkan UUD 1945 pasal 33 untuk
sepenuhnya digunakan demi kesejahteraan rakyat.

DNA merupakan inti dari organ, DNA memiliki empat basa yaitu juga terdiri dari
kromosom yang merupakan pembentuk karakter dari orang seorang yang
terhubungkan dengan orangtuanya (family) dan diwariskan kepada generasi
berikutnya.

Melalui SBM yang kita umpamakan sebagai DNA menjadikan Pengelolaan SDA
sebagai makhluk yang dipengaruhi, sehingga, SBM menjadi inti yang seharusnya
tidak boleh terlepas dari pengelolaa SDA tersebut.

Ketika ingin pencapaian pengeloloaan SDA mencapai target kesejahteraan, tentu


sangat diperlukan DNA yaitu SBM (State base management) yang baik pula
adanya.

DNA yang baik akan menghasilkan pengelolaan yang baik pula, pengelolaan
SDA yg baik juga berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat.

Contoh real nya, jika kita modelkan bahwa pengelolaan SDA oleh pemerintah jika
dibanding dengan Pengelolaan yang tidak oleh pemerintah, adalah sebagai
berikut;

NO SBM NON SBM


1 Keuntungan wajar Keuntungan tidak wajar (serakah
demi laba)
2. Menyesuaikan harga Menyesuaikan dengan hasrat
kemampuan rakyat pribadi. (untung besar sebagai target)
3 Pengelolaan sesuai Pengelolaan sebanyak-banyaknya
kebutuhan masyarakat demi keuntungan perusahaan pribadi
4 Menguntungkan Merugikan masyarakat

iii
masyarakat

Tidak ada yang tidak mungkin selama tujuan yang kita tuju adalah mulia
yaitu sejahteranya masyarakat. Segala hal dapat menjadi efektif dan efisien jika
dikelola dengan baik dan sesuai untuk mendapat hasil maksimal yang diharap.
Belajar dari masa lalu (Sejarah perekonomian Islam yang diakui sukses)
juga merupakan salah satu jalan mencari solusi, dalam menjadikan kehidupan
ekonomi Indonesia menjadi lebih baik.

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Perekonomian dunia kian hari semakin menunjukan kelemahannya untuk menjaga


sebuah kestabilan

Krisis ekonomi yang diakui terdahsyat kemarin di dalam bisnis amerika berawal
sekitar Juli 2007 ketika kepercayaan diri dalam nilai securitized mortgage hilang
dari investor di Amerika Serikat yang menyebabkan krisis likuiditas. Ini terjadi
Karena kaum kapitalis terlalu percaya diri akan kemampuan mereka
memgumpulkan capital yang sarat akan cerminan keserakahan semata. Hingga
pada akhirnya, kegagalan sebagai jawaban, karena memang mereka para kaum
kapitalis tidak pernah peduli arti sebuah kesejahteraan bagi seluruh penduduk,
hingga hal tersebutlah yan g justru menghancurkan mereka, kenapa?

Ketidaksejahteraan menyebabkan ketidak mampuan, karena harta dalam


kapitalisme hanya dimiliki oleh orang yang juga berharta, karena uang untuk
uang. Contohnya saja Kesenjangan kehidupan antara kaum kapitalisme dan rakyat
biasa, dimana kaum kapitalisme dengan senjata privatisasi lahan sebanyak-
banyaknyaa membangun ribuan rumah mewah untuk kemudian mereka nikmati
sendiri, tanpa adanya peduli pada rakyat yang tidak memiliki rumah, inikah
sebuah kesejahteraan?,

Hutan adalah sebagai organ pernafasan bumi,agar bumi tetap bertahan juga
menjadi barang rebutan untuk dimiliki dan dibotaki demi lahan, inilah bukti tidak
akan pernah ada kesejahteraan dalam kapitalisme.

Masalah dasar, awal dari segala bentuk kehancuran dalam proses pemberdayaan
sumber daya alam berikut pemanfaatannya, adalah berlakunya privatisasi. Dimana
pemerintah akan lepas tanggung jawab dalam pegelolaan sumber dya yang
seharusnya dikelolanya.

Privatisasi merupakan bagian utama program penyesuaian struktural yang


dilahirkan di Washington pada tahun 1980. Privatisasi selalu menjadi agenda
globalisasi dan liberalisasi ekonomi yang diusung oleh IMF, Bank Dunia, Bank
Pembangunan Asia (ADB), AS dan negara-negara kapitalis lainnya, serta para

1
investor. Tujuannya, kesinambungan penjajahan kapitalis terhadap negara-
negara berkembang dan negara-negara miskin.
http://bataviase.co.id/node/510257
dari pernyataan di atas dapat kita simak bahwa, privatisasi merupakan alat yang
ampuh menjadiikan Negara-negara berkembang kembali menjadi Negara-negara
terjajah secara terhormat.

Pada situs http://gumelar.com/artikel/csr4.htm disebutkan bahwa direktur Pusat


Penelitian Hutan Tropis Universitas Mulawarman (PPHT Unmul),
Chandradewana Boer, yang sebagian lahan hutan penelitiannya diserobot oleh
pemilik kuasa pertambangan (KP), mengeluarkan pernyataan “Kami tak sanggup
menghentikan kerakusan ini...”. Tak kurang Gubernur Kaltim, Awang Faroek
Ishak pun merasa malu dengan keberadaan 1.180 kuasa pertambangan dan 32 izin
usaha pertambangan batu bara di wilayahnya.

Dari sekian banyak fakta yang ada kita masih pula dapat menyaksikan,
Keserakahan kaum kapitalis hanya menguntungkan pribadi mereka, dan
sebaliknya, apa jadinya dengan negeri kita?

Berdasarkan UUD 1945 pasa 33 ayat 2 dan 3 disebutkan bahwa;

 Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai


hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
 Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Dari pasal di atas jelas kiranya wewenang dan kewajiban pwmerintah dalam hal
pengelolaan SDA milik nnegara sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat.
Kerugian nyata di depan mata, kesengsaraan pun merajalela, contoh nyata hasil
karya privatisasi , Lumpur lapindo sebagai ciri keserakahan, ketidak mampuan
rakyat mencukupi kebutuhan dasar hidupnya karena harga barang kebutuhan tidak
lagi berazazkan kesejahteraan masyarakat tapi berazazkan Laba semata untuk
para kapitalis, sedangkan untuk urusan kerugian pemerintah yang menanggung,
rakyat yang mederita. Tragis tapi inilah fakta.

2
Gambar 1; Bencana akibat kelalaian perusahaan kapitalis

(Lumpur Lapindo)

Gambar 2

Gundulnya hutan (http://gumelar.com/artikel/csr4.htm )

Sangat berbeda dengan apa yang terjadi kemakmuran yang terjadi di zaman
kekhilafahan Umar bin Khattab. Umar pernah mengutus Muadz untuk memungut
zakat dari penduduk Yaman, kemudian memerintahkan untuk membagikannya
kembali kepada penduduk yang berhak di wilayah Yaman tersebut. Namun,
ternyata Muadz harus menyerahkan zakat yang dipungut dari penduduk Yaman ke
kas Baitul Mal (di Madinah), karena Muadz sudah tidak menjumpai lagi ada
penduduk yang miskin di wilayah Yaman tersebut. Kenapa demikian? Karena saat
itu sumber daya alam benar-benar diolah demi kepentingan rakyat, nilai materi
adalah kedua setelah nilai kesejahteraan dirasakan oleh seluruh rakyat. Satu hal
yang benar-benar ada dan diperhatikan pada masa ini adalah pengelolaan sumber

3
daya alam yang dijadikan focus pemerintah dalam peningkatan ekonomi rakyat
dan pada proses pensejahteraannya.

Demikian latar belakang penulis menyusun makalah ini, yang berjudul State Base
Management Sebagai DNA Sistem Pengelolaan SDA demi Menjaga kelestarian
Alam untuk Kesejahteraan Masyarakat

B. Rumusan Masalah

Untuk memfokuskan pembahasan, agar tidak terlalu melebar, perlu pada makalah
ini kami tentukan rumusan-rumusan masalah. Diantaranya;

1. Apa itu State base management, dari model apa SBM itu diturunkan, dan
diambil contoh?
2. Seperti apakah State Base Management sebagai DNA dalam Pengelolaan
SDA?
3. Apa keuntungan dari proses tersebut?
4. Bagaimana analisa SWOT dalam hal ini?

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan pengertian dan konsep state base management


2. Menjelaskan State based sbagai DNA dalam pengelolaan
3. Menjelaskan keuntungan dari proses menjadikan State based management
sbagai DNA dalam pengelolaan SDA
4. Menjelaskan analisa SWOT nya.

4
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1. Gambaran Umum State Based Management

state based management merupakan pengelolaan kepemilikan umum oleh negara

(www.mit-itb.blogspot.com )

State based Management yaitu negara memegang kendali lebih besar terhadap
pengelolaan sumberdaya alam dan menempatkan barang tambang sebagai
komoditas yang bernilai strategis, yang tidak bisa diobral sedemikian murah oleh
siapa saja.

2.2. Gambaran Umum Mengenai DNA dalam Aspek Ekonomi

Mengutip dari tulisan Murasa Sarkani putra Dosen EkonomikaIslami UIN Syarif
hidayatullah, yang berjudul Ruang Lingkup Ekonomi Syariah: Tinjauan Teori dan
Praktik di Indonesia; beliau mengkiaskan mengenai DNA-artificial chromosom
dalam ekonomi (disingkat dengan <DNA-ace>).

Dalam tubuh manusia ada terdapat asam nukleat. Ia adalah makromolekul


dengan berat molekul tinggi. Senyawa ini, yang memungkinkan informasi genetik
disimpan dalam sel hidup dan diwariskan ke generasi-generasi berikutnya, disebut
juga biomolekul. Ada dua kategori asam nukleat yaitu: asam ribonukleat (RNA)
dan asam deoksiribonukleat (DNA). DNA memiliki empat basa dengan empat,
basa inilah yang membentuk karakter dari informasi genetik yang disebut
chromosom. Khromosom berjumlah 46 jenis:[23 jenis jantan (XY) dan 23 jenis
betina (XX)] . Ia pembentuk karakter dari orang seorang yang terhubungkan
dengan orangtuanya (family) dan diwariskan kepada generasi berikutnya.

Hal diatas menjadi landasan pengambilan judul dimana DNA merupakan hal yang
memegang peran untuk perbaikan masa mendatang.

5
2.3. Gambaran Umum Mengenai Sumber Daya Alam

Sumber daya alam terbagi dua, yaitu SDA yang tidak dapat diperbaharui
(unrenewable) dan yang dapat diperbaharui (renewable).
(http://wisnusudibjo.wordpress.com )

Sumber daya dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok ,yaitu:

1. kelompok stok : Sumber daya yang dianggap memiliki cadangan yang


terbatas sehinggaeksploitasi terhadap sumber daya tersebut akan
menghabiskan cadangan sumber daya.
2. Kelompok “flows” (alur) : sumber daya ini jumlah kuantitas fisik dari
sumber daya berubah sepanjang waktu/ dapat diperbaharui (renewable)

2.4 Gambaran Umum Mengenai Kesejahteraan Masyarakat

Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia
di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan
damai.Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda.
Sejahtera memliki arti khusus resmi atau teknikal (lihat ekonomi kesejahteraan),
seperti dalam istilah fungsi kesejahteraan sosial. (www.wikipedia.com )

Dalam ekonomi untuk mencapai kesejahteraan manusia ekonomi akan cenderung


untuk selalu memenuhi kebutuhannya dengan prinsip ekonomi yang bernilaikan
efisiensi dan efektifitas. Begitu pula dalam hal pemenuhan kebutuhan sumber
daya alam, semakin berhasilnya pemerintah menekan harga dan memaksimalkan
keuntungan rakyat dalam pemenuhan kebutuhan olahan SDA nya, semakin besar
pula keuntungan yang akan rakyat dapatkan.

6
BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan hal yang diteliti, maka penulis menggunakan jenis penelitian


deskriptif analitik. Menurut Winarno Surakhmad (1998:140) mengemukakan
bahwa metode deskriptif adalah suatu cara penelitian yang tertuju pada
pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang pada masalah aktual.

Data yang terkumpul mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian


dianalisa. Dalam penulisan ini masalah aktual yang dimaksud adalah persoalan
pesatnya perkembangan industri lokal namun belum ditunjang dengan
entrepreneur yang professional dan inkubator bisnis yang memadai sebagai
upaya mendongkrak produk lokal di era CAFTA yang kini sedang berlangsung.

Dari penulisan karya tulis ini dimaksudkan untuk mengungkap


permasalahan mengenai pencapaian kesejahteraan rakyat melalui pengelolaan
SDA yang seharusnya dikelola oleh pemerintah, namun pada kenyataannya
sumber daya alam milik Negara sudah tidak sepenuhnya sikuasai pemerintah,
bahkan untuk mengatur pengelolaannyapun hanya sedikit saja pemerintah diberi
keleluasaan.

3.2 Prosedur Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data

Metode penulisan merupakan suatu cara untuk memperoleh pemecahan


terhadap berbagai masalah penelitian. Metode diperlukan agar tujuan penulisan
dapat tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, untuk memperoleh
hasil yang baik harus digunakan metode penelitian yang tepat.

Penulisan karya tulis ini banyak membutuhkan data dari berbagai sumber.
Data yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengenali masalah yang
muncul dan menggunakannya untuk membantu melahirkan ide-ide kreatif untuk
mampu memecahkan permasalahan yang telah diangkat. Tentunya data yang

7
dikumpulkan bersifat akurat dan terpercaya.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini


adalah melalui instrumen sebagai berikut :

1. Dokumentasi
Penulis mengumpulkan data dari berbagai macam literatur antara lain
buku, majalah, laporan penelitian, peraturan-peraturan dan sumber informasi
lainnya yang mendukung penulisan ini.

2. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data yang berhubungan
dengan teori-teori yang ada kaitanya dengan variabel yang diteliti melalui sumber
bacaan, yang dapat menunjang terhadap penulisan malakah ini.

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penulisan ini adalah
buku, media internet dan alat pengumpulan data lainnya yang disesuaikan dengan
sumber data dan jenis data yang ingin diketahui. Sumber data yang banyak
didapatkan dalam penyusunan penulisan ini adalah sumber data sekunder yang
diperoleh dari buku, surat kabar, internet dan sumber-sumber lainnya yang relevan
dengan permasalahan yang diangkat.

Data-data yang telah terkumpul dianalisis dengan membandingkan


berbagai literatur dengan realita yang terjadi, kemudian dirumuskan sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dijadikan solusi berupa gagasan
kreatif yang bersumber dari pemikiran, teori yang mendukung dan tekad untuk
memberikan solusi dalam pengelolaan SDA dengan konsep State Base
Management Sebagai DNA Sistem Pengelolaan SDA demi Menjaga kelestarian
Alam untuk Kesejahteraan Masyarakat

8
BAB IV
PEMBAHASAN

Realitas hidup dan kehidupan manusia tidak terlepas dari alam dan
lingkungannya, karena hal tersebut merupakan hubungan mutualisme dalam
tatanan keseimbangan alam dan kehidupannya (Balancing Ecosystem). Sumber
daya alam terbagi dua, yaitu SDA yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable)
dan yang dapat diperbaharui (renewable). Keanekaragaman hayati termasuk ke
dalam sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Potensi sumber daya alam
hayati tersebut bervariasi, bergantung pada letak suatu kawasan dan kondisinya.
Pengertian istilah sumber daya alam hayati cukup luas, yakni mencakup sumber
daya alam hayati, tumbuhan, hewan, bentang alam (landscape). Indonesia
memiliki keanekaragaman sumber daya alam hayati yang berlimpah sehingga
dikenal sebagai negara Megabiodiversity. Keanekaragaman hayati di Indonesia
merupakan yang terbanyak kedua di seluruh dunia.
Dalam buku Ekonomi sumber daya Alam dan Lingkungan hak kepemilikan
terhadap SDA umumnya terdiri dari (Gibb and Bromley, 1989):
1. State property dimana klaim kepemilikan di tangan pemerintah
2. Private property dimana klaim pemilikan berada pada individu atau
kelompok usaha
3. Common property atau Communal property dimana individu atau
kelompok memiliki klaim atas sumber daya yang dikelola bersama
Dari ketiga hak kepemlikan diatas terdapat pertimbangan mengenai tipe-tipe
kombinasi dalam pengelolaan sumber daya, yaitu:
Tipe 1, tipe dimana hak pemilikan berada pada komunal atau Negara dengan
akses yang terbatas. Tipe ini memungkinkan pengelolaaan SDA yang lestari
Tipe 2, tipe dimana sumber daya yang dimiliki secara individual (privat) dengan j
akses yang terbatas.tipe ini karakteristik hak pemilikan terdefinisikan dengan jelas
dan pemanfaatan yang berlebihan bisa dihindari
Tipe 3, merupakan kombinasi antara hak pemilikan komunk dan akses yang
terbuka.

9
Tipe 4, sumber daya dimiliki secara individu namun akses terbuka. Pengelolaan
sumber daya ini tidak akan bertahan lama, karena rentan terhadap intrusi dan
pemanfaatan tidak sah sehingga sumber daya akan cepat habis.
Dari keempat tipe diatas bisa kita lihat bahwa untuk menjaga kelestarian SDA
maupun menjaga kestabilan pengelolaannya tipe satu dan tipe dual ah yang
seharusnya digunakan.
Tipe satu dan dua tersebut mengandung peranan besar pemerintah dalam
mengelola SDA agar tetap lestari dan juga disisi lain dapat menjadi jalan
kesejahteraan bagi masyarakat.
untuk sumber daya alamyang tidak pulih(exhaustible resources) /tidak dapat
diperbaharui, konservasi dimaksudkan agar dapat mengelola sumber daya alam itu
demi memenuhi kebutuhan dalam jangka waktu yang lebih lama, missal dengan
mengurangi tingkat konsumsi, atau menggunakan teknologi baru yang
menghemat penggunaan SDA seperti beralihnya penggunaan energy dari minyak
ke energy surya.

Dalam analisa mengenai konservasi SDA dalam buku Ekonomi SDA dan
Lingkungan terdapat uraian mengenai hasrat masyarakat untuk konservasi,
sebagai berikut; Terdapat perbedaan antara hasrat masyarakat dan hasrat
perorangan (kapitalis) dalam konservasi. Pada umumnya pengelolaan pribadi
menginginkan derajat preferensi waktu (time preference rate) yang tinggi dan
pendek dalam jangka waktuya agar dapat cepat kembali memperoleh keuntungan
dari investasinya. Sebaliknya, masyarakat menginginnkan adanya preferensi
waktu yang rendah dan panjang jangka waktunya. Hal ini karena masyarakat atau
public mengingnkan kesejahteraan bagi generasi yang akan datang.

Dalam pandangan Islam, hutan dan barang tambang adalah milik umum yang
harus dikelola hanya oleh negara dan hasilnya harus dikembalikan kepada rakyat
dalam bentuk barang yang murah atau subsidi untuk kebutuhan primer, seperti
pendidikan, kesehatan, dan fasilitas umum. Paradigma pengelolaan sumber daya
alam milik umum yang berbasis swasta atau (corporate based management) harus
diubah menjadi pengelolaan kepemilikan umum oleh negara (state based
management) dengan tetap berorientasi pada kelestarian sumber daya (sustainable
resources principle).

10
Menjadi dasar pertimbangan penjelasan dari Slide pemateri Dwi Condro Triono
dalam Seminar Nasional Ekonomi Syariah di Universitas pendidikan Indonesia
pada tanggal 10 Oktober 2010

11
12
13
Dari slide-slide di atas dapat kita lihat betapa jayanya Indonesia dengan kekayaan
alam yang dimilikinya. Tidak mustahil Indonesia menjadi Negara terkaya dalam
hal penghasilan dari pengolahan SDAnya. Tapi pada kenyataannya, pemanfaatan
kekayaan alam hanya dirasakan oleh segelintir dari sekian ratus juta jiwa
masyarakat Indonesia. Ironis kiranya dengan keadaan yang makmur, rakyat tidak
sepenuhnya merasakan kenikmatannya.

Hal inilah yang harus diketahui dan ditinjau kembali oleh pemerintah dalam hal
pengelolaan SDA, melalui state based manajement.

Dalam sebuah riwayat oleh An-Nabhani berdasarkan pada hadis riwayat Imam


At-Tirmidzi dari Abyadh bin Hamal. Dalam hadis tersebut, Abyad
diceritakantelah meminta kepada Rasul saw. untuk dapat mengelola sebuah
tambang garam. Rasul saw. meluluskan permintaan itu, tapi segera diingatkan
oleh seorang sahabat,
“Wahai Rasulullah, tahukah engkau, apa yang engkau berikan kepadanya?
Sesungguhnya engkau telah memberikan sesuatu yang bagaikan air mengalir
(ma’u al-‘iddu)” Rasulullah kemudian bersabda, “Tariklah tambang tersebut
darinya”.
Ma’u al-‘iddu adalah air yang karena jumlahnya sangat banyak
digambarkan mengalir terus menerus. Hadis tersebut menyerupakan tambang
garam yang kandungannya sangat banyak dengan air yang mengalir. Sikap
pertama Rasulullah saw. memberikan tambang garam kepada Abyadh
menunjukkan kebolehan memberikan tambang garam atau tambang yang lain
kepada seseorang. Akan tetapi, ketika Rasul saw. mengetahui bahwa tambang
tersebut merupakan tambang yang cukup besar, digambarkan bagaikan air yang
terus mengalir, Rasul mencabut pemberian itu. Hal ini karena dengan
kandungannya yang sangat besar itu tambang tersebut dikategorikan milik umum.
Adapun semua milik umum tidak boleh dikuasai oleh individu.
Yang menjadi fokus dalam hadis tersebut tentu saja bukan “garam”, melainkan
tambangnya. Terbukti, ketika Rasul saw. mengetahui bahwa tambang garam itu
jumlahnya sangat banyak, ia menarik kembali pemberian itu. An-
Nabhani mengutip ungkapan Abu Ubaid yang mengatakan:

14
“Adapun pemberian Nabi saw. kepada Abyadh bin Hambal terhadap tambang
garam yang terdapat di daerah Ma’rab, kemudian beliau mengambilnya kembali
dari tangan Abyadh. Sesungguhnya beliau mencabutnya semata karena menurut
beliau tambang tersebut merupakan tanah mati yang dihidupkan oleh Abyadh, lalu
dia mengelolanya. Ketika Nabi saw. mengetahui bahwa tambang tersebut
(laksana) air yang mengalir, yang berarti barang tambang tersebut merupakan
benda yang tidak pernah habis, seperti mata air dan air bor, maka beliau
mencabutnya kembali karena sunah Rasulullah saw. dalam masalah padang, api,
dan air menyatakan bahwa semua manusia berserikat dalam masalah tersebut.
Untuk itu, beliau melarang bagi seseorang untuk memilikinya, sementara yang
lain tidak dapat memilikinya”.
Jelas kiranya peran pemerintah yang seharusnya dapat mulai berupaya untuk
kembali mengelola sumber daya Alam dengan memanfaatkan potensi manusia
Indonesia, jangan tanpa usaha mengelola, tanpa ingain terganngu urusannya,
dengan mudah menyerahkan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan pada
perusahaan-perusahaan yang tentunya hanya akan peduli dengan keuntungan
pribadi mereka. Sedang pemerintah hanya menerima sebagian kecil dari
keuntungan yang mereka (para kapitalis) keruk habis. SDA harusnya bisa untuk
terus dijaga, dilestarikan, diupayakan untuk terus berbaharu, dan hal-hal tersebut
tentu tidak akan lepas dari kekuasaan pemerintah dalam tugasnya mengawasi dan
seharusnya mengelola SDA untuk kesejahteraaan rakyat Indonesia.

Jika kita mau merunut kembali perjalanan sejarah penerapan sistem ekonomi yang
pernah berlangsung di Indonesia, maka kita dapat menyimpulkan bahwa
penerapan sistem ekonomi kapitalisme di Indonesia semakin lama semakin
“kaffah”, terutama setelah Indonesia memasuki era reformasi. Konsekuensi dari
semakin kaffahnya penerapan ekonomi kapitalisme ini tentu akan berdampak
langsung terhadap penguasaan berbagai sumber daya alam yang ada di negeri ini.

Sebagaimana prinsip dari mekanisme pasar bebas, maka siapa yang berhak untuk
menguasai, bahkan memiliki segenap sumber daya alam di negeri ini? Jawabnya
akan diserahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar. Oleh karena itu, siapa yang
telah memenangkan kompetisi pasar bebas ini, jawabannya sangat mudah ditebak.
Mereka itu tidak lain adalah para kapitalis yang memiliki modal besar, baik para

15
kapitalis dalam negeri maupun luar negeri. Jika dua kelompok kapitalis tersebut
dibandingkan, ternyata kaum kapitalis luar negeri-lah yang menang, dalam arti
merekalah yang lebih banyak menguasai sumber daya alam di Indonesia.

Inilah kesedihan kita, disaat tak lagi pemerintah peduli pada kesejahteraan
sebagian besar rakyat yang seharusnya dijamin pemenuhan kebutuhan primernya.

Sudah saatnya pemerintah memulai langkah, kendalikan ekplorasi sumber daya


alam yang serakah. Mengambil resiko dengan penguasaan sumber daya yang
harus berani di ambil alih kembali oleh pemerintah.

16
Analisis SWOT

Strength : kekuatan

1. Sumber Pelaksanaan adalah dari Al-Qur’an yang tidak dipungkiri lagi


keabsahannya. Juga dari sunnh nabi SAW yang tidak dipungkiri kebaikan
semua tindakannya.
2. Sumber daya Alam Indonesia sangat melimpah ruah, dan sayang jika
manfaaatnya tidak dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.
3. Pemerintah dipercaya oleh masyarakat sebagai pengelola SDA
4. Masyarakat Indonesia tidak sedikit yang merupakan orang-orang yang
terpelajar dan cerdas sehingga seharusnya mereka diberi kesempatan untuk
mengelola SDA Indonesia dalam perusahaan milik Negara.
5. Mayoritas penduduk Indonesia adalah orang Islam

Weakness : kelemahan

1. SDA yang merupkan barang ekonomi primer kebanyakan berupa SDA


yang tidak dapat diperbaharui
2. Kurangnya dukungan semua pihak dalam keberlangsungan sistem syariah
dalam pengelolaan SDA (dikelola Pemerintah)
3. Dalam praktik perekonomian syariah saat ini baru sampai pada tataran
kosep, sedang aksinya belum bahkan masih sulit untuk diterapkan secara
kaffah
4. Pemerintah suda terlanjur melepas kekuasaan dalam pengelolaan SDA
pada perusahaan-perusahaan capital

Opportunity : kesempatan

1. Sudah saatnya mempraktikan konsep-konsep selama memang tujuan dan


hasil yang diprediksi akan lebih baik
2. Pemerintah memiliki kuasa untuk merubah aturan, ataupun meninjau
kembali kebijakan nya.

Threat : Ancaman

1. Kesenjangan jauh antara orang kaya dan miskin sehingga menyebabkab


sulitnya pemerataan kekayaan

17
2. SDA hampir habis dan kenyataannya sangat lama untuk menunggu proses
perbaharuannya, karena dieksplor terlalu berlebihan demi keuntungan
pribadi.

18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

State Based management sesuai dengan amanah syariah, bahwa barang-barang


kebutuhan masyarakat adalah harus dikelola oleh pemerintah

Dengan State base management bukan hanya kebutuhan SDA rakyat yang
dijamin, juga keberaturan eksplorasi SDA, tentunya setelah pengendalian oleh
pemerintah, sudah seharusnya pemerintah semakin memperketat sanksi pada
pembalakan liar yang ada.

Semua yang menjadi milik umum tidak boleh dikuasai oleh perusahaan
perorangan apalagi perusahaan asing. Jika itu tetap dilakukan, maka di masa yang
akan datang kita akan semakin miskin dan sangat mungkin akan menjadi negara
yang selalu mengemis kepada negara asing. Maukah kita seperti itu?! Jelas tidak
Dengan demikian tidak ada jalan lain kecuali kita segera kembali kepada Islam.
Tidak mungkin pengelolaan sumberdaya alam itu dapat berjalan dengan baik
kalau kita masih menerapkan system kapitalis yang sekuler seperti sekarang ini

Indonesia harus kembali lahir menjadi Negara yang mandiri, yang mampu
mengelola sumber daya alamnya sendiri, untuk kesejahteraan rakyatnya. Hal-hal
positif dari sejarah kejayaan masa lalu bukan hanya berakhir menjadi sebuah
cerita, namun dipelajari dan diambil hal-hal baiknya untuk ditiru dan
dikembangkan.

5.2 Saran

1. Saran Bagi Pemerintah

Hendaknya pemerintah harus mempertimbangkan kembali kesepakatan-


kesepakatan privatisasi sumber daya alam.

2. Saran bagi masyarakat

19
Masyarakat harusnya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai hal-
hal yang dapat meningkatkan kesejahteraannya. Masyarakat hendaknya dapat
meninjau keistimewaan yang dapat ditelaah dalam ajaran islam, dan hendaknya
dapat ikut mendukung aplikasinya, agar kesejahteraan pun dapat diraih oleh
bangsa Indonesia, bercermin pada masa kejayaan ekonomi Islam pada masa Umar
Bin Khatab.

20
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Ahmad. Ph.d, 2004. EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN
LINGKUNGAN: Jakarta .PT Gramedia Pustaka Utama
Drs .M. Suparmoko,M.A., Ph.D . 2008. Ekonomi Sumber Daya Alam :
Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta Fakultas Ekonomi UGM

Wisnusudibjo . SYARIAT ISLAM DALAM PENGELOLAAN SUMBER


DAYA ALAM. Tersedia:
http://wisnusudibjo.wordpress.com/2009/01/20/syariat-islam-dalam-
pengelolaan-sumber-daya-alam/ (6-feb-2011)
http://indonesia.ahrchk.net/news/mainfile.php/Constitution/22
http://gumelar.com/artikel/csr4.htm
http://vogelkoppapua.org/?page=article.detail&id=14
Anonim, Syariat Islam dalam pengelolaan Sumber Daya Alam, (online)
tersedia: http://mit-itb.blogspot.com/2009/06/syariat-islam-dalam-
pengelolaan-sumber.html
http://bataviase.co.id/node/510257
Husnita, Pengelolaan Sumber-Daya Alam Dalam perspektif Islam.
(Online) tersedia:
http://husnita.multiply.com/journal/item/33/PENGELOLAAN_SUMBER_
DAYA_ALAM_DALAM_PERSPEKTIF_ISLAM

21
CURRICULUM VITAE

Nama : Nida Afifah


Alamat : Singaparna, Tasikmalaya 46464
Nomor HP : 085720098605
Personal Data
Tanggal lahir : October 21st 1991
Tempat Lahir : Gorontalo
Motto : Keep positive thinking
Pendidikan : Formal
Indonesia University of Education
Sukamanah Islamic Senior High School
Paniis Islamic Junior High School
17 Elementary School , Toli-Toli
Pembina Kindergarten
Informal
Fee Center ( English Course)
Cijantung Islamic Boarding House
Sukahideng Islamic Boarding House

Skills : Computer : Microsoft Office, Photoscap, SPSS


Language : English
Art : Playing Angklung, singing

Pengalaman : Organization : KABUMI, Mahapropesi, Kopma, And Permazefa


Penghargaan Ilmiah :
 Peringkat ke-3 LKTM se-Bandung Raya KOPMA ADDICT 2010
 Peringkat ke-1 (Kelompok) LKTM Tingkat prodi Pendidikan Ekonomi
dan Koperasi 2010

22

Anda mungkin juga menyukai