Tahun 1940an : caring penting dalam keperawatan dan care adalah etos dominan
keperawatan.
Kurangnya pengetahuan tentang kultural anak sebagai missing link dalam keperawatan
untuk memahami variasi dalam perawatan klien.
Tahun 1979 : Transcultural care yaitu suatu sub bidang pelajaran atau cabang
keperawatan yang berfokus pada studi komparatif dan analisis kultural mengenai praktek,
keyakinan dan nilai - nilai keperawatan dan perawatan sehat sakit.
TUJUAN :
Menyediakan/memberikan pelayanan asuhan perawatan yang bermutu dan efektif kepada orang
lain berdasarkan nilai - nilai kultural mereka dan konteks sehat sakit. Dibangun dari pemikiran
bahwa manusia dari tiap kebudayaan tidak hanya dapat mengetahui dan mendefinisikan
pengalaman dan perasaan dunia keperawatan mereka tetapi juga dapat menghubungkan
pengalaman dan perasaan itu ke kepercayaan dan praktek kesehatan umum mereka.
Budaya : keseluruhan nilai, kepercayaan, norma dan cara hidup yang di pelajari, dibagi
dan di transmisikan dalam kelompok tertentu yang menuntun mereka dalam berpikir,
mengambil keputusan dan bertindak dalam pola tertentu.
Melekat dalam : bahasa, agama, sosial, politik, pendidikan, ekonomi, teknologi
lingkungan.
Cultural care : yang membantu, mendukung untuk memelihara kondisi dan meningkatkan
kesehatan.
Cultural Care Preservation : maintenance
Cultural Care Accomodation : negotiation
Cultural care Repatterning : restrukturisasi
Health : status keadaan manusia yang secara kultural merefleksikan kemampuan
melakukan aktifitasharian dalam cara hidup yang terpola.
Dikembangkan terutama sekali untuk menemukan jalan dan maksud dalam memberi
kepedulian terhadap masyarakat yang mempunyai nilai - nilai berbeda dan jalan hidup
masing - masing.
Di desain untuk memandu perawat dalam menyediakan pelayanan keperawatan.
Teori ini tidak hanya bepusat pada interaksi perawat klientetapi berfokus juga meliputi
kepedulian keluarga, kelompok , masyarakat , kultur dan institusi.
KASUS
Seorang wanita bersuku jawa, bernama ny. M berumur 61 tahun, pendidikan terakhir S1 dengan
gelar Spd, masuk rumah sakit 3 hari yang lalu karena stroke dan sedang dalam masa pemulihan .
Sekarang diamenderita kelemahan pada tubuh bagian kiri.Dia dirawat di RS B di kelas 1 dengan
1 orang pasien lainnya. Sebelum dia masuk rumah sakit karena stroke Ny.M memelihara
rumahnya sendiri dan cukup mandiri. Dia merupakan wanita yang ulet dan mandiri serta percaya
dengan kemampuannya sendiri. Dia mengatakan bahwa dia juga aktif berpolitik. rumahnya
berada di linhkungan tempat tinggal yang masih memegang kepercayaan tradisional yaitu tidak
boleh merubah bentuk rumah sehingga daerah itu mempunyai nilai historis.
Pembahasan :
Pengkajian : Dikaji berdasar aspek - aspek yang biasanya melekat dalam budaya antara lain :
Kinship dan struktur sisial : janda dengan dua anak, aktif dalam kelompok lansia dan
menjadi tenaga sukarela bagian administrasi ditempatnya bekerja 1x seminggu.
Profesional : dokter merupakan kepala tim dan profesi lainnya juga merupakan bagian
dari tim.
Keperawatan juga bagian dari tim, mengidentifikasi kebutuhan perawatan makan yaitu
kebutuhan ADL.
Diagnosa keperawatan:
Berdasarkan dari area Diversity dan Universality yang belum terpenuhi, termasuk kebutuhan
akan kemandirian akan mobilitas, makan, BAB, BAK dan kebutuhan interaksi dengan orang lain
dalam kelompok lansia.
Perencanaan:
Pemberian keperawatan berdasarkan kebudayaan (cultural care preservation), pengakomodasian
perawatan bwerdasarkan kebudayaan, restrukturisasi perawatan berdasarkan kebudayaan
( cultural care repatterning) atau kombinasi dari ketiga-tiganya.
Implementasi
Evaluasi:
Kesimpulan:
saran
Hendaknya ada pemberian informasi yang jelas dari perawat kepada klien, sehingga tidak
ada suatu penolakan klien dalam pengobatannya.
Walaupun klien termasuk orang yang berpendidikan , hendaknya klien menerima anjuran
yang diberikan dokter yang menanganinya.
Seharusnya perawat lebih memperhatikan kebutuhan klien.