Anda di halaman 1dari 6

Pert 8 Menahan dan Mengendalikan Diri.

A. Daya Tarik Duniawi.


• Daya Tarik Kekuasaan.
o Dengan kekuasaan, seseorang bisa memaksakan kehendaknya, mudah
memperoleh kehormatan, dan sikap tunduk dari orang yang dikuasainya.

o Orang yang memiliki jabatan dan uang biasanya lebih dominan dalam
memperoleh kekuasaan.

• Daya Tarik Material.


o Konsumerisme adalah gejala yang sedang melanda banyak orang dan
kalangan saat ini.

o Kepemilikan materi merupakan satu daya pikat yang menguasai hati semua
orang.

• Daya Tarik Seksual.


o Daya tarik yang mengarah pada hal-hal yang berkaitan dengan fisik-genital.

o Karena daya tarik jenis inilah maka hubungan antara pria dan wanita menjadi
menarik, indah, dan selalu baru.

B. Menghadapi berbagai godaan.


• Memegang Kendali.
o Kita harus tetap sebagai pemegang kendali dalam menghadapi hidup.

• Mengedepankan Rasio.
o Kita tidak boleh bertindak hanya atas dasar perasaan tetapi lebih pada rasio.

• Melawan Dengan Iman.


o Kita perlu melawan berbagai tantangan dengan iman yang kuat.

C. Sikap dalam saling menjaga satu sama lain.


• Tidak menyebabkan jatuhnya orang lain.
• Saling membantu mengatasi godaan.
Pert 9 Rendah Hati dan Mau Mengampuni.
1
A. Tuhan Maha Pengampun.
• Tuhan mengampuni umat-Nya. (*Menurut agama masing”).
o Islam: Allah adalah Maha pengampun. Semua dosa akan diampuni oleh Allah.

o Kristen : Gambaran tentang kemurahan Allah dilukiskan dalam cerita tentang


“Anak yang hilang”.

o Hindu: “Sekalipun orang paling jahat, bila memuja-Ku dengan tulus dan
kembali menjadi sang sadhu (orang saleh), Aku terima, karena ia telah
kembali ke jalan yang benar”.

o Buddha: Hukum Karma bukanlah hukum pembalasan (semacam penebusan).

• Perlu pertobatan
o Pertobatan menunjuk pada perubahan radikal dalam diri manusia, yaitu dalam
cara berpikir, bersikap dan bertindak.

• Perintah untuk mengampuni.


o Sebagaimana Tuhan mau mengampuni umat-Nya, demikian juga Dia mau
agar umat-Nya saling mengampuni.

B. Harus dengan kerendahan hati.


• Mengampuni memang berat, namun tetap merupakan kewajiban bagi agama kita.

C. Pemberian maaf dan ampun.


• Dimulai dari hati : tidak ada niat untuk melalkukan pembalasan terhadapnya.

• Menunjukkan sikap dan perilaku berbaikan : tidak menjauhinya, mau bergaul


dengannya.

• Menyatakan dengan kata-kata : melakukan permintaan maaf atau pemberian maaf


secara terbuka.

D. Makna pemberian maaf dan ampun.


• Terciptanya kedamaian.
2
• Sebuah tanda kemenangan.
• Memperlihatkan kebesaran jiwa.
• Mengungkapkan kematangan pribadi.
• Memperlihatkan kedewasaan iman.

Pert 10 Setia Pada Kebenaran.


A. Kebenaran Tuhan.
• Kebenaran wahyu tuhan.
o Kitab agama sebagai pernyataan kebenaran tuhan.
o Hati manusia sebagai tempat perwahyuan tuhan.

• Kitab-kitab suci agama. (*Menurut agama masing”).


o Islam : Al-Quran.
o Katholik dan Protestan : Al-Kitab (Perjanjian lama dan baru).
o Hindu : Weda
o Budha : Tipitaka (Pali) atau Tripitaka (Sansekerta).

B. Manusia mampu mengetahui kebenaran.


• Kekuatan akal budi.
o Dengan akal budi, manusia mampu memajukan dirinya, memajukan budaya
dan membuat sejarah.

• Kemampuan menentukan diri sendri (kebebasan).


o Dengan kebebasan, manusia mampu memlih berbagai kemungkinan yang
terbuka baginya.

C. Hidup benar di hadapan tuhan.


• Hidup sesuai perintah tuhan.
• Mentaati hati nurani.
• Menggunakan akal dengan baik.

D. Wujud konkrit kesetiaan pada kebenaran.


• Setia pada janji.

3
• Patuh pada hukum.
• Berlaku jujur dan adil.

Pert 11 Berlaku Arif dan Bijaksana.


A. Kearifan dan kesalehan hidup.
• Dapat menjauhkan diri dari hal-hal yang berbau kejahatan,

B. Kebijaksanaan Hidup.
• Kebijaksanaan sebagai pengetahuan : mampu membuat seseorang dalam mengambil
tindakan yang tepata dalam menghadapi situasi tertentu.

• Hidup bijaksana sebagai kecerdasan spiritual : mampu memecahkan masalah secara


jitu dan memuaskan.

• Meraih Kebijaksanaan : dekatkan diri pada tuhan, dengan hidup sesuai kehendakNya.

C. Kearifan dan kebijaksanaan sebagai model hidup kaum beriman.


• Iman menumbuhkan kesalehan dan kebijaksanaan dalam diri seseorang.
• Semakin mampu memahami arti hidup dan menikmatinya.
• Semakin pintar, semakin arif, dan bijaksana.

Pert 12 Mengembangkan Dialog Antar Agama.


A. Pengertian dialog.
• Bukan mencari siapa benar siapa salah.
• Menghargai agama dan kepercayaan orang lain.
• Dari eksklusif ke inklusif : adanya pemikiran baru berdasarkan integrasi sosial.

B. Pentingnya dialog antar agama.


• Tujuan yang ingin dicapai : Passing over yg artinya mengakui dan mendukung semua
agama.

• Berlaku di antara yang seagama : kesalahpahaman dan perbedaan bisa juga terjadi di
kalangan mereka yang satu agama.
C. Model dialog antar umat beragama.
• Membuat pengelompokkan.

4
• Melakukan dialog bertingkat.
o Dialog kehidupan sehari-hari : saling bekerja sama.

o Dialog melakukan pekerjaan sosial : membantu mereka yang mengalami


penderitaan,

o Dialog pengalaman keagamaan : berkumpul untuk melakukan doa bersama


(dengan cara masing-masing) untuk tujuan yang sama. Misalnya untuk
perdamaian dunia, keselamatan bersama, dll.

o Dialog pandangan teologis : saling memahami dan menghargai nilai-nilai


rohani.

• Menghargai perbedaan interpretasi kitab suci.


o Mengakui dan menghargai perbedaan pemahaman terhadap kita suci agama
lain.
o Berdebat secara cerdas : tidak ada penghinaan terhadap agama lain.

D. Dialog Inter Agama.


• Latar belakang timbulnya perbedaan pandangan.
o Karena perbedaan penafsiran.
o Perbedaan latar belakang pendidikan.
o Perbedaan visi politik.

• Model dialog yang dapat dilakukan.


o Lebih mengutamakan kesamaan.
o Saling menjelaskan dan mendengarkan.
o Mengutamakan pesan kedamaian, kebenaran, dan keselamatan.

Pert 13 Bersama-Sama Membangun Dunia Yang Semakin Manusiawi.


A. Potret hidup keagamaan di Indonesia.
• Menjadi alat politik Indonesia.

5
• Terlalu orientasi ritual : mengutamakan kemegahan ritual.

• Gagal sebagai pembentuk karaktek bangsa.

• Toleransi semu : di dunia luar, Indonesia dikenal dengan kehidupan religius dan
toleransi beragama yang tinggi, namun sentilmen keagamaan sangat mudah disulut.

• Prospek baik ke depan : pemahaman yang baik dan benar terhadap agama sendiri
maupun agama orang lain dapat menjadi modal perbaikan di masa depan.

B. Kerja sama antar agama.


• Bidang-bidang kerja sama :
o Penegakan keadilan.
o Perbaikan ekonomi.
o Perbaikan akhlak.

C. Langkah-langkah yang perlu diambil.


• Memperbaiki paradigma hidup keagamaan : Agama harus mengembangkan teologi
yang lebih kontekstual.

• Membela kaum yang lemah : Agama harus menjadi saluran berkat dari tuhan untuk
manusia.

• Menghadirkan suasana surga di dunia ini : setiap agama harus menunjukkan sikap
bersahabat yang tulus.

• Menjadi pelopor perbaikan akhlak : setiap orang bisa menjadi teladan bagi
sesamanya.

• Bekerjasama memberantas kejahatan dan menebar kebaikan.

Anda mungkin juga menyukai