Anda di halaman 1dari 2

Peter Kasenda

Soekarno-Hatta atau Musso dan PKI

Ketika Moh Hatta menjadi Perdana Menteri, terjadi pergerakan oposan. Kini bukan
Persatuan Perjuangan yang tampil sebagai oposan, melainkan PKI. Ia bukan hanya melancarkan
kritik, tetapi juga menggulingkan pemerintah dengan jalan kekerasaan. Ia mengulangi apa yang
dilakukan pada tahun 1926/1927, hal itu dilakukan kembali pada bulan September 1948.

Keduanya mengalami nasib sama, yaitu gagal, tetapi sasaran yang dituju adalah berbeda.
Pertama, menentang kekuasaan kolonial Hindia Belanda. Kedua, ditujukan pada pemerintah
Indonesia. Melalui cara itu. mereka telah memperkenalkan bencana perang saudara pada
perjuangan nasional dari negara masih muda usia ini.

Pada tanggal 19 September 1948, Presiden Soekarno mengucapkan pidato radionya. Ia


menjelaskan kepada rakyat Indonesia betapa penting arti persatuan dan kesatuan dalam
menghadapi Belanda maupun pengacau dalam negeri. Kemudian ia dengan tegas, mengajukan
dua pilihan terhadap rakyat Indonesia dalam rangka menyelamatkan Republik Indonesia yang
berusia muda itu dengan kata-kata sebagai berikut:

“ Pada saat begitu genting, di mana engkau dan kita sekalian mengalami percobaan
yang sebesar-besarnya dalam menentukan nasib kita sendiri dan kita adalah memilih antara dua :
ikut Musso dengan PKI-nya, yang akan membawa bangkrutnya cita-cita Indonesia Merdeka;
atau ikut Soekarno-Hatta, yang Insya Allah dengan bantuan Tuhan, akan memimpin negara RI
yang merdeka, tidak dijajah oleh negara apa pun juga.”

Dengan diadakan sidang Badan Pekerja KNIP 20 September 1948, di mana diputuskan
memberi kuasa penuh kepada presiden dalam keadaan bahaya yang berlaku selama tiga bulan,
yang merupakan usul Wakil Presiden Moh Hatta. Segera setelah itu diambil tindakan terhadap
pemimpin PKI maupun tindakan militer terhadap pasukan komunis. Akhirnya terlihat dengan
jelas bahwa PKI tidak mendapat dukungan secara luas, sehingga pemberontakan dapat
dipadamkan dengan secepatnya.

Ketika Belanda menjatuhkan bom-bom di atas kota Yogyakarta, 19 September 1949,


Soekarno-Hatta beserta politisi yang lainnya, seperti Haji Agus Salim dan Sjahrir memilih
tinggal di kota dan ditangkap daripada bergerilya di hutan-hutan. Meskipun pilihan itu dapat
dikritik, tetapi mungkin ini pula putusan yang paling tepat.

Ternyata tindakan Belanda tersebut mendapat perlawanan rakyat dan mengundang opini
dunia. Dua kejadian di atas mengubah sikap netral Amerika Serikat menjadi cenderung ke RI. Di
samping itu situasi politik di Amerika Serikat sendiri berkembang menuju ke arah yang
menguntungkan perjuangan RI.

Akhirnya perlawanan yang berlangsung selama empat tahun berakhir juga. Pada tanggal
23 Agustus 1949 di Den Haag, delegasi republik yang dibentuk Belanda untuk mewakili ke 15

Web: www.peterkasenda.wordpress.com
Email: mr.kasenda@gmail.com, peterkasenda@rocketmail.com
Peter Kasenda

negara bagian, berunding dengan delegasi Belanda untuk mengakhiri sengketa yang
berkepanjangan itu. Dengan membawa hasil pengakuan kedaulatan pada 27 Desember 1949.

“Dalam perjuangan sejarah kita beberapa kali kabinet Sjahrir jatuh, meskipun telah
dengan susah payah dinaungi oleh Soekarno-Hatta dengan kewibawaan dwitunggal yang kuat
dan besar pada waktu itu dan yang diturut oleh rakyat dalam tindakan yang kita ambil. Sambil
penyerahan kedaulatan, ternyata akhirnya kabinet presidential juga yang memegang kendali
perjuangan negara di saat-saat kritis, terutama waktu KMB sampai penyerahan dan pengakuan-
pengakuan kedaulatan oleh Belanda.”

Memang berbagai tokoh, seperti Sjahrir, Musso dan Amir Sjarifuddin mencoba
mengukuhkan dirinya sebagai pemimpin dalam hiruk pikuk revolusi, tetapi mereka gagal apa
yang menjadi cita-citanya. Suasana revolusi yang penuh dengan persaingan, konflik dan anarki
memerlukan figure kepemimpinan yang dapat diterima oleh semua pihak.

Dan itu hanya terdapat pada kepemimpinan Soekarno-Hatta. Tidak aneh, di tengah-
tengah gelombang api revolusi itulah, membuat Soekarno dan Hatta menjadi lambang persatuan
yang kuat selama tahun-tahun revolusi.

Web: www.peterkasenda.wordpress.com
Email: mr.kasenda@gmail.com, peterkasenda@rocketmail.com

Anda mungkin juga menyukai