Anda di halaman 1dari 7

TEORI KOMUNIKASI

MODUL 1

Pendekatan-Pendekatan Keilmuan

Ilmu komunikasi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang
bersifat multidisipliner. Disebut demikian karena pendekatan-pendekatan yang
dipergunakan berasal dari dan menyangkut berbagai bidang keilmuan (disiplin)
lainnya seperti linguistik, sosiologi, psikologi, antropologi, politik, dan ekonomi.
Hal ini akan terlihat secara jelas dalam pembahasan mengenai berbagai teori,
model, pespektif, dan pendekatan dalam ilmu komunikasi yang akan diuraikan
dalam kuliah teori komunikasi. Sifat “kemultidisiplinan” ini tidak dapat dihindari
karena objek pengamatan dalam ilmu komunikasi sangat luas dan kompleks,
menyangkut berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi dan politik dari kehidupan
manusia.

Sebelum sampai pada pembahasan tentang berbagai teori dan model dalam
ilmu komunikasi, ada baiknya apabila kita terlebih dahulu membahas mengenai
pendekatan-pendekatan atau pandangan-pandangan dalam keilmuan yang
berlaku di kalangan masyarakat akademis. Hal ini penting karena pandangan-
pandangan tersebut merupakan kerangka dasar dari berbagai teori dan model
yang ada dalam ilmu komunikasi.

Dalam masyarakat akademis terdapat beberapa pandangan atau pendekatan


keilmuan. Pandangan ini penting karena pandangan itu merupakan kerangka
dasar dari berbagai teori dan model dalam ilmu komunikasi. Littlejohn dalam
bukunya Theories of Human Communication, mengemukakan bahwa
masyarakat ilmiah menurut cara pandang dan objek pokok pengamatannya
dapat dibagi dalam 3 kelompok/aliran pendekatan :

1. Pendekatan scientific (ilmiah-empiris)


2. Pendekatan humanistic (humaniora-interpretatif)
3. Pendekatan social sciences (ilmu-ilmu sosial)
Pandangan scientific, mengemukakan bahwa ilmu diasosiasikan dengan
objektivitas

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR – UMB Dr. Andy Corry M.Si


Teori Komunikasi 1
yaitu yang menekankan prinsip standarisasi observasi dan konsistensi.
Landasan filosophisnya adalah, dunia ini pada dasarnya mempunyai bentuk dan
struktur. Umumnya padandangan ini dianut oleh para ahli ilmu eksakta seperti
fisika, biologi, kedokteran, matematika dan lain-lain. Ciri utama pandangan ini
adalah pemisahan yang tegas antara known (objek atau hal yang ingin diketahui
dan diteliti) dan knower (subjek pelaku atau pengamat). Metode yang sering
digunakan adalah metode eksperimen. Tujuan penelitiannya diarahkan pada
upaya mengukur ada atau tidaknya pengaruh atau hubungan sebab akibat
diantara dua variabel atau lebih dengan mengontrol pengaruh variabel lain.

Sebagai contoh : Lima ekor tikus diberikan suntikan X, sementara lima ekor
tikus lainnya (yang mempunyai ciri yang sama) tidak. Setelah kurun waktu
tertentu (misalnya setelah 1 bulan, 3 bulan, dan seterusnya), dibandingkan ada
tidaknya perbedaan di antara kedua kelompok lima ekor tikus tersebut. Kalau
ternyata terdapat perbedaan, dapat ditarik kesimpulan bahwa perbedaan
tersebut terjadi karena pengaruh dari suntikan X tersebut.

Pendekatan humanistic mengasosiasikan ilmu dengan prinsip


subjektivitas. Terdapat beberapa perbedaan pokok antara kedua pandangan ini :

Scientific :
1. Ilmu bertujuan untuk menstandarisasikan obsservasasi.
2. Tujuan ilmu adalah mengurangi perbedaan-perbedaan pandangan tentang
hasil pengamatan.
3. Memandang ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang berada disana (out
there), di luat diri pengamat/peneliti.
4. Memfokuskan perhatiannya pada dunia hasil penemuan (discovered world).
5. Berupaya memperoleh konsensus.
6. Membuat pemisahan yang tegas antara known dan knower.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR – UMB Dr. Andy Corry M.Si


Teori Komunikasi 2
Humanistic :

1. Mengutamakan kreatifitas individual.


2. Bertujuan untuk memahami tanggapan dan hasil temuan subjektif individual.
3. Memandang ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang berada di sini (in
here), dalam arti berada dalam diri (pemikiran, interpretasi)
pengamat/peneliti.
4. Memfokuskan perhatiannya pada dunia para penemunya (discovering
person).
5. Mengutamakan interpretasi-interpretasi alternatif.
7. Cenderung tidak membuat pemisahan antara known dan knower.

Dalam konteks ilmu-ilmu sosial, salah satu bentuk metode penelitian yang
lazim dipergunakan dari aliran “humanistic” ini adalah “partisipasi observasi”.
Melalui metode ini, si peneliti dalam mengamati sikap dan perilaku dari orang-
orang yang ditelitinya membaur dan melibatkan diri secara aktif dalam kehidupan
dari orang-orang yang ditelitinya. Misalnya, bergaul, tinggal di rumah orang-
orang tersebut, serta ikut serta dalam aktivitas sehari-hari mereka dalam kurun
waktu tertentu (1 minggu, 1 bulan, dan seterusnya). Interpretasi atas sikap dan
perilaku dari orang-orang yang ditelitinya, tidak hanya didasarkan atas informasi
yang diperoleh melalui hasil wawancara atau tanya-jawab dengan orang-orang
yang ditelitinya, tetapi juga atas dasar pengamatan langsung dan pengalaman
berinteraksi dengan mereka.

Pandangan klasik dari aliran “humanistic” adalah bahwa cara pandang


seseorang tentang sesuatu hal akan menentukan penggambaran dan uraiannya
tentang hal tersebut. Karena sifatnya yang subjektif dan interpretatif, maka
pendekatan aliran “humanistic” ini lazimnya cocok diterapkan untuk mengkaji
persoalan-persoalan yang menyangkut sistem nilai, kesenian, kebudayaan,
sejarah dan pengalaman pribadi.

Pendekatan social sciences, pada dasarnya merupakan gabungan atau


kombinasi dari pendekatan aliran scientific dan humanistic. Digunakannya kedua
aliran ini oleh pendekatan ilmu sosial karena objek studi ilmu pnegetahuan sosial
adalah kehidupan manusia yang memerlukan pengamatan yan cermat dan
akurat. Dengan demikian pengamatan harus seobjektif mungkin agar hasilnya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR – UMB Dr. Andy Corry M.Si


Teori Komunikasi 3
dapat berlaku umum dan tidak bersifat khusus. Mereka harus mampu mencapai
kesepakatan/konsensus walaupun sifatnya relatif dalam arti dibatasi oleh faktor
waktu, situasi dan kondisi tertentu. Selain itu ilmu pengetahuan sosial
mengutamakan faktor penjelasan dan interpretasi karena manusia itu manusia
yang aktif dan memiliki daya pikir, berpengetahuan dan memegang prinsip dan
nilai-nilai tertentu serta tindakannya dapat berubah sewaktu-waktu. Ilmu
pengetahuan sosial memerlukan interpretasi objektif terhadap perilaku manusia
guna menangkap makna dari tingkah laku tersebut. Seringkali perbuatan
seseorang semu dalam arti tidak mencerminkan keinginan hati sebenarnya dari
orang tersebut.

Interpretasi dan penjelasan juga diperlukan karena meskipun berdasarkan


ciri-ciri biologis, sosial, atau ciri-ciri lainnya manusia dapat dibagi dalam
beberapa kelompok dengan kategori-kategori tertentu, tidak berarti bahwa
masing-masing baik secara individual ataupun kelompok akan mempunyai
persamaan dalam hal sikap dan perilakunya. Umpamanya: 3 orang (si A, si B
dan si C) semuanya memiliki beberapa karakteristik individual yang sama yakni
semuanya wanita, semuanya bekerja sebagai guru sekolah dasar, dan
semuanya berpendidikan tamatan SLTA. Namun demikian, ketiga orang tersebut
boleh jadi masing-masing akan mempunyai perbedaan satu sama lainnya
mengenai sikap dan perilakunya tentang suatu hal.

Bidang kajian ilmu komunikasi sebagai salah satu ilmu pengetahuan sosial,
pada dasarnya difokuskan pada pemahaman tentang bagaimana tingkah laku
manusia dalam menciptakan, mempertukarkan dan menginterpretasikan pesan-
pesan untuk tujuan tertentu.

Perkembangan selanjutnya, pendekatan ilmu pengetahuan sosial secara


umum terbagi dalam dua kubu: ilmu pengetahuan tingkah laku (behavioral
science) dan ilmu pengetahuan sosial (social sciences). Kubu pertama umumnya
menekankan pengkajian pada tingkah laku individual manusia, sedangkan
kubu kedua pada interakasi antar manusia. Perbedaan pada kedua kubu itu
pada dasarnya hanya menyangkut aspek permasalahan yang diamati sedangkan
metode pengamatannya relatif sama.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR – UMB Dr. Andy Corry M.Si


Teori Komunikasi 4
Bidang kajian ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial pada
dasarnya difokuskan pada pemahaman tentang bagaimana tingkah laku manusia
dalam menciptakan, mempertukarkan dan menginterpretasikan pesan-pesan
untuk tujuan tertentu. Namun dengan adanya dua pendekatan (scientific dan
humanistic) yang diterapkan, maka muncul dua kelompok masyarakat ilmuwan
komunikasi. Ada yang menerapkan pendekatan scientific seperti para ahli di
bidang komunikasi interpersonal, komunikasi organisasi dan sebagainya. Dipihak
lain ada yang menerapkan aliran pendekatan humanistic, misalnya para akhli
komunikasi ujaran (speech communication). Pengelompokkan seperti ini,
sekarang tidak jelas lagi, karena dalam prakteknya kalangan ilmuwan komunikasi
interpersonal banyak juga menerapkan pendekatan humanistic, begitu juga
dengan kalangan akhli komunikasi ujaran, seringkali menerapkan pendekatan
scientific.

Penelusuran terhadap sember-sumber pemikiran dalam studi komunikasi


dapat dimulai dari pemikiran Littlejohn (1989), tentang apa yang ia sebut sebagai
proses inquiry dalam kajian komunikasi. Inquiry adalah studi sistematis mengenai
pengalaman yang mengarah pada pemahaman dan pengetahuan. Para ilmuwan
atau teoritisi akan terikat dalam inquiry ketika mereka berusaha untuk
mengetahui sesuatu dalam suatu cara yang tertata. Inquiry mencakup tiga
tahapan yaitu:

Asking Questions

Observation

Constructing Answer

Asking Questions
Merupakan proses mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menarik, signifikan
dan akan menimbulkan jawaban-jawaban yang sistematis. Misalnya apakah
itu ?, bagaimana kita menyebutnya ?, Cantikkah, efektifkah ?.

Observation

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR – UMB Dr. Andy Corry M.Si


Teori Komunikasi 5
Pada tahapan ini para ilmuwan berusaha mencari jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan. Metode observasi akan berubah secara signifikan dari
satu tradisi pemikiran ke tradisi pemikiran yang lain. Observasi misalnya dengan
eksperimen, wawancara mendalam.

Constructing Answer
Pada tahapan ini, para ilmuwan berusaha mendefinisikan, menerangkan dan
menjelaskan guna membuat penilaian-penilaian. Tahapan ini dekenal sebagai
TEORI.

Tahapan-tahapan dalam inquiry tidak dipahami secara linier karena setiap


tahapan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tahapan yang lain. Observasi
sering menstimuli munculnya pertanyaan-pertanyaan baru, teori-teori
diperdebatkan melalui observasi dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Teori-teori mengarah pada pertanyaan-pertanyaan baru dan observasi sebagian
ditentukan oleh teori.

Tipe inquiry yang berbeda akan memunculkan akan memunculkan


pertanyaan-pertanyaan yang berbeda, menggunakan metode-metode observasi
yang berbeda dan mengarah pada jenis-jenis teori yang berbeda pula.

Perspektif, Teori dan Metode Penelitian

Ambil sebuah kertas dan tanyakan pada sekelompok mahasiswa, apa yang
saya bawa ?. seorang mahasiswa akan menjawab kertas, yang lain menjawab
sesuatu yang dapat ditulisi, sesuatu yang terbuat dari kayu jerami. Semua
jawaban mengandung kebenaran. Kita menyebut surat untuk kertas yang kita
terima dari tukang pos, iklan setelah kita tahu isinya penawaran barang atau
jasa. Bila cara menggambarkan benda fisik saja cukup pelik, apalagi cara
menggambarkan realitas yang lebih abstrak seperti cinta, keadilan, kebenaran,
kebebasan dan lain sebagainya. Kebenaran ternyata tidak sederhana.

Berdasarkan contoh diatas kita melihat perbedaan perspektif merupakan


bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Pada hari yang sama seorang pria bisa

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR – UMB Dr. Andy Corry M.Si


Teori Komunikasi 6
sekaligus seorang ayah, seorang profesor, seorang muslim, seorang Jawa dan
sebagainya.

Lazimnya orang menggunakan perspektif yang berlainan terhadap suatu


objek, bergantung pada atribut-atribut pribadi dan latar belakang sosial mereka.
Setiap orang menghadapi situasi dengan sudut pandang (point of view) / nama
lain dari perspektif yang berbeda karena itu melihat suatu realitas berbeda pula.
Dalam kelompok, perspektif itu muncul berdasarkan komunikasi antar anggota
kelompok selama mereka menjadi bagian dari kelompok tersebut. Para anggota
kelompok berbagi perspektif tersebut dan menggunakannya untuk menafsirkan
realitas apapun yang mereka temui dalam kehidupan mereka.

Sepintas perspektif itu sama dengan persepsi. Perspektif itu bukan


persepsi melainkan pemandu persepsi kita. Perspektif mempengaruhi apa yang
kita lihat dan bagaimana kita menafsirkan apa yang kita lihat tadi. Perspektif
adalah ”kacamata” yang kita pakai untuk melihat.

Kerangka Konseptual
PERSPEKTIF Perangkat Asumsi Mempengaruhi Mempengaruhi
Perangkat Nilai persepsi kita tindakan dalam
Perangkat Gagasan situasi

Perspektif adalah suatu kerangka konseptual, suatu perangkat asumsi,


nilai atau gagasan yang mempengaruhi persepsi kita dan pada gilirannya
mempengaruhi cara kita bertindak dalam suatu situasi

Perspektif dalam bidang keilmuan sering juga disebut paradigma dan


ada kalanya disebut mazhab pemikiran. Istilah lain sering diidentikkan dengan
perspektif adalah pendekatan, strategi intelektual, kerangka konseptual,
kerangka pemikiran dan pandangan dunia (worldview).

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR – UMB Dr. Andy Corry M.Si


Teori Komunikasi 7

Anda mungkin juga menyukai