Anda di halaman 1dari 2

Lompat jauh termasuk dalam salah satu

cabang atletik untuk nomor lompat. Lompat


jauh ini adalah olahraga yang
menggabungkan kecepatan (speed),
kekuatan (stenght), kelenturan (flexibility),
daya tahan (endurance), dan ketepatan
(acuration) dalam upaya untuk memperoleh
jarak lompatan sejauh-jauhnya. Para peneliti
membuktikan bahwa suatu prestasi atletik
lompat jauh bergantung pada kecepatan
daripada awalan atau ancang-ancang. Oleh
karena itu, di samping memiliki kemampuan
sprint yang baik juga harus didukung
dengan kemampuan dari tolakan kaki atau tumpuan.

Dalam lompat jauh, ada beberapa gaya yang biasa diperagakan para pelompat, di antaranya
gaya jongkok, gaya menggantung atau gaya lenting, dan gaya jalan di udara. Dalam hal
melakukan teknik lompat jauh, seperti awalan, menumpu, melayang, dan mendarat, ketiga gaya
ini pada prinsipnya sama saja. Namun, perbedaan dari ketiga gaya ini dapat dilihat dari kondisi
sikap tubuh pelompat pada saat melayang di udara.

Sejarah Lompat Jauh

Lompat jauh telah dikenal selama lebih dari 2800 tahun dan merupakan salah satu even asli
dalam Olimpiade pada masa Yunani Kuno. Lompat jauh ini satu-satunya even lompat yang
dilombakan dalam Olimpiade Kuno. Semua even dalam Olimpiade, pada awalnya dimaksudkan
sebagai bentuk latihan perang. Munculnya olahraga  lompat jauh ini dipercaya untuk melatih
ketangkasan para prajurit dalam melompati rintangan yang berbeda, seperti parit atau jurang.

Awalnya, dalam even ini para pelompat hanya diperkenankan menggunakan start lari pendek.
Selain itu, pelompat juga diharuskan berlari sambil membawa beban di kedua tangannya.
Beban yang dimaksud dikenal dengan nama halteres. Lompat jauh sudah menjadi bagian
dalam ajang kompetisi dunia sejak Olimpiade  Modern pada 1896 di Athena, Yunani.

Arena Lompat Jauh

Jarak lompatan diukur dari papan tolakan sampai batas terdekat dari letak pendaratan yang
dihasilkan oleh bagian tubuh pelompat. Panjang lintasan hingga papan tumpuan umumnya 45
meter dan lebar lintasan 1,22 m. Sementara, papan lompatan memiliki panjang 1,22 m dan
lebar 20 cm dengan ketebalan 10 cm. Jarak papan tumpuan pada bak lompat adalah 1 m. Bak
lompat yang digunakan dalam lompat jauh sepanjang 9 m dengan lebar 2,95 m. Untuk lebar
tempat pendaratan, jaraknya paling sedikit 2,75 m antara garis tolakan sampai akhir tempat
tolakan.

Pertanyaan
Teknik Lompat Jauh

 Teknik Awalan

Awalan atau ancang-ancang dilakukan untuk mendapat kecepatan yang tinggi pada waktu akan
melompat. Jarak ancang-ancang tergantung kematangan dan kemampuan berakselerasi
dengan kecepatanya. Teknik ini harus dilakukan dengan berlari secepat mungkin dari jarak 40-
45 m pada sebuah lintasan.

 Teknik Menumpu

Menumpu merupakan gerakan yang penting untuk menentukan hasil lompatan yang
sempurrna. Dalam teknik ini pelompat melakukan tolakan pada papan tumpuan menggunakan
kaki yang terkuat dengan mengubah kecepatan horizontal menjadi kecepatan vertikal.

Sewaktu menumpu, posisi badan tidak boleh terlalu condong. Tumpuan harus kuat, cepat, dan
aktif. Keseimbangan badan juga harus diperhatikan agar tidak goyang. Gerakan ayunan lengan
sangat membantu menambah ketinggian serta menjaga keseimbangan badan.

 Teknik Melayang

Gerakan melayang dilakukan setelah meninggalkan balok tumpuan. Pada saat melakukan
gerakan melayang, keseimbangan badan harus terjaga. Ayunan kedua tangan bisa membantu
keseimbangan. Teknik melayang dapat dilakukan dengan sikap jongkok atau sikap bergantung.
Dalam sikap jongkok, saat menumpu, kaki ayun mengangkat lutut setinggi-tingginya, disusul
oleh kaki tumpu. Kemudian sebelum mendarat, kedua kaki dibawa ke arah depan.

Sementara dalam sikap bergantung, kaki ayun dibiarkan tergantung lurus pada waktu
menumpu. Tubuh diusahakan tegak, disusul oleh kaki tumpu dengan lutut ditekuk sambil
pinggul didorong ke depan. Lalu, kedua lengan direntangkan ke atas.

 Teknik Mendarat

Dalam teknik ini, pelompat harus berupaya mendatat dengan sebaik mungkin. Jangan sampai
badan atau lengan jatuh ke belakang. Pendaratan pada bak lompat dimulai dengan posisi
kedua tumit kaki dan kedua kaki agak rapat. Gerakan-gerakan waktu pendaratan harus
dilakukan dengan dua kaki. Yang perlu diperhatikan saat mendarat adalah kedua kaki mendarat
secara bersamaan, diikuti dengan dorongan pinggul ke depan. Sehingga, badan tidak
cenderung jatuh ke belakang yang bisa berakibat merugikan si pelompat itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai