Tujuan praktikum :
1. Praktikan mengetahui langkah-langkah konfigurasi router di Windows 2003
Server dan Linux.
2. Praktikan dapat melakukan konfigurasi pada PC Router yang diawali dengan
pembuatan topologi dan seting alamatnya.
A. Pendahuluan
Sebelum kita pelajari lebih jauh mengenai bagaimana konsep routing, kita perlu
memahami lebih baik lagi mengenai beberapa aturan dasar routing. Juga tentunya kita harus
memahami sistem penomoran IP, subnetting, netmasking dan saudara-saudaranya yang lain.
Contoh kasus:
Host X 128.1.1.1 (IP Kelas B network id 128.1.x.x)
Host Y 128.1.1.7 (IP kelas B network id 128.1.x.x)
Host Z 128.2.2.1 (IP kelas B network id 128.2.x.x)
Pada kasus di atas, host X dan host Y dapat berkomunikasi langsung tetapi baik host X
maupun Y tidak dapat berkomunikasi dengan host Z, karena mereka memiliki Network Id yang
berbeda. Bagaimana supaya Z dapat berkomunikasi dengan X dan Y ? gunakan router !
Contoh lain:
Host A 192.168.0.1 subnet mask 255.255.255.240
Host B 192.168.0.2 subnet mask 255.255. 255.240
Host C 192.168.0.17 subnet mask 255.255. 255.240
Nah, ketika subnetting dipergunakan, maka dua host yang terhubung ke segmen jaringan
yang sama dapat berkomunikasi hanya jika baik Network ID maupun subnetID-nya sesuai. Pada
kasus di atas, A dan B dapat berkomunikasi dengan langsung, C memiliki Network ID yang sama
dengan A dan B tetapi memiliki subnetmask yang berbeda. Dengan demikian C tidak dapat
berkomunikasi secara langsung dengan A dan B. Bagaimana supaya C dapat berkomunikasi
dengan A dan B ? gunakan router !
Jadi fungsi router, secara mudah dapat dikatakan, menghubungkan dua buah
jaringan yang berbeda; tepatnya mengarahkan rute yang terbaik untuk mencapai
network yang diharapkan.
Router adalah sebuah device yang berfungsi untuk meneruskan paket-paket dari sebuah
network ke network yang lainnya (baik LAN ke LAN atau LAN ke WAN) sehingga host-host yang
ada pada sebuah network bisa berkomunikasi dengan host-host yang ada pada network yang
lain. Router menghubungkan network-network tersebut pada network layer dari model OSI,
sehingga secara teknis Router adalah Layer 3 Gateway. Contoh beberapa vendor router yang ada
di pasara antara lain : Cisco,3Com,Nortel, Huawey, dan Cabletron. Namun Cisco menguasai labih
dari 70% pasaran router di dunia.
Router bisa berupa sebuah device yang dirancang khusus untuk berfungsi sebagai router
(dedicated router), atau bisa juga berupa sebuah PC yang difungsikan sebagai router. PC router
yaitu sebuah PC yang berfungsi sebagai router untuk menjalankan system operasi yang memiliki
kemampuan meneruskan paket dari jaringan atau ke jaringa lain.
Pada router terdapat routing table yaitu table yang berisi alamat-alamat jaringan untuk
menentukan tujuan dari paket-paket data yang akan dilewatkan. Jika pada PC terdapat dua NIC
misalnya modem dan Ethernet maka PC tersebut dapat berfungsi sebagai router.
Kemampuan router antara lain :
1. Mengirim paket data antara dua tipe jaringan fisik yang berbeda. Misalnya meneruskan
paket data dari Ethernet ke frame relay yang biasanya dilakukan oleh WAN.
2. Membagi segmen jaringan yang besar menjadi segmen yang kecil-kecil.
3. Memfilter dan mengisolasi trafik.
4. Mengubah alamat asal sehingga seakan-akan paket data tersebut berasal dari sebua
alamat yang berbeda dari pengirim aslinya. Di Linux hal ini dikenal dengan
Masquerading, dan router berfungsi sebagai Network Address Translation(NAT).
Pada router terdapat Routing protocol yang berfungsi untuk mendapatkan jalur terbaik
dari beberapa susunan router yang dilalui paket data pada jaringan dari asal paket ke tujuan.
Routing pada router tidak memperhatikan tentang host, ia hanya memprioritaskan tetnang
network dan jalur terbaik untuk setiap network.
Contoh lainnya dari penggunaan router yang saat ini populer adalah ketika sebuah
perusahaan akan terhubung ke internet. Maka router akan berfungsi mengalirkan paket data dari
perusahaan tersebut ke lembaga lain melalui internet, sudah barang tentu nomor jaringan
perusahaan itu akan bereda dengan perusahaaan yang dituju.
1. Dasar Routing
Untuk mempelajari routing kita harus tahu tentang pengaturan IP, subnetting, netmask, dll
yang telah dipelajari pada modul 1.
Berikut ini hal-hal yang perlu dimiliki oleh sebuah router untuk peroutingan :
a. Alamat tujuan
b. Router-router tetanggga
c. Route yang mungkin ke semua network remote
d. Router terbaik untuk setiap network remote.
e. Bagaimana menjaga dan memverifikasi informasi routing.
Dalam proses routing terdapat beberapa istilah :
a. Tabel routing : suatu table yang berisi informasi alamat IP dan alamat hardware dari
setiap host yang dituju serta jalur yang paling mudah yang dapat ditempuh.
b. Direct routing : pengiriman paket data langsung ke host tujuan pada suatu subnet yang
sama.
c. Undirect Routing : pengiriman paket data langsung ke host tujuan dengan subnet yang
berbeda. Syarat melakukan undirect routing adalah terdapat host lain yang memiliki
hubungan denagn jaringan local dengan subnet yang berbeda tersebut.
d. Routing Protocol : protocol yang menyediakan beberapa instruksi dan informasi yang
berbeda untuk router. Contoh : Routing Information Protocol (RIP), Open Shortest Path
First, Border Gatewat Protocol (BGP), Routing protocol khusus agar dapat memberi
laporan seperti :
- Keluaran dan kualitas dari sirkuit antar router.
- Status operasional dari router
- Jumlah titik relay atau jumlah lompatan dari sebuah paket
- Jalur alternative yang tersedia bila ada kegagalan.
e. Metric adalah suatu nilai hasil dari perhitungan algoritma yang dipakai oleh protocol
routing yang dapat berupa jarak ke tujuan atau ongkos ke tujuan.
f. Convergence adalah waktu yang diperlukan oleh semua router-router pada jaringan
untuk mengikuti perubahan yang disebabkan oleh perubahan topologi jaringan.
g. Autonomous system (AS) : koleksi sejumlah router yang berada dibawah naungan
manajemen bersama yang dapat saling menukar informasi.
Bila router 1 merupakan default router untuk computer A, maka paket akan dirouted ulang
melalui router 2. Computer A akan diberitahukan route yang lebih baik untuk mengirimkan
paket-paket ke computer C, saat masing-masing route ditemukan, paket akan dikirimkan ke
router selanjutnya yang dinamakan hop, sampai akhirnya dikirimkan ke host tujuan. Kalau
suatu route tidak ditemukan, maka sebuah pesan kesalahan akan dikirimkan ke host sumber.
Untuk mengambil keputusan routing, layer IP mengkonsultasikan sebuah table routing yang
disimpan di dalam memori. Proses-proses yang mempengaruhi router antara lain :
a. Kecepatan transmisi
b. Jarak perkembangan (waktu yang dibutuhkan oleh sebuah paket untuk berpindah dari
LAN ke LAN)
c. Jarak pengantrian (digunakan bila router atau switched tertunda oleh lalu lintas)
Pada umumnya terdapat 2 jenis konfigurasi routing yang sering digunakan yaitu :
b. Konfigurasi Dinamik
Router dinamis secara otomatis memperbaharui table routing, yang mengurangi beban
administrative. Namun, dapat meningkatkan lalu lintas dalam jaringan yang besar dan
menggunakan protocol routing.
Kentungannya : lebih mudah karena routing secara otomatis.
Kerugiannya : membebani dalam proses-proses di CPU router sehingga perlu router yang
lebih handal dan mahal. Contoh yang paling banyak digunakan adalah RIP. Secara umum,
router dinamis dibagi menjadi 2 kategori :
Distance vector
Dengan distance vector, router pada jaringan setiap periode tertentu mengabarkan
informasi dari table routing ke table lain yang berdekatan. Informasi ini kemudian diteruskan
oleh router tersebut ke router lainnya yang berdekatan dengannya. Distance vector
mengupdate perubahan topologi setiap 30 detik. Contoh : Routing Information Protocol
(RIP), Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
Kelemahan : Perubahan jaringan tidak dapat terjadi secara serempak (adakala
perubahan di suatu router belum terjadi di router lainnya, sehingga dapat terjadi kekacauan
jika router berulang-ulang menyiarkan perubahan yang lama terjadi (count infinity) dan
menyebabkan terjadinya routing loop (paket dikirim berulang-ulang mengelilingi jaringan)).
Jika routing loop teerjadi, dapat menyebabkan ketidakstabilan atau kemacetan (coallision).
Contoh :
R5 R7
R1 R3
R2 R4 R6
1. Router 2 mengabarkan router 1 dan router 3 bahwa router 7 adalah berjarak 5 loncatan
(hop) darinya.
2. Sekarang, jika hubungan antara router 6 dan router 7 terputus karena suatu hal, router 6
akan mengabarkan ke router 5 mengenai hal ini. Router 5 kemudian akan mengabarkan
ke router 4
3. Tapi, karena router 4 dapat menerima kabar dari router 3 lebih dahulu dari pada dari
router 5, informasi yang diterimanya adalah router 7 berjarak 4 hop padahal hubungan
router 7 telah terputus. Maka, informasi yang dikabarkan oleh router satu dengan yang
lainnya tidak cocok.
Beberapa metode untuk menghindari routing loop :
a. Split Horizon : menghindarkan pengiriman data kembali ke alamat
pengirim atau asal
b. Hold Down : menghidarkan regular update mengirimkan data mengenai
paket yang telah tak terpakai
c. Router poisioning : cara mengirimkan routing update untuk menandai
paket yang tak mencapai tujuannya sebagai hop count yang tidak tercapai,
misalnya hop ke 16 untuk RIP
Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.
RIP versi 1
Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing
periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask
(VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas
jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran
yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai
serangan.
RIP versi 2
Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan
standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet,
sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka
batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi
awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan
kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.
Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu host yang tidak berpartisipasi dalam routing,
RIPv2 me-multicast seluruh tabel routing ke semua router yang berdekatan di alamat 224.0.0.9,
sebagai lawan dari RIP yang menggunakan siaran unicast. Alamat 224.0.0.9 ini berada pada alamat IP
versi 4 kelas D (range 224.0.0.0 - 239.255.255.255). Pengalamatan unicast masih diperbolehkan
untuk aplikasi khusus.(MD5) otentikasi RIP diperkenalkan pada tahun 1997.RIPv2 adalah Standar
Internet STD-56.RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC
2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya.
bertambah besar maka persyaratan memori dan waktu komputasi route juga bertambah besar.
Untuk mengalamatkan problem perskalaan ini, OSPF membagi internetwork menjadi sekumpulan
jaringan berdekatan yang dinamakan area. Area-area dihubungkan satu sama lain melalui satu area
backbone. Router backbone di dalam OSPF merupakan suatu router yang dihubungkan ke area
backbone. Router backbone mencantumkan router-router yang dihubungkan ke lebih dari satu area.
Namun, router backbone tidak harus menjadi router border area. Router yang memiliki semua
jaringan yang dihubungkan ke backbone merupakan routing internal. Setiap router hanya menajga
suatu database dalam keadaan terhubung untuk area yang dihubungkan ke router. Area Border
Router (ABR) menghubungkan area backbone dengan area lainnya. Lingkungan yang dirouted OSPF
sangat cocok untuk internetwork IP yang dinamis, multipath berukuran besaer misalnya kampus,
perusahaan dan instansi-instansi besar.
Digunakan untuk mengkonfigurasikan router via modem dari lokasi remote VIC terdiri atas dua port
dengan tipe yang sama. Secara garis besar kartu-kartu (cards) tersebut terbagi atas dua tipe utama
yaitu card voice atau AVM (Analog Voice Module) dan DVM (Digital Voice Module).