Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMENT MUTU

“KOMUNIKASI”

DISUSUS OLEH:
KELAS IB

HAERIL 209027

AKADEMI TEKNIK SOROWAKO


(T.A 2009 – 2010)

1
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia-nya tugas (laporan) kami
ini dapat rampung secepat mungkin.

Penulisan tugas (laporan) ini didasarkan pada rangkaian pengalaman dan


pengetahuan kami tentang AUDIT MUTU dengan topic “KOMUNIKASI” . Pengalaman kami
selama sepekan ini melakukan audit sistem mutu (pencarian pembahasan di INTERNET dan
Buku AUDIT MUTU INTERNAL yang berdasarkan ISO 9001:2000 ) dirangkum dalam
tugas/laporan kami ini, sehingga dengan tugas (laporan) ini tidak hanya bermanfaat bagi
kami, tetapi juga bagi siapa saja yang berkecimpung di bidang pengelolaan mutu khususnya
dibidang KOMUNIKASI.

Laporan ini melakukan pembahasan secara terstruktur, dari sejarah, pembagian,


Metode, Prinsip, Batasan, Komponen sampai dengan masalah – masalah komunikasi. Dalam
tugas (laporan) ini tidak lagi membahas klausul - klausul standard ISO 9001:2000 karena
sebagai auditor standard merupakan pegangan yang seharusnya sudah dipahami.

Ucapan terima kasih kepada rekan – rekan kelompok yang ikut serta membantu
dalam pengeditan tugas (laporan) ini serta memberikan saran dan kritik terhadap draft
laporan kami ini. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak yang telah membimbing
kami dalam pembuatan laporan ini.

Akhir kata, tugas (laporan) ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik yang positif dan membangun maupun sumbang saran saran
demi penyempurnaan laporan ini akan kami terima dengan segala kerendahan hati.

Soroako, Desember 2009

2
DAFATAR ISI
Cover ……………………………………………………………………………… 1

Kata Pengantar ……………………………………………………………… 2

Daftar Isi ……………………………………………………………………… 3

SCHEDULE ……………………………………………………………………… 4

1. PENDAHULUAN ……………………………………………………… 5
LATAR BELAKANG ……………………………………………………… 5
2. SEKILAS TENTANG KOMUNIKASI ……………………………………… 6
PENGERTIAN KOMUNIKASI ……………………………………………… 6
A. METODE/JENIS KOMUNIKAS ……………………………… 6
B. TUJUAN & PRINSIP KOMUNIKASI ……………………………… 9
C. KOMPONEN KOMUNIKASI ……………………………………… 10
D. PROSES KOMUNIKASI ……………………………………… 10
E. BATASAN DALAM KOMUNIKASI ……………………………… 11
F. MASALAH/HAMBATAN KOMUNIKASI ……………………… 11

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 16

INTER
KOMU PEMBA NAL
NIKASI GIAN
EKSTER
NAL
MET Komunika 3
ODE si obek
Sentuhan
NON-
VERB
VERB
AL
AL Kronemik
PENGERTI Gerakan/b
AN, ahasa
TUJUAN & tubuh
PRINSIP
Vokalik
KOMUNIK
ASI
KOMPONE
Lingkunga
N, PROSES
n
&
BATASAN
KOMUNIK
ASI
MASALAH
-
MASALAH
KOMUNIK
ASI

1. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Sejarah komunikasi
 Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan
kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk
reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi
primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka
peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan

4
 Pada binatang, selain untuk seks, komunikasi juga dilakukan untuk menunjukkan
keunggulan, biasanya dengan sikap menyerang. Munurut sejarah evolusi sekitar
250 juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak
memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita
kenal sebagai emosi. Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat pada
system limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain "tingkat tinggi".

 Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman Bentuk


umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan dan penyiaran.
Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan.

 Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat
dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila
pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

 Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”,
topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan
komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini
dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi,
telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha
yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi
mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi
menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya,
namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan
keberagaman komunikasi itu sendiri. Mencari teori komunikasi yang terbaik pun
tidak akan berguna karena komunikasi adalah kegiatan yang lebih dari satu
aktivitas. Masing-masing teori dipandang dari proses dan sudut pandang yang
berbeda dimana secara terpisah mereka mengacu dari sudut pandang mereka
sendiri.

2. SEKILAS TENTANG KOMUNIKASI


Pengertian komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari
satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara
keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan
kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila
tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,
komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik
badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,

5
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut
komunikasi dengan bahasa nonverbal.

A. METODE/JENIS KOMUNIKAS
1. Metode Komunikasi

KOMUNIKASI VERBAL

Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol


verbal. Simbol verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Ada
aturan-aturan yang ada untuk setiap bahasa yaitu fonologi, sintaksis, semantic dan
pragmatis.

KOMUNIKASI NON-VERBAL

Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan


disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah
menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata,
penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-
simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya
emosi, dan gaya berbicara.

Jenis – jenis komunikasi non-verbal

 Komunikasi objek

Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang


sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap
termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai
orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara
pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat
pekerjaan daripada yang tidak. Contoh: Seorang polisi menggunakan
seragam. Ini merupakan salah satu bentuk komunikasi objek.

 Sentuhan

Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi


nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan,
berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain.
Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan

6
atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu
perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.

 Kronemik

Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam


komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal
meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas
yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan
waktu (punctuality).

 Gerakan tubuh (Bahasa Tubuh)

Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak


mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya
digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk
untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu;
menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan
kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau
untuk melepaskan ketegangan.

Adapula komunikasi dalam bentuk selebrasi/ sebagaimana cristiano


ronaldo melakukan gaya super sombong dengan mengangkat kedua tangannya
apabila ia mencetak gol, seakan-akan didalam hatinya mengatakan apakah
masih ada yang lebih hebat dariku.

Beberapa teknik sederhana yang dapat digunakan adalah:

1) Lakukan   tatapan  mata  setiap  saat,  pada  individu  atau kelompok


tertentu untuk memperoleh keyakinan bahwa mereka memperhatikan 
konten  yang   sedang dibicarakan untuk menumbuhkan rasa percaya
diri sebagai  pembicara. Jika keberanian  untuk  melakukan hal ini
belum ada, layangkan selalu  tatapan  mata kebagian pendengar di
barisan belakang. Kekhawatiran itu akan terkikis  sedikit demi  sedikit
selama  berbicara sehingga akhirnya  timbul  keberanian  menatap pada
satu arah pendengar tertentu. Jangan lupa memberi keseimbangan 
tatapan, berganti arah.

7
2) Gunakan bahasa tangan untuk mengilustrasikan poin-poin ujaran yang
disampaikan. Jika tidak terbiasa menggunakan gerakan tangan sebagai
aksentuasi, silangkan  saja  dibagian punggung (jika bicara sambil
berdiri) atau  di  balik  podium (jika  berdiri di mimbar). Jangan sekali-
kali menggunakan gerakan  tangan  yang menunjukkan  kegelisahan 
atau sebaliknya membuat gerakan yang membuat pendengar menjadi
tidak tenteram (misal, memutar-mutar pulpen dengan  tangan atau
mengetuk-ngetukkannya di meja selama berbicara),

3) Bergerak santai jika bicara sambil berdiri. Tapi jangan mundar mandir
dari  satu sisi  ke sisi  yang lain terlalu cepat (seperti orang sedang adu 
lari)  atau  terlalu diatur (sehingga terkesan seperti Prgawati).

4) Rileks dan santai, jangan tegang. Dalam berkomunikasi dihindari ada


rasa beban. Kalau tidak akan terjadi ketegangan dan ketidakteraturan
berbicara. Dengan demikian interaksi komunikasi yang positif tidak
terjadi.

5) Senyum  dan  senyum.  Ini akan menimbulkan keyakinan pada  diri 


sendiri  dan rasa akrab bagi pendengar. Selalu tersenyum sambil
menceritakan suatu  anekdot  atau humor yang terkait dengan bahan
pembicaraan akan  membuat  pendengar  benar-benar  menikmati 
humor dan anekdot tersebut [paling tidak untuk sopan santun, mereka
akan turut tertawa juga]. Dan ini penting buat pembicara.  Sebab, jika
humor tidak bersambut akan mengakibatkan hilang kontrol dan 
percaya diri pembicara juga akan hilang.

6) Akhirnya,  apa pun konten pembicaraan yang akan disampaikan maka


keberhasilannya akan bergantung  pada kemampuan menggabungkan
unsur isi pembicaraan, pengungkapannya dalam bahasa ujaran, dan
aksentuasinya dalam bentuk non-ujaran atau bahasa tubuh. Semua ini
harus bersifat sinergis.

8
 Vokalik

Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan,


yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik.
Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara,
kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu,
penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara
juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti
ini harus dihindari.

 Lingkungan

Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan


tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan,
dan warna.

2. Komunikasi terbagi atas 2 bagian, yakni

 Komunikasi Internal

 Komunikasi eksternal

B. TUJUAN & PRINSIP KOMUNIKASI


Tujuan Komunikasi
Kita melakukan komunikasi untuk suatu maksud tertentu, dan yang menjadi
tujuan-tujuan dasar komunikasi kita pada umumnya adalah yang berikut ini :
Untuk dipahami oleh orang lain seperti yang kita inginkan,
Untuk memastikan adanya tanggapan terhadap pesan yang kita
sampaikan, yang sebisa mungkin adalah yang mendukung maksud kita
Untuk mempertahankan hubungan yang baik dengan orang-orang yang
kita ajak berkomunikasi

Prinsip - prinsip Komunikasi


Pada dasarnya prinsip Komunikasi merupakan Penjabaran dari Devinisi atau
hakikat Komunikasi. Adapun prinsip – prinsip Komunikasi diantaranya:
 Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi,
 Komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan,

9
 Komunikasi berlangsung berlangsung dalam berbagai tingkat
kesengajaan,
 Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu,
 Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi,
 Komunikasi itu bersifat sistemik,
 Semakin mirip latar belakang social budaya semakin efektiflah
komunikasi,
 Komunikasi bersifat nonsekuensial,
 Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional,
 Komunikasi bersifat irreversible,
 Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah.

C. KOMPONEN KOMUNIKASI

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa
berlangsung dengan baik. Adapun komponen-komponen komunikasi adalah:

 Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan


kepada pihak lain.
 Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu
pihak kepada pihak lain.
 Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada
komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat
berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
 Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari
pihak lain
 Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi
pesan yang disampaikannya.
 Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana
komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")

D. PROSES KOMUNIKASI

Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.

1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain


mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan
itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang
bisa dimengerti kedua pihak.

10
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran
baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung
melalui telephone, e-mail, surat, atau media lainnya.

media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan:

1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi


pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu
sendiri.
2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas
pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan
yang dimaksud oleh si pengirim.

E. BATASAN DALAM KOMUNIKASI

Batasan dalam komunikasi termasuk:

1. Bahasa
2. Penundaan waktu
3. Politik

F. MASALAH/HAMBATAN KOMUNIKASI
 Perbedaan Persepsi
Pengalaman kita di masa lalu seringkali menentukan bagaimana kita
akan memberikan reaksi pada pesan komunikasi tertentu. Manakala sesuatu
yang sama disampaikan ke orang-orang yang berbeda dalam hal usia, latar
belakang budaya, dan suku bangsa, mereka akan mempersepsikannya secara
berbeda-beda. Mereka menggunakan apa yang telah mereka pelajari,
budayanya, serta pengalaman mereka untuk menafsirkan apa yang mereka
lihat / dengar. Sebenarnya, bukan saja kita memahami sesuatu secara berbeda
dibandingkan orang lain. Bila kita mendengar sebuah kalimat / pernyataan
saja, kita bisa menafsirkannya secara berbeda. Komunikasi yang efektif tidak
akan mungkin tercapai bila setiap orang yang terlibat dalam komunikasi
mempersepsikan pesan komunikasi yang dilihat / didengarnya secara berbeda.
Penyebabnya adalah karena setiap orang secara mental memvisualisasikan
situasi yang berbeda. Akibatnya, orang-orang yang terlibat dalam sebuah
proses komunikasi akan mendiskusikan situasi / pemahaman yang berbeda
pula.

 Kurang / Tidak Adanya Minat / Perhatian

11
Bila kurangnya perhatian terdapat pada orang-orang yang terlibat proses
komunikasi, baik itu pada komunikator maupun pada komunikan, maka hal itu
akan menjadi sebuah penghambat yang serius bagi diterimanya gagasan yang
sedang dikomunikasikan. Pada komunikator, hal itu adalah masalah motivasi,
sedangkan pada komunikan, masalahnya adalah pada bagaimana komunikator
mampu menarik minat / perhatian mereka. Dua cara untuk menarik perhatian
komunikan adalah, pertama, dengan menggunakan provokasi di awal
komunikasi. Ini bisa dengan menggunakan penarik perhatian, misalnya dengan
meminta para pendengar untuk berdiri, berbicara keras, ditampilkannya
gambar yang menarik, dan sebagainya. Yang kedua, dengan cara
membawakan pesan kita yang diposisikan bagi keuntungan para pendengar.
Maksudnya, apa yang kita sampaikan kita tonjolkan manfaat / kegunaannya
secara praktis bagi mereka.

 Kurangnya Pengetahuan Dasar


Yang dimaksud dengan Kurangnya Pengetahuan Dasar di sini adalah
adanya kesenjangan pengetahuan antara komunikator dan komunikan.
Pengetahuan yang dimiliki seseorang sebagian besar adalah hasil dari
pendidikannya. Ketika seseorang yang berpendidikan tinggi melakukan
komunikasi dengan seseorang yang pendidikannya rendah, besar kemungkinan
terjadi kesenjangan tersebut. Tidak adanya pengetahuan dasar yang sama di
antara pihak-pihak yang melakukan komunikasi dapat menjadi hambatan
komunikasi yang cukup serius.

 Emosi
Pengertian emosi di sini bukanlah sekedar marah, tapi segala macam
kemungkinan perasaan yang bisa ada pada manusia. Dapat dibayangkan bila
seseorang yang sedang sedih, lalu diajak berbicara oleh orang yang sedang
gembira. Jelas, keduanya tidak akan bisa mengapresiasi dan / atau memahami
pesan komunikasi dengan semestinya. Namun demikian, kadang-kadang
emosi juga dapat membantu komunikasi. Sebagai contoh, orang yang begitu
antusias mengenai sesuatu mungkin akan menyampaikan pesannya dengan
bersemangat, sehingga para pendengarnya mendapat gambaran yang jelas
mengenai maksud yang terkandung di dalam pesannya.

12
 Kepribadian
Bila emosi munculnya bersifat sementara, maka kepribadian adalah
factor penghambat yang wujudnya relatif tetap ada pada manusia. Ada orang
yang memang pendiam, periang, tertutup, bisa bicara apa adanya, pemurung,
mudah tertawa, serius, dan sebagainya. Adanya macam-macam kepribadian
menjadi tantangan tersendiri pada komunikasi kelompok, karena orang-orang
dalam kelompok tentu memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Pesan dalam
komunikasi kelompok barangkali harus dipertimbangkan sedemikian rupa
sehingga tidak menjadi sulit diterima bagi orang yang kepribadiannya berbeda
dari rata-rata orang.

 Penampilan Komunikator atau Cara Pesan Disajikan


Yang kita terima pada proses komunikasi adalah pesannya, namun
demikian seringkali perhatian kita tidak hanya tertuju pada pesannya saja,
namun juga pada pembawa pesan itu. Bila seorang komunikator
berpenampilan burukmaka apapun yang disampaikannya, meskipun pesannya
adalah penting atau bermanfaat, besar kemungkinan orang akan kurang
berminat untuk mendengarkannya.

Selain penampilan komunikator, bagaimana pesan disajikan juga


berperan penting. Mungkin sebuah buku mengandung informasi yang sangat
penting, namun bila sampul depannya tidak menarik, maka orang pun akan
segan untuk membuka, apalagi untuk membacanya. Hal yang sama berlaku
pula untuk bentuk yang lain, seperti desain surat, pengumuman, pemilihan
huruf, dan sebagainya.

 Prasangka
Dari semua hambatan yang mungkin ada pada proses pengkomunikasian
gagasan, barangkali prasangka adalah jenis yang paling sulit untuk diatasi.
Prasangka adalah persepsi yang tidak tepat yang dimiliki seseorang mengenai
sesuatu atau orang lain sebelum komunikasi dilakukan, yang sangat mewarnai
pemahamannya terhadap pesan komunikasi. Prasangka bias muncul karena
tidak adanya toleransi, pengalaman buruk yang berulang di masa lalu, atau
karena adanya semangat kelompok yang terlalu berlebihan sehingga

13
memandang rendah kelompok lain (terutama dalam situasi di mana terjadi
persaingan).

 Pengalih Perhatian
Faktor penghambat ini mengacu pada tempat dilakukannnya
komunikasi. Bila kita melakukan komunikasi di tempat yang bising atau di
mana terdapat beraneka macam suara atau gangguan lainnya, dapatlah
dipahami bahwa komunikan akan mudah teralih perhatiannya dari upaya
komunikasi yang sedang kita lakukan.

 Penyusunan Gagasan Yang Kurang Baik


Inti dari faktor penghambat komunikasi ini adalah tidaknya upaya untuk
mensistematisasikan penyampaian gagasan. Pesan komunikasi harus
disampaikan dengan terperinci, barangkali bisa dimulai dari pengantar,
penjelasan umum, pengertian istilah yang digunakan, dimulai dari penjelasan
yang mendasar, hingga ke yang mendetil. Semua harus disajikan secara
berurutan secara berurutan dan terperinci, sehingga memudahkan komunikan
untuk memahami pesan secara keseluruhan. Pada umumnya kita selalu berniat
menyusu gagasan kita dengan baik, namun karena terburu-buru seringkali kita
tidak melakukannya sebagaimana mestinya.

 Tidak Mendengarkan Dengan Baik


Seringkali kita berpikir bahwa komunikasi adalah tentang berbicara,
membaca, atau menulis saja, padahal ternyata 60 persen dari kegiatan
komunikasi kita digunakan untuk mendengarkan. Tentu saja dengan demikian
mendengarkan adalah suatu kegiatan yang tidak dapat diremehkan dalam
proses komunikasi. Tidak-mendengarkan-dengan-baik seringkali merupakan
hasil yang wajar dari adanya jeda yang ada antara waktu yang diperlukan
untuk menyampaikan gagasan-gagasan dan waktu yang diperlukan untuk
menangkap / memahaminya. Kebanyakan dari kita berbicara dengan
kecepatan 140 kata per menit, namun kita dapat menangkap 500 kata per
menit. Perbedaan yang ada ini seringkali membuat pikiran pendengar
cenderung untuk melangkah lebih maju dari apa yang akan disampaikan si

14
komunikator. Bahkan mungkin malah mengalihkan perhatiannya ke yang lain.
Akibatnya, kegiatan mendengarkan menjadi tidak fokus kepada yang
berbicara. Mendengarkan ternyata tidak mudah. Diperlukan usaha tersendiri
untuk melakukannya dengan baik. Bila kita mencoba, kita dapat
mendengarkan seseorang secara aktif, mengkonsentrasikan diri pada apa yang
sedang dikatakan, mendengarkan gagasan yang sedang dikomunikasikan
dengan cara melampaui kata-kata yang didengar, serta memberikan
penghargaan kepada keinginan dan kebutuhan yang ada pada si pembicara.

 Prioritas Perhatian
Di zaman ini, kita mengalami over informasi, bahkan over komunikasi.
Begitu banyak perhatian yang harus kita bagi pada banyak sumber informasi
yang mengarah pada kita, entah kita sengaja mengarah diri pada informasi
tersebut (seperti berlangganan koran, berlangganan TV kabel) atau yang
mungkin tidak kita sengaja mengarah pada kita (selebaran, spam pada email,
iklan, dan sebagainya). Akibatnya kita menjadi selektif. Komunikasi yang kita
lakukan, oleh karenanya, harus kita buat sedemikian rupa sehingga bias
mendapatkan prioritas perhatian dari pada pendengar. Kita buat pesannya
dengan sebaik mungkin, sejelas mungkin, menarik, mudah, dan sederhana,
sehingga mampu bersaing dengan begitu banyak kemungkinan sumber
informasi lain yang mungkin dirasakan oleh pendengar sebagai yang lebih
penting.

 Bahasa
Fokus dari masalah yang ditimbulkan oleh bahasa sebagai faktor
penghambat komunikasi adalah soal semantik. Semantik berkenaan dengan
makna dari kata, frase, atau kalimat yang kita ucapkan. Masalah muncul
karena orang bisa menafsirkan sebuah pernyataan yang sama secara berbeda-
beda. Ini bias dari penggunaan istilah, adanya konotasi tertentu yang berbeda
dari sebuah kata, penggunaan idiom yang tidak tepat, pemilihan kata yang
keliru untuk mengungkapkan maksud tertentu, atau bahkan penggunaan
tingkat bahasa (bahasa halus, kasar, umum).

15
DAFTAR PUSTAKA

Soenarto, Aryani., Diktat Pelatihan Komunikasi yang Efektif. Diselenggarakan oleh Pusat
Standarisasi dan Sistem Mutu-LIPI, 29-30 juli, Jakarta

Arifin, Anwar. 1977 Komunikasi Dalam Teori dan Praktek ( 1 dan 2 ). Bandung : Penerbit
Armico.

Hadjam, M.N.R. Komunikasi Terapuitik (Makalah Pelatihan Untuk Pelatih bagi Konsultan
NAPZA Studi Piloting Krisis Unit SMU) Diselenggarakan Oleh Fakultas Psikologi UMS
Bekarjasama dengan Direktorat DIKMENUM DEPDIKNAS RI Di Yogyakarta 25-28
September 2002

Rakhmad J. 1993. Psikologi Komunikasi. Bandung : Penerbit PT. Remaja Rosdakarya

Widjaja, A.W.. 2000. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

INTERNET : GOOGLE “HAL – HAL YANG MENYANGKUT KOMUNIKASI”.

16
17

Anda mungkin juga menyukai