“KOMUNIKASI”
DISUSUS OLEH:
KELAS IB
HAERIL 209027
1
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia-nya tugas (laporan) kami
ini dapat rampung secepat mungkin.
Ucapan terima kasih kepada rekan – rekan kelompok yang ikut serta membantu
dalam pengeditan tugas (laporan) ini serta memberikan saran dan kritik terhadap draft
laporan kami ini. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak yang telah membimbing
kami dalam pembuatan laporan ini.
Akhir kata, tugas (laporan) ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik yang positif dan membangun maupun sumbang saran saran
demi penyempurnaan laporan ini akan kami terima dengan segala kerendahan hati.
2
DAFATAR ISI
Cover ……………………………………………………………………………… 1
SCHEDULE ……………………………………………………………………… 4
1. PENDAHULUAN ……………………………………………………… 5
LATAR BELAKANG ……………………………………………………… 5
2. SEKILAS TENTANG KOMUNIKASI ……………………………………… 6
PENGERTIAN KOMUNIKASI ……………………………………………… 6
A. METODE/JENIS KOMUNIKAS ……………………………… 6
B. TUJUAN & PRINSIP KOMUNIKASI ……………………………… 9
C. KOMPONEN KOMUNIKASI ……………………………………… 10
D. PROSES KOMUNIKASI ……………………………………… 10
E. BATASAN DALAM KOMUNIKASI ……………………………… 11
F. MASALAH/HAMBATAN KOMUNIKASI ……………………… 11
INTER
KOMU PEMBA NAL
NIKASI GIAN
EKSTER
NAL
MET Komunika 3
ODE si obek
Sentuhan
NON-
VERB
VERB
AL
AL Kronemik
PENGERTI Gerakan/b
AN, ahasa
TUJUAN & tubuh
PRINSIP
Vokalik
KOMUNIK
ASI
KOMPONE
Lingkunga
N, PROSES
n
&
BATASAN
KOMUNIK
ASI
MASALAH
-
MASALAH
KOMUNIK
ASI
1. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sejarah komunikasi
Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan
kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk
reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi
primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka
peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan
4
Pada binatang, selain untuk seks, komunikasi juga dilakukan untuk menunjukkan
keunggulan, biasanya dengan sikap menyerang. Munurut sejarah evolusi sekitar
250 juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak
memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita
kenal sebagai emosi. Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat pada
system limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain "tingkat tinggi".
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat
dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila
pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”,
topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan
komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini
dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi,
telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha
yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi
mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi
menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya,
namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan
keberagaman komunikasi itu sendiri. Mencari teori komunikasi yang terbaik pun
tidak akan berguna karena komunikasi adalah kegiatan yang lebih dari satu
aktivitas. Masing-masing teori dipandang dari proses dan sudut pandang yang
berbeda dimana secara terpisah mereka mengacu dari sudut pandang mereka
sendiri.
5
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut
komunikasi dengan bahasa nonverbal.
A. METODE/JENIS KOMUNIKAS
1. Metode Komunikasi
KOMUNIKASI VERBAL
KOMUNIKASI NON-VERBAL
Komunikasi objek
Sentuhan
6
atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu
perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
Kronemik
7
2) Gunakan bahasa tangan untuk mengilustrasikan poin-poin ujaran yang
disampaikan. Jika tidak terbiasa menggunakan gerakan tangan sebagai
aksentuasi, silangkan saja dibagian punggung (jika bicara sambil
berdiri) atau di balik podium (jika berdiri di mimbar). Jangan sekali-
kali menggunakan gerakan tangan yang menunjukkan kegelisahan
atau sebaliknya membuat gerakan yang membuat pendengar menjadi
tidak tenteram (misal, memutar-mutar pulpen dengan tangan atau
mengetuk-ngetukkannya di meja selama berbicara),
3) Bergerak santai jika bicara sambil berdiri. Tapi jangan mundar mandir
dari satu sisi ke sisi yang lain terlalu cepat (seperti orang sedang adu
lari) atau terlalu diatur (sehingga terkesan seperti Prgawati).
8
Vokalik
Lingkungan
Komunikasi Internal
Komunikasi eksternal
9
Komunikasi berlangsung berlangsung dalam berbagai tingkat
kesengajaan,
Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu,
Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi,
Komunikasi itu bersifat sistemik,
Semakin mirip latar belakang social budaya semakin efektiflah
komunikasi,
Komunikasi bersifat nonsekuensial,
Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional,
Komunikasi bersifat irreversible,
Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah.
C. KOMPONEN KOMUNIKASI
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa
berlangsung dengan baik. Adapun komponen-komponen komunikasi adalah:
D. PROSES KOMUNIKASI
10
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran
baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung
melalui telephone, e-mail, surat, atau media lainnya.
media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan:
1. Bahasa
2. Penundaan waktu
3. Politik
F. MASALAH/HAMBATAN KOMUNIKASI
Perbedaan Persepsi
Pengalaman kita di masa lalu seringkali menentukan bagaimana kita
akan memberikan reaksi pada pesan komunikasi tertentu. Manakala sesuatu
yang sama disampaikan ke orang-orang yang berbeda dalam hal usia, latar
belakang budaya, dan suku bangsa, mereka akan mempersepsikannya secara
berbeda-beda. Mereka menggunakan apa yang telah mereka pelajari,
budayanya, serta pengalaman mereka untuk menafsirkan apa yang mereka
lihat / dengar. Sebenarnya, bukan saja kita memahami sesuatu secara berbeda
dibandingkan orang lain. Bila kita mendengar sebuah kalimat / pernyataan
saja, kita bisa menafsirkannya secara berbeda. Komunikasi yang efektif tidak
akan mungkin tercapai bila setiap orang yang terlibat dalam komunikasi
mempersepsikan pesan komunikasi yang dilihat / didengarnya secara berbeda.
Penyebabnya adalah karena setiap orang secara mental memvisualisasikan
situasi yang berbeda. Akibatnya, orang-orang yang terlibat dalam sebuah
proses komunikasi akan mendiskusikan situasi / pemahaman yang berbeda
pula.
11
Bila kurangnya perhatian terdapat pada orang-orang yang terlibat proses
komunikasi, baik itu pada komunikator maupun pada komunikan, maka hal itu
akan menjadi sebuah penghambat yang serius bagi diterimanya gagasan yang
sedang dikomunikasikan. Pada komunikator, hal itu adalah masalah motivasi,
sedangkan pada komunikan, masalahnya adalah pada bagaimana komunikator
mampu menarik minat / perhatian mereka. Dua cara untuk menarik perhatian
komunikan adalah, pertama, dengan menggunakan provokasi di awal
komunikasi. Ini bisa dengan menggunakan penarik perhatian, misalnya dengan
meminta para pendengar untuk berdiri, berbicara keras, ditampilkannya
gambar yang menarik, dan sebagainya. Yang kedua, dengan cara
membawakan pesan kita yang diposisikan bagi keuntungan para pendengar.
Maksudnya, apa yang kita sampaikan kita tonjolkan manfaat / kegunaannya
secara praktis bagi mereka.
Emosi
Pengertian emosi di sini bukanlah sekedar marah, tapi segala macam
kemungkinan perasaan yang bisa ada pada manusia. Dapat dibayangkan bila
seseorang yang sedang sedih, lalu diajak berbicara oleh orang yang sedang
gembira. Jelas, keduanya tidak akan bisa mengapresiasi dan / atau memahami
pesan komunikasi dengan semestinya. Namun demikian, kadang-kadang
emosi juga dapat membantu komunikasi. Sebagai contoh, orang yang begitu
antusias mengenai sesuatu mungkin akan menyampaikan pesannya dengan
bersemangat, sehingga para pendengarnya mendapat gambaran yang jelas
mengenai maksud yang terkandung di dalam pesannya.
12
Kepribadian
Bila emosi munculnya bersifat sementara, maka kepribadian adalah
factor penghambat yang wujudnya relatif tetap ada pada manusia. Ada orang
yang memang pendiam, periang, tertutup, bisa bicara apa adanya, pemurung,
mudah tertawa, serius, dan sebagainya. Adanya macam-macam kepribadian
menjadi tantangan tersendiri pada komunikasi kelompok, karena orang-orang
dalam kelompok tentu memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Pesan dalam
komunikasi kelompok barangkali harus dipertimbangkan sedemikian rupa
sehingga tidak menjadi sulit diterima bagi orang yang kepribadiannya berbeda
dari rata-rata orang.
Prasangka
Dari semua hambatan yang mungkin ada pada proses pengkomunikasian
gagasan, barangkali prasangka adalah jenis yang paling sulit untuk diatasi.
Prasangka adalah persepsi yang tidak tepat yang dimiliki seseorang mengenai
sesuatu atau orang lain sebelum komunikasi dilakukan, yang sangat mewarnai
pemahamannya terhadap pesan komunikasi. Prasangka bias muncul karena
tidak adanya toleransi, pengalaman buruk yang berulang di masa lalu, atau
karena adanya semangat kelompok yang terlalu berlebihan sehingga
13
memandang rendah kelompok lain (terutama dalam situasi di mana terjadi
persaingan).
Pengalih Perhatian
Faktor penghambat ini mengacu pada tempat dilakukannnya
komunikasi. Bila kita melakukan komunikasi di tempat yang bising atau di
mana terdapat beraneka macam suara atau gangguan lainnya, dapatlah
dipahami bahwa komunikan akan mudah teralih perhatiannya dari upaya
komunikasi yang sedang kita lakukan.
14
komunikator. Bahkan mungkin malah mengalihkan perhatiannya ke yang lain.
Akibatnya, kegiatan mendengarkan menjadi tidak fokus kepada yang
berbicara. Mendengarkan ternyata tidak mudah. Diperlukan usaha tersendiri
untuk melakukannya dengan baik. Bila kita mencoba, kita dapat
mendengarkan seseorang secara aktif, mengkonsentrasikan diri pada apa yang
sedang dikatakan, mendengarkan gagasan yang sedang dikomunikasikan
dengan cara melampaui kata-kata yang didengar, serta memberikan
penghargaan kepada keinginan dan kebutuhan yang ada pada si pembicara.
Prioritas Perhatian
Di zaman ini, kita mengalami over informasi, bahkan over komunikasi.
Begitu banyak perhatian yang harus kita bagi pada banyak sumber informasi
yang mengarah pada kita, entah kita sengaja mengarah diri pada informasi
tersebut (seperti berlangganan koran, berlangganan TV kabel) atau yang
mungkin tidak kita sengaja mengarah pada kita (selebaran, spam pada email,
iklan, dan sebagainya). Akibatnya kita menjadi selektif. Komunikasi yang kita
lakukan, oleh karenanya, harus kita buat sedemikian rupa sehingga bias
mendapatkan prioritas perhatian dari pada pendengar. Kita buat pesannya
dengan sebaik mungkin, sejelas mungkin, menarik, mudah, dan sederhana,
sehingga mampu bersaing dengan begitu banyak kemungkinan sumber
informasi lain yang mungkin dirasakan oleh pendengar sebagai yang lebih
penting.
Bahasa
Fokus dari masalah yang ditimbulkan oleh bahasa sebagai faktor
penghambat komunikasi adalah soal semantik. Semantik berkenaan dengan
makna dari kata, frase, atau kalimat yang kita ucapkan. Masalah muncul
karena orang bisa menafsirkan sebuah pernyataan yang sama secara berbeda-
beda. Ini bias dari penggunaan istilah, adanya konotasi tertentu yang berbeda
dari sebuah kata, penggunaan idiom yang tidak tepat, pemilihan kata yang
keliru untuk mengungkapkan maksud tertentu, atau bahkan penggunaan
tingkat bahasa (bahasa halus, kasar, umum).
15
DAFTAR PUSTAKA
Soenarto, Aryani., Diktat Pelatihan Komunikasi yang Efektif. Diselenggarakan oleh Pusat
Standarisasi dan Sistem Mutu-LIPI, 29-30 juli, Jakarta
Arifin, Anwar. 1977 Komunikasi Dalam Teori dan Praktek ( 1 dan 2 ). Bandung : Penerbit
Armico.
Hadjam, M.N.R. Komunikasi Terapuitik (Makalah Pelatihan Untuk Pelatih bagi Konsultan
NAPZA Studi Piloting Krisis Unit SMU) Diselenggarakan Oleh Fakultas Psikologi UMS
Bekarjasama dengan Direktorat DIKMENUM DEPDIKNAS RI Di Yogyakarta 25-28
September 2002
16
17