VIRUS PMK/FMDV
oleh :
NIM : E2A009181
UNIVERSITAS DIPONEGORO`
2011
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Ynang Maha Esa karena
berkat rahmat dan izin-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah sisipan
Mikrobiologi. Adapun judul dari tugas yang diberikan adalah ”VIRUS
PMK/FMDV”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca agar tercipta perbaikan makalah-makalah kami
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya dan bagi seluruh pembaca
pada umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Virus yang akan saya bahas dalam makalah ini adalah salah satu virus
yang menginfeksi pada hewan yaitu Virus PMK (Penyakit Kuku dan
Mulut).Virus ini menyebabkan suatu penyakit yang dinamakan Penyakit
Kuku dan Mulut. Variasi penyebutannya adalah Penyakit Kuku dan Mulut
atau singkatan dalam nama bahasa Inggrisnya, FMD (dari foot and mouth
disease, juga disebut hoof and mouth disease). Penyakit kuku dan mulut,
yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau. penyakit
kuku dan mulut merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
yang mudah menyerang hewan ternak berkuku belah diantaranya sapi,
kerbau, domba, kambing, dan babi.
Penyakit mulut dan kuku (PMK) merupakan penyakit yang sangat ditakuti
oleh banyak negara, terutama negara yang penghasilannya dari bidang
peternakan cukup besar. Menurut organisasi kesehatan hewan dunia
Office International des Epizooties (OIE) yang berkedudukan di Paris, di
mana Indonesia termasuk sebagai anggota, penyakit ini termasuk dalam
daftar A, karena kerugian yang ditimbulkan sangat besar. Penyakit ini
menyerang hewan berkuku genap (sapi, kerbau, babi, kambing, dan
domba). Kerugian ekonomi yang ditimbulkan pada hewan berupa
penurunan produksi susu dan daging, pelarangan ekspor, dan biaya
pengendalian penyakit yang sangat besar. Hewan liar berkuku genap,
misalnya rusa, antelop, gajah, dan jerapah, dapat terserang PMK, tetapi
onta tidak peka.
Angka kematian (case fatality rate) PMK pada hewan sangat kecil (kurang
dari 3%), namun angka kesakitan (morbidity rate) sangat besar (dapat
mencapai 90% atau lebih). Kasus PMK pada manusia sangat jarang,
hanya dilaporkan di luar negeri, dan tidak digambarkan secara jelas.
Pada kejadian wabah PMK di Pulau Jawa tahun 1983 dengan jumlah
kasus yang sangat besar pada sapi, kerbau, kambing, dan babi, tidak
ditemukan seorang pun yang tertular penyakit ini.
Pada tahun 2002, terjadi wabah PMK di Jepang, Korea, dan Inggris.
Wabah PMK di Korea dan Jepang diduga disebabkan oleh pemasukan
rumput asal China. Pada kejadian wabah PMK di Inggris, sejumlah besar
ternak terserang dan hewan yang berdekatan dimusnahkan.
BAB II
ISI
Virus ini menyebabkan penyakit yang dikenal dengan Penyakit kuku dan
mulut. Penyakit kuku dan mulut (Aphtae epizooticae) adalah penyakit virus
menular dan kadang-kadang fatal yang mempengaruhi binatang terbelah-
berkuku, termasuk bovids domestik dan liar. Virus ini menyebabkan
demam tinggi selama dua atau tiga hari, diikuti oleh lepuh dalam mulut
dan pada kaki yang dapat pecah dan menyebabkan ketimpangan.
Penyakit kuku dan mulut adalah wabah untuk peternakan, karena sangat
menular dan dapat disebarkan oleh hewan yang terinfeksi melalui aerosol,
melalui kontak dengan peralatan pertanian yang terkontaminasi,
kendaraan, pakaian atau pakan, dan dengan predator domestik dan
liar.Tuntutan upaya yang cukup besar di vaksinasi, pengawasan ketat,
pembatasan perdagangan dan karantina, dan kadang-kadang
penghapusan jutaan hewan.
Hewan rentan meliputi sapi, kerbau, domba, kambing, babi, kijang, rusa,
dan banteng. Ini juga telah diketahui menginfeksi landak dan gajah,dan
llama dan alpaka dapat mengembangkan gejala-gejala ringan, tetapi
tahan terhadap penyakit dan tidak lulus kepada orang lain dari spesies
yang sama. Di laboratorium percobaan, tikus dan tikus dan ayam telah
berhasil terinfeksi dengan cara artifisial, tetapi tidak percaya bahwa
mereka akan terjangkit penyakit di bawah kondisi alam.Manusia sangat
jarang terkena.
Sejarah
Penyebab PMK pertama kali terbukti virus pada tahun 1897 oleh Friedrich
Loeffler. Dia melewati darah hewan yang terinfeksi melalui Chamberland
filter dan menemukan bahwa cairan yang dikumpulkan masih bisa
menyebabkan penyakit pada hewan yang sehat.
Penyebab
Penyebab PMK adalah virus dalam Famili Picornaviridae, Genus
Aphtovirus. Ada tujuh tipe virus PMK, yakni A, O, C, Asia, South African
Teritorry (SAT) 1, 2, dan 3. Setiap tipe virus PMK masih terbagi lagi
menjadi sub tipe dan galur (strain). Sejauh ini di Indonesia hanya ada
satu tipe virus PMK, yakni virus tipe O.
Virus PMK tahan dalam suhu beku, namun tidak tahan pada pH 6 atau
lebih rendah.
Virus PMK dapat terbawa oleh hewan yang sembuh selama 1-2 tahun
(sapi) dan untuk waktu yang sangat lama (beberapa tahun) pada kerbau
Afrika.
Sumber Penular
Sumber penular virus PMK adalah semua hewan yang peka terhadap
virus PMK, yakni hewan berkuku genap.
Penularan
Pada hewan, penularan virus PMK umumnya terjadi secara kontak dalam
kelompok hewan atau per os lewat makanan, minuman, atau alat-alat
yang tercemar virus. Meskipun virus PMK relatif peka terhadap
lingkungan di luar tubuh hewan, namun angka kesakitan dapat sangat
tinggi karena hewan tertular mengeluarkan virus dalam jumlah sangat
banyak lewat ekskreta (tinja, urine), terutama air liur.
Penularan virus PMK dapat pula terjadi lewat bahan makanan beku yang
mengandung tulang atau kelenjar limfe. Sebenarnya, virus PMK dalam
daging menjadi inaktif (mati) saat terjadi pelayuan daging, ketika pH
daging menjadi asam, namun virus PMK yang berada di dalam sumsum
tulang dan kelenjar limfe masih tetap hidup. Oleh karena itu, beberapa
negara mensyaratkan pengiriman daging dari negara tertular PMK tidak
boleh mengandung tulang dan kelenjar limfe, di samping persyaratan lain.
Gejala Klinik
a. Hewan
b. Manusia
Kasus PMK pada manusia sangat jarang terjadi dan tidak menimbulkan
penyakit serius sehingga sering diabaikan.
Diagnosa
Pada sapi dan babi, gejala klinik PMK sulit dibedakan dengan vesicular
stomatitis yang disebabkan oleh virus dalam Famili Rhabdoviridae, Genus
Vesiculovirus. Bila penyakit hanya terjadi pada babi, maka perlu
dibandingkan dengan vesicular exanthema yang disebabkan oleh virus
dalam Famili Caliciviridae.
Untuk isolasi virus, spesimen yang diambil dapat berupa jaringan lepuh
pada lidah atau daerah inter-digit, yang dimasukkan ke dalam Phosphate
Buffered Saline (PBS) pH 7,4 dan dikirimkan ke laboratorium referensi
dengan pesawat udara dengan ketentuan yang memenuhi persyaratan
pengiriman bahan biologik.
Vaksin yang digunakan untuk mencegah wabah PMK adalah vaksin inaktif
dari galur virus yang sesuai. Pada masa lalu, vaksin PMK di Indonesia
diprodukdi oleh Pusat Veterinaria Farma yang terletak di Wonocolo,
Surabaya. Pada manusia, tidak dilakukan tindakan pencegahan secara
khusus.
Tanda-tanda klinis
Masa inkubasi virus penyakit kaki dan mulut memiliki range antara 2 dan
12 hari .Penyakit ini ditandai dengan demam tinggi yang menurun dengan
cepat setelah dua atau tiga hari;. Lepuh dalam mulut yang mengakibatkan
sekresi berlebihan berserabut atau berbusa air liur dan air liur, dan lecet
pada kaki yang dapat pecah dan menyebabkan ketimpangan. hewan
dewasa mungkin menderita penurunan berat badan dari yang mereka
tidak pulih selama beberapa bulan serta pembengkakan di testis laki-laki
dewasa, dan pada sapi, produksi susu bisa turun secara signifikan.
Meskipun kebanyakan hewan akhirnya sembuh dari PMK, penyakit ini
dapat menyebabkan myocarditis (radang otot jantung) dan kematian,
terutama pada hewan baru lahir. Beberapa hewan yang terinfeksi tetap
tanpa gejala, tetapi mereka tetap membawa PMK dan dapat menularkan
kepada orang lain.
(P1): 5'-
GATCCGCTACAGATCACCATACCTTTCAAGAGAAGGTATGGTGATCT
GTAGCTTTTTTGGAAA-3 '(p2): 5'-
AGCTTTTCCAAAAAAGCTACAGATCACCATACCTTCTCTTGAA
AGGTATGGTGATCTGTAGCG-3'
FMDV-3
(P1): 5'-
GATCCGCCAGATGCAGAGGGACATGTTCAAGAGACATGTCCCTCTGC
ATCTGGTTTTTTGGAAA-3 '
(P2): 5'-
AGCTTTTCCAAAAAACCAGATGCAGAGGGACATGTCTCTTGAACATGT
CCCTCTGCATCTGGCG-3 '
TCID50 dari FMDV serotipe A, O, dan Asia saya pada waktu yang
berbeda. (A): TCID50 dari FMDV A pada waktu yang berbeda. (B):
TCID50 dari FMDV O pada waktu yang berbeda. (C): TCID50 dari FMDV
AsiaI pada waktu yang berbeda. Para TCID50 dari FMDV serotipe A, O,
dan Asia saya terdeteksi pada supernatan dikumpulkan dari sel
transfected dengan plasmid siRNA-mengekspresikan FMDV-spesifik lebih
rendah daripada dalam sel kontrol.
Dalam karya ini, ditunjukkan bahwa transfeksi dari sel BHK-21 dengan 2
plasmid siRNA-menyatakan bisa membujuk CPE lebih rendah
dibandingkan dengan kontrol. Lebih lanjut, TCID50 dari FMDV serotipe A,
O, dan Asia saya terdeteksi pada supernatan dikumpulkan dari sel
transfected dengan plasmid siRNA-mengekspresikan FMDV-spesifik lebih
rendah dibandingkan sel kontrol. Di sisi lain, ekspresi siRNA 21-nt
heterolog ke genom FMDV tidak signifikan mengurangi replikasi virus.
Selain itu, ketika ditantang oleh 5 LD50 atau 20 LD50 dari FMDV serotipe
O, atau Asia saya setelah menyuntik FMDV-spesifik siRNA-
mengungkapkan plasmid, 10-40% menyusui tikus bisa menahan infeksi
virus. Laporan ini, serta hasil orang lain menunjukkan bahwa double-
stranded RNA (dsRNA) adalah alat yang sangat kuat untuk menghambat
replikasi virus dan memiliki potensi terapeutik yang tinggi. Dalam kasus
kami, efek inhibisi tidak begitu baik didefinisikan sebagai dalam hasil yang
dilaporkan oleh Chen et al dan Kahana Ronen et al. Namun, dalam studi
ini, Sirnas penargetan 2 urutan sangat lestari yang mampu menghambat 3
serotipe virus dirancang. penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
menentukan apakah ini adalah kasus serotipe yang lain juga.
Berikut adalah gambar – gambar mengenai Penyakit PMK yg disebabkan
Virus FMDV
Gambar 1.2 Lesi terbuka antara teracak ternak (kiri) dan lesi terbuka pada
bantalan gigi kerbau penderita PMK (kanan).
Gambar 1.3 Sapi penderita PMK yang tidak mampu menelan air liurnya
BAB III
PENUTUP
Salah satu virus yang menginfeksi pada hewan yaitu Virus PMK (Penyakit
Kuku dan Mulut).Virus ini menyebabkan suatu penyakit yang dinamakan
Penyakit Kuku dan Mulut. Penyakit Mulut dan Kuku merupakan penyakit
epizootika yang menyerang ternak besar, terutama sapi dan babi.
Penyakit ini disebabkan oleh virus dari familia Picornaviridae. Daya tular
penyakit ini sangat tinggi, dan dapat menulari rusa, kambing, domba, serta
hewan berkuku genap lainnya. Hewan rentan meliputi sapi, kerbau,
domba, kambing, babi, kijang, rusa, dan banteng. Namun dapat
menginfeksi manusia walaupun jarang ditemukan. Penyakit kuku dan
mulut adalah wabah untuk peternakan, karena sangat menular dan dapat
disebarkan oleh hewan yang terinfeksi melalui aerosol, melalui kontak
dengan peralatan pertanian yang terkontaminasi, kendaraan, pakaian atau
pakan, dan dengan predator domestik dan liar.Tuntutan upaya yang cukup
besar di vaksinasi, pengawasan ketat, pembatasan perdagangan dan
karantina, dan kadang-kadang penghapusan jutaan hewan. Pada hewan,
penularan virus PMK umumnya terjadi secara kontak dalam kelompok
hewan atau per os lewat makanan, minuman, atau alat-alat yang tercemar
virus. Meskipun virus PMK relatif peka terhadap lingkungan di luar tubuh
hewan, namun angka kesakitan dapat sangat tinggi karena hewan tertular
mengeluarkan virus dalam jumlah sangat banyak lewat ekskreta (tinja,
urine), terutama air liur. PMK merupakan salah satu penyakit hewan
menular yang paling ditakuti oleh dunia internasional. Indonesia telah
berhasil bebas dari penyakit tersebut, dan status bebas ini harus
dipertahankan dengan menerapkan sistem kewaspadaan dini secara
konsisten dan disiplin.
DAFTAR PUSTAKA
http://arccjournals.com/forums/index.php?/topic/136-animal-health/
diakses pada tanggal 5 februari pukul 17.34
http://www.pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr266046.pdf
diakses pada tanggal 5 februari pukul 17.48