1. Pihak-pihak yang melakukan komunikasi berada dalam jarak yang dekat.Pihak yang dapat dikatakan
melakukan komunikasi interpersonal harus tidak berada dalam jarak jauh melainkan saling berdekatan/
face to face. Apabila salah satu lawan bicara menggunakan media dalam penyampaian pesan karena
perbedaan jarak, itu tidak dapat dikatakan sebagai komunikasi interpersonal.
2. Pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara spontan baik secara verbal
maupun non verbal.Di dalam komunikasi interpersonal feed back yang diberikan oleh komunikan
biasanya secara spontan begitu juga dengan tanggapan dari komunikator. Dengan respon yang
diberikan secara spontan dapat mengurangi kebohongan salah satu lawan bicara dengan cara melihat
gerak gerik ketika sedang berkomunikasi.
3. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para perserta komunikasi.Mutual understandingakan
diperoleh dalam komunikasi interpersonal ini, apabila diantara kedua belah pihak dapat menjalankan
dan menerapkan komunikasi ini dengan melihat syarat-syarat yang berlaku seperti, mengetahui waktu,
tempat dan lawab bicara.
4. Kedekatan hubungan pihak-pihak komunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau respon
nonverbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang dekat.Kita dapat
membedakan seberapa dekat hubungan seseorang dengan lawan bicaranya, hal ini dapat dilihat dari
respon yang diberikan. Misalnya kedekatan dalam berkomunikasi antara sepasang kekasih dengan
sepasang persahabatan, melalui respon nonverbal kita dapat melihat mereka sepasang kekasih atau
hanya teman biasa.
Meskipun setiap orang berhak mengubah topik dalam pembicaraan, akan tetapi didalam kenyataannya
komunikasi antarpersonal bisa saja didominasi oleh satu pihak misalnya komunikasi dosen-murid didominasi oleh
dosen, komunikasi suami-istri didominasi oleh suami.
Didalam komunikasi interpersonal sering kali kita menggangap pendengaran dan penglihatan sebagai indera
primer, padahal sentuhan dan penciuman juga sama pentingnya dalam menyampaikan pesan-pesan bersifat
intim. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa komunikasi interpersonal sangat pontensial dalam hal membujuk lawan
bicara kita.
Komunikasi interpersonal dikatakan lebih efektif dalam hal membujuk lawan bicara karena tanpa menggunakan
media dalam penyampaian pesannya serta dapat langsung melihat reaksi dari lawan bicara. Komunikasi
interpersonal sering dilakukan oleh semua orang dalam berhubungan dengan masyarakat luas.
Apa itu Komunikasi Interpersonal :
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling
kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya.
(Muhammad, 2005,p.158-159).
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalahpenyampaian pesan oleh satu orang dan
penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan
dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003, p. 30).
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau
nonverbal. Komunikasiinterpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri,
dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73)
Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalahkomunikasi antar
komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya
mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan.
Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat
komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau
negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya
seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).
f. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam
kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu
orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang
teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya
diambil dan lain sebagainya.
1. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal.
Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya
berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat
hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya,
harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya
disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara
jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada
umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara
terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang
lebih buruk daripada ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.
Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.
Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974).
Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan
adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk
menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti
orang pertama tunggal).
2. Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang untuk
‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang
orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi
orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti
orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama
dengan cara yang sama.
Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan
sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara
nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan (1) keterlibatan aktif
dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat
meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3)
sentuhan atau belaian yang sepantasnya.
5. Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai.
Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua
orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi
interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada pengakuan secara
diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing
pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan
interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan,
ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang
pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak
mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal
pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers,
kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang
lain
Halangan-halangan menjadi pendengar yang baik.
Tahukah anda bagaimana menjadi seorang pendengar yang baik dapat membuat anda memiliki personaliti yang
cemerlang dan dihormati? Terdapat beberapa kelebihan yang bakal anda perolehi apabila menjadikan budaya
mendengar secara positif yang bukan sahaja menguntungkan anda, malah pada masa yang sama menjadikan
orang lain menghargai kehadiran anda di sekeliling mereka.
Menjadi seorang pendengar yang efektif membuat anda belajar sesuatu. Anda akan mempelajari perkara-perkara
baru dari orang lain, menerokai sesuatu yang belum pernah tahu selama ini dan membuat anda mengenali diri
dengan lebih mendalam lagi. Misalnya anda mendengar kisah pengalaman rakan anda yang menghabiskan
masa cutinya dengan mengikuti ibu bapanya mengerjakan umrah. Anda akan mempelajari darinya bagaimana
keadaan bumi Arab dan situasi di Mekah. Mungkin juga anda akan mula mengetahui gaya hidup masyarakat dari
pelbagai negara yang beragama Islam datang untuk menunaikan ibadah bersama-sama.
Mendengar secara efektif membantu anda merapatkan hubungan yang sedia ada. Ramai yang salah sangka
bahawa dengan banyak berkata-kata itulah caranya untuk merapatkan hubungan dengan rakan-rakan dan ahli
keluarga. Andaian yang salah, sebaliknya dengan menjadi ramah dan pada masa yang sama mendengar apa
yang disampaikan orang lain akan menimbulkan penerimaan orang lain terhadap anda. Percaya atau tidak, anda
juga menjadi popular disebabkan sikap suka mendengar yang menandakan anda memberi perhatian dan
sokongan kepada kata-kata yang disampaikan.
Tambahan lagi, pendengar yang efektif mempunyai kesan dan pengaruh ke atas sikap serta kelakuan orang lain
sehinggakan anda dihormati oleh individu-individu yang terlibat. Keadaan ini berlaku kerana mereka menganggap
anda mempunyai perasaan dan menyediakan ruang untuk memahami mereka. Jika anda seorang pengerusi
sebuah persatuan atau kelab, anda akan menjadi pemimpin yang mudah diikuti sekiranya anda memberi peluang
untuk mereka memberi cadangan atau apa-apa idea untuk kebaikan persatuan tersebut.
Selain itu, menjadi pendengar yang baik adalah saluran hiburan yang seimbang jika tahu bagaimana hendak
melakukannya. Mengapa sesetengah orang gemarkan muzik yang pelbagai genre di pasaran hari ini? Muzik
adalah salah satu cara menjadikan pendengaran cara berhibur. Anda mungkin pernah mengingati bait-bait lagu
kegemaran, malah pernah pula menyanyikannya. Hanya satu kemungkinan sahaja yang memungkinkan anda
melakukan perkara sedemikian, iaitu anda mendengar dengan teliti dan menghayatinya.
Pendengar yang baik adalah pembantu yang baik. Sebabnya ialah anda bukan sahaja mendengar dengan
sepasang telinga semata-mata, tetapi anda membawa ia terus kepada hati untuk merasa empati anda cuba
memahami dengan mendalam. Misalnya anda merupakan seorang abang atau kakak yang prihatin akan
mendengar keluhan adik yang lebih muda usianya dan cuba membantunya setakat yang anda mampu untuk
menggembirakannya.
Namun, kebaikan-kebaikan ini mudah terlindung dengan halangan-halangan yang menganggu anda menjadi
seorang pendengar yang baik. Terdapat tujuh halangan yang perlu anda berhati-hati apabila mempraktikan gaya
pendengaran yang efektif terhadap rakan-rakan atau ahli keluarga.
Kajian mendapati mereka yang mempunyai hubungan yang akrab dalam satu jangka masa yang lama akan
mempunyai tahap tumpuan yang rendah terhadap apa yang didengarinya berbanding apabila berinteraksi
dengan individu yang baru dikenali. Bersikap acuh tidak acuh terhadap seseorang yang akrab seperti sahabat
karib atau adik beradik terhadap apa yang cuba disampaikan oleh mereka bukanlah sikap yang baik meskipun
anda menyangka mereka sudah memahami sikap anda. Kekalkan gaya pendengaran yang betul sebagai
menghormati mereka.
Ketika anda sedang mendengar suara sahabat yang bercerita, pada masa yang sama anda turut mendengar satu
suara lain yang bercerita hal yang berbeza. Itulah suara minda yang akan timbul apabila anda tidak menumpukan
perhatian dengan apa yang cuba disampaikannya. Keadaan ini berlaku apabila perkara yang disampaikan tidak
menarik perhatian atau membosankan sehinggalah timbul cerita baru dalam minda dan berdialog dengan anda.
Anda mungkin tidak menggemari sesuatu yang anda dengar sehinggakan anda cuba untuk tidak mendengarnya
lagi. Kebiasaannya, kata-kata yang kasar, ayat-ayat yang tidak selari dengan sikap dan gaya hidup anda mungkin
menimbulkan kejutan emosi dalam perbualan. Misalnya dalam pengalaman penulis yang berasal dari sebuah
negeri yang dikatakan sikap penduduknya menggunakan perkataan secara kasar dan intonasi yang meninggi. Ia
menimbulkan keadaan yang kurang selesa untuk mereka yang menganggapnya kurang sopan meskipun
pengamalannya melambangkan kemesraannya terhadap anda mengikut gaya tersendiri. Keadaan ini dikatakan
sebagai kejutan emosi dalam perbualan yang menjejaskan pendengaran yang efektif.
Fizikal seseorang mudah menjadi sasaran kritikan sehingga melarikan tumpuan untuk mendengar apa yang cuba
disampaikan. Dalam sebuah rancangan televisyen tempatan, seorang peserta dalam ujibakat penghibur untuk
rancangan realiti dikritik oleh sekumpulan juri kerana gaya penampilannyayang disifatkan teruk dan tidak sesuai.
Tetapi beliau diterima kerana mempunyai suara yang merdu. Seandainya juri-juri tadi terus terganggu dengan
gaya penampilan peserta tersebut, kemungkinan peserta tersebut gagal. Kejayaannya tidak lain tidak bukan ialah
kerana sikap juri yang menutup matanya seketika dan mendengar sesuatu yang penting untuk mereka membuat
penilaian. Begitulah juga keadaannya apabila ia melibatkan diri anda.
Ada individu yang sukar mengawal kecepatan kata-katanya sehinggakan menyukarkan orang lain untuk
mendengar secara efektif untuk mendapatkan mesej yang sebenar. Anda boleh melakukannya jika anda
merupakan peserta pasukan bahas dan pidato yang memerlukan hujah-hujah yang padat disampaikan dalam
satu jangka masa tertentu. Tetapi ia tidak bermaksud anda perlu berkata-kata secepat yang mungkin. Kesannya
orang lain tidak mempunyai masa untuk memikirkan apa yang didengarinya sebelum ini. Individu normal berkata-
kata sebanyak 125 patah perkataan seminit, malah ada yang mencapai 600-800 patah perkataan dalam tempoh
tersebut.
Pelbagai maklumat yang datang dalam bentuk audio menjengah kehidupan anda sebagai pelajar hari ini.
Malaysia mempunyai puluhan stesyen radio yang kini kebanyakkannya beroperasi 24 jam sehari. Setiap sejam
anda akan mendengar berita terkini di kaca televisyen meskipun dengan mata yang terpejam. Setiap kali anda
menghidupkan pemain MP3 mudah alih, anda berkemungkinan sedang mendengar ratusan lagu atau simpanan
audio berbentuk dialog, wawancara yang dirakamkan sebelum ini. Dengar ertikata lain, anda dihujani dengan
terlalu banyak maklumat. Kebanjiran sumber sebanyak ini akan mengganggu seseorang untuk mendengar
secara efektif, apatah lagi untuk mendapatkan mesej yang diingininya. Maklumat yang tidak diperlukan mungkin
akan menjadi perangkap kepada anda. Maka bertindak memilih maklumat yang benar-benar diingini sahaja baik
untuk mendengar atau hendak menyampaikannya..
Gangguan-gangguan luaran baik berbentuk bunyi atau fizikal boleh mengurangkan kepekaan seseorang untuk
mendengar sesuatu. Pernahkah anda mengalami keadaan apabila suasana menjadi sangat sunyi apabila benar-
benar menumpukan perhatian kepada pelajaran sehinggakan anda tidak mendengar bunyi kenderaan di luar
yang sedang rancak bergerak dan panggilan ibu di luar bilik anda. Mungkin anda seakan-akan ‘menghilangkan’
suara sahabat di hadapan anda yang sedang berkata-kata apabila mata anda tiba-tiba tertarik melihat sesuatu
atau kedengaran lagu kegemaran anda yang dipasang di gerai makan seberang jalan. Inilah antara gangguan-
gangguan luar yang menjejaskan gaya pendengaran yang berkualiti.