119/05 DJP vs. NMR Tidak jelas siapa yang mewakili DJP.
Ditolak. Kapasitasnya agak diragukan
mengingat meskipun tertulis dalam
DJP menolak restitusi 1 milyar yang diajukan putusan tersebut mewakili DJP, namun
PT NMR. Namun DJP dinilai undue procedure tidak dijelaskan mereka dalam
karena lalai untuk memintakan kelengkapan kapasitas sebagai apa sebelum
permohonan, sementara berbeda bentuk mewakili DJP. Berbeda dengan kasus
tanggapan TUN yang lain, diamnya DJP melawan PT SMART yang diwakili
dalam hal ini merupakan bentuk langsung oleh Dir. PPH.
persetujuan.
Dalam kasus ini, hakim PK merunut
Hakim Ketua: ratio legis dan ratio decidendi bahwa
Prof. Paulus E. Lotulung kesalahan ada di DJP karena lalai
memintakan kelengkapan permohonan
restitusi pada tenggat waktu 2 minggu
yang kemudian berakibat hukum
permohonan diterima.
11/06 JULOI COAL vs. DJP DJP diwakili oleh Direktur PPN,
Ditolak. Kasubdit dan Kasi Keberatan dan
Banding Pajak PPN.
Juloi Coal mempermasalahkan pengenaan
PPN atas batubara yang belum menjadi Dalam kasus ini hakim PK tidak
briket – terutama karena PP tidak mengatur merunut ratio legis dan ratio decidendi
demikian. ditolaknya permohonan PK.
Hakim Ketua:
Prof. Paulus E. Lotulung
84/06 KENDILO COAL vs. DJP Tidak jelas siapa yang mewakili DJP,
Ditolak. bahkan namanya sekalipun tidak ada.
Kendilo meminta haknya atas 2% bunga atas Dalam kasus ini hakim PK tidak
kelebihan pembayaran dengan menggugat merunut ratio legis dan ratio decidendi
penggunaan Ordonasi 1925 untuk mengatur ditolaknya permohonan PK.
persoalan Deviden, Bunga, dan Royalty
1970.
Hakim Ketua:
Widayatno Sastrohardjono, SH.
110/08 DJP vs. MAERSK INDONESIA Tidak jelas siapa yang mewakili DJP.
Ditolak. Kapasitasnya agak diragukan
mengingat meskipun tertulis dalam
DJP mempermasalahkan imbalan bunga 2% putusan tersebut mewakili DJP, namun
yang didasarkan pada gugatan atas bunga tidak dijelaskan mereka dalam
tersebut, yang berarti semakin mengulur kapasitas sebagai apa sebelum
waktu dan memperbesar imbalan yang harus mewakili DJP.
dibayarkan negara. Padahal DJP berpatokan
pada aturan yang menjelaskan bahwa bunga Dalam kasus ini hakim PK tidak
2% semaksimal mungkin adalah 24 bulan. merunut ratio legis dan ratio decidendi
ditolaknya permohonan PK. Tidak jelas
Hakim Ketua: apa yang menjadi dasar hakim PK
Widayatno Sastrohardjono, SH., M.Sc. menolak argumen termohon PK.
141/10 DJP vs. PT KPC DJP diwakili oleh Dir Keberantan dan
Ditolak. Banding, Kasub, dan Kasi Peninjauan
Kembali Pajak.
DJP mempermasalahkan surat perintah
pemeriksaan yang dibatalkan oleh hakim Hakim PK dengan sangat baik dan
Pengadilan Pajak. Sementara KPC runut menjelaskan ratio decidendi dan
mempermasalahkan prosedur pemeriksaan ratio legis atas putusannya.
yang sumir, karena berbagai alasan salah
satunya dua kali pemeriksaan pada satu
obyek pajak yang sama dalam satu masa
tahun pajak.
Hakim Ketua:
Prof. Paulus E. Lotulung