Anda di halaman 1dari 101

ELSDA Institute

02

ELSDA Institute

02

CATATANAWALTAHUN2008

MenelusuriKejahatan BisnisKehutanan
ELSDAInstitute,Jakarta

Penulis
1. TrianaRamdhani,S.E.,FinancialAnalyst 2. AlbertHasudungan,S.E.,FinancialAnalyst 3. ZainalArifin,S.H.,LegalAnalyst

4.

GrahatNagara,S.H.,LegalAnalyst

DiterbitkanOleh: LembagaEkonomiLingkungandanSumberDayaAlam(ELSDAInstitute) ManggalaWanabaktiBuildingIV/Room509A Jl.GatotSoebrotoJakartaPusat,10270,Indonesia Telepon Fax ELSDA Institute, adalah sebuah lembaga yang terbentuk atas keprihatinan terhadap kondisi sumberdaya alam Indonesia saat ini. Kamimembangunkekuatandenganmenggalangparaprofessionaldi bidanghukumdanakuntansi.Kekuatankamibertumpupadakedua bidang tersebut. Dua bidang yang selama ini dirasakan belum optimal berperan dalam penyempurnaan pengelolaan lingkungan dansumberdayaalamyanglestari. ISBN HakCiptaELSDAInstitute,2008 CetakanPertama,Februari2008 Hak cipta dilindungi Undangundang. Dilarang mengutip atau menyebarkansebagianataukeseluruhanisibukutanpaizintertulis daripenerbit. :+62215711309/57902778 :+62215711309

KATAPENGANTAR
HutanadalahkekayaanrakyatIndonesiayangdikuasaiolehnegaradanseharusnya dipergunakansebesarbesarnyauntukkemakmuranrakyat.Pemerintahsebagaipemegang kekuasaan negara telah mengeluarkan kebijakan dibidang kehutanan dan industri kehutanan yang telah menghasilkan sebuah industri kehutanan dengan nilai milyaran dollar.EksporkomoditiberbasiskayutelahmencapairatarataUS$5milyarpertahunatau sekitar Rp.45 trilliun per tahun. Bisnis kehutanan juga menghasilkan Penerimaan Bukan Pajak(PNBP)yangbesaruntukPemerintahPusat.Perusahaankehutananharusmembayar kurang lebih US$13,5 per m3 untuk setiap kayu yang diambil dari hutanhutan alam dan hutantanamanyangdibiayaidariuangnegara.Jikahutantelahmemberikankayusebesar 60jutam3kayusetiaptahunnyakepadaperusahaankayudiIndonesia,PemerintahPusat seharusnya telah menerima PNBP kehutanan senilai US$ 810 juta atau setara Rp.7,29 triliun setiap tahunnya. Dana kehutanan ini kemudian bisa digunakan untuk membangun Indonesiakhususnyadaerahyangkayadenganhutan. Peran ekonomi kehutanan ini tidak diragukan lagi telah mengeluarkan bangsa IndonesiadarimasamasayangsulitpadaeraOrdeLamamaupunOrdeBaru.Bisnishutan telah mendatangkan devisa yang diperlukan pemerintah untuk mengimpor kebutuhan pokok seperti beras dan menyelesaikan hutang PERTAMINA yang jika tidak ditanggulangi dapat menhancurkan perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan oleh karena sumbangan devisa dari bisnis hutan ini akhirnya telah berhasil mengangkat kualitas hidup sebagian besar bangsa Indonesia. Kemiskinan dan mahalnya hargaharga barang dapat distabilkan dengan devisa dari hutan. Hutan kembali berperan menyelamatkan bangsa Indonesia pada saat krisis keuangan pada tahun 1997. Perusahaanperusahaan pulp dan plywood dizinkan terus beroperasi dengan kapasitas normalnya untuk menghasilkan devisa yang dibutuhkan untuk menyelamatkan perokomian Indonesia. Walaupun untuk mencapai hal ini tidak sedikit biaya yang harus

dibayarolehrakyatIndonesia.Hutanghutangperusahaaniniyangbernilaitriliuanrupiah dihapuskan oleh pemerintah dan menjadi beban APBN setiap tahunnya. Pemerintah berhutang miliaran dollar untuk membiayai penghapusan hutanghutang tersebut yang bungasertacicilanhutangnyasetiaptahunmencapai30persendaritotalAPBN. Namun sayangnya, hutan yang dieksploitasi oleh industri kehutanan ini tidak dikelolasecaralestaridangagalmengatasikemiskinandiwilayahyangkayadenganhutan. MenurutBankDunia,Indonesiatelahkehilanganhutanrataratasebesar2jutahektarper tahun. Hutan yang rusak telah mencapai 59,2 juta hektar dari total 120 juta hektar kawasanyangdiklaimsebagaikawasanhutan(MenteriNegaraLingkunganHidup,Status LahanHutanIndonesia2006).Selainmenghadapibencanakarenakerusakanhutan,rakyat Indonesiajugatidakmenikmatikeuntunganekonomiyangdiperoleholehparaperusahaan dibidangkehutanan.Banyakperusahaankehutananyangselalumenyatakanrugisehingga tidakpernahmembayarpajakdanbahkanpadasaatkrisiskeuangankarenajatuhnyanilai tukar rupiah terhadap nilai dollar Amerika Serikat, perusahaanperusahaan kayu yang seharusnya menerima windfall profit dari tingginya nilai dollar secara beramairamai menyatakan rugi dan tidak mampu membayar hutangnya. Disamping tidak menerima keuntungan dari kegiatan kehutanan diwilayahnya serta harus menghadapi bencana, pendudukyangberadadisekitarhutanjugaseringmenjadikorbanpenegakanhukumyang tidak adil. Para penegak hukum Indonesia masih terpaku kepada memburu orangorang yang dapat dibuktikan di pengadilan melakukan proses perusakan hutan. Sehingga penyidikanyangmerekalakukandifokuskanlebihkepadaadanyabuktikayuyangditebang secarailegaldanorangyangmenebangsertamembawakayuilegaltersebut.Orangyang memerintahkan (umumnya secara lisan) baik untuk melakukan penebangan, pengangkutan, dan menadah kayu ilegal tersebut tidak pernah disentuh. Mereka yang menikmatikeuntunganekonomidaribisnismenggunakankayuilegaltidakpernahterjerat hukum.

Catatan awal tahun ELSDA Institute ini memberikan hindsight kepada para pembacanya tentang kenapa peran ekonomi kehutanan yang besar dalam membatu bangsa Indonesia keluar dari berbagai krisis ekonomi sepanjang 40 tahun ini gagal menyelesaiakanmasalahyangfundamentaldiIndonesia,yaitukemiskinandankelestarian hutan. ELSDA Institute melihat praktek akuntansi perusahaan kehutanan, program ekonomi berbasis lingkungan, dan penegakan hukum dibidang kehutanan. Analisis atas ketiga persoalan ini dapat memberikan informasi kepada pembacanya tentang tanggung jawabperusahaankehutananuntuklebihtransparandanakuntabelterhadapsumberkayu yang dipergunakan, kewajiban pembayaran PNBP kehutanan, dan investasi dibidang kehutanan dan social. Analisis ELSDA juga dapat membantu peningkatan efektivitas penegakan hukum atas pelanggaran hukum yang dilakukan oleh perusahaan kehutanan ataupejabatkehutananyangseharusnyamengawasiperusahaanini. InformasidananalisisyangdilakukanELSDAInstituteinisangatdiperlukanuntukmembuat hutanmenjadisumberdayaalamuntukkemakmuranrakyatIndonesiasecarakeseluruhan sepertiyangdicitacitakanolehpendiribangsaini. BambangSetiono ResearchFellow ForestandGovernanceProgram CenterforInternationalForestryResearch(CIFOR)

DAFTARISI
KATAPENGANTAR DAFTARISI LAPORANANALISISLAPORANKEUANGAN PERUSAHAANKEHUTANAN2007 TrianaRamdhani,S.E. DEBTFORNATURESWAPTAMANNASIONAL DANPELUANGKEDEPAN AlbertHasudungan,S.E. HUTANHANCURKORUPSITUMBUHSUBUR MuhamadZainalArifin,S.H. MELIHATUANGHARAMPERUSAKHUTAN YANGKEBALHUKUM GrahatNagara,S.H. CATATANBADANLAYANANUMUM2007 TrianaRamdhani,S.E. 79 53 21 13 1 vi iii

LAPORANANALISISKEUANGAN PERUSAHAANKEHUTANAN2007


Berbicara tentang perusahaan, laporan keuangan merupakan informasi pengungkapan secara rinci kondisi keuangan yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Maka sudah seharusnya fakta yang ada di perusahaan terungkapdalamlaporankeuangan.

TrianaRamdani,FinancialAnalyst

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan2

2008

PENDAHULUAN
Sangat ironis, perkembangan industri kehutanan yang begitu menguntungkan tidak sejalan dengan pengelolaan lingkungan yang sustainable.Setelahmengerukhasilkekayaanalamyangterkandungdidalam hutan, perusahaanperusahaan kayu begitu saja membiarkan hutan menjadi gunduldantidakbermanfaatsamasekali. Secara konservatif, pabrikpabrik yang terkait dengan hutan (bubur kayu,kayulapis,dankayugergajian)membutuhkanlebihdari60jutam3kayu, sementara hutan alam, hutan tanaman, dan hutan masyarakat hanya dapat memproduksi secara legal dan berkelanjutan sekitar 20 juta m3 kayu.1 Jika kondisi ini dibiarkan berlanjut, kita akan kehilangan dua hal sekaligus yaitu lingkungan hidup dan SDA serta kekuatan ekonomi dari perusahaan berbasis SDA.2 Berbicara tentang perusahaan, laporan keuangan merupakan informasi pengungkapan secara rinci kondisi keuangan yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Maka sudah seharusnya fakta yang ada di perusahaan terungkap dalam laporan keuangan. Tapi apa yang terjadi pada laporan keuangan perusahaan yang berbasis SDA khususnya kehutanan? Kondisi hutan yang rusak tidak sama sekali terungkap dalam laporan keuangannya.Tanyakenapa? Seharusnya pihak berwenang lah yang menyatakan wajibnya pengungkapan kondisi SDA dalam laporan keuangan bagi perusahaan yang berbasisSDA.HarusdibuatstandarataspengungkapankondisiSDAtersebut. Saat ini aturan mengenai standarstandar penyusunan laporan keuangan dinyatakandalamPernyataanStandarAkuntansiKeuangan(PSAK).
Bambang Setiono dan Yunus Husein, Memerangi Kejahatan Kehutanan dengan Mendorong Prinsip Kehati hatianPerbankanuntukMewujudkanPengelolaanHutanyang Berkelanjutan: Pendekatan Anti Pencucian Uang, CIFOR OccasionalPaperNo.44(i),CIFOR,Bogor,2005,hlm4. 2 Bambang Setiono (CIFOR) dan Mulyadi Noto (ELSDAInstitute),IndikatordanInstrumenuntukMendeteksi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan yang Tidak Berkelanjutan: Pendekatan Analisis Keuangan, Diskusi Panel Menghilangkan Korupsi dan Pencucian Uang di Bidang Kehutanan.ELSDAInstitute,Jakarta,31Mei,2007,hlm1.
1

Organisasi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) merupakan pihak yang berwenangdalampenentuanPernyataanStandarAkuntansiKeuangan(PSAK) bagi perusahaan. Standarstandar yang ditetapkan wajib diterapkan oleh setiapperusahaandalampenyusunanlaporankeuangansesuaidenganbidang usahanya. Maka sudah selayaknya standar yang dibuat bisa benarbenar mewakiligambarankegiatandankeadaandariperusahaan. Khusus untuk Akuntansi Kehutanan, disinyalir bahwa tidak memadainya PSAK 32 yakni tentang Kehutanan, mengakibatkan perusahaan perusahaan kehutanan dengan mudah untuk tidak mengungkapkan halhal penting mengenai aktivitasnya. Misalnya untuk jumlah bahan baku yang digunakan selain dilaporkan dengan satuan moneter, seharusnya dilaporkan juga dengan satuan dari bahan baku tersebut, seperti kayu dengan meter kubiknya. Jika dalam aturannya memang tidak diwajibkan untuk dilaporkan, maka pihak auditor pun sebagai pemeriksa laporan keuangan tidak bisa berbuat apaapa. Laporan yang disajikan akan tetap benar di mata auditor karena telah sesuai dengan aturan standar yang ditetapkan. Padahal dari penjelasan jumlah bahan baku saja, bisa dengan mudah diketahui apakah perusahaan kehutanan terindikasi melakukan penyimpangan seperti illegal logging atau tidak. Dengan PSAK yang memadai niscaya maraknya kejahatan kehutanandikalanganperusahaanakanbisadicegah. Inisiatif strategis Akuntan Indonesia benarbenar ditunggu guna membantumengoperasionalisasikankebijakanperlindunganlingkunganhidup yang sudah dan akan digariskan pemerintah. Deloitte Touche Tohmatsu telah memulai tahun 2002 dengan mengembangkan Sustainablitiy Reporting Scorecard untuk pelaporan. Selain itu, Global Reporting Initiative (GRI) juga mengembangkan indikator kinerja ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial sebagai acuan pelaporan perusahaan. Saat ini, indikator tersebut sudah digunakansecaraluasdi460negara,di45negarasebagaibestpracticesdalam pelaporan, yang kemudian dikembangkan oleh masingmasing negara atau bahkanolehperusahaanyangbersangkutan.3

Heli Restiati, Mengintip Kejahatan Lingkungan lewatLaporanKeuanganPerusahaan,BiruVoiceTahunI(1), 1November,2007.


3

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan4

2008

ATURANIKATANAKUNTANINDONESIA
Aturan mengenai penyusunan laporan keuangan perusahaan yang bergerak di bidang kehutanan ditetapkan pada PSAK 32. Namun, sangat disayangkan karena aturan yang ditetapkan tidak dapat dikatakan cukup mewakili atas kegiatan dan keadaan perusahaan. Padahal sesuai dengan pengertiannyayangdimaksuddenganlaporankeuanganadalahringkasandari seluruhaktivitasperusahaandalamkurunwaktusatuperiode. Dalam PSAK tersebut tidak dinyatakan bahwa perusahaan harus mengungkapkan jumlah dan sumber bahan baku yang digunakan dalam bentuk satuannya. Pada paragraf 11 PSAK 32 mengenai Laporan Laba Rugi, hanyadijelaskanHargaPokokPenjualanharusdisajikanmasingmasinguntuk kayutebangandankayuolahan. SelainituaturanaturanyangdimuatdalamPSAK32hanyamencakup aturan untuk perusahaan HPH saja, tidak untuk perusahaan pulp and paper. Sementara perusahaan pulp and paper justru yang lebih berbahaya terhadap pengelolaan lingkungan karena banyak menggunakan zatzat kimia yang bisa merusaklingkungan.TingkatproduksiperusahaanHPHjugadapattergantung darikebutuhanindustripulpandpaper.

KONTRIBUSIELSDA
Untuk melihat performa dari suatu perusahaan adalah dengan menganalisis laporan keuangannya. Analisis yang digunakan pun bisa bermacammacam tergantung dari kebutuhan si analisnya. Misalnya, untuk mengidentifikasipenyimpanganyangdilakukanperusahaandalampemenuhan bahan bakunya, yang harus dilakukan adalah menganalisis struktur Harga PokokPenjualan(HPP),kegiatanHPH(HakPengusahaanHutan),dankapasitas produksinya. Selama ini perusahaan tidak lagi bijak dalam melakukan kegiatan pemanfaatanSDAyangberkelanjutan.Danbelumditemukancarayangtepat untukmengidentifikasiketidakpatuhanyangdilakukanolehperusahaandalam eksploitasihutanyangberkelanjutan,yangmengakibatkankerugiannegara.

Ataskeprihatinanterhadapkondisidiatas,ELSDAmencobamenyusun beberapa indikator keuangan yang bisa menjelaskan penyimpangan tersebut. Dimana meskipun tetap untuk sebagian unsur menggunakan asumsi, paling tidakbisadiketahuigambarandarikegiatanperusahaansebenarnyayangtidak terungkapdalamlaporankeuangan. Adapun indikatorindikator keuangan yang ditetapkan adalah Jumlah dan Sumber Pemakaian Bahan Baku, Jumlah Pemakaian Bahan Perusak Lingkungan, Jumlah Pembayaran Pajak dan PNBP, Arus Kas Keluar, dan Laba Perusahaan. Berdasarkan analisis keuangan yang dilakukan atas instrumen tersebut, sejumlah indikator umum pengelolaan SDA dan lingkungan yang tidak berkelanjutan yang mengarah pada indikasi penyimpangan pengelolaan kehutananbisadiketahui. Indikator Jumlah dan Sumber Pemakaian Bahan Baku akan memberikanindikasitentangseberapabesarperusahaantelahmengeksplorasi sumber daya alam. Informasi ini berguna untuk menilai seberapa jauh perusahaantelahmenerapkankebijakanpengelolaanSDAyangberkelanjutan. Sementara itu, jumlah pemakaian bahan perusak lingkungan adalah indikator seberapa besar perusahaan telah menggunakan bahanbahan kimia dan energi yang memberikan kontribusi kepada pemanasan global dan kerusakanairsungaidanlingkunganhiduplainnya.Termasukdalamindikator ini adalah jumlah pemakaian energi untuk pembangkit listrik, mercuri, dan bahanbahanracunlainnya. Jumlah Pembayaran Pajak dan (PNBP) yang telah dilakukan oleh perusahaan. Jumlah pembayaran pajak dan PNBP akan memberikan indikasi tentang konsistensi antara jumlah SDA yang telah diambil oleh perusahaan dengan total kewajiban perusahaan kepada negara sebagai akibat eksploitasi tersebut. Perusahaan yang mendukung kelestarian SDA secara minimal akan membayarseluruhkewajibanpajakdanPNBPdenganbenardantepatwaktu. Jumlah Arus Kas perusahaan yang dialirkan ke luar bisnis perusahaan di bidang SDA akan memberikan indikasi minimnya komitmen perusahaan kepada upaya pelestarian SDA dan kesinambungan usahanya. Jika sebagian besararuskasperusahaanyangdiperolehdaribisnisSDAdisalurkankepihak afiliasi dan pihak ketiga di bidang non SDA terkait, kemampuan perusahaan untukmelakukanrehabilitasidanregenerasiSDAakansangatkecil.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan6

2008

LabaPerusahaanbisadilihatdaristrukturlabanya,apakahperusahaan benarbenarkonsistendenganusahanyaatautidak.Jikalabausahanyaminus sedangkanlababersihtinggi,makakonsistensiperusahaanterhadapusahanya patut dipertanyakan. Perolehan laba yang tidak normal atau bahkan perusahaan rugi terus tapi jalan terus, patut menjadi pertanyaan apa sebenarnyafokusdarikegiatanutamanyadibidangpemanfaatansumberdaya alam,khususnyakehutanan. Saat ini dari delapan perusahaan kehutanan yang Tbk, baru dua perusahaan yang dianalisis oleh ELSDA. Yakni PT XYZ dan ABC. Keduanya merupakanperusahaanyangbergerakdibidangHPH.Berikutkesimpulandari analisis yang dilakukan dengan menggunakan indikator keuangan umum ELSDApadakeduaperusahaanitu:

JUMLAHDANSUMBERPEMAKAIANBAHANBAKU
Dilihat dari komitmen yang ditetapkan perusahaan untuk concern dalampembangunanHTIsebagaisalahsatusumberbahanbakunya,berarti menunjukkan adanya kepatuhan terhadap pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Akan tetapi setelah melihat laporan keuangannya ternyata kedua perusahaan tersebut tidak melaksanakan komitmennya untukmembangunHTI. Tabel1.PenambahanHTIdanHTIdalamPengembangan
Ketarangan PTXYZ(Rp) HTI HTIdalam Pengembangan PTABC(Rp) HTI HTIdalam Pengembangan 2003 426.689.488.624 7.771.128.018 1.770.898.231 2004 85.995.564.009 2.298.679.055 2005 2006

2.556.374.722
12.144.007.404

385.761.960
57.737.372 18.310.118.940

Sumber:LaporanKeuanganPTXYZdanABC20032006

Sepertiyangdisajikan,tidakadainvestasiyangsignifikanterhadap HTI dibandingkan dengan nilai aset yang dimilikinya. Hal itu akan lebih diulaspadapembahasanArusKasyangkembalikeHutan.Selainituketidak

konsistenan kedua perusahaan dalam penambahan HTI juga ditunjukkan dengantidakmelakukaninvestasipadaHTIsetiapperiode. Setelah memperhatikan implementasi komitmen perusahaan dalam pembangunan HTI, selanjutnya harus ditelusuri perusahaan menggunakan sumber kayunya dari mana. Analisis terhadap penambahan HTI di atas akan membantu untuk menyesuaikan penggunaan kayu pada periodetersebutdenganmelihatberapakayuyangdigunakandanberapa kayuyangdipanendariHTI. Jika terjadi ketidaksinkronan, maka perusahaan terindikasi tidak patuh terhadap pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Asumsinya, selain dari HPH dan HTI atau pembelian, dari mana lagi perusahaan memperolehkayunyaselaindarihutanalam. Sayangnya,datadatapendukunguntukmenganalisiskapasitasHTI, kapasitas HPH, dan Dokumentasi Pembelian yang dibutuhkan belum tersedia dalam kedua laporan keuangan perusahaan itu. Sehingga analisis jumlah dan sumber bahan baku belum mampu mendeteksi indikasi ketidakpatuhanpengelolaankehutanan. Dengan data yang terbatas, ELSDA tetap berusaha melakukan analisis terhadapjumlahbahanbakukayubulatyangdigunakan,khususnyadalam satuanmeterkubik.InformasiyangdapatdiperkirakanseputarJumlahdan SumberBahanBakuKayuyangdigunakanPerusahaanmenggunakanPPNo. 74 Tahun 1999 Tentang Tarif atas Jenis PNBP yang Berlaku Pada DepartemenKehutanandanPerkebunan.Dalamhalinidiasumsikanbahwa hargarataratakayupermeterkubikadalahRp431.000. Tabel2.PemakaianKayuBulat
Keterangan PTXYZ PemakaianKayu(Rp) PemakaianKayu(m3) PTABC PemakaianKayu(Rp) PemakaianKayu(m3) 2003 854,97M(HPH) 363,13M(HTI) 1.983.694(HPH) 842.532(HTI) 192,6M 446.922 204,8M 475.375 196,6M 456.253 263,3M 611.046 2004 2005 2006 Tidakdibahaskarenatidakdiketahuiunsur HPHdanHTIataskayuyangdipergunakan.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan8

2008

Sumber:PaperIndikatordanInstrumenuntukMendeteksiPengelolaanSumberDayaAlam dan Lingkungan yang Tidak Berkelanjutan: Pendekatan Analisis Keuangan, 2007 danLaporanKeuanganPerusahaanPTXYZdanPTABC20032006.

Dari informasi di atas, terlihat bahwa tidak ada keseragaman pengungkapan mengenai jumlah dan sumber kayu bulat bagi setiap perusahaan.BahkanuntukPTXYZperbedaanpenyajianjumlahdansumber bahanbakuterjadiantaraperiode2003dengan2004danseterusnya. Penggunaan Sumber Daya Alam yang jelas tidak tersaji dalam laporan keuangan kedua perusahaan, sehingga tidak diketahui berapa bahan baku sebenarnya yang digunakan. Kemungkinan hal itu sengaja dilakukan untuk menyamarkan asal kayu yang sebenarnya. Maka kedua perusahaan terindikasi tidak patuh pada pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

JUMLAHPEMAKAIANBAHANPERUSAKLINGKUNGAN
Untuk indikator ini tidak dilakukan analisis, karena indikator ini hanyauntukperusahaanpulpandpaper.

JUMLAHPEMBAYARANPAJAKDANPNBP
Informasi mengenai jumlah DR dan PSDH yang sebenarnya harus dibayar juga tidak bisa diketahui dengan pasti karena informasi jumlah sumber bahan bakunya sendiri tidak dikatahui. Sehingga tidak bisa diklarifikasikebenarannya.DanupayauntuktidakmembayarDR/PSDHpun bisa dilakukan. Hal itu akan menimbulkan kerugian negara yang tidak sedikit.

ARUSKASKELUAR
Dari analisis arus kas keluar ini dapat diketahui dengan jelas concern perusahaan terhadap pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.Yaitudenganmembandingkanberapakasyangdialokasikan untukpembangunanhutandankasyangdialokasikankeposlain.

Tabel3.ArusKasuntukHutan
Ketarangan PTXYZ ArusKasuntukHTI(Rp) MutasiKasKeluar(m3) PersentaseKasuntukHTI terhadapTotalKasKeluar(%) PTABC ArusKasuntukHTI(Rp) MutasiKasKeluar(m3) PersentaseKasuntukHTI terhadapTotalKasKeluar(%) 11,59M 2.195,13M 0,53 1,7M 783,1M 0,24 2003 4,69M 1.409,11M 0,33 872,8M 0,00 2004 5,36M 1.127,25M 0,47 12,1M 874,0M 1,39 2005 1,62M 847,73M 0,19 18,3M 1.154,4M 1,59 2006

Sumber:PaperIndikatordanInstrumenuntukMendeteksiPengelolaanSumberDayaAlam dan Lingkungan yang Tidak Berkelanjutan: Pendekatan Analisis Keuangan, 2007 danLaporanKeuanganPerusahaanPTXYZdanPTABC20032006.

Tabel di atas menunjukkan informasi angka yang sangat fantastik. Sungguhsangatironis,perusahaanyangbergerakdibidangkehutanantapi justruuangyangdikeluarkanuntukhutantidakmencapai2%pun.Jelashal itu membuktikan ketidakpatuhan perusahaan terhadap pengelolaan sumberdayaalamyangberkelanjutan.

LABAPERUSAHAAN
Indikator terakhir yang akan dibahas adalah mengenai performa labaperusahaanyangakanmenginformasikankualitasgoingconcernsuatu perusahaan.BerikutdatayangdiambildarilaporankeuanganPTXYZdanPT ABC: Tabel4.PerformaLaba/RugiPTXYZdanPTABC
Ketarangan PTXYZ(RpJutaan) PejualanBersih Laba(Rugi)Kotor Laba(Rugi)Usaha Laba(Rugi)sebelumPPh Laba(Rugi)Bersih PTABC(RpJutaan) 1.871.209 (20.778) (287.641) 104.806 229.581 2003 1.278.060 241.150 56.417 (144.592) (143.276) 2004 818.030 9.851 (199.777) 355.165 686.842 2005 451.028 (22.500) (191.819) 16.518 7.190 2006

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan10

PejualanBersih Laba(Rugi)Kotor Laba(Rugi)Usaha Laba(Rugi)sebelumPPh Laba(Rugi)Bersih 689.608 (10.576) (73.986) (162.603) (155.867) 773.559 90.584 17.342 (6.346) 163.427

2008
703.992 (12.689) (90.870) 1.637 (53.109)

829.103 91.612 26.301 (12.480) 12.846

Sumber:PaperIndikatordanInstrumenuntukMendeteksiPengelolaanSumberDayaAlam dan Lingkungan yang Tidak Berkelanjutan: Pendekatan Analisis Keuangan, 2007 danLaporanKeuanganPerusahaanPTXYZdanPTABC20032006.

Untuk PT XYZ, Laba Usaha terus mengalami kerugian selama tiga periode, hal itu menunjukkan bahwa perusahaan tidak concern dengan bisnis utamanya yaitu di bidang kehutanan. Sedangkan untuk Laba Bersihnya justru hanya mengalami satu kali rugi. Itu menunjukkan adanya fokus lain yang justru menjadi bisnis utamanya. Dimana perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih menjanjikan dari pada bisnis kehutanan. Status perusahaan kehutanan hanya sebagai kedok untuk mengerukkeuntungansaja. Untuk PT ABC, meskipun dua dari empat periode yang dianalisis mengalamikerugian,halitudianggapmasihdalamtahapwajar.Begitupun untuk perolehan Laba Bersihnya, perusahaan masih berada dalam tahap kewajaran. Namun demikian perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk mengetahuisecararincitransaksikeuanganyangterjadididalamnya.

11

KENDALADALAMANALISISLAPORANKEUANGAN PERUSAHAANKEHUTANAN
1. AturanaturanyangdimuatdalamPSAK32hanyamencakupaturanuntuk perusahaanHPHsaja,sedangkanuntukperusahaanpulpandpapertidak diatur. Minimnya aturan mengenai pengungkapan atau disclosure atas kondisi lingkunganatauyangberkaitandengankepentinganpengelolaansumber daya alam yang berkelanjutan menyulitkan untuk mengklarifikasi kebenarandarilaporankeuanganyangdisajikan. Penghitungankerugiannegaraatasterjadimyaillegalloggingyangmasih bias.ApakahnegaradirugikanhanyaberdasarkanDRdanPSDHyangtidak dibayar,atauberdasarkannilaitegakanpohonyangditebang.Ataujustru berdasarkankeduanyaditambahdengannilaikerusakanbiodiversitydan keuntunganyangdiperolehparacukongkayu.

2.

3.

REKOMENDASI
1. Perludilakukanupayayangsungguhsungguhuntukmenghentikanproses penghancuran lingkungan dan SDA. Kebijakan pembangunan ekonomi untuk mendorong lahirnya industri berbasis sumber daya alam perlu dimonitordandikajiagarlebihberpihakkepadaupayaupayapelestarian lingkungandansumberdayaalam. Penelaahan sejumlah kebijakan pembangunan ekonomi: kebijakan investasi, kebijakan keuangan, kebijakan pelaporan keuangan dan seterusnya.Salahsatuyangmenjadiperhatianadalahkebijakandibidang akuntansi dan pelaporan keuangan. Menurut ELSDA Institute, kebijakan akuntansi dan pelaporan keuangan yang dapat menjelaskan kinerja perusahaandalammengelolalingkungandanSDAakansangatmembantu para stakeholders untuk menilai tanggung jawab perusahaan untuk melestarikanlingkunganhidupdansumberdayaalam. Salahsatuupayayangdapatdilakukanadalahmengembangkansejumlah instrumen pendeteksi (berupa data dan informasi serta laporan yang tersedia di area publik) untuk dilakukan sejumlah analisis keuangan dan analisishukum,agardapatmengidentifikasikansejumlahindikatorumum

2.

3.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan12

2008

pengelolaan SDA dan lingkungan. Indikator umum dapat menjadi digunakanuntukmengibarkanredflagyangakanmenstimulasiparapihak terkait untuk menyelidiki lebih lanjut dan lebih detail kemungkinan terjadinyapengelolaanSDAdanlingkunganyangtidakbekesinambungan bahkan mungkin indikasi tindak ketidakpatuhan di bidang pengelolaan lingkunganhidupdanSDA. 4. Kekurangan pengungkapan dalam laporan keuangan yang menyebabkan hasil analisis belum menghasilkan informasi yang lengkap. Untuk itu, sejumlah rekomendasi berkenaan dengan perbaikan muatan informasi yang harus diungkap dalam laporan keuangan dapat diajukan kepada pihakpihak yang berwenang seperti: Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), DepartemenKeuangan,BadanPengelolaPasarModal(Bapepam).

13

DEBTFORNATURESWAP TAMANNASIONAL DANPELUANGKEDEPAN


programDebtForNatureSwapdapatmenjadisalah satu solusi yang cukup baik dalam menangani kerusakan hutan Indonesia, khususnya pada taman nasional. AlbertHasudungan,FinancialAnalyst

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan14

2008

PENDAHULUAN
Debt swap merupakan mekanisme pengurangan utang yang secara umum dapat diartikan sebagai pertukaran utang luar negeri dengan ekuitas ataudanadalammatauanglokaluntukpembiayaanproyekdanatauprogram pemerintah(Ragimun,2005).Salahsatukomponendaridebtswapituadalah debt for nature swap, yaitu program pengalihan utang luar negeri untuk digunakan ke dalam pendanaan dan kegiatan konservasi hutan. Saat ini Indonesia mendapat skema penghapusan utang luar negeri, melalui debt for natureswap(DNS)yangberasaldarinegaraAmerikaserikat(AS)danJerman. Total komitmen utang luar negeri yang dibebaskan oleh negara Amerika serikat sebesar 19.6 juta dollar AS, sedangkan negara Jerman (melalui green program) berkomitmen untuk menghapuskan utang luar negeri Indonesia sebesar12.5jutaeuro.ProgramkonservasihutandariskemapendanaanDNS ini diadakan di taman nasional yang dipandang mengalami ancaman deforestasihutan,danberadadalamkondisimembahayakansaatini. MekanismeinsentifyangdiberikanpemerintahJermanyaituIndonesia harus melakukan program konservasi hutan di taman nasional dahulu senilai 50 % dari komitmen utang luar negeri yang dilunaskan, baru pihak Jerman akan membebaskan utang luar negeri demi program konservasi hutan di taman nasional sebesar 12.5 juta euro. Untuk perjanjian dengan Amerika serikat(AS),negaraIndonesiamendapatpengalihanutangluarnegerisebesar 19.6jutadollarASdengancatatanbahwautangluarnegeriIndonesiadipotong dahulu, kemudian negara Indonesia harus membayar secara bertahap 19.6 jutadollarASuntukdanaperlindunganhutanditamannasional,yangmasih dibahas.BagiNGOyanginginmenjadipengawaspenggunaandanakonservasi hutan tersebut (board of commitee), harus menyumbangkan dana 20% dari 19.6jutadollartersebutperentitastersebut. Saat ini program konservasi hutan di taman nasional yang mulai dilaksanakandiIndonesiaadalahskemaDNSIndonesiadenganpihakJerman, dengan nilai sebesar 12.5 juta euro. Program yang difokuskan oleh departemen teknis terkait, Dephut, adalah mengkonservasi Taman Nasional (TN)GunungLeuser,TNKerinciSeblat,danTNBukitBarisanSelatan.Paperini akan mengkaji secara singkat atas masalah debt for nature swap dan peran ELSDAterhadapfenomenadebtfornatureswapdiIndonesia.

15

ANALISISSWOTTERHADAPDNSDANHALYANG DILAKUKANELSDA
Pada bagian ini akan dibahas tentang analisis SWOT terkait dengan mekanisme dana DNS di negara Indonesia, dan beberapa kendala yang dihadapiterkaitdengandebtfornatureswaptersebut.

STRENGTH
Hal utama yang perlu digarisbawahi menjadi kekuatan Indonesia, terkait dengan debt for nature swap, adalah luas hutan di Indonesia yang besar. Menurut sumber data di Departemen Kehutanan, luas hutan Indonesia mencapai 126.97 juta hektar di tahun 2005. Selain itu, Departemenkehutananjugamemiliki50tamannasionaldiIndonesiayang tersebardiseluruhIndonesia.Tamannasionalyangdilindungidariprogram DNS pun cukup luas areal hutannya, seperti yang terlihat pada tabel di bawahini. Tabel1.NamaTamanNasionalyangDikonservasi NamaTamanNasional LuasHutan TamanNasionalGunungLeuser 1,094,692Ha TamanNasionalKerinciSeblat 1,389,509.87Ha TamanNasionalBukitBarisanSelatan 365,000Ha
Sumber:DepartemenkehutananRI,2007

Jadi, hal tersebut merupakan faktor yang penting mengapa negara donor yang sudah ada, yakni Jerman dan Amerika serikat, tertarik bekerjasamadengannegaraIndonesiadalambentukdebtfornatureSwap.

WEAKNESS
Salah satu kendala yang dihadapi pemerintah dalam mengelola hutan nasional yang berkelanjutan adalah masih minim dan terbatasnya dana anggaran nasional dari pemerintah Indonesia dalam rangka melakukan upaya perlindungan hutan di Indonesia. Alasannya karena besarnyabebanpemerintahuntukmenanggungseluruhpembayaranutang luarnegerinyatersebut.Adapunjumlahdanpersentaseutangluarnegeri pemerintahIndonesiadapatdilihatpadatabeldibawahini.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan16
Tabel2.JumlahdanPersentaseUtangLuarNegeriPemerintah Keterangan JumlahUtangLN(USDMilyar) PersentaseTerhadapPDB(%) 2002 74.5 31.5

2008

LuasHutan 2003 2004 2005 80.9 80.7 78.3 28.3 25.3 24.5

2006 na na

Sumber:DataAPBN(2002s/d2006)DepartemenKeuanganRI,diolah

Walaupun tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah utang luar negeri Indonesia sudah mengalami trend yang menurun, namun penurunannyatidaksignifikandibandingkandengansisabebanutangyang masih harus ditanggung oleh pemerintah Indonesia. Kalau kita lihat pula dari persentasenya terhadap PDB, porsi utang terhadap PDB juga hanya mengalamipenurunanyangtidaksignifikandanmenyisakanbesarnyasisa porsiutangLNterhadapPDBhinggamencapai24.5%sampaiditahun2005. Dataitumenyiratkanbahwapembayaranutangluarnegeriyangdilakukan pemerintahpun masih terbatas dan dirasakan kurang signifikan dibandingkan dengan jumlah utang luar negeri Indonesia, yang akumulasi bunganya dapat membahayakan bagi anggaran keuangan negara di masa mendatang. Jadi masih dibutuhkan sumber pembiayaan lain untuk memperkecil utang luar negeri pemerintah, seperti upaya negara kreditor yangmenghapuskanutangluarnegerikita,sehinggakebijakanpengeluaran pemerintah untuk membenahi hutan Indonesia bisa dilakukan secara maksimal. Oleh karena itulah program DNS menjadi dapat menjadi salah satu solusi yang cukup baik dalam menangani kerusakan hutan di Indonesia,khususnyapadatamannasional. Kedua,halyangmasihmenjadikelemahannegaraIndonesiaadalah implementasi perlindungan hutan Indonesia yang dilakukan pemerintah terkait, khususnya Departemen kehutanan, masih kurang efektif dan efisien. Menurut Departemen kehutanan, hutan di Indonesia masih mengalami akumulasi deforestasi hingga mencapai 59 juta hektar pada tahun2007. Bilakitaperhatikankembalisecaramendetailtaman nasional yang rusak di pulau Sumatra juga cukup besar. Berikut ini adalah data kehancuran hutan yang diakumulasi sampai bulan juni tahun 2007 di tiga tamannasional.

17

Tabel3.DeforestasiHutandiBeberapaTamanNasional NamaTamanNasional JumlahKerusakan GunungLeuser KerinciSeblat BukitBarisanSelatan


Sumber:DepartemenKehutanan,2007,diolah

22,559Ha 303,776Ha 111,178Ha

Dari tabel tersebut dapat kita lihat bahwa kerusakan taman nasional Gunung leuser saja bisa mencapai 22,559Ha. Kalau kita rinci lagi kebawah,kerusakanhutanyangpalingbesarterjadipadatamannasional Kerinci seblat hingga mencapai 303,776 Ha. Oleh karena itulah langkah preventif yang efisien dan efektif untuk melindungi taman nasional tersebut merupakan suatu permasalahan yang perlu diselesaikan oleh pemerintahterkaitsecepatnya.

OPPORTUNITY
Namun di tengah kegetiran dari kelemahan tersebut, kita masih dilegakandenganpeluangdankesempatanyangditawarkanolehDNSyang sudah diimplementasikan, yaitu DNS Jerman. Salah satu kesempatan yang kita dapatkan adalah penghapusan utang luar negeri dua kali lipat dari negaraJermanterhadapbiaya/danayangtelahdisepakatiuntukkonservasi ditigatamannasionaltersebut.

THREAT
Hal yang menjadi perhatian penting bagi perlindungan hutan adalah keefektifan atas implementasinya. Indikator kehancuran taman nasionalsepertitabeldiatas,hendaknyamemacuDepartemenkehutanan untuk meningkatkan kinerjanya dalam perlindungan hutan di taman nasional. Ancaman utama yang dihadapi Indonesia atas DNS ini yaitu apabila Departemen kehutanan tidak mampu menyelesaikan program perlindungan hutan di taman nasional secara efektif dan tidak lulus audit auditor independen, maka Indonesia tidak akan mendapat penghapusan utangluarnegeridarinegaraJermantersebut. Selain itu, apabila kita tidak mampu melindungi dan mengelola dana hutan tersebut secara benar, maka bersiapsiaplah kita untuk kehilangan kepercayaan dari negara donor yang berniat untuk membantu memberikandanaperlindunganhutanbagiIndonesia.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan18

2008

Hallainyangjugaperludiperhatikanbahwaimplementasiprogram perlindungan yang tidak efektif dan efisien dapat membuat kerugian atas anggaran dan keuangan negara. Kerugian tersebut antara lain adalah potensi utang luar negeri yang hilang dan kerugian atas besarnya pengeluaran anggaran nasional atas konsekuensi program perlindungan hutan di taman nasional, yang tidak berhasil diimplementasikan secara tepatdanbenarolehdepartementeknistersebut.

HALYANGDILAKUKANELSDA
Padabagianiniakandibahasmengenaikegiatan,kendaladanprospek terkaitdenganDNSyangsudahdilaksanakanyaitudenganpemerintahJerman.

KEGIATANYANGDILAKUKANELSDA
BanyakhalyangdilakukanolehELSDAInstituteuntukberpartisipasi dalammensukseskanprogramperlindunganhutandenganskemadebtfor natureswaptersebut.Pertama,ELSDAInstitutemencobamembuatpaper yang berkaitan dengan debt for nature swap. Kedua, ELSDA menjalin hubungandanmencaricontactpersonyangmengurusdebtfornatureswap yang sudah terlaksana, yakni dengan negara Jerman. Ketiga, ESLDA melakukan berbagai tindakan rekonstruktif demi mensukseskan program perlindungan hutan dengan skema pendanaan debt for nature swap tersebut. Hal yang sudah dilakukan ELSDA Institute diantaranya adalah menggagas forum diskusi BLU Taman Nasional dan Pengelolaan DNS yang diadakanpadatanggal3Desember2007.

KENDALAYANGDIHADAPIELSDAINSTITUTE
Ada beberapa kendala baik yang pernah dihadapi maupun yang akandihadapi.KendalayangpalingseringditemuitertkaitdenganDNSini adalah menghubungi dan bertemu dengan staf dan pejabat terkait di Departemen Kehutanan. Selain itu tantangan lain yang dihadapi ELSDA adalah mengajak Departemen kehutanan supaya ELSDA bisa terlibat di dalam menyukseskan program perlindungan hutan dengan skema DNS tersebut.

19

PROSPEKDNSMENURUTPERSEPSIELSDA
ELSDA memposisikan dirinya sebagai LSM yang berfokus pada ide follow the money. Jadi hal yang ingin dibantu ELSDA terutama difokuskan pada hal pengelolaan keuangan dari dana DNS Jerman tersebut, supaya dapatmembantumensukseskankeberhasilanprogramperlindunganhutan ditamannasionaltersebut. SalahsaturencanadankonsepyangditawarkanolehELSDAadalah inginmembantumengelolakeuangandariDNSJermandengantoolsBadan Layanan Umum (BLU) Taman Nasional. Hal ini dilakukan agar upaya pengelolaankeuanganuntuktamannasionalinidapatlebihprofesionaldan bisa lulus audit auditor independen yang telah ditunjuk tersebut. Hal lain yang menjadi citacita ELSDA ke depan adalah membangun success story pengelolaanDNSdaridanabantuanyangberasaldaripemerintahJerman, serta menciptakan laporan & indikator keuangan yang layak dari segi pemeriksaankeuanganolehauditorindependentersebut.

DAFTARPUSTAKA
Ariadi, Kurniawan (2002), Pemanfaatan Skema Debt Conversion Sebagai UpayaPenguranganUtangLuarNegeriPemerintah,Bappenas:Jakarta Occhiolinni, Michael (1990), DebtForNatureSwap, Worldbank Working Paper:InternationalEconomicsDepartment Ragimun, (2005), Tinjauan Mengenai Implementasi Program Debt Swap Sebagai Salah Satu Alternatif Mengurangi Beban Utang Luar Negeri, KajianEkonomidanKeuangan,Volume9,Nomor1,Maret2005 DataDepartemenKehutanan,BerbagaiEdisi DataDepartemenKeuangan,BerbagaiEdisi

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan20

2008

21

HUTANHANCUR KORUPSITUMBUH
Penebangan liar di Indonesia merupakan masalah yang sangat kompleks karena melibatkan banyak aktor dengan berbagai kepentingandanjaringan,baikitudipengusaha, masyarakat,DepartemenKehutanan,pemerintah daerah, kepolisian, maupun TNI. Hampir setiap praktekillegalloggingmelibatkanaparatsupaya dapatberjalanmulus.

MuhamadZainalArifin,LegalAnalyst

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan22

2008

PENDAHULUAN
Secara umum, sumber daya hutan dan lahan Indonesia telah berada padatitikkritis.Citrasatelitmenunjukkan60jutahektarhutandalamkondisi rusak parah.4 Departemen Kehutanan (2003) mencatat bahwa laju kerusakan hutan (degradasi dan deforestasi) selama 12 tahun (19851997) untuk Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi mencapai 1,6 juta ha per tahun. Pada periode pengamatan tahun 19972000, angka deforestasi hutan di Indonesia meningkat 2,83 juta hektar. Sedangkan tahun 20002005, angka deforestasi hutanturunmenjadi1,08jutahektar.MenurutDataAsianDevelopmentBank, ratarata kerusakan hutan di Indonesia diperkirakan antara 600.000 hektar sampai 1,3 juta hektar per tahun. Namun, ada juga penelitian lain yang menyebutkan penggundulan hutan telah mencapai tingkat kecepatan 1,62,0 juta hektar per tahun.5 Data yang lebih miris lagi disajikan EIA/Telapak yang menyatakankehancuranhutanmencapai2,8jutahektarpertahunterparahdi dunia.6 Akibat adanya penggundulan hutan tersebut, banyak musibah banjir dantanahlongsoryangdatangsilihbergantidiIndonesiamewarnaiperjalanan tahun 2007. Bencana banjir telah menerpa Aceh, Langkat, Riau, Palembang, Padang,Morowali,dandaerahdaerahlainyangkayaakanhutan.Ratusanribu orang mengungsi, ribuan rumah terendam, infrastruktur rusak parah dan triliunanhartalenyapakibatterjanganbanjir.Jikatidaksegeradiatasi,bencana banjirdantanahlongsormungkinakankembalimenerpapadatahun2008. Selaindihadiahiolehalamdenganrentetanbencana,padatahun2007 Indonesia diganjar sebagai negara penghancur hutan tecepat di dunia versi Food and Agiculture Organization (FAO). Indonesia pun tercatat di Guinnes
Suripto, Transnational Crime of Illegal Logging, PresentasiuntukWorkshopEIA/Telapak,September2006 5 Bambang Setiono dan Yunus Husein, Memerangi Kejahatan Kehutanan dengan Mendorong Prinsip Kehati hatianPerbankanUntukMewujudkanPengelolaanHutanyang Berkelanjutan: Pendekatan Anti Pencucian Uang, CIFOR OccasionalPaperNo.44(i),CIFOR,Bogor,2005,hlm5 6 EIA / Telapak, Raksasa Dasamuka: Kejahatan Kehutanan, Korupsi dan Ketidakadilan di Indonesia, Maret 2007,hlm2
4

23

World of Record sebagai negara penghancur hutan tercepat di dunia dengan ratarata kerusakan hutan sebesar 1,871 juta hektar per tahun. Reward yang diterima Indonesia tentu saja sangat ironis karena pada Desember 2007 Indonesia menjadi tuan rumah United Nation Framework Climate Change Conference(UNFCCC)diBali. Meskibanyakhutanyanggundul,ironisnyatidakadaaktorintelektual yang dihukum. Vonis bebas terhadap Adelin Lis menjadi bukti nyata bahwa bangsa Indonesia terlampau permisif terhadap pelaku illegal logging. Hal ini diperparah lagi dengan pernyataan dari Departemen Kehutanan yang lebih membela pelaku pengrusakan hutan yang berijin dibanding menjaga hutan. Tindak pidana kehutanan hanya dianggap sebagai pelanggaran administrasi belaka. Padahal praktek illegal logging sudah semakin rapi dan melibatkan korporasisebagaipelaku.Jikapembalakanliarhanyalahsuatukejahatanyang melibatkan masyarakat miskin yang kehidupannya bergantung kepada hutan, seperti supir truk ataupun penjaga hutan yang bergaji kecil, kejahatan tersebut tentu tidak akan sulit untuk dihentikan.7 Lebih dari itu, kejahatan kehutanan telah melibatkan korporasi besar yang lebih mementingkan mencari keuntungan dibandingkan menjaga kelestarian hutan. Dalam melakukanillegallogging,korporasiseringberlindungdibalikijin. Penebangan liar di Indonesia merupakan masalah yang sangat kompleks karena melibatkan banyak aktor dengan berbagai kepentingan dan jaringan, baik itu di pengusaha, masyarakat, Departemen Kehutanan, pemerintah daerah, kepolisian, maupun TNI. Hampir setiap praktek illegal loggingmelibatkanaparatsupayadapatberjalanmulus.Membawakayubukan seperti membawa jarum yang sulit terlihat. Pelaku illegal logging harus melewati pospos pemeriksaan pemerintah dan melakukan praktek suap kepadaaparatyangberkuasa. Tahun 2007 menjadi tahun kegagalan pemberantasan korupsi di bidang kehutanan. Bagaimana tidak. Sepanjang tahun 2007 jarang ada kasus korupsi kehutanan yang divonis bersalah. Satusatunya kasus illegal logging yang berhasil menggunakan UU Korupsi yakni Kasus Sejuta Hektar Kelapa
7

BambangSetionodanYunusHusein,op.cit,hlm1

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan24

2008

SawitdiKaltimyangmelibatkanmantanGubernurKaltim,MantanKaKanwil, Mantan Kepala Dinas Kehutanan, Dirjen Dephut dan pengusaha Martias. Itu pun dilakukan oleh KPK dan Pengadilan Tipikor. Kasus lain yang berpeluang divonisbersalahdenganmenggunakanUUAntiKorupsiyaknikasusDLSitorus. Namun sayang, pada waktu itu jaksa menggunakan dakwaan alternatif yakni korupsidankejahatankehutanan.DidalamputusanKasasi,HakimMahkamah AgunglebihmemilihUUKehutananuntukmenghukumDLSitorus. Di samping itu, pada tahun 2007 aparat penegak hukum juga mengacukan hasil analisis PPATK yang terkait dengan kasus illegal logging, pencucian uang dan korupsi. Padahal di dalam beberapa analisis PPATK menggambarkan secara gamblang proses suap yang dilakukan pengusaha terhadapaparat.

GAMBARANUMUMPENEGAKANHUKUM KEJAHATANKEHUTANAN
Taksepertitahunsebelumnyayanglebihmengutamakanpelaksanaan operasi hutan lestari, pada tahun 2007 pemerintah tidak mencanangkan operasipemberantasanillegalloggingsecarabesarbesaran.Akibatnya,jumlah kasusillegalloggingyangdijeratdenganmenggunakanUUkehutanansemakin menurun. Dari data yang dihimpun Direktur Penyidikan dan Perlindungan Hutan Departemen Kehutanan, menyatakan bahwa jumlah kasus tahun 2006 berjumlah1.329danpadatahun2007(sampaidenganSeptember2007)turun drastismenjadi204kasus. Tabel1.DataPenyelesaianKasusKasusKejahatanKehutananyangDitangani PPNSKehutanan Tahun Jml Jml Pe Penyi SP3 P21 Per Vo TSK Kasus nyeli dikan sidangan nis dikan 2005 879 732 112 217 6 119 40 217 2006 1.409 1.329 367 320 23 236 84 247

s.dSept 2007

25


204 75 69 30 5 8

182

Sumber:DepartemenKehutanan,2007

Data yang dikeluarkan Kepolisian Republik Indonesia berbeda jauh dengan Departemen Kehutanan. Data yang diungkap POLRI selama Januari hinggaAgustus2007,polisitelahmenangkap1.375tersangkapembalakanliar. Paratersangkainiditangkapdalam1.124kasus.HalituterungkapdalamRapat Kerja Kapolri Jenderal Sutanto dengan Komisi III DPR (Media Indonesia 18/9/2007).

KERUGIANNEGARAAKIBATILLEGALLOGGING
Tidak ada data resmi dari Departemen Kehutanan tentang kerusakan hutan tahun 2007. Data kerusakan hutan terdekat yang dikeluarkan Dephut yakni data pada tahun 20002005 sebesar 1,08 juta hektar per tahun. Sedangkan ratarata potensi produksi hutan per hektar pada tahun 2007 sebesar 37,78 m3.8 Jika kita menggunakan data kerusakan hutan per tahun sebesar 1,08 juta hektar dan dikalikan dengan potensi hutan 37,78 m3 per hektar, maka ada sekitar 40,802 juta m3 kayu yang ditebang dari bumi Indonesia. Jumlahproduksikayudiatastentusajajauhdiatasproduksikayuyang dihimpunDephut.RencanaKerjaTahunanIzinUsahaPemanfaatanHasilHutan Kayu (IUPHHK) Hutan Alam yang dilansir perusahaan untuk tahun 2007 sebesar9,379jutam3.Sampailaporaninidibuat,Dephutbelummengeluarkan realisasi produksi kayu baik itu berasal dari Hutan Alam, Hutan Tanaman maupun ijin lainnya tahun 2007. Untuk mengisi kekosongan data 2007, kita menggunakan ratarata realisasi produksi kayu terdekat yakni antara 2001 2005.RatarataproduksikayupertahununtukIjinPemanfaatanKayusebesar 1,741jutam3,HutanTanaman8,190jutam3danHutanRakyatsebesar0,304 juta m3. Dengan menggunakan asumsi data RKT tahun 2007 dan ratarata realisasi produksi kayu tahunan, maka kita dapat memperkirakan jumlah produksilegalkayuuntuktahun2007sebesar19,614jutam3.
AngkainidiperolehdariRencanaKerjaTahun2007 IUPHHK Hutan Alam yakni sebesar 9.379.064 m3 dengan mencakuparealhutanseluas248.234hektar.
8

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan26

2008

Hal ini berarti ada sekitar kayu 21,188 juta m3 yang diindikasikan berasal dari illegal logging dan tidak tercatat oleh Dephut. Kalau kita menggunakanhargakayusebesarUS$105,82perm3(US$1=Rp9.309,51)9, makanilaikerugiannegaradarinilaikayusebesarRp20,873triliun.Kerugian tersebut belum dihitung dari nilai penyimpanan karbon, air, lingkungan dan nilaihutannonkayuyangjumlahnyabisamencapaiUS$1283sampaidengan US$1416perhektar.10

MONITORINGKASUSKORUPSIBIDANG KEHUTANAN
KASUSDLSITORUS
PadabulanFebruari2007,nasibterdakwatindakpidanakehutanan Darianus Lumbuk Sitorus atau yang dikenal dengan DL Sitorus berubah drastis. Setelah Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta memutusnya bebas, melalui putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) akhirnya menjebloskannya kembalikepenjara.Iadiganjarpenjara8tahundandipidanadendasebesar Rp5miliarsubsiderpidanakurungan6bulan. Dengan demikian putusan kasasi ini menguatkan kembali putusan PNJakartaPusat.Artinya,DLSitorusterbuktimengerjakandanmenduduki secara sengaja kawasan hutan negara tanpa ijin yang melanggar Pasal 6 ayat (1) jo pasal 18 ayat (2) PP No. 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan dan Pasal 50 ayat (3) huruf a jo Pasal 78 ayat (2) UU No 41 Tahun 1999tentangKehutanan.MajelishakimMAmenyatakanDLSitorusterbukti secara sah dan meyakinkan telah bersalah melakukan tindak pidana mengerjakan dan menggunakan kawasan hutan secara tidak sah yang
Meski harga ini diambil dari harga kayu bulat menurut FAO tahun 2002, namun harga ini mendekati harga kayu pasaran di Indonesia. Menurut Direktur Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia, harga ratarata kayu antara Rp 900.000 s.d. Rp 1 juta. Menurut Bambang Setiono peneliti di CIFOR,hargarataratakayuRp1juta. 10 Bintang C.H. Simangungsong, Nilai Ekonomi dari HutanProduksiIndonesia,IWGFF,2003,hlm30
9

27

dilakukan secara bersamasama dan dalam bentuk perbuatan berlanjut. Kasasi ini diajukan Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta karena tak puas dengan putusanPTDKIJakartayangdibacakanpada11Oktober2006.Ketikaitu,PT DKI Jakarta memutus bebas DL Sitorus. Pertimbangannya, dakwaan JPU prematurataubelumsaatnyadiajukankarenabelumadaputusanperdata mengenai areal yang disengketakan. Tak hanya itu, gugatan pembatalan SuratMenteriKehutanandiPTUNjugabelumberkekuatanhukumtetap. Di PN Jakarta Pusat, Jaksa menerapkan dakwaan alternatif antara korupsiataukejahatankehutanan.Padadakwaanpertamadankedua,JPU menjeratterdakwadenganpasaltindakpidanakorupsi,yaitupasal1ayat1 subajopasal28jopasal34cUUNo3Tahun1971jopasal43AUUNo31 Tahun1999joUUNo20Tahun2001tentangpemberantasantindakpidana korupsidanpasal2ayat1jopasal18UUNo31Tahun1999joUUNo20 Tahun2001padadakwaankedua. Sedangkanpadadakwaanketiga,terdakwadijeratpasal6ayat1jo pasal18ayat2PPNo28Tahun1985tentangPerlindunganHutandanpasal 50 ayat 3 huruf a jo pasal 78 ayat 2 UU No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Majelis hakim yang diketuai oleh Andriani Nurdin menunda sidanghinggaJumat,28Juli2006,untukmembacakanputusan. JPUmenuntutDLSitorushukuman12tahunpenjara,danhukuman tambahanberupadendasebesarRp200jutasubsiderenambulankurungan sertamenggantiuangkerugiannegarasebesarRp323,655miliar.Perbuatan terdakwa,menurutJPU,telahmerugikannegaracqDepartemenKehutanan sebesar Rp323,655 miliar yang terdiri atas hilangnya tegalan di 47 ribu hektar hutan produksi negara sebesar Rp44,655 miliar, hilangnya pemasukan dana reboisasi dan pengelolaan sumber daya alam yang seharusnya masuk ke Departemen Kehutanan sebesar Rp207 miliar dan Rp72miliar. Namun, pada tanggal 10 September 2007 DL Sitorus, mengajukan permohonan Peninjauan Kembali (PK). DL Sitorus hanya menyodorkan sebuah novum, yaitu putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) No. 134 K/TUN/2007. Putusan tertanggal 12 Juni 2007 tersebut berisi pembatalan SK Menteri Kehutanan No. S.149/MenhutII/2004 tentang Permohonan

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan28

2008

untuk Mengelola Perkebunan Kelapa Sawit di Kawasan Hutan Register 40 PadangLawasSumateraUtara. SK Menhut tertanggal 13 Oktober 2004 itu pada intinya menyatakan,kawasanhutanyangtelahdikuasaidandijadikanperkebunan kelapa sawit oleh DL Sitorus akan dipertahankan sebagai kawasan hutan. Masih dalam SK yang sama, Menhut juga membatalkan SK No. 1680/MenhutIII/2002 tertanggal 20 September 2002. SK tersebut mengatur mengenai Penerbitan Sertifikat Tanah yang Terletak di Dalam Kawasan Hutan Register 40 Padang Lawas Sumatera Utara. Selain itu, Menhut menghimbau agar DL Sitorus menghentikan seluruh kegiatan dan meninggalkankawasanhutanRegister40PadangLawasSumateraUtara. Dalam putusannya, Majelis Kasasi MA yang diketuai Titi Nurmala Siagian menyatakan, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN) DKI Jakartatelahsalahmenerapkanhukumtentangtenggangwaktupengajuan gugatan TUN. Menurut majelis kasasi, pengajuan gugatan masih dalam tenggat waktu yang dimaksud Pasal 55 UU No. 9 Tahun 2004 tentang perubahan atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang PTUN. Dengan dibatalkannyaSKtersebutolehMA,DLSitorusmendapatkansenjatauntuk mengajukanPeninjauanKembali.Sebab,SKtersebutnyatanyatamelarang Direktur PT Torganda ini menguasai kawasan hutan produksi di Padang Lawas.

KASUSTEDDYANTONI
Pada April 2007, Teddy Antoni (39), Direktur Utama PT ATN, pembalak 13.000 m3 kayu di Kepulauan Mentawai, Sumbar yang dinilai merugikannegaraRp7,3miliar,divonisbebas.MajelishakimdenganKetua, Nurhaida Betty Aritonang, SH, di PN Padang menyatakan Teddy wajar divonis bebas dari tuntutan berlapis, karena persidangan membuktikan kejahatan yang didakwakan terhadapnya tidak memenuhi unsur pidana. Terkait pembebasan Teddy, JPU, Jopi Noveli, SH, menyatakan pikirpikir atau menyerahkan kebijakan selanjutnya pada Kepala Kejaksaan Tinggi Sumbar.

29

Sebelumnya Jaksa penuntut Umum, Jopi Noveli, SH dan Wiily Ade Chaidir,SH,menuntutterdakwaselamaenamtahunpenjara,dendaRp300 jutadansubsiderenambulankurungan,karenamelanggarpasal2ayat1jo pasal 18 ayat 1 huruf b UU No 31 tahun 1999 tentang korupsi. Terdakwa jugadijeratpasalNo.20tahun2001jopasal55ayat1keKUHP,karena dugaan kejahatan dilakukan secara bersama dengan dua koperasi Mina Awera dan KSU Simantorai dalam izin pemanfaatan kayu (IPK) di Sipora KepulauanMentawai. Dakwaan sebelumnya, Teddy Antoni, dinilai bekerjasama dengan Zulkarnain Ketua KUD Mina Awera dan M Parulian Samalinggai (DPO), menggarapkayujenismeranti,kruing,mencimin,balamdiluarlahanatas IPKyangdimilikinya.DalammengelolakayutersebutTeddymenyediakan5 unitbuldozer,danwheelloader,eskavator,motorgraderdandumptruck masingmasing satu unit serta peralatan lainnya untuk KSU Simarotorai. Pengoperasian alat barat itu tidak memiliki izin Dirjen/Derektur Bina pengembangan Hutan Tanaman yang seharusnya sesuai Kepmenhut No 428/kpts11/2003. Guna melancarkan operasinya Teddy Antoni, juga menyediakan empatunitchainsawatasnamaJailaniuntukKoperasiMinaAweradanlima operator ATN. Selain itu, Teddy juga menyediakan enam unit kendaraan rodaempatsertamengontrakduaunitkapal.TeddydiadilikePNPadang, mulai 20 Desember 2005. Terdakwa dalam sidang putusan itu, didamping penasehat hukumnya Suherman, SH dan Azimar SH. Dalam kasus ilegal Loggingitu,diperiksa27orangsaksi.

KASUSSEJUTAHEKTARKELAPASAWITDIKALTIM
Kasus sejuta hektar kelapa sawit di Kaltim melibatkan 5 Tersangka/Terdakwayakni: 1. SuwarnaAF(GubenurKaltim) 2. Martias(PresidentSuryaDumaiGrup) 3. UuhAliyuddin(KaKanwilDephutbunKaltim) 4. Robian(Kadishut/PltKaKanwilDephutbunKaltim) 5. WaskitoSuryodibroto(DirjenPHPDephutbun)

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan30
KasusPosisi

2008

Sejak tahun 1998, SUWARNA AF selaku Gub. Kaltim mencanangkan pembangunan kebun kelapa sawit Sejuta hektar di Prov. Kaltim, namun dalam perencanaannya tidak dibuat secara matang dan tanpa pembahasandenganDPRDKaltim. MARTIAS selaku President BOD Surya Dumai Grup (SDG) turut serta dalam pelaksanaan kegiatan yang canangkan SUWARNA, dengan membentuk Surya dumai Grup Divisi Pengembangan Kaltim, yg membawahi antara lain : PT BUMI SIMANGGARIS INDAH, PT BULUNGAN AGRO JAYA, PT KALTIM BHAKTI SEJAHTERA, PT REPENAS BHAKTI UTAMA, PT BUMI SAWIT PERKASA, PT BORNEO BHAKTI SEJAHTERA,PTBULUNGANHIJAUPERKASA(didirikanpadatanggal29 April 1999), PT MARSAM CITRA ADIPERKASA , PT TIRTA MADU SAWITJAYA, PT SEBUKU SAWIT PERKASA dan PT BERAU PERKASA MANDIRI,yangalamatdanpemegangsahamnyaadalahsama. Perusahan SDG mendapatkan rekomendasi dari Suwarna selaku Gub. Kaltimseluas147.000Hautkbangunperkebunankelapasawit.Halini melanggar batas maksimum SK Menhutbun No. 107/KptsII/1999 tanggal 3 Maret 1999 tentang Perizinan Usaha Perkebunan yaitu sebesar maksimum 20.000 Ha bagi satu perusahaan atau satu grup perusahaandalamsatuprovinsi. LokasipembangunankebunkelapasawitSDGberadadiKab.Bulungan, Kab.BeraudanKab.Nunukan. SUWARNA meminta bantuan WASKITO (Dirjen PHP Dephutbun) utk mempercepat pembangunan kebun kelapa sawit sejuaa Ha di Kaltim diantaranyapercepatanpemberianIPKdlmrangkalandclearing. MARTIAS didampingi PAULUS TANURAHARDJA mendatangi WASKITO dalamrangkamengurusperijinanIPK. PAULUSselakuPerwakilanDiVisiPengmebanganKaltimSDGdiJakarta atas perintah MARTIAS mengajukan permohonan IPK langsung kpd Dirjen PHP yg dilampiri antara lain rekomendasi dari Gub Kaltim (SUWARNA) tanpa melalui Ka Kanwil Dephutbun Kaltim serta permohonan tidak dilampiri dgn persyaratan yaitu : Persetujuan Prinsip Pelepasan Kawasan Hutan dari Menteri, FS dan Bukti telah

31

dilksanakanTataBatasAreal.Halinimelanggarpasal5ayat(1)dan(2) KepMenhutbunNo538/1999 WASKITO menerbitkan Persetujuan Prinsip IPK kpd perusahaan2 SDG dgn membuat surat kepada Ka Kanwil Dephutbun Kaltim dgn tembusan Gubernur dan Kepala Dinas Kehutanan kaltim untuk menerbitkanIPK. AtasdasarPersetujuanPrinsipIPKdariDirjenPHPtersebut,SUWARNA menerbitkan Surat Persetujuan Sementara Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Perkebunan (HPH TP, Surat Persetujuan Prinsip Pembukaan Lahan dan Pemanfaatan Kayu kpd PT yg tergabung dlm SDG. Surat tersebut disertai dgn instruksi kepada Kakanwil untuk segera menerbitkanIPK. Berdasar HPHTP, Ijin Prinsip Dirjen PHP dan Persetujuan Prinsip PembukaanLahandanPemanfaatankayu,UUHALIYUDDIN,KaKanwil Dephutbun Kaltim selaku pejabat teknis menerbitkan 14 IPK (1999 2000)kepadaPTygtergabungdlmSDG. Pada saat IPK yg diterbitkan oleh UUH ALIYUDIN akan habis masa berlakuknya, TONY CANDRA selaku Kepala Perwakilan Divisi Kaltim SDG di Samarinda, atas perintah MARTIAS mengajukan Dispensasi PenyerahanBankGaransiDRPSDHkpdGubKaltim(SUWARNA) SUWARNAmenerbitkanDispensasiPenyerahanBankGaransiDRPSDH kepadaperusahaanygtergabungdlmSDG. BrdasarkanIPKygtelahditerbitkanolehUUHALIYUDINygtidaksesuai dgnketentuandanadanyaDispensasidariSUWARNA,ROBIANselaku Kadishut/Plt Ka Kanwil Dephutbun Kaltim menerbitkan 14 SK IPK/PerpanjanganIPKkepadaPTygtergabungdlmSDG. Dengan SK IPK dan SK Perpanjangan IPK tersebut, PT yang tergabung dalam SDG melakukan eksploitasi kayu tanpa ada keseriuasan membangunkebunkelapasawitpadaarealseluaskuranglebih53.600 Ha,dgnjumlahnilaitebangansekitarRp.386.221.139.830,.Dikatakan tidakseriuskarenapadakenyataannyasampaiJuni2006hanya2.170 Ha yang dibangun dari luas 53.600 Ha yang ditebang. Hal ini karena tidakadanyapengawasandariGubernurdanpihakKanwilDephutbun KaltimsertaKadishutKaltim.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan32
DakwaanterhadapSuwarnaAF

2008

DalamsidangyangdigelardiPengadilanTindakPidanaKorupsiitu, penuntut umum KPK mendakwa Suwarna telah merugikan keuangan negara sebesar Rp 346,8 miliar. Menurut penuntut umum, kerugian tersebut diakibatkan serangkaian perbuatan Suwarna dalam kurun waktu sejakAgustus1999sampaiDesember2002.PerbuatanSuwarnayangdinilai penuntut KPK melanggar mulai dari pemberian rekomendasi areal perkebunan sawit, memberikan persetujuan sementara Hak Pengusahaan HutanTanamanPerkebunan(HPHTPsementara)danIjinPemanfaatanKayu (IPK), hingga memberikan persetujuan prinsip pembukaan lahan dan pemanfaatan kayu. Suwarna juga dianggap telah menyalahi aturan ketika memberikandispensasikewajibanpenyerahanjaminanbank(BankGaransi) kepada perusahaan yang tergabung dalam Surya Dumai Group yang dikendalikan Martias alias Pung Kian Hwa tanpa mengindahkan peraturan teknisbidangkehutanan. Dengan mengantongi IPK tersebut, Martias pada kenyataannya tidak melaksanakan pembangunan perkebunan kelapa sawit. Tapi hanya memanfaatkan IPK guna mengambil kayu pada areal hutan yang direkomendasikanuntuk perkebunan. Hasilnya,Martiasmemperolehkayu sebanyak692meterkubiksenilaiRp346,8miliar. Tindakan Suwarna tersebut oleh penuntut dalam dakwaan primairnyadiancamdenganPasal2ayat(1)joPasal18UU31/1999tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU 20/2001 (UU Korupsi) jo Pasal 55 ayat (1) ke1 KUHP jo Pasal 64 ayat (1) KUHP. Dalamdakwaansubsidairnya,Suwarnadianggapmenyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya dengan serangkaian perbuatan yang memberikan ijin kepada Surya Dumai Group untuk pembukaan lahan dan pemanfaatan kayu. Perbuatan ini diancam Pasal 3 jo Pasal 18 UU Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke1 KUHP jo Pasal 64 ayat(1)KUHP.

33

TuntutanterhadapSuwarnaAF Tuntutandigelarpadatanggal2Maret2007.PenuntutUmumKPK menuntut Gubernur Kalimantan Timur Mayjend (Purn) Suwarna Abdul Fatah 7 tahun penjara dan denda Rp200 juta subsider kurungan 6 bulan. Terdakwa melanggar pasal 2 ayat (1) jo pasal 18 UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah denganUU20Tahun2001joPasal55ayat(1)ke1KUHPjoPasal64ayat (1)KUHP. Terdakwa kasus korupsi pelepasan ijin pembebasan seribu hektar lahan perkebunan kelapa sawit ini dinilai tidak menikmati sendiri hasil korupsinya. Justru Martias alias Pung Kian Hwa, pengendali sejumlah perusahaan yang tergabung dalam Surya Dumai Group, yang menikmati hasil korupsi Suwarna. Suwarna juga dianggap telah menyalahi aturan ketika memberikan dispensasi kewajiban penyerahan jaminan bank (Bank Garansi)kepadasejumlahperusahaanyangtergabungdalamSuryaDumai Group yang dikendalikan Martias tanpa mengindahkan peraturan teknis bidangkehutanan. Selain itu, Suwarna juga memberi perintah secara lisan kepada Kepala Kantor Wilayah Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Kaltim serta KepalaDinasKehutananPropinsiKaltimuntukmenerbitkanIPKyangbelum memenuhisyaratkepadaSuryaDumaiGroup. Dengan mengantongi IPK tersebut, Martias pada kenyataannya tidak melaksanakan pembangunan perkebunan kelapa sawit. Tapi hanya memanfaatkan IPK guna mengambil kayu pada areal hutan yang direkomendasikan untuk perkebunan. Belakangan terungkap, proyek pembukaanlahanituterbengkalai.Yanganeh,sebagianbesarlahansudah ditebangikayunya,tapitidakditanamikelapasawit. Putusan Majelis hakim yang diketuai Gus Rizal hanya menjatuhkan vonis 1 tahun6bulanpenjarasertadendaRp200jutasubsidairtigabulankurungan kepadaterdakwaSuwarnaAF.MajelishakimmenyatakanSuwarnaterbukti melakukantindakpidanakorupsiterkaitpelepasanizinpembebasanlahan

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan34

2008

perkebunan kelapa sawit seribu hektar. Pidana uang pengganti tidak dikenakan karena tidak ada fakta persidangan yang menyatakan Suwarna menikmatihasiltindakpidanakorupsiyangdilakukannya. Walaupunterbuktimelakukantindakpidanakorupsi,majelishakim menilai perbuatan Suwarna tidak memenuhi unsurunsur Pasal 2 ayat (1) UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana dakwaan primair JPU. Majelis hakim justruberpendapatdakwaansubsidairyakniPasal3UUNo.31Tahun1999 yangterbukti. Putusan ini diwarnai dengan pendapat berbeda atau dissenting opinion dari salah seorang anggota majelis, Slamet Subagio. Slamet menyatakan tidak setuju dengan pendapat mayoritas majelis hakim yang menyatakanperbuatanterdakwatidakmemenuhiunsurunsurpasaldalam dakwaan primair. Dalam pertimbangannya, majelis hakim menyatakan berdasarkan fakta persidangan terungkap bahwa Suwarna telah membuat sejumlah kebijakan dalam rangka Program Pembangunan Perkebunan KelapaSawitSejutaHektarKalimantanTimur.Kebijakankebijakantersebut diantaranya diberikan kepada sejumlah perusahaan yang ternyata tergabungdalamSuryaDumaiGrup. Kebijakan dimaksud antara lain penerbitan surat persetujuan prinsip pembukaan lahan dan pemanfaatan Kayu, rekomendasi areal perkebunan sawit, persetujuan sementara hak pengusahaan hutan tanamanperkebunan(HPHTPsementara),izinpemanfaatankayu(IPK),dan dispensasikewajibanpenyerahanjaminanbankgaransidanareboisasi(DR) danprovisisumberdayahutan(PSDH). Majelis hakim berpendapat perbuatan Suwarna belum dapat dikualifikasikansebagaiperbuatanyangmelanggarhukumkarenabeberapa kebijakan yang dibuatnya seperti surat persetujuan prinsip pembukaan lahandanpemanfaatanKayudanpersetujuanHPHTPsementarabelumada dasarhukumnya.Pertimbanganmajelishakimdiantaranyadidasarkanpada keterangan ahli Soeparno dari Biro Hukum Departemen Kehutanan yang menyatakanHPHTPsementara,sejauhinitidakadadasarhukumnya.

35

Sementara itu, untuk dakwaan subsidair, majelis hakim menegaskan bahwa kebijakankebijakan yang dibuat Suwarna terbukti telah melampaui kewenangannya sebagai Gubernur Kaltim. Sebagai contoh,kebijakanmenerbitkansuratpersetujuanprinsippembukaanlahan dan pemanfaatan Kayu yang semestinya bukan kewenangan seorang GubernuratauKepalaDaerah. Berdasarkan Pasal 9 ayat (1) SK Menhut No. 107/KptsII/1999 tanggal3Maret1999tentangPerizinanUsahaPerkebunan,makaizinusaha perkebunan berskala besar diterbitkan oleh Menhut. Padahal, usaha perkebunan yang dijalankan perusahaanperusahaan Surya Dumai Grup masuk kualifikasi usaha perkebunan skala besar karena lebih dari 10 ribu hektar. Selainitu,majelisjugamenyatakankebijakankebijakanyangdibuat Suwarna terbukti secara nyata telah menguntungkan orang lain yakni MartiasaliasPungKianHwayangtidaklainadalahpimpinanSuryaDumai Grup. Terkait unsur kerugian negara, majelis hakim berpendapat perhitungankerugiannegarayangdilakukanolehahlidariBadanPengawas KeuangandanPembangunan(BPKP)tidakvalid.Pasalnya,ahliBPKPhanya menghitung kerugian negara berdasarkan datadata yang dimiliki penyidik KPKdantidakmelakukanpenelusurankelapangan. Perhitungan ahli BPKP tidak melingkupi fakta adanya tunggakan sejumlahperusahaanSuryaDumaiGrupsebesarRp5.7milyaruntukPSDH dan Rp1,5 milyar untuk DR yang telah dibayar lunas. Akibatnya, jumlah kerugian negara Rp 346.823.970.564,24 yang diperoleh ahli BPKP kurang akuratdanolehkarenanyadikesampingkanolehmajelishakim.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan36

2008

Putusan terhadap terhadap terdakwa kasus kelapa sawit sejuta hektardiKaltimselengkapnyalihattabeldibawahini: No. Terdakwa Putusan Tingkat Pertama 1tahun6 bulan 1tahun6 bulan Putusan Banding 4tahun 1tahun6 bulan ? Putusann Kasasi 4tahun 1tahun6 bulan ?

1. 2.

3.

4.

5.

SuwarnaAbdulFatah (GubenurKaltim) Martias(President BODSuryaDumai Grup) UuhAliyuddin(Ka 4tahun KanwilDephutbun Kaltim) Robian(Kadishut/Plt 4tahun KaKanwilDephutbun Kaltim) WaskitoSuryodibroto 2,5tahun (DirjenPHP Dephutbun)
Sumber:Diolahdarimediacetak.

KASUSBUPATIPELALAWANRIAU
Pada tanggal 13 Agustus 2007, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Bupati Pelalawan Tengku Azmun Jaafar (AJ) sebagai tersangka dalam kasus gratifikasi keluarnya sejumlah Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman. AJ ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan Surat Tanda Penerimaaan Barang Bukti (STTB)/220/Dak.2/KPK/VI/2007.Azmun sendiri sudah beberapa kali diperiksa KPK sebagai saksi dalam kasus tersebut. KPK juga sudah memeriksa sejumlah saksi lainnya seperti Ketua DPRD Pelalawan M Harris dan mantan Menteri Kehutanan Nurmahmudi Ismal serta rekanan yang didugatelahmemberikangratifikasi.

37

KPK telah menyita sejumlah barang bukti yang memperkuat penetapan Azmun sebagai tersangka. Barang bukti yang disita antara lain buku kas PT Persada Karya Sejati tahun 2006, 3 lembar form PT Persada Karya Sejati tanggal 26 Januari, 1 lembar kwitansi tertanggal 20 Januari 2006 dengan nilai Rp600 juta.Kemudian 1 bundel kesekapatan antara CV TuanNegeridenganPTRAPPtertanggal1Juli2003,1bundelkesepakatan CV Putri Lindung Bulan dengan RAPP, dan 1 bundel kesepakatan antara KoperasiPangkalanTuoSaktidenganPTRAPP. Pada tanggal 14 Desember 2007, (KPK) menangkap pelaku pembalakan liar Bupati Pelelawan Riau Tengku Azmun Jaafar. Penerbitan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUP) yang dikeluarkan Azmun diduga merugikan negara sebesar Rp1,3 triliun. Dari hasil penyidikan KPK itu, antara 2001 hingga 2006 Azmun diduga telah melakukan perbuatan melawan hukum dalam penerbitan IUP kepada 15 perusahaan di Riau.Penerbitan ijin itu dilakukan pada lahan hutan alam yang memiliki potensi kayu dan bukan pada areal kosong, padang alang alang atau semak belukar. Hal itu bertentangan dengan PP No. 34 Tahun 2002 tentang tata hutan dan rencana pengelolaan hutan. Pasal 30 PP No. 30/2004itumenyebutkanusahapemanfaatanhutanpadahutantanaman, dilaksanakan pada lahan kosong, padang ilalang dan atau semak belukar dihutanproduksi. Dalam Keputusan Menteri Kehutanan No. 10.1/KptsII/2000 tentangpedomanpemberianIUPpadahutanproduksihalitujugadilarang. Kepmenhut itu menentukan areal yang dapat diterbitkan Pmeberian IUUPHHK pada Hutan Tanaman dapat diberikan pada lahan hutan yang telahmenjadilahankosongatauterbukadanvegetasialangalangdan/atau semak belukar. Begitupula untuk vegetasi hutan alam yang tidak terdapat pohonberdiameterdiatas10cmtidakbolehdiberikanizin.

KASUSADELINLIS
KasusPosisi PT KNDI pada tanggal 30 September 1999 berhak atas hutan di KecamatanMuaraBatangGadis,Madina,seluas58.590hektaredenganSK Menhut Nomor 805/KptsVI/1999. Adelin Lis, salah satu "raja hutan" dari

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan38

2008

Sumatera Utara, ditangkap karena kasus pembalakan liar pada September 2006 di Beijing, Cina. Ia adalah Direktur Umum dan Direktur Keuangan PT KeangNamDevelopmentsertaKomisarisPTInantaTimberTrading. Padatanggal20Juni2007lalu,AdelinLisselakudirekturkeuangan PTKNDIdidakwaataskasuspidanakorupsidankerusakanhutan.AdelinLis dianggaptelahmelakukanpenggelapanpembayaranDR/PSDH.Disamping itu, ia telah melakukan kegiatan pembalakan jauh diluar jumlah RKT yang notabenedapatmenyebabkankerusakanhutan. Hakim ArmanByrin,RobinsonTarigan,JarasmenPurba,AhmadIsmedi,dan DolmanSinaga. Jaksa HarliSiregarSH,HalilaSH,TomoSitepu,danAgusWirawanSH TersangkaLainnya Oscar Sipayung (Direktur Utama PT KNDI), Washington Pane (Direktur Perencanaan dan Produksi PT KNDI), Budi Ismoyo (Kadis Kehutanan Kab Madina periode 2006), dan Sucipto (mantan Kadis Kehutanan Madina periode2002) Dakwaan Pada dakwaan kesatu primer, jaksa penuntut umum (JPU) mendakwa Adelin dengan Pasal 2 ayat (1) junto Pasal 18 UU No 20/2001 tentangPemberantasanTindakPidanaKorupsijuntoPasal55ayat(1)ke1 juntoPasal64ayat(1)KUHPidanadenganancamanpenjaraseumurhidup. Jaksamenyatakan,AdelinbersamadenganDirekturUtamaPTKNDI Oscar Sipayung dan Direktur Operasional PT KNDI Washington Pane merambahhutandikawasanhutanSikuangSungaiNatalKabMadinayang berada di luar Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang telah ditetapkan sejak

39

20002005. Akibat penebangan kayu dan tunggakan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) serta tunggakan Dana Reboisasi (DR) negara dirugikan sebesarRp119.802.399.040danUSD2.938.556,24. Sementara dalam dakwaan kedua primer, jaksa mendakwa Adelin denganPasal50ayat(2)juntoPasal78ayat(1),ayat(14)UUNo41/1999 tentang Kehutanan junto Pasal 64 ayat (1) KUHPidana. Penebangan hutan yangdilakukanPTKNDImenurutjaksa,jugatidakdibarengikegiatansistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) dalam penebangan pohon kayu hasil hutan dari periode 20002005 mengakibatkan kerusakan hutan yangparah. Saksi Di antaranya saksi itu adalah Nirwan Rangkuti (P2SKSHH Dishut Madina), Zairun Harahap (P2SKSHH Dishut Madina),Cardi Riswandi dan Asep Perry Muhammad (Petugas Ceking Cruising Dishut Madina), Hanafi Hasibuan (Petugas P2LHP Dishut Madina), dan M Tohir (Kasubdin Bina ProduksiDishutMadina). Selanjutnya, saksi dari Oscar A Sipayung (Dirut PT KNDI),Umasda (Kabag Perencanaan dan Pengawasan Eksploitasi Hutan PT KNDI),Simon AgustinusSihombing(ManagerCampPinangPTKNDI),PaknerSimanjuntak (Pengukur Kayu Bulat PT KNDI), Lahmudin (Wakil Dirut PT Mujur Timber),dan Wilson sendiri selaku Kepala Logs Pond Camp Manager PT KNDI. Tuntutan JaksamenuntutAdelinLishukumanpidana10tahundiPengadilan NegeriMedan.AdelinjugadituntutdendaRp1miliaratausubsider6bulan kurungandanuanggantirugisebesarRp119milyardanUS$2,9juta.Uang pengganti ini ditanggung renteng bersama empat terdakwa lainnya, yaitu Oscar Sipayung (Direktur Utama PT KNDI), Washington Pane (Direktur Perencanaan dan Produksi PT KNDI), Budi Ismoyo (Kadis Kehutanan Kab Madina periode 2006), dan Sucipto (mantan Kadis Kehutanan Madina periode2002).

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan40
Putusan:Bebasdarisegaladakwaan

2008

Hakim menilai penebangan hutan hanya merupakan kelalaian administrasi, bukan pidana. Soal pidana korupsi, menurut majelis hakim, tidak terbukti adanya penebangan hutan di luar areal RKT (rencana kerja tahunan). Dengan begitu, dakwaan penunggakan provisi sumber daya hutandandanareboisasitidakterbuktipula. Dalamamarputusannya,majelishakimmenilaibuktiyangdiajukan jaksa kurang lengkap. Tidak ada foto atau video yang membuktikan kerusakan hutan yang dituduhkan. Saksi ahli dari Institut Pertanian Bogor yangdiajukanjaksa,yakniBasukiWasisdanDarsono,pundinilaitidakkuat. Bagaimana saksi bisa membuktikan kerusakan hutan hanya dengan penelitian lapangan selama satu hari, yang seharusnya dilakukan selama dua bulan, untuk area seluas 58 ribu hektare milik keluarga Adelin Lis? Karenaitu,hakimpunmeloloskanAdelindarijeratpasalperusakanhutan. Walaupun mengakui PT KNDI tidak menerapkan sistem silvikultur TebangPilihTanamIndonesia(TPTI),hakimmenyerahkansanksinyakepada menteri kehutanan sebagai pemberi dan pencabut izin HPH. Dengan kata lain,majelissepakatbahwaPTKNDIhanyadikenaisanksiadministratifatas perusakan maupun pelanggaran hukum lain terhadap 58 ribu ha hutan di KecamatanMuaraBatangGadis,KabupatenMadina. Dalam putusan, majelis juga menyatakan bahwa izin HPH PT KNDI masih sah hingga sekarang. Mereka berpegang pada surat sakti Menhut M.S.KabankepadaKapoldaSumatera Utarabertanggal21April 2006dan Kapolri Jenderal Sutanto bertanggal 7 Juni 2006. Inti surat Menhut ke Kapoldasuyangsempatmenjadipolemikitu,antaralain,menyebutkan,PT Mujur Timber, PT Inanta Timber, dan PT Keangnam Development merupakan perusahaan swasta PMDN yang memiliki IUPHHK/HPH. Kaban jugamintaKapoldasumemproseskasustersebutsecaraobjektif.Kapoldasu juga diminta dapat membedakan pelanggaran administratif dan pelanggaranpidana.

41

PROBLEMPENGGUNAANUUANTIKORUPSIDALAM MENJERATPELAKUILLEGALLOGGING
PEMBELOKANKORUPSIKEPELANGGARANADMINISTRASI
Vonis bebas Adelin Lis telah menambah daftar panjang pelaku illegalloggingyangdibebaskandipengadilan.Sistemperadilanyangkorup ditambah intervensi Departemen Kehutanan telah gagal menuntut para pelaku yang mendalangi illegal logging. Vonis tersebut semakin memperburuk citra Indonesia sebagai negara yang permisif terhadap pelakupengrusakanhutan.Banyakhutanyanggundultapitidakadaaktor intelektual illegal logging yang dihukum. Padahal sebagai negara penghancur hutan tercepat di dunia, kita diharapkan mengambil langkah langkahsistematisuntukmenghukumparapelaku. DidalamkasusAdelinLis,Hakimmenilaibuktiyangdiajukanjaksa kurangkuat.Tidakadafotoatauvideoyangmembuktikankerusakanhutan yangdituduhkan.SaksiahlidariInstitutPertanianBogoryangdiajukanjaksa dinilai tidak kuat. Karena itu penebangan hutan besarbesaran hanya merupakanpelanggaranadministrasi,bukanpidana. Vonis bebas dengan pertimbangan hanya melakukan pelanggaran administrasiyangmenimpaAdelinLisbukanlahhalpertamayangterjadidi Indonesia. Sebelumnya, banyak pelaku illegal logging di Papua juga bebas karenaalasanyangsama. Bebasnya pelaku illegal logging disebabkan pernyataan dari Departemen kehutanan yang menyatakan bahwa pemilik ijin hutan hanya dapat dikenakan sanksi administrasi tatkala melakukan kerusakan hutan. IjinyangdiberikanDepartemenKehutananseolaholahmelegalkanpemilik ijin pemanfaatan hutan untuk melakukan tebang habis tanpa mempertimbangkanprosedurTebangPilihTanamanIndonesia(TPTI). Padahal pasal 50 ayat (2) UU No. 41 Tahun 1999 menyatakan bahwa pemilik ijin pemanfaatan hutan yang melakukan kerusakan hutan dikenai sanksi pidana, bukan sekedar sanksi administrasi. Seseorang yang mempunyai ijin, tetapi melakukan penebangan tanpa mempertimbangkan

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan42

2008

aspek lingkungan dan kelestarian hutan berarti telah melakukan illegal logging. Di samping itu, pembelokan kasus korupsi Adelin Lis ke dalam ranahpelanggaranadministrasimembuatpersepsitentangkorupsisemakin kabur dan tidak jelas. Orang yang melakukan manipulasi Dana Reboisasi (DR) dan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dianggap hanya melakukan pelanggaranadministratifbelaka. Padahal di dalam Laporan Audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Tahun 2006 terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sumatera Utara secara jelasjelas mengindikasikan terjadinya tindak pidana korupsi. AdasetidaknyaduamodusyangdigunakanperusahaanAdelinLis. Pertama,melakukanmarkdownterhadapterhadapketentuantarif DRPSDH. Perusahaan Adelin Lis membayarkan DRPSDH jenis kayu golongan tinggi dengan menggunakan tarif kayu golongan rendah. PT Inanta Timber dan PT Keang Nam Development Indonesia (KNDI) yang merupakan bagian dari Mujur Timber Group milik Adelin Lis kerap kali melakukan modus tersebut. Dengan modus ini negara dirugikan miliaran rupiah. Hasil pengecekan atas dokumen kayu miliki PT KNDI ternyata diketahui bahwa pembayaran kayu jenis Medang sebanyak 2.372,30 m3 telah dimasukan dalam kelompok rimba campuran dengan tarif PSDH Rp30.000/m3 dan DR US$12/m3. Padahal seharusnya jenis kayu Medang masuk jenis Meranti dengan tarif PSDH Rp50.000/m3 dan DR US$14/m3, sehinggaterjadikurangbayarPSDHsebesarRp47.446.000,00(2.372,30m3 xRp20.000)danDRsebesarUS$4.744,60(2.372,30m3xUS$2). PT Inanta Timber juga melakukan hal yang serupa. Hasil pengecekan di lapangan menyebutkan bahwa pembayaran PSDH dan DR kayu jenis Medang sebanyak 2.428,86 m3 dan Mayang sebanyak 1.168,77 m3 telah dimasukan dalam kelompok kayu golongan rendah. Dengan modus tersebut, maka PT Inanta Timber melakukan penggelapan PSDH

43

sebesar Rp71.952.600,00 (3.597,63 m3 x Rp20.000) dan DR sebesar US$7,195.26(3.597,63m3xUS$2). Kedua, melakukan manipulasi terhadap jumlah kayu yang dikenakan DR/PSDH. Perusahaan Adelin Lis yang beroperasi di Sumatera Utara seringkali melaporkan hasil penebangan yang tidak sesuai dengan kayuyangditebang. Berdasarkan data hasil stock opname tanggal 31 Desember 2005 dan pengukuran dan pengujian kayu bulat tanggal 30 Januari 2006 oleh Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, diketahui bahwa PT Inanta Timber telah menebang kayu bulat melebihi target RKT Tahun 2005 dan belum dibayar PSDH dan DR adalah sebanyak 2.686,58 m3. Ada dugaan bahwa PT Inanta Timber sengaja melakukan menggelapkan DR/PSDH atas sebagian kayu yang ditebang. Dengan modus tersebut, maka kerugian negara berupa PSDH sebesar Rp134.329.000,00 (2.686,58 m3 x tarif PSDH sebesar Rp50.000,00/m3) dan DR US$37.612,12 (2.686,58 m3 x tarif DR sebesarUS$14/m3). Melihat modus di atas, perusahaan milik Adelin Lis bukan sekedar melakukanpelanggaranadministrasibelaka,tetapilebihdariituadaunsur kesengajaan untuk memanipulasi pembayaran DR/PSDH yang dapat merugikan keuangan negara. Perbuatan tersebut dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum karena melanggar peraturan perundangundangan. Dari sisi keuntungan, modus manipulasi DR/PSDH tentusajadapatmemperkayaAdelinLisdankroninya.

PENGHITUNGANKERUGIANNEGARAYANGMASIHBIAS
PutusanPengadilanTipikortingkatpertamamengenaiKasuskelapa sawit sejuta hektar di Kaltim dan Putusan Kasus Adelin Lis memberikan pelajaran berharga terkait perhitungan kerugian negara. Di dalam kedua kasus tersebut, hakim secara mentahmentah menolak perhitungan kerugian negara yang dilakukan oleh BPKP. Perdebatan tentang kerugian negara apakah hanya dihitung dari potensi tegakan, kerusakan lingkungan danDR/PSDHmasihbelumadakesepahaman.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan44

2008

DidalamkasuskelapasawitsejutahektardiKaltim,PenuntutKPK dengan menggunakan perhitungan BPKP menaksir Suwarna telah memperkayaMartiassebesarRp5,16miliarataukorporasisebesarRp578 miliar yang berasal dari penjualan kayu perusahaanperusahaan yang bernaung di bawah Surya Dumai Group (SDG), atau setidaktidaknya sebesar Rp346 miliar. Tiga versi yang mengungkapkan kerugian negara menunjukkan bahwa penuntut umum kurang yakin terhadap perhitungan BPKP.Padahaldalamperhitungantersebuthanyadihitungpotensitegakan tidaktermasuknilaikerusakan. PutusanPengadilanTindakPidanaKorupsipadaPengadilanNegeri Jakarta Pusat Nomor : 18/PID.B/TPK/2006 /PN.JKT.PST tanggal 22 Maret 2007 Jo. Putusan Pengadilan putusan Pengadilan Tinggi Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor : 03/PID/TPK/2007/PT.DKItanggal26Juni2007dalamperkaraatasnamaH. SUWARNA ABDUL FATAH dan Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor : 21/PID.B/TPK/2006/PN.JKT.PST tanggal 03 Mei 2007 dalam perkara atas namaMARTIASALIASPUNGKIANHWAjumlahkerugiannegarasebesarRp. 5.167.723.032 (lima milyar seratus enam puluh tujuh juta tujuh ratus dua puluhtigaributigapuluhduarupiah). PutusanPengadilanTindakPidanaKorupsipadaPengadilanNegeri Jakarta Pusat Nomor: 02/PID.B/TPK/2007/PN.JKT.PST tertanggal 16 Juli 2007 atas nama Ir. UUH ALIYUDIN, MM (Mantan Kakanwil Dephutbun Kaltim) dan Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan NegeriJakartaPusatNomor:03/PID.B/TPK/2007/PN.JKT.PSTtertanggal16 Juli 2007 atas nama Ir. H. ROBIAN, MSi (Mantan Plt. Kakanwil Dephutbun Kaltim dan Kadis Kehutanan Propinsi Kaltim), jumlah kerugian negara sebesarRp.186.579.088.185(seratusdelapanpuluhenammilyarlimaratus tujuh puluh sembilan juta delapan puluh delapan ribu seratus delapan puluhlimarupiah). PutusanPengadilanTindakPidanaKorupsipadaPengadilanNegeri Jakarta Pusat Nomor: 08/PID.B/TPK/2007/PN. JKT.PST tertanggal 19 September 2007 atas nama Ir. WASKITO SURYODIBROTO, MM, jumlah

45

kerugian negara sebesar Rp. 218.940.223.830. (dua ratus delapan belas milyar sembilan ratus empat puluh juta dua ratus dua puluh tiga ribu delapanratustigapuluhrupiah).

PENEGAKHUKUMTIDAKMENGOPTIMALKAN ANALISAPPATK
Sampai16April2007,adasekitar263LaporanTransaksiKeuangan Mencurigakan (LTKM) terkait dengan korupsi dan 5 LTKM terkait dengan illegal logging. Dari sejumlah LTKM tersebut, sampai akhir tahun 2007 PPATK berhasil menyelesaikan analisis sebanyak 231 untuk korupsi dan 4 analisis untuk illegal logging. Namun ironisnya, dari sejumlah analisis PPATK, tidak ada satu kasus pun kasus illegal logging yang terkait dengan pencucianuangdankorupsiditeruskankeprosesperadilan.
Tabel3.StatistikPerkembanganTindakPidanaAsalBerdasarkanjumlahLTKMSetiap Tahun
TindakPidanaAsal s.d2003 Korupsi/Penggelapan Penipuan PercobaanPenipuan KejahatanPerbankan PemalsuanDokumen Teroris PenggelapanPajak Perjudian Penyuapan Narkotika PornografiAnak Pemalsuan Uang/Rupiah Pencurian PembalakanLiar 0 0 2 1 0 2 0 2 0 0 2 5 0 4 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0 Tahun 2004 103 149 2 8 12 3 1 2 5 1 1 2 2005 43 45 8 16 10 2 2 2 8 1 0 2 2006 60 32 3 4 53 0 3 0 5 2 0 0 2007/16Apr 57 2 2 0 2 1 1 1 1 0 0 0 263 232 15 36 77 6 7 5 19 4 1 4 Jumlah

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan46

Penyelundupan TidakTeridentifikasi/ dll 12 302 149 170 72 0 0 4 6 0 8 0 6 0 5

2008
4 25

705

PadahaldalambeberapaanalisisPPATK,menguraikanalurtransaksi dari pengusaha kayu yang diduga terkait illegal logging kepada pejabat pemerintahdanaparatkepolisian(LihatLampiran).Adasetidaknya6hasil analisis PPATK yang terkait dengan illegal logging, korupsi dan pencucian uang yang belum dipecahkan oleh aparat penegak hukum. Transaksi dari pengusaha ke aparat pemerintah dalam jumlah yang begitu besar merupakan transaksi yang mencurigakan. Jika aparat pemerintah tidak melaporkan terjadinya pemberian kepada KPK, maka pemberian tersebut dikategorikangratifikasi.
Pasal12B (1)Setiapgratifikasikepadapegawainegeriataupenyelenggaranegaradianggap pemberiansuap,apabilaberhubungandenganjabatannyadanyangberlawanandengan kewajibanatautugasnya,denganketentuansebagaiberikut: a. yangnilainyaRp10.000.000,00(sepuluhjutarupiah)ataulebih,pembuktian bahwagratifikasitersebutbukanmerupakansuapdilakukanolehpenerima gratifikasi; yangnilainyakurangdariRp10.000.000,00(sepuluhjutarupiah),pembuktian bahwagratifikasitersebutsuapdilakukanolehpenuntutumum.

b.

(2)Pidanabagipegawainegeriataupenyelenggaranegarasebagaimanadimaksuddalam ayat(1)adalahpidanapenjaraseumurhidupataupidanapenjarapalingsingkat4(empat) tahundanpalinglama20(duapuluh)tahun,danpidanadendapalingsedikitRp 200.000.000,00(duaratusjutarupiah)danpalingbanyakRp1.000.000.000,00(satumiliar rupiah).

Berikut ini contoh analisis PPATK terrhadap transaksi di bidang kehutanan:


K asu s 1

47


(P e n g u s a h a k a y u ) S M R K A L T IM J H T P T E , L td S IN G A P O R E W P S dn, B hd E C S dn, B hd M A L A Y S IA In c o m in g T r a n s fe r U S D 1 1 ,2 ju ta

In c o m in g T r a n s fe r U S D 0 ,5 ju ta

P e m in d a h b u k u a n dana

F R /D N JA K A R T A

T ra n s fe r d a n a K A S P E M D A

S e to r d a n a

S e to r d a n a

M R & Y P W ( P o lis i)

R S (T N I)

H W ( K a d is h u t)

M M & F M (P N S )


P age 1

Penjelasan gambar itu adalah sebagai berikut. Pada Periode 2001 2004,DNdanWST(kuasaFR)didugamengeksporkayuolahankeMalaysia dan Singapura melalui PT SM Jakarta. Hal ini diketahui dari transfer USD11,2jutadariJHTPTELtd(Singapura)danUSD0,5jutadariWPSdnBhd, EC Sdn Bhd, Ti Co, dan ST Co (Malaysia). Atas transfer tersebut, sebagian besar dananya ditransfer oleh DN dan WST ke SMR (pengusaha kayu) di SamarindadanpejabatPemdaPapuasertaKasPemdaPapua. Di samping itu, DN dan WST juga menarik dan langsung menyetorkan dana kepada oknum Polisi (MR dan YPW), oknum PNS (MM dan FM), oknum TNI (RS) dan Oknum Pejabat Dishut (HW) sebesar USD128,4 ribu (Rp1,146 milliar). Oknum MR yang pada waktu menjabat sebagaiKanitsersetidakmelakukanpenindakanterhadapperusahaanmilik FR.PadahalperusahaanmilikFRdidugamelakukanillegallogging.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan48

2008

Tabel4.StatistikPerkembanganTindakPidanaAsalBerdasarkanjumlah AnalisisSetiapTahun
TindakPidanaAsal s.d 2003 Korupsi/Penggelapan Penipuan PercobaanPenipuan KejahatanPerbankan PemalsuanDokumen Teroris PenggelapanPajak Perjudian Penyuapan Narkotika PornografiAnak Pemalsuan Uang/Rupiah Pencurian PembalakanLiar Penyelundupan Tidak Teridentifikasi / dll 4 240 122 67 522 0 0 0 0 1 1 4 6 0 2 0 8 0 1 0 2 0 0 0 5 1 4 4 21 0 3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 99 98 2 8 10 3 1 1 2 1 1 2 Tahun 2004 200 5 37 35 6 16 8 2 2 2 1 1 0 2 42 11 2 2 1 0 1 0 4 1 0 0 2006 20 07 53 16 3 2 2 1 3 2 2 0 0 0 231 163 13 29 21 6 7 5 9 3 1 4 Jumlah

Hasil analisis PPATK menjadi bukti nyata bahwa kejahatan illegal logging dapat dilacak dengan menggunakan aliran arus uang. Seorang pengusaha kayu yang mentransfer dalam jumlah besar kepada pejabat pemerintah dan kepolisian dapat diindikasikan bahwa dalam bisnisnya telah menerimakayuillegaldanterlibatpraktekillegallogging.

49

Tidakoptimalnyapemberantasanillegalloggingdenganmenggunakan UU Anti Korupsi disebabkan karena aparat penegak hukum yang korup. Tarif setorantiapbulanuntuktiaptiappejabatmemangbervariasi.Misalnyaaparat levelbawahdanmenengahsepertiDanlanalmenerimaRp3050juta,pejabat PolairudRp20juta,DinasKehutananRp10juta,KapolrestaRp50juta,Polsek KP3 Rp 10 juta.11 Untuk pangkat yang lebih tinggi mungkin memasang tarif yanglebihbesar.

KESIMPULANDANREKOMENDASI
KESIMPULAN
1. Nilai kerugian negara dari nilai kayu akibat illegal logging pada tahun 2007 sebesar Rp 20,873 triliun. Ironisnya, penyelesaian kasus illegal loggingyangmenggunakanUUPemberantasanTindakPidanaKorupsi masihsangatminim. Simpang siur penghitungan kerugian negara dari sektor kehutanan menjadi problem besar dalam pemberantasan korupsi di bidang kehutanan. Dengan kesimpangsiuran kerugian negara akan mengakibatkanbanyakterdakwayangterlepasdarihukumanpenjara danpengembaliankeuangannegara. Di dalam pengungkapan kasus illegal logging yang terkait korupsi, aparatkepolisiandankejaksaankurangmengoptimalkanhasilanalisis PPATK. Padahal ada sekitar 6 analisis PPATK yang menggambarkan proses suap diantara perusahaan kehutanan dengan pejabat dan aparat pemerintah. Tidak dilanjutkannya hasil analisis PPATK disebabkan banyak aparat penegak hukum yang tersandung masalah jikahalinidilanjutkandiperadilan. Di dalam beberapa kasus, aparat sering terjebak pembelokan korupsi kepelanggaranadministrasi.Banyakpelakukejahatankehutananyang berkelitbahwaperbuatanyangdilakukanbukanlahkorupsi,melainkan hanya pelanggaran administrasi belaka. Menanggapi trik tersebut, aparatpenegakhukumsebenarnyatidakperluterkecoh.Aparatharus

2.

3.

4.

Kesaksian Vivin dalam persidangan terdakwa PontjodionodiPengadilanNegeriCirebontahun2006.


11

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan50

2008

menggunakan formulasi bahwa pelanggaran administrasi kehutanan yangmerugikankeuangannegaramerupakantindakpidanakorupsi.

REKOMENDASI
1. Penggunaan UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi perlu diterapkan kepada setiap kasus kejahatan kehutanan yang berskala besarkhususnyayangterjadiRiau.Untukmengetahuiterjadinyasuap atautidak,POLDARiauperlumemintaanalisistransaksikeuangandari PPATK. Hasil analisis PPATK diharapkan dapat membantu dalam merekonstruksiterjadinyasuapdiantarapengusahahutandanpejabat pemerintah. Departemen Kehutanan, Kepolisian, Kejaksaan Agung, Mahkamah Agung, BPKP, dan BPK diharapkan dapat menformulasikan standar penghitungankerugiankeuangannegaraakibatadanyapraktekillegal logging. Dalam hal ini perlu ada kesepakatan apakah kerugian negara hanya berupa nilai tegakan, tunggakan DR/PSDH atau termasuk kerusakan lingkungan. Hasil dari formulasi tersebut diharapkan dapat dijabarkankedalam petunjukteknis,petunjukpelaksanaandansurat edaransupayabisadioperasionalkanditingkatbawah. Departemen Kehutanan perlu mengumumkan tentang sanksi administrasi berupa denda terhadap setiap perusahaan yang melanggar administrasi pengusahaan hutan. Selama ini Departemen Kehutanan terkesan melindungi para perusahaan yang melakukan pelanggaranadministrasi. Pada tahun 2008, aparat kepolisian dan kejaksaan perlu menindaklanjuti 6 hasil analisis PPATK yang terkait dengan illegal logging,pencucianuangdankorupsi.

2.

3.

4.

51

LAMPIRANLAMPIRAN

W A nH k T H a M ( M e n a n tu T H )

K asus 3


PO LR I

S e to r d a n a

S e to r d a n a

TH P engusaha kayu D ib a n tu a n a k d a n m e n a n tu

SEKADAN

SETOR SANGGAU

Page 1

D U A K O N T A IN E R KAYU

R p . 2 5 m ily a r P E R IO D E SEPTEM BER 0 4 -J J U L I 0 5 T A R IK T U N A I

P O N T IA N A K

BANK X

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan52

(P e ru s a h a a n k a y u ) P T. H JP

2008

K asus 4

SKSHH A spal P e ja b a t D is h u t
K E R U G A IN NEG ARA 35M


P engusaha kayu (A R B ) P E M A S O K (P e ru s a h a a n k a y u ) CV. PG P engusaha kayu (U T , Y T , R A R , W , AS, AR, AG, C, MK)


R p . 1 0 , 7 m ily a r P e r io d e F e b 0 3 -A g s t 0 5

T A R IK T U N A I 2 R ek. B ank X

Page 1

53

MELIHATUANGHARAM PERUSAKHUTAN YANGKEBALHUKUM


Satusajapelakuillegalloggingtertangkap,atau satu saja delik korupsi seorang pejabat diindikasikan, dengan rezim anti pencucian uang seluruh jaringan kejahatan kehutanan tersebut akan terbongkar. Selama proses transaksi keuangan antara para pelaku masih menggunakansistemkeuangan,makaselamaitu pula alur harta para pelaku tersebut menjadi jejakyangtidakdapatdibantah.

GrahatNagara,LegalAnalyst

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan54

2008

PENDAHULUAN
MenjelaskanKerusakanHutandenganMenelusuriUang Semua pihak setuju hutan di Indonesia telah rusak. Terlepas apakah penyebab utamanya maupun luasannya masih diperdebatkan, yang pasti hutan telah rusak. Orang boleh berargumen mengenai istilah penghancuran, ataukerusakanhutan,ataudeforestasi.Tapi,jumlahkerusakanhutanyangkini banyak muncul sebagai asesoris tulisantulisan yang mengupas mengenai hutan, memang sangat mengejutkan. Telapak/EIA menggunakan istilah kehancuran hutanhingga2,8jutahektarpertahun.MenempatkanIndonesia sebagainegaradengankehancuranhutanterparah. ELSDAberpendapat,bahwakerusakanhutaninitidaklahtanpasebab, bukan hanya sekadar karena mekanisme alam, atau meminjam istilah Bambang Setiono dari CIFOR dalam sebuah Pelatihan Penegakkan Hukum KejahatanKehutanan,bahwahutantidaklahhilangditiupangin. Secara historis, telah banyak digambarkan dalam sejarah bahwa kerusakan lingkungan adalah akibat campur tangan manusia. Begitu juga dengan kerusakan hutan. Telah banyak kasus yang menunjukkan bahwa kerusakan hutan, secara umum disebabkan oleh menumpuknya berbagai ketamakan ekonomi yang sama sekali tidak memperdulikan sustainability, termasuk yang berbasis industri. Indikatornya sederhana. CIFOR mengungkapkan bahwa dengan nilai ekspor kayu yang sebesar $5 milyar per tahun,ditengarai70%nyaberasaldarisumberyangilegal.Kalaubegituberarti setidaknyakuranglebih31,5triliyunrupiahpertahununtuknilaieksporkayu ituadalahhartayangbersumberdarikejahatan. Sayangnya, sampai saat ini pihakpihak yang seharusnya bertanggung jawabjustrutidaktersentuh.Kombinasiantarapejabatdanaparatyangkorup dengan pengusaha yang tamak memang kombinasi yang tepat. Simbiosis berbagai kejahatan saling mendukung terus tergerusnya hutan di Indonesia. Korupsi, kejahatan kehutanan, kejahatan pencucian uang, kejahatan perbankan, kekerasan, dan hilangnya hak azasi manusia, merupakan bentuk bentukkejahatanyangkerapmunculdalammekanismeperusakanhutanyang

55

terjadi di Indonesia. Disebut mekanisme, karena ia berlaku secara sistematis danterorganisir. Hukumlah yang seharusnya bertindak untuk menyelesaikan masalah manusia. Tapi, ini pun tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dalam kasus kejahatan kehutanan, kegagalan hukum sudah menjadi hiasan wajib untuk ditempelkan dalam tulisan yang menganalisis mengenai kejahatan kehutanan, dan pada kenyataannya memang kenyataannya demikian. Berbicara mandulnya penegakkan hukum kejahatanan kehutanan, maka kita akan dihadapkan pada berbagai kendala mulai dari kendala pembuktian adanya kerusakan hutan, subyek atau pelaku tindak pidana yang sulit tersentuh oleh hukum, maupun modus kejahatan kehutanan yang tidak terjangkau hukum. Kesemua kelemahan hukum ini kemudian didukung pula olehkekuasaandanuang,yangtentunyatidakdalamjumlahyangkecil.Jelas, sudah bukan barang baru kalau eksploitasi sumber daya hutan yang gelap mata di Indonesia lebih banyak dimotori oleh cukong kayu, dengan bermodalkan izin dengan cara korup, dan pinjaman dari perbankan yang akhirnyaberujungkreditmacet.
TABEL 1. Data Penyelesaian KasusKasus Kejahatan Kehutanan yang Ditangani PPNS Kehutanan Tahun Jumlah Tersangka 2005 2006 s.dSept 2007
Sumber:DepartemenKehutanan,2007,diolah

Vonis

879 1.409 182

217 247 8

Pendekatan follow the money yang diperkenalkan oleh rezim anti pencucianuanglahyangkemudianberusahamereduksihambatanhambatan yangadadalampelaksanaanpenegakkanhukumkejahatankehutanan.Rezim inimemanfaatkanmotifekonomiyangdimilikiparapelakukejahatan.Dengan rezim ini, alur uang justru menjadi jejak yang tidak terbantahkan adanya penyelewengan jabatan untuk melanggengkan kejahatan kehutanan. Dengan melihataluruangnyapula,seseorangdapatmenilaiapakahprofilperusahaan

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan56

2008

ininormaldalamsebuahbisniskehutanan.Lebihlanjut,reziminimemberikan jalan untuk tidak hanya memenjarakan pelaku penebangan, tetapi juga para aktor intelektual yang sebenarnya paling diuntungkan dari adanya kejahatan ini. Sehingga dengan dasar hukum Pasal 2 UU Anti Pencucian Uang, penyidik dapat menggunakan pasalpasal dalam delik pencucian uang untuk pelaku kejahatan kehutanan yang umumnya tidak terjangkau dengan UU Kehutanan biasa. Logikanyasederhana,yaitubagaimanamelihatketerlibatanseseorang dalam kejahatan kehutanan dan siapa yang sebenarnya diuntungkan dari kejahatanini. Pendekatan ini memang terbukti meyakinkan, sejak awal berdirinya sampaiakhirtahun2007iniPPATKsebagaiunitinteligenkeuanganIndonesia setidaknyatelahmengeluarkan4buahlaporananalisisatasberbagaitransaksi keuangan yang diduga terlibat dengan kejahatan pembalakan liar. Sehingga tidak heran kalau, setidaknya sepanjang tahun 2007 ini, penggunaan rezim pencucianuanguntukkejahatankehutanancukupseringdidengungkan.
Tabel2.DataLaporanHasilAnalisisYangDikeluarkanOlehPPATK KejahatanAsal Korupsi Pembalakanliar PenggelapanPajak PemalsuanDokumen KejahatanPerbankan Penyelundupan Pencurian Penipuan Terorisme Narkotika PemalsuanUangRupiah PornografiAnak JumlahLaporan 231 4 7 21 28 4 1 163 6 3 4 3

57


Perjudian Penyuapan 5 9

Sumber:RefleksiAkhirTahun2007,PPATK,2007

Optimisme ini penggunaan rezim ini juga semakin menguat hingga tahun2007.KetikaAdelinLis,yangbanyakdisebutsebutsebagaicukongkayu, lolospundianggapkarenajaksatidakmemanfaatkanrezimini.Tapitentusaja, pelaksanaanya tidak sesederhana itu. Sampai tahun 2007 ini berakhir, tidak adasatupuncukongkayu,mafiatimber,bapakangkat,atauapapunnamanya yangberhasildimintapertanggungjawabannyaataskejahatankehutananyang telah ia lakukan dengan rezim ini. Akan tetapi dalam kasus yang berbeda, ketika digunakan untuk menjerat Marthen Renouw, rezim ini justru gagal. Tanpa menutup mata faktor eksternal yang menghambat penggunaan rezim ini.Sepertiapaseharusnyareziminidilaksanakanuntukkejahatankehutanan, saat ini, masih menjadi problema tersendiri bagi para penegak hukum, khususnyadalamtataranpraktis. Jelas kiranya, sampai tahun 2007 ini rezim anti pencucian uang tetap masih menjadi anganangan. Padahal ditengah gencarnya kampanye anti pembalakan liar, komitmen Menteri Kehutanan, dorongan politis dengan Instruksi Presiden, gebrakan oleh berbagai lembaga swadaya masyarakat, semangat reformasi, dan kesadaran global mengenai isu perubahan iklim, Indonesiajustrumasihtidakmampuuntukpalingtidakmemberikansecercah harapan bahwa hukumlah yang harus menjadi panglima terdepan dalam perlindunganterhadaplingkungankhususnyakehutanan.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan58

2008

KETIKAPEJABATDANAPARATTAKLAGI MEMEGANGAMANAT
MenelusuriUangdanKekuasaanPendukungKejahatanKehutanan

PENGANTAR
Bagi para pelaku kejahatan, rezim anti pencucian uang dengan pendekatan follow the moneynya dalam kasus kejahatan kehutanan mungkinterlihatsepertipembunuhmassal.Satusajapelakuillegallogging tertangkap,atausatusajadelikkorupsiseorangpejabatdiindikasikan,maka seluruh jaringan kejahatan kehutanan tersebut akan terbongkar. Selama proses transaksi keuangan antara parapelaku masih menggunakan sistem keuangan, maka selama itu pula alur harta para pelaku tersebut menjadi jejak yang tidak dapat dibantah. Saking dianggap berbahayanya rezim ini sebagian besar pihak berusaha untuk melaksanakan rezim ini secara hati hati.Walaupun,sikapsetengahhatikalautidakdapatdisebutplinplanini jugalahyangterkadangjustrumenjadihambatanutamareziminidankasus MRadalahsalahsatunya. Kasus MR pada tahun 2005 sebenarnya salah satu contoh kasus yangmenarikdalammelaksanakanrezimantipencucianuangpadabidang kehutanan, meskipun contohnya memang contoh yang tidak berhasil. Marthen yang didakwa secara alternatif berlapis antara pencucian uang atau korupsi sekalipun dapat melenggang bebas. Alasannya sederhana, tidakadasaksikunci.

KASUSPOSISI
SecarasingkatMRadalahseorangkomisarispolisi.Sebagaiseorang kabag serse MR berhasil membangun jaringan pertemanan dengan berbagaipihakyangdiindikasikansebagaipelakuillegallogging.Iadiciduk pada Operasi Hutan Lestari II dan diperiksa di Jakarta. Dengan bantuan PPATK, MR terbukti menerima sejumlah uang dari temantemannya tersebut hingga sejumlah 1,06 milyar untuk periode September 2002 sampai Desember 2003. Pada tahun 2004 temanteman MR, yaitu PT

59

MarindodanPTSanjayadigerebekpolisidiBintunidenganlebihdari15.000 meter kubik kayu Merbau disita dan 15 orang berkewarganegaraan Malaysia. Sayangnya teman MR yang mentransfer uang pada MR, yaitu YudidanWongSieKingberhasillolos.MeskipunkeduaorangtemanMRini tidak ada akhirnya Jaksa Penuntut Umum di Jayapura mendakwa MR dengandakwaanalternatifberlapis.

HALYANGMENARIKUNTUKDIPELAJARI
AdahalhalmenarikyangdapatdipelajaridalamkasusMRiniyang menggambarkanbahwasanyamemangseharusnyakasusMRmenjadikasus yangmudahdenganberbagaibukti,diantaranya: Pertama. Pada kasus MR, Jaksa Penuntut Umum mendakwa Marthen dengandakwaanalternatifberlapisantarakorupsiataupencucianuang.
Alternatif Kesatu Berlapis Primair Dakwaan Pasal12aUUNo. 31/1999 sebagaimanadiubah denganUUNo. 20/2001jo.Pasal64 ayat(1)KUHP. FaktaHukum MRmenerimasejumlah uangdariPT.SMdanPT. MUJyangmelakukan kejahatankehutanan, padahalMRmengetahui ataupatutmendugabahwa pemberiantersebutdengan maksudagarterdakwa tidakmelakukansesuatu dalamjabatannyayang bertentangandengan kewajibannyayaitutidak melakukanpenyelidikan maupunpenyidikan terhadapPT.SMdanPT. MUJ. Subsidair Pasal12BUUNo. MRmenerimasejumlah

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan60

31/1999 sebagaimanadiubah denganUUNo. 20/2001jo.Pasal64 ayat(1)KUHP.

2008

uang dariPT.SMdanPT. MUJdenganmaksudagar MRtidakmelakukan penegakanhukum terhadapPT.SMdanPT. MUJyangtelahmelakukan kejahatankehutanan.

Lebih Subsidair

Pasal11UUNo. 31/1999 sebagaimanadiubah denganUUNo. 20/2001jo.Pasal61 ayat(1)KUHP.

MRmenerimasejumlah uangdariPT.SMdanPT. MUJyangmelakukan kejahatankehutanan, padahalMRmengetahui ataupatutmendugabahwa pemberiantersebutdengan maksudagarterdakwa tidakmelakukansesuatu dalamjabatannyayang bertentangandengan kewajibannyayaitutidak melakukanpenyelidikan maupunpenyidikan terhadapPT.SMdanPT. MUJ.

Kedua

Primair

Pasal3ayat(1)huruf cUUNo.25/2003 tentangPerubahan UUNo.15/2002jo. Pasal64(1)KUHP.

MRmembelanjakanharta yangditerimadariPT.MUJ danPT.SMuntukbiaya operasionalkegiatan penegakanhukumpadahal mengetahuiataupatut mendugabahwaharta

61


tersebutberasaldarihasil kegiatanPT.MUJdanPT. SMyangmelakukan kejahatankehutanan. Subsidair Pasal6ayat(1)huruf bUUNo.25/2003 tentangPerubahan UUNo.15/2002jo. Pasal64(1)KUHP. MRmenerimasejumlah hartadariPT.SMdanPT. MUJ,padahalMRpatut mendugaataumengetahui bahwapemberiantersebut merupakanhasilkegiatan PT.MUJdanPT.SMyang melakukankejahatan kehutanan.

Sumber:DakwaanMR,diolah

Dari seluruh dakwaan tersebut dapat terlihat bahwa hampir seluruh perbuatan pidananya mengacu pada perbuatan MR menerima hartadariPT.MUJdanPT.SM,kecualiuntukdakwaankeduaprimair,MR didakwa atas fakta hukum bahwa dia membayarkan atau membelanjakan harta hasil yang ia ketahui atau patut diduga berasal dari tindak pidana. Pada dakwaan pencucian uangnya jaksa mendakwa berlapis pencucian uang aktif maupun pasif. Melihat fakta hukumnya maka predicate crimes nyaadalahkejahatankehutananyangdilakukanolehPT.SMdanPT.MUJ. Seharusnya kasus ini dapat menjadi contoh bagaimana pencucian uang dapat menjadi independent crime, yang mana kejahatan pembalakan liar yang dilakukan teman MR, sebagai kejahatan asalnya, belum diputus di pengadilan(karenastatusnyamasihburon). Memang, seperti yang diketahui bahwa dakwaankumulatif antara kejahatanasaldanpencucianuangdianjurkandalamsebuahSuratEdaran Mahkamah Agung. Selain untuk saling mendukung dan memperkuat fakta hukum, dakwaan kumulatif juga akan memperberat hukuman kepada terdakwa. Namun, anjuran penggunaan dakwaan kumulatif dalam tindak pencucian uang ini tentu tidak mengeliminir sifat independensi kejahatan tindak pidana pencucian uang. Pencucian uang adalah kejahatan yang dapat berdiri sendiri. Meskipun hal ini memang menjadi polemik dalam

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan62

2008

berbagai wacana maupun dalam kesempatan pada pelatihan penegakkan hukumkejahatankehutanan.Masalahinijugalahyangseringmenimbulkan keraguan diaplikasikannya rezim anti pencucian uang dalam kejahatan kehutanan. Padahal berdasarkan ketentuan Penjelasan Pasal 2 UU TPPU sebenarnyajelasbahwapencucianuangdapatjugadigunakansebagaidelik yangindependen.DalamberbagaikesempatanDirekturDirektoratRegulasi danHukumPPATK,IKtutSudiharsa,jugamenjelaskanbahwatindakpidana pencucian uang dapat menjadi delik yang independen khususnya apabila tindak pidana asalnya tidak jelas. Karena pada dasarnya rezim anti pencucian uang dilaksanakan dengan semangat untuk merepresifkan kejahatankejahatanyangsulittersentuholehhukum. Kedua. Rezim anti pencucian uang sangat bergantung pada profil normal seseorang, kebiasaan seseorang, dan kewajaran prilaku subyek tersebut, termasuk profil harta kekayaannya. Apabila kita telusuri hartanya, seseorang dengan sebuah profesi mungkin akan memiliki grafik kekayaan seperti pada GAMBAR 1 dibawah. Gambaran sederhana ini menjelaskan bahwa kebiasaan seorang profil untuk menerima pendapatan pada pada periodetertentukemudianakanhabisatauberkurangdalamwaktuperiode tertentu,danbegituberulangulang.
Gambar1.GambaranSederhanaKebiasanProfilyangNormal

aset

25 waktu

25

25

Termasuk pula seharusnya MR. Sebagai seorang aparat penegak hukum, MR tentu menerima gaji dalam jumlah tertentu yang kemudian

63

dipakainya untuk kegiatan sehariharinya. MR, namun demikian menghasilkan grafik yang berbeda, berdasarkan rekeningnya, misalnya sepertipadaGAMBAR2.
Gambar2.GambaranKebiasanProfilyangTidakNormal

75jt 40jt

aset
5jt 25

20jt

25

25

waktu
Sumber:DakwaanMR,diolah

Perbedaan ini terjadi karena seperti yang dicantumkan dalam dakwaan MR, seorang Petugas Kabag Serse Umum, menerima kucuran dana dari beberapa sumber,sepertidalamtabelberikut:
Tabel4.BeberapaTransaksiKeuanganAntaraMRdanPelakuIllegalLogging Tanggal 7November2002 27Desember2002 9Januari2003 13Agustus2003 6Oktober2003 17Oktober2003 21Oktober2003 23Desember2003 Pengirim Denny Denny Denny Denny Denny Denny Denny Yudi Jumlah 75juta 20juta 40juta 120juta 140juta 35juta 40juta 30juta

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan64

23Desember2003
Sumber:DakwaanMR

2008

Yudi

120juta

Ketiga. Manusia pada umumnya adalah makhluk yang pamrih, apalagi dalamhubunganbisnis.Olehkarenaitu,setiaptransaksiakanmengandung maksud dari si pemberi kepada penerima. Meskipun ini faktor subyektif, namunseseorangtentunyapatutmendugaapaalasandibaliktransaksiini denganmelihatindikatornya,yaituprofilpemberidanpenerimanya.
Gambar3.ProfilPihakyangBertransaksiDapatMemberikanGambaranMaksud

PROFIL PEMBERI

maksud

transaksi

PROFIL PENERIMA
Sumber:DiolahdariDakwaanMR

Dalam kasus MR, Denny dan Yudi merupakan orang pengurus PT. Sanjaya Makmur. Sebuah perusahaan yang bergerak dibidang kehutanan. Dalam persidangan, MR berkilah bahwa danadana yang disetor tersebut adalah pinjaman untuk operasi penyidikkan illegal logging. Kalau pun menggunakan azas praduga tak bersalah terhadap kejahatan PT Sanjaya MakmurdanPTMarindoUtamaJaya,halinitetapsajamenjadikecurigaan ada alasan apa sehingga MR harus meminta pinjaman dana dari perusahaankayu?Apakahdanaoperasionaluntukpenyidikkantidakdapat diperoleh dengan cara lain? Meskipun pembelaan ini dapat dinilai tidak masuk akal, sayangnya dalam delik korupsinya sebagai predicate crime tindak pidana pencucian uangnya, hal ini tidak diperdalam oleh Jaksa PenuntutUmum.

65

Keempat. Dalam dakwaannya, cukup menarik, Jaksa Penuntut Umum mengambilsebuahalurbahwapencucianuangharusmelihatfaktasebelum dan sesudah transaksi. Artinya darimana asal uang tersebut dan akan ke mana uang tersebut. Untuk apa? Melihat ke belakang dimaksudkan untuk lebih menegaskan bahwa harta yang dimilikinya berasal dari sumber yang tidak jelas. Sedangkan melihat ke depan untuk menegaskan bahwa memang ada upaya untuk menyamarkan harta tersebut sehingga harta tersebutdapatianikmatilagi,artinyaiatetapsebagaibeneficialownerdari hartatersebut. Sayangnya alur ini menjadi tidak rasional dalam skema dakwaan JPU dalam kasus MR, dimana JPU tidak menjelaskan darimanakah harta harta tersebut sebelum dimasukan oleh Yudi ke dalam rekening MR. Apakah rekening Yudi sendiri, apakah rekening perusahaan PT. SM, atau dana lain. Namun, jaksa penuntut umum malah dengan riang menyampaikan bahwa harta tersebut dipergunakan untuk membiayai kegiatan penyidikkan yang dilakukan oleh MR, tanpa memperinci berapa saja yang digunakan untuk penyidikkan tersebut. Berapa yang digunakan untukpenyidikkandariseluruhtransferyangsebesarsatumilyartersebut. Kalau ada sisa, kemana saja sisanya? Semua ini menjadi pertanyaan menggantungdalamkasusMR,padahalsudahadaPPATKyangmembantu. Kelima. Seperti kebanyakan kasus. Hal yang biasanya dianggap kontroversial dalam sebuah kasus adalah putusan hakim. Hakim memang memiliki independensi berdasarkan keyakinannya, penemuan hukum, kebijaksanannya dapat memutuskan yang ia yakini paling adil. Atas kelebihandankekurangannyadalammengadilitentuharusdimaklumijuga. Dalam kasus MR, dalil putusan hakim yang dianggap kontroversi adalah bahwaYudiFirmansyahmerupakansaksikunciyangtidakdapatdihadirkan ke muka sidang. Padahal kalau kita melihat bahwa alat bukti yang sah dalamHukumAcaraPidana,tidakhanyasaksi,tetapijugasurat,keterangan terdakwa,petunjuk,danketeranganahli. Dalam dakwaan MR memang hampir semua elemen itu tidak mendukung alur cerita bahwa benar dan secara meyakinkan MR telah melakukan kejahatan, selain bukti nyata alur harta berupa dokumen rekening koran yang diafirmasi oleh terdakwa dan keterangan ahli. Dokumen rekening koran merupakan alat bukti yang sah dalam tindak pidana pencucian uang maupun tindak pidana korupsi. Sehingga dengan

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan66

2008

keterangan ahli, dan petunjuk dari beberapa saksi, seharusnya alatalat buktitersebutdapatmeyakinkanhakimuntukmenjadiduaalatbuktiyang sahyangdapatmemidanakanMRsesuaidengankejahatannya.

REFLEKSIPENCUCIANUANGKASUSMARTHENRENOUW
Terakhir,meskipungagal,halumumyangdapatdipetikhikmahnya dalam kasus MR, adalah bahwa rezim anti pencucian uang sangat berpotensiuntukdapatmenjadisenjatayangmenakutkanbagiparapelaku kejahatan, khususnya kejahatan kehutanan yang terorganisir seperti di Indonesia.SecaraimplisitkasusMRlebihmenegaskanlagibahwamemang pelaku kejahatan kehutanan dilakukan oleh perusahaan yang mengantongin izin dengan cara korup dari pejabat dan dengan dukungan aparat.Tentusaja,denganbantuansistemperadilanyangkorup,kejahatan kehutananakanselamanyaadadiIndonesia. Dari kasus ini setidaknya ada beberapa hal yang dapat ELSDA Institutelakukan,yaitumenyusunbasisdataprofilpejabat,khususnyayang memegang jabatan sebagai pengambil keputusan, seperti pemberi izin termasuk profil normalnya. Salah satu hal yang mendukung keyakinan hakim adalah petunjuk, petunjuk tentunya dapat dihasilkan dari berbagai indikator yang terdapat dari alat bukti lain atau barang bukti yang ada. Memperbanyak indikator untuk menegaskan petunjuk tersebut dapat menjadijeratanyangmembuatparapelakukejahatantidakdapatberkelit.

67

MENAMBAHDAFTARPANJANGSKEPTISME PENEGAKKANHUKUM,BELUMADAAKTOR INTELEKTUALYANGDAPATDIPENJARA


MengejarPencuriKayuHinggakeNegeriTiraiBambu

PENGANTAR
Menjerat aktor intelektual dari kejahatan kehutanan memang tantangan terbesar penegakkan hukum kejahatan kehutanan. Selain merekamemangsecaranormatifsulittersentuhhukum,secarapolitispun merekamemilikikekuatankekuasaandanfinansialyangnyatanyatasering menjadi hambatan untuk menyentuh mereka. Hal ini kemudian menjadi lebih sulit lagi apabila para timber baron ini mengantongi izin yang sah. Hukumpunmenjadikemudiantumpul.Begitupulayangterjadipadakasus Adelin.

KASUSPOSISI
Lain kasus MR, lain pula AL. Setelah terbukti di pengadilan tidak membalak, AL yang disebutsebut raja rimba menghilang tidak kelihatan rimbanya.Dalihnya,menurutpenasihathukumnyaHotmanParis,iasudah tidakpercayalagidenganhukumIndonesia. Adelin Lis ditangkap karena kasus pembalakan liar di KBRI Beijing saatsedangmengurusresidentpermitnyadenganalasanuntukizinsekolah di Cina pada September 2006 lalu. Direktur Keuangan PT Keang Nam DevelopmentsertaKomisarisPTInantaTimberTradinginiadalahburonan triliunan rupiah. Pada tanggal 20 Juni 2007 lalu, Adelin Lis selaku direktur keuanganPTKNDIdidakwaataskasuspidanakorupsidankerusakanhutan. AdelinLisdianggaptelahmelakukanpenggelapanpembayaranDR/PSDH.Di samping itu, ia telah melakukan kegiatan pembalakan jauh diluar jumlah RKT yang notabene dapat menyebabkan kerusakan hutan. Ahli menilai bahwa PT Inanta Timber miliknya menunggak Provisi Sumber Daya Hutan sebesar 256 miliar dan Dana Reboisasi sebesar 2,3 juta dolar amerika. Sedangkankerusakanyangditimbulkannyasebesar225triliunrupiah.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan68

2008

Jaksa Penuntut Umum kemudian mendakwa Adelin dengan dakwaan kumulatif antara tindak pidana korupsi dengan kejahatan kehutanan.Keduadakwaantersebutmemangterkaitdenganfaktahukum yangberbedayangdilakukanolehAL,yaitumelakukanpenebangandiluar RKT dan tidak melakukan Sistem Silvikultur sehingga menyebabkan kerusakan hutan, kemudian melakukan manipulasi penggelapan dana DR danPSDHsehinggamenyebabkankerugiannegara.
Tabel5.DakwaanAdelinLis Kumulatif Kesatu Primair Dakwaan Pasal2(1)jo.Pasal18UUNo.31/1999 sebagaimanadiubahdenganUUNo. 20/2001jo.Pasal64ayat(1)KUHP. Kedua Primair Pasal50 ayat(2)jo.Pasal78ayat(1), ayat(14)UUNo41/1999jo.Pasal64 ayat(1)KUHP.
Sumber:Berbagaisuratkabar,diolah

Majelis hakim yang terdiri atas Arman Byrin, Robinson Tarigan, Jarasmen Purba, Ahmad Ismedi, dan Dolman Sinaga, namun demikian beranggapanberbeda.berbagaipelanggaranhukumyangdilakukanAdelin menurut mereka adalah ranah administrasi, bukan pidana. Sederhananya Adelin bebas dari segala dakwaan. Skeptisme masyrakat pun kembali terbentuk, bahwa hukum kita memang masih jauh untuk bisa menyentuh aktorintelektualkejahatankehutanan. Putusan bebas Adelin jelas meraih respon luar biasa dari masyarakat. Polda pun bereaksi langsung mengumumkan akan menggunakanpencucianuanguntukAdelinLis.Polemikpenggunaanrezim kembalimencuat,namundarikegagalankasusAdelinLisiniadabeberapa faktahukumyangmenarikuntukdisimakuntuknantinyamenjadipelajaran bagaimana rezim anti pencucian uang seharusnya diaplikasikan, diantaranya.

69

SULITNYAMENJERATSANGAKTORINTELEKTUAL DENGANPENDEKATANKONVENSIONAL
Kasus Adelin Lis menambah daftar contoh bagaimana sulitnya mencapai keadilan dengan berbekal pendakatan konvensional. Bahkan sejak dimulainya persidangan, sudah banyak pihak yang memprediksikan bahwaAdelinakandenganmudahlolospidanakehutanandankorupsi.Dari dua dakwaan delik yang dituduhkan Jaksa Penuntut Umum tidak ada satupunyangtidakdapatdibantaholehpelaku. Pertama. Masalah kerusakan hutan oleh pemegang izin memang masih menjadi polemik. Meskipun Pasal 50 (2) UU Kehutanan telah menyatakan jelasbahwaperusakanhutanolehyangberizinadalahpidana,Departemen Kehutanan sebagai pemegang kebijakan dalam bidang kehutanan tetap bersikukuh bahwa pemegang izin tidak mungkin dikenakan pidana, oleh karenanya pelanggaran hukum yang dilakukan oleh nya hanyalah pelanggaran administratif. Terhadap Pasal 50 (2), Awriya Ibrahim dalam sebuah Pelatihan Penegakkan Hukum di ELSDA Institute menjelaskan bahwa indikatornya adalah alih fungsi lahan. Agak tidak masuk akal kalau kemudian dijelaskan lebih lanjut lagi bahwa perbahan alih fungsi lahan hutanitumerupakanwilayahkebijakanDepartemenKehutanan. DalamkasusAdelin,dakwaankeduaprimairJPUmendakwaAdelin dengan Pasal 50 ayat (2) jo. Pasal 78 ayat (1), ayat (14) UU No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan jo. Pasal 64 ayat (1) KUHPidana. Penebangan hutanyangdilakukanPTKNDImenurutjaksa,jugatidakdibarengikegiatan sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) dalam penebangan pohonkayuhasilhutandariperiode20002005mengakibatkankerusakan hutanyangparah. Kelalaianuntuktidakmelakukansistemsilvikulturdanpelanggaran penebangan di luar Rencana Kerja Tahunan memang merupakan ranah administratif,lihatPPNo.6Tahun2007.Namun,pengelolaanyangseperti ini justru sangat memungkinkan menyebabkan kerusakan hutan. Sehingga majelis hakim juga seharusnya dapat menilai bahwa Adelin Lis tidak memilikiitikadbaikuntukmelaksanakanpengelolaanhutanyangbaikatau setidaktidaknya melakukan kelalaian yang dapat menimbulkan kerusakan hutan. Itikad tidak baik ini juga sudah terlihat dari awal. Kejahatan

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan70

2008

kehutanan yang dilakukan Adelin Lis pada awalnya tercium dari tertangkapnya kapal pandu yang menarik tongkang dengan muatan 800 batangkayudenganSKSHHyangsudahkadaluarsatertangkaptanggal23 Januari 2006 dengan dokumen tanggal 21 Januari 2006. Begitu juga berikutnya pada tanggal 24 Januari 2006 Polisi menangkap tongkang dengan 700 batang kayu yang dokumennya tidak sesuai dengan isinya. KesamaandarikeduanyaadalahkayutersebutberasaldariPT.KNDIdanPT. ITT yang dikelola oleh Adelin Lis. Direskrim Ronny F. Sompie menyatakan bahwaPT.ITTtelahmelakukanpenebangansecarailegalpada9titik.Lima diantaranyabahkandilakukandiluarwilayahHPH,sedangkan4diantaranya diluar Rencana Kerja Tahunannya. Sementara PT. KNDI melakukan penebangan di luar RKT. Fakta hukum lain yang terungkap dalam penyidikanyaitubahwakeduaperusahaan,yaituPT.KNDIdanPT.ITTjuga melakukan manipulasi berkasberkas SKSHH, dengan blanko kosong yang diterimadarioknumpejabatDinasKehutananMadina. Adanyaperizinanmaupundilakukannyapembatasanatauberbagai proseduralformildalampengelolaanhutantentunyadengantujuanuntuk mencegah atau setidaknya memitigasi dampak kerusakan hutan akibat pengelolaan tersebut. Spelt dan Berge12 menyatakan bahwa adanya berbagaiinstrumenadministratiftersebutadalahuntukmencegahadanya bahaya bagi lingkungan. Sehingga ketika seseorang tidak melakukan kewajibankewajibannya tersebut ia dapat dinilai lalai melakukan perlindungan hutan dan secara nyata kegiatannya dapat menyebabkan kerusakanhutan. DalamkasusALini,namundemikian,MajelisHakimmenilaibahwa bukti yang diajukan oleh JPU kurang kuat. Tidak ada foto maupun video yang membuktikan kerusakan yang dituduhkan. Saksi ahli dari Institut PertanianBogoryangdiajukanjaksa,yakniBasukiWasisdanDarsono,pun dinilai tidak kuat, karena penilaian kerusakan hutan ternyata hanya dilakukandenganpenelitianlapanganselamasatuhari.Pelanggarandiluar RKT pun dianggap tidak terbukti karena pada titiktitik tersebut tidak ditemukan adanya penebangan melainkan hanya merupakan tempat
N.M. Spelt dan J.B.J.M ten Beger, Pengantar Hukum Perizinan, disunting Ohilipus M. Hadjon, Yuridika, Surabaya,1993.
12

71

pengumpulan kayu. Akibatnya pelanggaran Sistem Silvikultur dan penebangan diluar RKT yang menjadi fakta hukum yang seharusnya mendukungfaktabahwaAdelinListelahmerusakhutanpunhanyamenjadi senjatatumpul. Kalaupunterbuktimelakukankerusakan,tohAdelinLissebenarnya dapat dengan mudah berkilah bahwa posisinya pada PT. KNDI hanyalah direktur keuangan, sehingga tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban atasperbuatanpidanakehutananyangdilakukanperusahannya. Kedua. Dakwaan kesatu primair JPU, menyatakan bahwa Adelin telah melakukantindakpidanasesuaidenganPasal2ayat(1)jo.Pasal18UUNo 20Tahun2001tentangPemberantasanTindakPidanaKorupsijo.Pasal55 ayat (1) ke1 jo. Pasal 64 ayat (1) KUHPidana. JPU menyatakan, Adelin bersama dengan Direktur Utama PT. KNDI, Oscar Sipayung, dan Direktur Operasional PT. KNDI, Washington Pane, telah melakukan penebangan hutan di luar Rencana Kerja Tahunan. Akibatnya KNDI menyumbang kerugian melalui PSDH Rp 309.824.653.850, kemudian DR US$ 2.938.556, dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan Rp 202 triliun. Indikasi kejahatankorupsiyangdilakukanolehAdelinLissebenarnyadapatterlihat daribeberapamodusyangdilakukanolehperusahaanyangdikelolaAdelin yaitu,denganmelakukanmarkdowntarifDRPSDHdanmanipulasijumlah kayu.Hakimnamunlagilagiberpendapatbeda,bahwasemuapelanggaran yang dilakukan Adelin hanyalah pelanggaran administrasi. Akhirnya nilai kerugian negara pun kembali menjadi bahan perdebatan yang semakin bias.

REZIMANTIPENCUCIANUANGUNTUKSIRAJARIMBA
Memangseharusnyasejakawal,pencucianuanginidigunakanjuga dalam kasus AL. Instrumeninstrumen anti pencucian agar dapat dimanfaatkan untuk melihat buktibukti alur uangnya, untuk menjerat pelakupelakuyangmendukungkegiatanALmisalnya,denganmelihatalur hartadariPT.KNDIatauPT.ITTdenganPejabatDinasKehutananyangtelah mengeluarkanblankokosong.Alurbuktiuanginikemudiandapatmenjadi alatbuktiyangdapatdipergunakandipersidanganuntukmelengkapipuzzle dan menguatkan faktafakta hukum bahwa memang Adelin Lis adalah pelakutindakpidana.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan72

2008

Akan tetapi, lolosnya Adelin Lis dengan satu kejahatan kehutanan tersebut, tidak berarti bahwa Adelin Lis tidak dapat diindikasikan melakukan tindak pidana pencucian uang. Tindak pidana pencucian uang tidak hanya dapat diindikasikan dari adanya tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang, tetapi juga dari adanya indikasi transaksi keuangan mencurigakanyangdilakukanolehpelakutersebut.Olehkarenaitu,dengan melihat transaksi yang dilakukan Adelin dibantu dengan hasil analisis oleh PPATK,penegakhukumdapatmenilaiapakahAdelinLisdapatdiindikasikan melakukanpencucianuang. Setidaknya ada beberapa indikator yang dapat mengindikasikan terjadinyatransaksitransaksikeuanganyangmencurigakan,yaitu: Pertama,apakahadatransaksiyangjanggaluntukdilakukanprofiltersebut. Kejanggalanprofiltransaksiinimisalnyadapatterlihatdari: 1. Apakah asal usul harta yang ditransaksikan wajar diterima oleh profil tersebut. Misalnya seperti dalam kasus MR, Renouw menerima berkalikali sejumlah uang dari perusahaan yang terindikasikan melakukanillegallogging. 2. Apakah jumlah harta wajar yang ditransaksikan untuk diterima oleh profil tersebut tanpa alasan yang jelas. Misalnya dalam kasus MR, Renouw menerima sejumlah harta kekayaan dalam jumlah besar, padahalalasannyakurangdapatdipertanggungjawabkan. Kedua, apakah ada transaksi yang diluar kebiasaan yang dilakukan profil tersebut.Kejanggalantransaksiyangdilakukanolehseorangprofiltersebut dapatterlihatdariapakahprofilpihakpihakyangterlibattransaksitersebut memiliki kedudukan wajar untuk melakukan transaksi. Misalnya, dalam kasus MR, adanya transaksi antara MR yang seorang komisaris polisi dan pemilikperusahaanyangdidugamelakukantindakpidanapencucianuang tentuakanmenimbulkankecurigaantersendiri.Setidaknyadenganmelihat kedua profil para pihak yang bertransaksi penegak hukum dapat menilai apakahmotifsebenarnyapelaku. Ketiga, apakah ada indikasi untuk menyamarkan atau mengaburkan asal usultransaksi.Kejanggalaninidapatterlihatdari:

1.

73

Apakah ada transaksi yang dilakukan profil tersebut dengan menggunakan identitas palsu. Ketika seorang profil melakukan transaksi dengan identitas palsu, maka ia akan terlihat memiliki maksuduntukmenyamarkanasalusultransaksi. 2. Apakah ada transaksi yang dilakukan profil tersebut kepada perusahaanperusahaanfiktif.Perusahaanfiktifjugaumumdigunakan untukmenyamarkanalurharta.Denganditransferkepadaperusahaan boneka tersebut, harta tersebut seolaholah digunakan untuk kepentingan operasional perusahaan, padahal sebenarnya masuk ke dalampenguasaanbeneficialownerhartaharamtersebut, 3. Apakah ada transaksi yang batal dilakukan profil tersebut. Transaksi yang dibatalkan karena prosedur KYC pada penyedia jasa keuangan akanmenimbulkankecurigaantersendiri. 4. Apakah ada transaksi atas harta kekayaan yang berputarputar tanpa motifekonomiyangjelaskemudiankembalipadaprofilyangmenjadi beneficialownerhartakekayaantersebut. Indikatorindikator tersebutlah yang seharusnya digunakan untuk melengkapi puzzle informasi sehingga memenuhi keyakinan bahwa Adelin Listelahmelakukanpencucianuang. Memang telah terungkap bahwa Adelin melakukan berbagai transferyangdinilaimencurigakanyaitudiantaranya: Pertama,Adelinmelakukan13transaksitransferhartasejumlahRp.10,55 milyar dari rekening atas nama Adelin di Bank Buana ke rekening nomor 008031288001atasnamaAdelinjugadiBankHSBCcabangMedansejak tanggal28Desember2004sampai27Juli2005. Apabila dilakukan tanpa alasan, transaksi ini salah satu contoh transaksi keuangan yang dilakukan tanpa motif ekonomi yang jelas. Patut ditekankan bahwa dalam menjerat tindak pidana pencucian uang unsur motif adalah unsur yang harus jelas. Perpindahan harta dengan jumlah besaryaituRp.10,55milyarseharusnyatidakwajarapabiladilakukantanpa alasan. Apalagi transfer tersebut dilakukan antar rekening pribadi dan dalamjumlahyangrataratasamayaituberkisarRp.750jutadanRp.850 juta. Lebih lanjut, melihat dari jumlah transaksi yang besar tersebut, penegakhukumdapatmelihatjugaapakahbankyangmenjadiintermediasi transaksiinijugamenjalankanPrinsipKYCnyadenganmemenuhiinformasi alasandanasalusulhartaatastransaksiyangdilakukanAdelinLis.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan74

2008

Namun,saksisaksiyangdiperiksakepolisianmembenarkanbahwa harta Adelin Lis di HSBC tersebut digunakan untuk membayarkan hutang kepada Hock Seng Trading PTE sejumlah US$ 985 ribu dan US$ 115.136. Nilai tersebut juga berkesesuaian dengan nilai yang ditransfer Adelin dari Bank Buana ke HSBC, dirupiahkan jumlah ribuan dolar tersebut akan memenuhi nilai transaksi Rp. 10,55. Tapi penegak hukum tidak boleh berpuas hati dengan jawaban tersebut. Pertanyaannya selanjutnya adalah apakahbenarAdelinmemilikihutangpadaHockSengTradingitu.Kalaupun benar, atas alasan apakah Adelin berhutang pada Hock Seng Trading dan apakahhutangtersebuthutangpribadiatauhutangperusahaan.Kemudian yangtidakkalahpentingadalahsiapapemilikHockSengTradingtersebut. Selainitu,analisisaluruanginijugatidakhanyadilakukandengan melihatkedepan,tetapijugaharusdilakukandenganmelihatkebelakang, yaitu dengan melihat dari mana harta yang ada di rekening Adelin pada Bank Buana. Apabila Adelin berkilah bahwa harta tersebut berasal dari bisnissahnyadenganPTMitraNiagaataspenjualanplywooddariPT.KNDI dalam suatu periode tertentu. Bukannya tidak mungkin penegak hukum juga menghitung berapa nilai sebenarnya yang diterima Adelin dari penjualan plywood tersebut, dengan melihat berapa jumlah produksi PT. KNDI. Kedua, Adelin mentransfer juga uangnya dari Bank Buana ke rekening nomor00057862071atasnamaPT.SinarGunungSawitRaya(PT.SRGR)di BankBNIJalanPemuda,Medan.Tercatat66kalirekeningtranferuangoleh Adelin ke Rekening PT. SGSR, dengan nilai total sebesar Rp. 33,04 milyar dari tanggal 11 Juni 2004 hingga 5 April 2006. Dari alur transaksinya PT. SRGR kemudian mentransaksikan pada PT Tirta Makmur (PT. TM) sebesar Rp. 14,369 milyar untuk membangun pabrik kelapa sawit. Kemudian, PT SRGRjugamentransfersebesarUS$373.643kepadaPTSuperAndalasSteel (PT.SAS)untukkeperluanmembangunboiler. Daritotaltransaksi33milyarrupiahtersebut,hampirsetengahnya dipergunakan untuk membangun pabrik sawit yaitu 14 milyar rupiah. Penegak hukum juga harus dapat memverifikasi apakah benar PT. SRGR selama periode tersebut membangun pabrik sawit. Apabila ternyata PT. SRGR tidak melakukan pembangunan sawit dan harta dalam jumlah besar

75

dariPT.SRGRberbalikkepadaAdelin,makahalinimenunjukkanbahwaPT. SRGR hanyalah perusahaan boneka saja (shell company) untuk mencuci uang haram yang dimiliki Adelin. Hal ini saja sudah cukup untuk mengindikasikanbahwaAdelinberusahamelakukanproseslayeringdalam pencucianuang. Ketiga, Adelin Lis juga melakukan transfer ke rekening nomor 105017 800026atasnamaPTMujurTimberdiBankMandiriCabangImamBonjol, Medan. Transfer ini dilakukan sebanyak 39 kali dengan jumlah Rp. 25,05 milyar dari tanggal 26 Mei 2004 sampai 7 Oktober 2005, dengan alasan untukmembiayaiberbagaikeperluanoperasionalPT.KNDIdanPT.MTG. Seperti halnya memperlakukan transaksitransaksi sebelumnya. Penegak hukum juga harus dapat melihat apakah benar kemudian ada transferdariPT.MTGtersebutkepadaPT.KNDIyangakandigunakanuntuk membiayai operasional PT. KNDI. Selanjutnya, dengan membandingkan keseluruhan sumber dan peruntukkan transaksi yang dilakukan maka kita juga akan dapat melihat apakah ada kesesuaian pada transaksitransaksi tersebut. Apabila Adelin berdalih bahwa itu merupakan hasil penjualan kayu plywood PT. KNDI kepada PT. MN, berarti seharusnya harta tersebut adalah harta perusahaan, agak menjadi janggal kemudian harta tersebut sebagianbesaryaitusekitar42%daritotalhartatersebutjustrudigunakan untuk untuk keperluan yang tidak ada hubungannya dengan perusahaan itusendiri.
Tabel6.BeberapaTransaksiKeuanganAntaraMRdanPelakuIllegalLogging Peruntukkan Hutangpribadi MembiayaiPT.SGR Prosentase 12,6% 39,7%

Membiayai operasional 30,1% PT.MTG


Sumber:DakwaanMR,diolah

Terakhir, apabila pemeriksaan di pengadilan akan dilakukan secara in absentia, setelah penegak hukum memiliki semua informasi untuk menjerat

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan76

2008

Adelin, maka selanjutnya terserah Adelin apakah ia akan keluar dari persembunyiannya untuk membuktikan bahwa hartanya adalah harta yang sah.

SIMPULANDANREKOMENDASI
RefleksiUntukAwalTahun2008

SIMPULAN
Daripaparantersebutdiatas,setidaknyaadabeberapakesimpulan yangdapatdiambilyaitu: 1. Rezim anti pencucian uang sangat berpotensi untuk dapat menjerat pelakupelaku kejahatan yang biasanya sulit disentuh oleh hukum. Dalam kasus Renouw misalnya, rezim ini dapat membantu menguatkanfaktahukumyangseharusnyadapatdimanfaatkanuntuk menjerat pelaku illegal logging. Pertama, dengan menelusuri harta, maka penegak hukum akan dapat melihat siapa sebenarnya yang diuntungkandarikejahatantersebut.Kedua,denganmenelusuriharta danmelihatprofilnya,makapenegakhukumakandapatmelihatmotif apa yang tersembunyi dari transaksi tersebut. Ketiga, dengan menelusuri hartanya dan melihat pola atau kebiasaan transaksinya, maka penegak hukum dapat menilai apakah pelaku memang melakukantindakpidanapencucianuangatautidak. Sayangnya, sampai dengan tahun 2007, masih belum ada pelaku intelektual kasus illegal logging yang dijerat dengan UU Anti Pencucian Uang. Padahal kegagalan demi kegagalan menjerat pelaku illegal logging dengan UU Kehutanan saja seharusnya menjadi bahan pelajarandanpertimbanganuntuklebihmengoptimalkanpenggunaan rezimantipencucianuang. Masihbanyaknyaperdebatanmengenaibagaimanarezimpenggunaan anti pencucian menimbulkan keraguan dan hambatan baik secara struktural dan substansial dalam penggunaan rezim anti pencucian uang. Dalam beberapa kasus penegak hukum terlihat enggan

2.

3.

77

menggunakan rezim ini, padahal penggunaan UU Kehutanan dengan pendekatan konvensional seringkali menjadi pilihan yang tidak hanya tidak efektif, tidak efisien juga seringkali dibelokkan kearah pelanggaran administratif. Seharusnya penegak hukum tidak hanya terpaku pada harus membuktikan terlebih dahulu adanya illegal logging yang dilakukan pelaku atau tidak, karena celah menjerat adanya pencucian uang bukan hanya dimulai dari adanya indikasi adanyakejahatanasalnyatetapijugaadanyatransaksikeuanganyang dapatdinilaimencurigakan.

REKOMENDASI
Berdasarkan simpulan tersebut setidaknya ada beberapa hal yang dapat menjadi rekomendasi untuk kedepannya dalam penegakan hukum followthemoneysecaraterintegratif,yaitu: 1. PerlunyapenggunaanUUTindakPidanaPencucianUanguntuksetiap kasus kejahatan kehutanan. Dengan penggunaan UU ini, diharapkan dapat lebih menguatkan berbagai fakta hukum yang terjadi dalam kasus tersebut termasuk untuk membongkar bagaimana keterlibatan danoknumpejabatdanaparat,yangturutmendukungkeberlanjutan kejahatankehutanantersebut. 2. PPATK perlu lebih aktif mendorong penegak hukum untuk mengoptimalkan penggunaan rezim ini berdasarkan laporan hasil analisis yang disampaikan kepada penegak hukum dan lebih banyak lagimensosialisasikanpenggunaanrezimantipencucianuang kepada parapenegakhukum,termasukmengenaiindependensitindakpidana pencucianuang.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan78

2008

79

CATATANBADANLAYANAN UMUM2007

Untuk menjadi BLU Penuh, diperlukan orangorang yang profesionaldibidangnyaagardapatmenyusunRencanaStategis Bisnis dan Standar Pelayanan Minimal yang rasional, serta Laporan Keuangan yang akuntabel. Saat ini pejabat keuangan dengan status akuntan belum ada dalam BLUPusat P2H, tentu hal itu akan mempersulit BLUPusat P2H untuk bisa memenuhi Persyaratan Administratif sebagaimana diwajibkan agar memperolehstatusBLUPenuh.

TrianaRamdani,FinancialAnalyst

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan80

2008

PENDAHULUAN
Pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang tidak sustainablepatutmenjadihalpentingyangharussegeraditindaklanjuti.Ulah manusiamanusia yang tidak bertanggung jawab dengan mengeksploitasi kekayaanalamtanpaadalangkahmelestarikannya,membuatkondisialamini semakin tidak bersahabat. Maraknya illegal logging merupakan salah satu penyebab utama terjadinya bencana alam akhirakhir ini. Bagaimana tidak, hutanyangseharusnyamenjaditempatpenyerapanair,sumberoksigen,dan habitatsatwaliar,kinihanyamenjadihamparantanahkosongsemata.Sangat wajar jika kini bencana banjir dan tanah longsor menimpa hampir di seluruh pelosokIndonesia. Negara Indonesia disebutsebut sebagai negara yang mengalami deforestasi paling tinggi di dunia. Untuk era tahun 2000an, laju kerusakan hutantelahmencapaijutaanhektarpertahun.Tahun20002004mencapai3,4 juta ha/tahun, tahun 2005 mencapai 2,8 juta ha/thn, dan tahun 2006 mencapai 2,72 juta ha/thn (Suara Pembaruan, 23 Mei 2007). Para ahli memprediksi, jika hal ini dibiarkan terjadi, maka hutan di Indonesia akan punahdalamjangkawaktukurangdari15tahun. Kegiatan illegal logging dilakukan baik oleh perorangan maupun oleh perusahaan. Selain bencana alam, negara pun turut dirugikan dari kejahatan kehutanan itu. Pasalnya, setiap kayu yang ditebang secara ilegal tentu tidak akanmembayarDanaReboisasi(DR) danProvisiSumberDaya Hutan (PSDH). DimanamenurutperuntukkannyaDanaReboisasiituakandipergunakanuntuk membangun hutan kembali. Meskipun pada kenyataannya jauh dari yang disebutkan. Dimana karena rendahnya efektifitas, penyaluran DR untuk pembangunanHutanTanamanIndustri(HTI)dihentikanpadatahun2000. Menurut Direktur Greenomics Indonesia Elfian Effendi (Kompas, 8/9/2006),masihterdapatUtangHTItidaktertagih sejaktahun1998.Jumlah totalutangyangbersumberdarianggarannegarasektorkehutananmencapai Rp1,45triliun,yaituutangpembangunanHTIRp1,08triliun,kreditusahatani Rp170,9miliar,dankoperasiperumahanRp77,89miliar.Adajugadanasektor

81

kehutanan yang dipinjam untuk kepentingan Sea Games Rp 30 miliar, yang apabiladiperhitungkanbunga,nilainyamenjadiRp83,24miliar. Tahun 2007 ini, bisa dikatakan Pemerintah mulai menunjukkan salah satu langkah konkretnya dalam perbaikan di sektor kehutanan. Pemerintah membentuk sebuah satuan kerja (satker) di Departemen Kehutanan, yakni BadanPembiayaanPembangunanHutan(BP2H).Satkeriniakan memberikan pinjaman berupa dana bergulir kepada masyarakat dan BUMN/S/D untuk membangun hutan tanaman. Diharapkan dengan pola pembiayaan ini Indonesiabisabenarbenarmelakukanlangkahrealreboisasi. Dengan beberapa masalah yang dihadapi, badan yang kini berganti nama menjadi BLUPusat P2H (Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan) dikatakan memiliki risiko kegagalan yang cukup tinggi. Dimana perlu banyak pihak yang harus berperan serta agar tujuan dari BLU PusatP2Hbisatercapai.MengingatkinerjaDRpadatahuntahunsebelumnya yangtidakterarahdanterkontrol.Namunpalingtidakkitaharusmendukung salahsatuupayapemerintahtersebut.

PERATURANBADANLAYANANUMUM
Aturan mengenai Badan Layanan Umum (BLU) diatur dalam PP No. 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PKBLU). Dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan BLU adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsipefisiensidanproduktivitas. Sedangkan PKBLU adalah pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalamrangkamemajukankesejahteraanumumdanmencerdaskankehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan negara padaumumnya.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan82

2008

SelainPeraturandiatas,secaralebihrinciaturanmengenaiBLUdiaturdalam PeraturanMenteriKeuangan(PMK)yangterdiridari: 1. PMKNo.119/2007 Tentang Persyaratan Administratif dalam rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah untuk Menerapkan PengelolaanKeuanganBLU. 2. PMKNo.109/2007 TentangDewanPengawasBadanLayananUmum 3. PMKNo.73/2007 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No. 10/2006 tentang Pedoman Penetapan Remunerasi bagi Pejabat Pengelola, DewanPengawas,danPegawaiBLU. 4. PMKNo.08/2006 TentangKewenanganPengadaanBarang/JasapadaBLU. 5. PMKNo.66/2006 TentangTataCaraPenyusunan,Pengajuan,Penetapan,danPerubahan RencanaBisnisdanAnggaransertaDokumenPelaksanaanPelaksanaan AnggaranBLU.

KONSEPBADANLAYANANUMUM
Konsep keuangan yang paling membedakan BLU dengan badan di lingkungan pemerintahan lainnya adalah mengenai fleksibilitasnya dalam mengelola keuangan. Dimana BLU diberikan hak untuk menggunakan pendapatannya langsung tanpa harus disetor ke kas negara terlebih dulu sebagaiPendapatanNegaraBukanPajak(PNBP). Denganpengelolaansepertiitudiharapkansatkerakanlebihfleksibel dalam mengelola keuangannya sendiri. Sehingga bisa meningkatkan pelayanannyakepadamasyarakat.

83

Adapun perbedaan lainnya antara konsep BLU dengan konsep badan sektor publikyangadayaitu:
Tabel1.PerbedaanKonsepBLUdenganKonsepBadanSektorPublikLainnya
No. Keterangan SatkerBiasa BUMN SatkerdenganStatus BLU NotforProfit (tidakmengutamakan keuntungan) SemiOtonom/ Otonom SesuaidenganPP 23/2005 TidakDipisahkandari KekayaanNegara

1.

Orientasi Bisnis

NonProfit (pendapatan< belanja)

ProfitOriented (pendapatan> belanja)

2.

HakOtonomi

TidakOtonom

Otonom

3.

Pengelolaan Keuangan Status Kekayaan

Sesuaidengan mekanismeAPBN TidakDipisahkandari KekayaanNegara

MurniBisnis

4.

Dipisahkandari KekayaanNegara

Sumber:PembinaanPKBLUolehDepartemenKeuangan

KelebihanyangdimilikiBLUdalamfleksibilitasnyaadalahmencakupkebebasan dalammengelola: PendapatandanBelanja PengelolaanKas PengelolaanPiutangdanUtang Investasi PengelolaanBarang Surplus/Defisit Akuntansi Remunerasi StatusKepegawaianPNSdannonPNS NomenklaturKelembagaandanPimpinan

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan84

2008

MONITORINGBADANLAYANANUMUM KEHUTANAN
Saat ini baru satu satker dari Departemen Kehutanan yang dijadikan BLU, yaitu BLUPusat P2H. Badan ini didirikan pada tanggal 2 Maret 2007 sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 137/KMK.05/2007 serta Peraturan Menteri Kehutanan No. P.31/MenhutII/2007. Badan ini memiliki kegiatanutamapenyaluranpinjamandanabergulirbagipembangunanhutan tanamanbaikolehBUMN/D/S/KoperasimaupunKelompokTaniHutan. BLUPusat P2H dibentuk untuk meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatanhutanproduksiterutamayangtidakdibebanihak.Halinisejalan dengandeklarasiPresidenTanggal11Juli2006tentangRevitalisasiPertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK), sektor Kehutanan diminta memberikan kontribusi pada pemanfaatan lahan yang tidak produktif menjadi produktif (pro environment), pertumbuhan (pro growth), bergeraknya sektor riil kehutanandiperkotaanberupaaktifnyaindustriindustrikayuberbasisbahan baku lestari (pro job) dan pengentasan kemiskinan masyarakat setempat melalui pemberdayaan ekonomi, baik dalam pola kemitraan maupun sebagai pelaksana(owner)IUPHHKHTR/HTI(Propoor).

STATUSBLUPUSATP2H
Status BLUPusat P2H adalah BLU Bertahap 80%. Maka sesuai dengan aturan fleksibilitasnya, pendapatan operasional yang diperolehnya hanya bisa digunakan sebesar 80% saja, sisanya yang 20% tetap harus disetor ke kas negara. Status Bertahap diperoleh karena persyaratan administratif BLUPusat P2H dianggap kurang memadai oleh Menteri KeuanganuntukmenjadiBLUPenuh.

85

Skema Penetapan BLU


No Yes
Menteri Keuangan c.q. Dirjen Perbendaharaan

No Yes

Persyaratan Substantif Persyaratan Teknis

Tim Penilai Satker


Menteri / Pimpinan Lembaga Persyaratan Administratif

BLU Penuh

Persyaratan Substantif Terpenuhi Persyaratan Teknis Terpenuhi Persyaratan Administratif Terpenuhi Persyaratan Substantif Terpenuhi Persyaratan Teknis Terpenuhi Persyaratan Administratif Belum Terpenuhi

No

Yes

Selama 3 Tahun Syarat Administratif Terpenuhi Selama 3 Tahun Syarat Administratif Tidak Terpenuhi

BLU Bertahap

Gambar1.SkemaPenetapanBLU

Berdasarkan skema di atas, berarti BLUPusat P2H diberi waktu selama tiga tahun untuk dapat menyempurnakan Persyaratan Administratiftersebut.Dimanapersyaratantersebutterdiridari: Pernyataan Kesanggupan Menigkatkan Kinerja Pelayanan, Keuangan,danmanfaatbagimasyarakat. PolaTataKelola RencanaStategisBisnis LaporanKeuanganPokok StandarPelayananMinimal Laporan Audit Terakhir, atau Pernyataan bersedia untuk diaudit secaraIndependen.

KEORGANISASIAN
Keorganisasian BLUPusat P2H telah ditetapkan dalam Permenhut No. P.31/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan yang telah disetujui oleh Menteri Pendayagunaan

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan86

2008

AparaturNegara.Berdasarkanperaturantersebut,strukturorganisasiBLU PusatP2Hditentukansebagaiberikut:
STRUKTUR ORGANISASI PUSAT PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN HUTAN
MENTERI KEHUTANAN

DIREKTUR JENDERAL BINA PRODUKSI HUTAN

SEKRETARIS JENDERAL DEPARTEMEN KEHUTANAN

KEPALA PUSAT PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN HUTAN

KEPALA BAGIAN TATA USAHA

SUB BAGIAN UMUM

SUB BAGIAN HUKUM DAN HUMAS

KEPALA BIDANG PENILAIAN KELAYAKAN USAHA

KEPALA BIDANG PENYALURAN DAN PENGEMBALIAN PINJAMAN

SEKSI PENYIAPAN PENILAIAN

SEKSI EVALUASI DAN PELAPORAN FISIK

SEKSI RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN

SEKSI PENYALURAN DAN PENGEMBALIAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL


Gambar2.StrukturOrganisasiPusatPembiayaanPembangunanHutan

Dari gambar tersebut, terlihat bahwa struktur yang dibentuk kurangsesuaidengankonsepBLUyangdiaturdalamPP23/2005pasal32. DimanapejabatpengelolaBLUterdiridariPimpinanBLUyangbertanggung jawab terhadap keseluruhan kinerja BLU, dibantu Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis yang masingmasing bertanggung jawab atas kinerja keuangandankinerjaoperasionalBLU.

87

Denganbentukorganisasidiatas,kriteriayangmenyatakanunsur organisasi BLU yang seharusnya menjadi tidak nampak. Hal itu menyebabkanbiasnyapenanggungjawabutamadalambidangoperasional dan keuangan BLUPusat P2H. Terlebih untuk bidang keuangan dan akuntansi. MenurutPP23/2005dijelaskanpulabahwapengawasanterhadap kinerjaBLUakandilakukanolehduapihak.Yaknidaripihakeksternalyaitu BadanPengawas,danpihakinternalyaituSatuanPengawasInternal(SPI). Dalam pasal 35 (1), BLU harus memiliki SPI yang berkedudukan langsung di bawah Pimpinan BLU. Dimana tugasnya adalah untuk mengawasi kinerja BLU itu sendiri. Akan tetapi pada Struktur Organisasi BLUPusat P2H ternyata tidak dibentuk SPI. Dan Dewan Pengawas pun belum ditetapkan sampai saat ini. Sehingga tidak ada sama sekali yang mengawasikinerjaBLUPusatP2H. Padahal dalam pasal 5 PMK 109/2007 Badan Pengawas berkewajiban untuk memberikan nasihat, saran, atau tanggapan atas pengelolaanBLU,laporankeuangan,danlaporankinerjaBLU.Sehinggajika Badan Pengawas sudah terbentuk bagi BLUPusat P2H, secara langsung akanmembantuBLUuntukmemenuhikriteriamenjadiBLUPenuh. Jika dilihat dari persyaratan Pembentukan Dewan Pengawas pun sebenarnyaBLUPusatP2Hsangatmemenuhikriteria.Karenanilaiasetnya menurutneracalebihdariRp75Milyar.Danatasdasarnilaiasetmenurut neracaBLUPusatP2HyanglebihdariRp200Milyar,makajumlahAnggota DewanPengawasnyaditetapkan3(tiga)sampai5(lima)orang.

KONSEPPENGELOLAANKEUANGAN
Saat ini BLUPusat P2H hanya menerapkan konsep akuntansi keuanganorganisasinirlaba.DalamPP23/2005pasal25,ataspersetujuan Menteri Keuangan BLU bisa menerapkan sistem akuntansi keuangan apa saja yang sesuai dengan jenis layanannya dan diatur dalam Standar AkuntansiKeuangan(SAK)yangditerbitkanolehIkatanAkuntan Indonesia (IAI).

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan88

2008

Jika melihat jenis layanannya yang memberikan pinjaman kepada nasabah, BLUPusat P2H layak mengajukan sistem akuntansi keuangan perbankan.Sehinggapenyusunanlaporankeuangannyabisalebihjelasdan akuntabel seperti layaknya laporan keuangan perbankan pada umumnya, meskipuntetapharusmengacupadaakuntansinirlaba. Laporan Keuangan BLUPusat P2H tidak wajib dipublikasikan, padahal seharusnya laporan tersebut dipublikasikan agar dapat tercipta transparansidalamBLUPusatP2H.

TARGETKINERJAOPERASIONALBLUPUSATP2H
Tabel2.TargetKinerjaOperasionalBLUPusatP2HPeriode20072008
No. 1. 2. 3. 4. Keterangan TotalDanaBerguliryangakanDisalurkan(Rp) DanaBerguliruntukPembangunanHTR(Rp) DanaBerguliruntukPembangunanHTI(Rp) StandarBiayaPembangunanHTRPerHektar (Rp) StandarBiayaPembangunanHTIPerHektar (Rp) LuasWilayahHTRyangakanTerbangun(Ha) LuasWilayahHTIyangakanTerbangun(Ha) Sumber:BLUPusatP2H 2007 1,393Triliun 868,6Milyar 525Milyar 4,34Juta 2008 1,65Triliun 983,6Milyar 666,4Milyar 4,46Juta

5.

5Juta

4,46Juta

6. 7.

200.000 105.000

220.506 147.004

Hingga akhir 2007 BLUPusat P2H belum beroperasi sama sekali. Pasalnya,danaberguliryangdijanjikansesuaidenganKeputusanMenteri KeuanganNo.137/2007sebesarRp1,4Triliun(PembulatandariRp1,393 Triliun), tidak bisa dicairkan karena BLUPusat P2H terlambat menyusun RencanaBisnisdanAnggaransebagaisyaratutamapencairannya.

89

Sesuai dengan peraturannya pada pasal 11 PP 23/2005 bahwa penggunaanAPBNharusberdasarkanRencanaBisnisdanAnggaran(RBA) besertausulanStandarPelayananMinimum(SPM)danBiayadariKeluaran yangakanDihasilkanBLUyangdisetujuiolehMenteriKeuangan. SehubungandengantidakterealisasinyaAnggaran2007BLUPusat P2H, maka secara otomatis anggaran tahun 2008 pun tidak akan terealisasi. Karena sesuai dengan aturannya (PP 23/2005 pasal 12), jika sampai 31 Desember Menteri Keuangan belum menyetujui Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang diajukan, maka BLUPusat P2H hanya dapat melakukan pengeluaran dana paling tinggi sebesar angka Dokumen PelaksanaanAnggarantahunsebelumnya. Untuk penentuan dana yang disalurkan, selayaknya dihitung berdasarkan kebutuhan. Misalnya berapa luas hutan tanaman yang akan dibangun dan berapa biaya standar yang dibutuhkannya. Sehingga akan lebihmemudahkandalammenyusunRBAnya. Berbeda dengan BLUPusat P2H, dana bergulir yang akan disalurkan ditetapkan terlebih dulu dari pada penentuan wilayah, luas lahan, dan biaya standar untuk hutan tanaman yang akan dibangun. Sehingga penentuan konsep hutan tanaman yang akan dibangun pun terkesandipaksakandanmenjadikurangrasional. SampaisaatinikonfirmasiatasberapajumlahIUPHHKHTRbelum ditetapkan.Padahalhalitumerupakansyaratutamayangharusdipenuhi nasabah untuk membangun HTR. Pengajuan pembangunan HTI dari Perusahaan pun belum dipublikasikan. Standar kelayakan pengajuan proposalpembangunanhutantanamanjugaternyatabelumterbuat. Jika melihat konsep perbankan dalam memberikan pinjaman, merekasangatberhatihatiuntukmenentukanapakahsangnasabahlayak untuk diberi pinjaman atau tidak. Hal itu adalah untuk meminimalisir terjadinyakegagalanpembayaransangnasabahtersebut. Kemampuan teknis dan keuangan dari debitur terutama anggota koperasi dan kelompok tani hutan umumnya terbatas. Sedangkan BLU Pusat P2H, sebagian besar dana yang akan disalurkan adalah kepada masyarakat tani dan koperasi. Lantas bagaimana BLUPusat P2H dapat

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan90

2008

yakin bahwa masyarakat tani dan koperasi bisa mengelola keuangan dan mengembalikanpinjamannyapadasaatjatuhtempo?

REKOMENDASI
1. Untuk menjadi BLU Penuh, diperlukan orangorang yang profesional di bidangnya agar dapat menyusun Rencana Stategis Bisnis dan Standar Pelayanan Minimal yang rasional, serta Laporan Keuangan yang akuntabel. Saat ini pejabat keuangan dengan status akuntan belum ada dalam BLUPusat P2H, tentu hal itu akan mempersulit BLUPusat P2H untukbisamemenuhiPersyaratanAdministratifsebagaimanadiwajibkan agar memperoleh status BLU Penuh. Padahal kehadiran akuntan akan sangat membantu BLUPusat P2H, karena penyusunan laporan kegiatan yangakandibuatharusdirefleksikankedalamanggaran. BLUPusat P2H sebaiknya memang harus memperkuat unsur keuangannya, karena seperti diketahui bahwa jenis layanan yang diberikanadalahberupapenyalurandanasepertiperbankan.Makasudah selayaknyaunsurkeuanganmenjadiunsurterkuatdalamBLUPusatP2H. Dalam penentuan struktur organisasi, agar terdapat sinkronisasi antara ketentuan BLU yang ditetapkan oleh Departemen Keuangan, dan ketentuan yang ada di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, Departemen Kehutanan harus melakukan koordinasi yang baik dengan keduanya. Sehingga struktur organisasi yang terbentuk dapat sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan. Yaitu adanya kejelasan mengenai PejabatTeknis,PejabatKeuangan,danSPI. Keseluruhan unsur organisasi dalam BLUPusat P2H yang diduduki oleh PNSkemungkinanbesarakanmenyebabkanbirokrasiyangsamadengan sistem pemerintahan. Padahal adanya kebijakan mengenai penempatan posisiunsurorganisasiolehnonPNSmerupakansuatukesempatanuntuk bisa lebih menerapkan prinsip kewirausahaan, profesionalisme, dan praktekbisnisyangsehat. Kepada Departemen Kehutanan, sebaiknya segera mengusulkan pembentukan Dewan Pengawas bagi BLUPusat P2H. Karena selain berfungsi sebagai alat kontrol, Dewan Pengawas juga bisa membantu BLUPusatP2Huntukmemperbaikikinerjadenganmemberikansarandan nasehat kepada pejabat pengelola BLUPusat P2H. Maka dalam waktu dekat peran Dewan Pengawas akan sangat diperlukan untuk perolehan statusBLUPenuhbagiBLUPusatP2H.

2.

3.

4.

5.

6.

91

SelainkonsepSAKNirlaba,seharusnyaBLUPusatP2HjugamenganutSAK Perbankan sesuai dengan jenis layanan yang diberikannya kepada masyarakat. SeharusnyaLaporanKeuangandanLaporanKinerjaBLUPusatP2Hdapat dipublikasikansesuaidenganprinsiptransparansidanakuntabilitasnya. Tahap awal dalam kegiatan operasionalnya, sebaiknya BLU PusatP2H segeramenetapkanstandarpenyusunandanevaluasikelayakanproposal bagi pengajuan pinjaman yang harus dipenuhi oleh nasabah. Sehingga setelah dana bergulir diterima, dana tersebut dapat langsung disalurkan kepadanasabah. BLUPusatP2Hjugaharusmemilikidatayangjelasmengenailuasanhutan rusak yang akan dibangun dan sesuai dengan prioritasnya. Sehingga di periode selanjutnya data hutan yang akan dibangun lebih jelas sebagai acuan dalam penentuan dana yang akan diberikan oleh Departemen Keuangan, tentunya dengan kesesuaian standar biaya pembangunan hutantanamanyangtelahdihitungpula.

7. 8.

9.

10. Proses pengukuhan kawasan hutan harus didahului, inventarisasi hutan yang sesuai dengan kondisi lapangan guna menghindari persoalan sengketalahandenganmasyarakatsetempatdikemudianhari. 11. Harus diselenggarakan suatu pelatihan untuk peningkatan kemampuan teknis dan keuangan dari Debitur terutama bagi kelompok tani dan koperasi untuk meminimalisir kegagalan pembayaran pinjaman yang diberikan. 12. Menteri Kehutanan segera menetapkan mekanisme atau prosedur operasistandardalammemutuskanpinjamanyangbagaimanayanglayak dihapuskan,termasukketentuanmengenaiagunan/jaminandanprosedur yang jelas untuk mengeksekusi sita jaminan/agunan atas pinjaman yang gagalbayar.

REFERENSI
1. Badan Layanan Umum Badan Pembiayaan Pembangunan Hutan (BLU BP2H), Departemen Kehutanan pada acara diskusi panel BP2H Sebagai SolusiatauBukan?.4Juli2007.

MenelusuriKejahatanBisnisKehutanan92

2008

2. Badan Pembiayaan Pembangunan Hutan: Solusi Syarat Risiko, ELSDA Institute.2007. 3. Hutan Indonesia Dikhawatirkan Punah dalam Jangka 15 Tahun, Suara Pembaruan23Mei2007. 4. Menko Perekonomian diminta Menunda BLU Kehutanan, Kompas 8 September2006. 5. Pembinaan BLU oleh Menteri Keuangan, Departemen Keuangan pada acaradiskusipanelBP2HSebagaiSolusiatauBukan?.4Juli2007. 6. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.31/MENHUTII/2007 Tentang OrganisasidanTataKerjaPusatPembiayaanPembangunanHutan. 7. Peraturan Menteri Keuangan No. 119/PMK.05/2007 Tentang Persyaratan Administratif dalam rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja InstansiPemerintahuntukMenerapkanPengelolaanKeuanganBLU. 8. Peraturan Menteri Keuangan No. 109/ PMK.05/ 2007 Tentang Dewan PengawasBadanLayananUmum 9. Peraturan Menteri Keuangan No. 73/ PMK.05/2007 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No. 10/2006 tentang Pedoman Penetapan Remunerasi bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan PegawaiBLU. 10. Peraturan Menteri Keuangan No. 08/PMK.02/2006 Tentang Kewenangan PengadaanBarang/JasapadaBLU. 11. Peraturan Menteri Keuangan No. 66/ PMK.022006 Tentang Tata Cara Penyusunan, Pengajuan, Penetapan, dan Perubahan Rencana Bisnis dan AnggaransertaDokumenPelaksanaanPelaksanaanAnggaranBLU. 12. PeraturanPemerintahNo.23Tahun2005TentangPengelolaanKeuangan BadanLayananUmum. 13. PeraturanPemerintahNo.35Tahun2002TentangDanaReboisasi.


MenelusuriKejahatan BisnisKehutanan
Catatan awal tahun ELSDA Institute ini memberikan hindsight kepada para pembacanya tentang kenapa peran ekonomi kehutanan yang besar dalam membatu bangsa Indonesia keluar dari berbagai krisis ekonomi sepanjang 40 tahun ini gagal menyelesaiakan masalah yang fundamentaldiIndonesia,yaitukemiskinandankelestarianhutan. BambangSetiono

Anda mungkin juga menyukai