Pasal 60
(4) Ruang terbuka hijau pengaman lingkungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 58 ayat (3) huruf d, meliputi :
p. pengembangan ruang terbuka hijau kawasan bandar
udara dengan luas kurang lebih sebesar 203 Ha;
Ir. Aminuddin, MT (Pusat Lingkungan Geologi, Kementerian ESDM)
1 Jaringan Energi/Kelistrikan Mohon untuk dibedakan kapasitas eksisting yang ada sekarang dan
Pasal 24 kapasitas rencana ke depan hingga tahun 2030
(1) Rencana jaringan listrik sebagaimana dimaksud dalam Mohon dilengkapi dengan peta jaringan tenaga listrik
Pasal 23 huruf a meliputi :
a. saluran tegangan ekstra tinggi (SUTET);
b. saluran udara tegangan tinggi (SUTT);
c. saluran udara tegangan menengah (SUTM); dan
d. bangunan pengelolaan jaringan listrik.
2 Rencana Sistem Prasarana Drainase Sistem drainase sudah direncanakan dengan matang , tapi mengapa
Pasal 40 sampai saat ini masih terjadi banjir? Hal apa yang salah?
Rencana sistem prasarana drainase sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32 huruf d terdiri atas :
a. sistem drainase Mangkang;
b. sistem drainase Semarang Barat;
c. sistem drainase Semarang Tengah; dan
d. sistem drainase Semarang Timur.
3 Kawasan yang memberikan perlindungan dibawahnya Untuk rencana kawasan resapan air dan rencana pengelolaan kawasan
Pasal 53 resapan air ditetapkan dengan luas kurang lebih 433 ha, terdapat di
(1) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kecamatan Tembalang, Kecamatan Banyumanikm Kecamatan
kawasan bawahannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal Gunungpati, Kecamatan Mijen, Kecamatan Ngaliyan, Kecamatan
52 huruf a meliputi kawasan yang memiliki kelerengan Gajahmungkur, Kecamatan Semarang Selatan dan Kecamatan Candisari.
diatas 40% dengan fungsi kawasan resapan air. Perlu dilengkapi dengan Peta Potensi Sumber Daya Air Tanah
(2) kawasan resapan air ditetapkan dengan luas kurang lebih
433 ha, terdapat di Kecamatan Tembalang, Kecamatan
Banyumanik, Kecamatan Gunungpati, Kecamatan Mijen,
Kecamatan Ngaliyan, Kecamatan Gajahmungkur,
Kecamatan Semarang Selatan dan Kecamatan Candisari.
(3) Rencana kawasan resapan air meliputi :
a. melakukan rehabilitasi kawasan resapan air yang telah
gundul melalui penghijaun; dan
b. mengarahkan pemanfaatan ruang di kawasan resapan
air untuk fungsi hutan;
4 Kawasan rawan bencana tanah longsor Kawasan rawan bencana tanah longsor sudah lengkap
Pasal 68 Perlu dilengkapi dengan peta, apa sudah ada?
(1) Kawasan rawan bencana rawan gerakan tanah dan longsor
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 huruf c meliputi :
a. kawasan rawan bencana gerakan tanah;
b. kawasan sesar aktif; dan
c. kawasan rawan bencana longsor.
Adhi Maskawan (Bagian Hukum Sesditjen Penataan Ruang)
1 Konsideran Mengingat Untuk ditambahkan PP No. 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara
Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang
2 Pasal 123 ayat (2) hurud c dan d “Penghentian izin” dan “penalti” dapat merupakan hal yang sama
c. penghentian izin dengan sanksi administrative, dan lebih berat pada substansi sanksi,
d. penalti seperti pencabutan/pembatalan izin, dan denda
3 Pasal 132 Pengawasan bukan bentuk pengendalian, dan ketentuan pasal 131 huruf
g sudah mengatur ketentuan pasal 132 huruf a. Usulan untuk
menghapuskan pasal 132 dan terkait peran masyarakat disesuaikan
dengan PP No.68 tahun 2010
4 Bab IX Diperhatikan penomeran pasal
Pengawasan dan Pembinaan Penataan Ruang Disesuaikan dengan manajemen penataan ruang (pembinaan
pengawasan)
Pada “pengawasan” untuk memperhatikan UUPR dan PP.
“Pengawasan Teknis” dan “Pengawasan Khusus” yang tercantum
dalam UUPR dan PP
Materi Penertiban sudah masuk dalam materi pengendalian (arahan
sanksi)
5 Pasal 136 Isi substansi pembinaan ini masih perlu ditambahkan dan disesuaikan
Pembinaan Pemanfaatan Ruang dengan UUPR, karena tidak hanya koordinasi penyelenggaraan penataan
ruang
6 Ketentuan Lain-lain Masukan/rumusan ketentuan lain-lain, peralihan dan penutup
Ketentuan Peralihan diupayakan tidak bertentangan dengan UUPR, karena apabila
Ketentuan Penutup bertentangan berpotensi Perda batal demi hukum dan menjadi tidak
berlaku, terutama dalam Ketentuan Peralihan yang berkaitan dengan izin
pemanfaatan
Pasal 57
Kawasan perlindungan bendung meliputi:
3 Istilah pada Pasal 30 “Prasarana Air Bersih” diganti “Prasarana Air Minum”
Rencana pengembangan sistem prasarana air baku dan irigasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf a dilakukan “Sawah beririgasi teknis” menjadi “sawah beririgasi”
melalui:
Istilah pada Pasal 81
Luas kawasan pertanian lahan basah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 80 huruf a kurang lebih 344 Ha terdapat di
Kecamatan Gunungpati dan Kecamatan Tugu.
Dan seterusnya
Perlu ditambahkan peta jalur evakuasi bencana
Noor Fauziah Isnaeni (Dit. Bina Program dan Kemitraan, DJPR, Kementerian Pekerjaan Umum)
1 Pasal 3 (Kebijakan dan strategi penataan ruang) Kebijakan dan strategi tidak dibagi menjadi struktur, pola dan kawasan
strategis
2 Pasal 9 (Bagian Wilayah Kota) Nomenklatur BWK belum sesuai dengan Permen PU N0. 17 Taun 2009
Detty T (Dit. Pembinaan PRD Wil I, DJPR, Kementerian Pekerjaan Umum)
1 Kebijakan dan Strategi Kebijakan tidak di-breakdown berdasarkan struktur, pola dan kawasan
strategis, tetapi disusun berdasarkan tujuan, dan strategi dijabarkan
berdasarkan berdasarkan arahan kebijakan
2 Struktur dan Pola Ruang Lihat koreksian Lampiran I
3 Ketentuan Pengendalian Lihat koreksian Lampiran II
Suryo Pratono (Biro Perencanaan, Kementerian Perhubungan)
1 Konsideran Mengingat Mohon dimasukkan UU No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
2 Jaringan transportasi Mohon pada substansi jaringan transportasi: rencana yang dijadikan
subjudul dihapuskan saja karena sudah ada infrastruktur transportasi
yang eksisting, seperti:
Rencana pengembangan system jaringan transporasi, untuk recana
pengembangan dihapuskan saja
3 Pasal 15, Sistem Transportasi Jalan Mohon diubah:
Jaringan jalan
Jaringan prasarana, meliputi:
- Terminal penumpang
- Terminal barang
- Jembatan timbang
Jaringan pelayanan angkutan meliputi:
- Koridor busway
- AKAP
- AKDP
Mohon untuk jaringan pelayanan/trayek dicantumkan dalam substansi
4 Pasal 17 Mohon untuk koreksi. Terminal penumpang di Kota Semarang:
Terminal Tipe A Terminal Terboyo (dalam substansi disebutkan
Mangkang, sedangkan Terminal Mangkang merupakan Terminal Tipe C)
5 Jaringan kereta api Mohon dicantumkan dalam jaringan kereta api untuk aksesnya:
Akses/jalan kereta api dari kawasan industry ke Pelabuhan Tanjung
Mas
Akses/jalan kereta api ke Bandara Ahmad Yani
6 Pasal 22 Mohon dicantumkan hierarki Bandara Ahmad Yani sebagai bandara
pengumpul skala sekunder
Agustina Prasetyaningsih (Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan, Kementerian Perhubungan)
1 Rencana Sistem Transportasi Laut Dasar:
Pasal 21 1. UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran Pasal 70 ayat (3)
(1) Rencana sistem prasarana transportasi laut sebagaimana 2. PP No.61 tahun 2009 tetnang Kepelabuhanan Pasal 6 ayat (3)
dimaksud dalam Pasal 14 huruf c berupa peningkatan dan Hierarki pelabuhan:
pengembangan Pelabuhan Utama Tanjung Mas di - Pelabuhan utama
Kecamatan Semarang Utara sebagai Pelabuhan - Pelabuhan pengumpul
Internasional. - Pelabuhan pengumpan
3. KM No. 53 Tahun 2002 tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional;
Hierarki pelabuhan Tanjung Mas adalah Pelabuhan Utama
Hierarki Pelabuhan Tanjung Mas sudah sesuai dengan KM
No.53/2002, yaitu Pelabuhan Utama
Peristilahannya agar disesuaikan
Ayat (1) berbunyi “Pelabuhan Tanjung Mas di Kecamatan
Semarang Utara sebagai Pelabuhan Utama.
Pasal ...
(1) Jangka waktu RTRW Kota Semarang adalah 20 (dua puluh) tahun
yaitu Tahun 2010 – 2030 dan dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali
dalam 5 (lima) tahun.
(2) Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan
bencana alam skala besar dan/atau perubahan batas teritorial
wilayah provinsi yang ditetapkan dengan peraturan perundang-
undangan, RTRW Kota Semarang dapat ditinjau kembali lebih dari 1
(satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
(3) Peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga
dilakukan apabila terjadi perubahan kebijakan nasional dan strategi
yang mempengaruhi pemanfaatan ruang Kota dan/atau dinamika
internal Kota.
12 Bab XIV Ketentuan Lain-Lain Diubah dan disempurnakan menjadi:
Pasal 140 ayat (1) dan (2) dipindah ke Bab V Ketentuan
Pasal 140
Peralihan
(1) Untuk operasionalisasi RTRW Kota disusun Rencana Detail Tata
Ruang Kota dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kota.
(2) Rencana Detail Tata Ruang Kota dan Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Kota ditetapkan dengan Peraturan Daerah
13 Bab V Ketentuan Peralihan Disempurnakan menjadi:
Pasal 141
(1) Rencana Tata Ruang menjadi dasar untuk penentuan perijinan lokasi
pembangunan.
(2) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, semua peraturan
pelaksanan yang berkaitan dengan penataan ruang yang telah ada
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan dan belum
diganti berdasarkan Peraturan Daerah ini.
(3) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka:
a. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan dan telah sesuai
dengan ketentuan Peraturan Daerah ini ini tetap berlaku sesuai
dengan masa berlakunya;
b. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak sesuai
dengan ketentuan Peraturan Daerah ini berlaku ketentuan:
1) untuk yang belum dilaksanakan pemba-ngunannya, izin
tersebut disesuaikan dengan fungsi kawasan berdasarkan
Peraturan Daerah ini;
2) untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya,
pemanfaatan ruang dilakukan sampai izin terkait habis masa
berlakunya dan dilakukan penyesuaian dengan fungsi
kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini; dan
3) untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak
memungkinkan untuk dilakukan penyesuaian dengan fungsi
kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini, izin yang telah
diterbitkan dapat dibatalkan dan terhadap kerugian yang
timbul sebagai akibat pembatalan izin tersebut dapat
diberikan penggantian yang layak.
c. izin pemanfaatan ruang yang sudah habis masa berlakunya dan
tidak sesuai dengan Peraturan Daerah ini dilakukan penyesuaian
berdasarkan Peraturan Daerah ini; dan
d. pemanfaatan ruang di Daerah yang diselenggarakan tanpa izin
ditentukan sebagai berikut:
1) yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini,
pemanfaatan ruang yang bersangkutan ditertibkan dan
disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini; dan
2) yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini,
dipercepat untuk mendapatkan izin yang diperlukan.
(4) Permohonan izin yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang yang
masih dalam proses, harus mengacu pada Peraturan Daerah ini.
14 Setelah Pasal 142 Ditambahkan:
Pasal ..
Dokumen Rencana dan Album Peta dengan tingkat ketelitian minimal 1 :
50.000 Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Semarang 2010 – 2030, tercantum dalam dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini