PAIKEM
(CTL, Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran Tematik)
Materi ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi individu pengawas sekolah
dan lembaga yang terkait dalam penguatan kemampuan pengawas sekolah di
Propinsi dan Kab/Kota. Berbagai pihak yang ingin berkontribusi terhadap
program penguatan pengawas sekolah dapat memperkaya dengan berbagai
referensi dan khasanah bacaan lainnya untuk mewujudkan pengawas sekolah
yang profesional dan akuntabel.
A. Latar belakang
B. Dimensi Kompetensi
Dimensi kompetensi yang diharapkan dibentuk pada akhir Diklat ini adalah
dimensi Kompetensi Supervisi Akademik.
E. Alokasi Waktu
F. Skenario
1. Perkenalan
2. Pejelasan tentang dimensi kompetensi, indikator, alokasi waktu dan
skenario pendidikan dan pelatihan strategi pembelajaran.
3. Pre-test
4. Eksplorasi pemahaman peserta berkenaan dengan strategi pembelajaran,
melalui pendekatan andragogi.
5. Penyampaian Materi Diklat:
a. Menggunakan pendekatan andragogi, yaitu lebih mengutamakan pe-
ngungkapan kembali pengalaman peserta pelatihan, menganalisis, me-
nyimpulkan, dan mengeneralisasi dalam suasana diklat yang aktif, ino-
A. Latar Belakang
Para ahli pendidikan berpendapat bahwa proses pembelajaran di sekolah
sampai saat ini cenderung berpusat kepada guru. Tugas guru adalah
menyampaikan materi-materi dan siswa diberi tanggung jawab untuk
menghafal semua pengetahuan. Memang pembelajaran yang berorientasi
target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat
dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan
masalah dalam kehidupan jangka panjang.
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang mereka pelajari
bukan mengetahuinya, oleh karena itu para pendidik telah berjuang dengan
segala cara dengan mencoba untuk membuat apa yang dipelajari siswa di
sekolah agar dapat dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Salah satu prinsip paling penting dari psikologi pendidikan adalah guru
tidak boleh semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa
harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat
membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi
menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan
memberikan ide-ide, dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan
menggunakan sendiri ide-ide, dan mengajak siswa agar menyadari dan
menggunakan strategi-strategi mereka sendiri dalam belajar. Guru dapat
memberikan kepada siswa tangga yang dapat membantu mereka mencapai
tingkat pemahaman yang lebih tinggi, tetapi harus di upayakan sendiri
siswa yang memanjat tangga itu.
Di lihat dari urutan belajar, belajar pemecahan masalah adalah tipe belajar
paling tinggi karena lebih kompleks, Dalam tipe belajar pemecahan masalah,
siswa berusaha menyeleksi dan menggunakan aturan-aturan yang telah
dipelajari terdahulu untuk membuat formulasi pemecahan masalah. Lebih
jauh Gagne (1985) mengemukakan bahwa kata-kata seperti penemuan
(discovery) dan kreatifitas (creativity) kadang-kadang diasosiasikan sebagaii
pemecahan masalah.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh
karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran tergantung pada pendekatannya. Hal ini sesuai dengan
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa dalam kegiatan
inti pembelajaran merupakan proses untuk mencapai Kompetensi Dasar
(KD) yang harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, krativitas, dan kemadirian
sesuai denganbakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta
didik. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara sistematis dan sistemik
melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
B. Konsep Dasar Pembelajaran
Faktor eksternal adalah kondisi yang timbul atau datang dari luar pribadi
guru, antara lain keluarga dan lingkungan pergaulan di masyarakat.
Faktor lingkungan, yang dimaksud adalah faktor lingkungan alam,
lingkungan sosial, dan lingkungan sekolah.
C. Tujuan PAIKEM
Pembelajaran berbasis PAIKEM membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif (critical
dan creative thinking). Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara
teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah menarik
keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah.
Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan
kemurnian (orginality), ketajaman pemahaman (insigt) dalam
D. Karakteristik PAIKEM
Sesuai dengan singkatan PAIKEM, maka pembelajaran yang berfokus pada
siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks
kehidupan dan lingkungan ini memiliki 4 ciri yaitu: mengalami,
komunikasi, interaksi dan refleksi.
1. Mengalami (pengalaman belajar) antara lain:
Melakukan pengamatan
Melakukan percobaan
Melakukan penyelidikan
Melakukan wawancara
Siswa belajar banyak melalui berbuat
Pengalaman langsung mengaktifkan banyak indera.
E. Jenis-Jenis PAIKEM
Pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik PAIKEM antara
lain adalah pembelajaran kotekstual (CTL), Pembelajaran Terpadu (Tematik,
IPA Terpadu, IPS Terpadu), Pembelajaran berbasis TIK (ICT), Pembelajaran
Pengayaan dengan menggunakan berbagai strategi antara lain dengan
Lesson Study.
F. Penerapan PAIKEM
C. Langkah-langkah CTL
CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan
kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup
mudah. Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
CTL adalah sebagai berikut:
2. Bertanya (questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya
karena bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang
produkstif, kegiatan bertanya berguna untuk: (1) menggaliinformasi baik
administrasi maupun akademia; (2) mengecek pemahaman siswa; (3)
membangkitkan respon pada siswa; (4) mengetahui sejauh mana keingin
tahuan siswa; (5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa; (6)
memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki gur; (7)
untuk membangkitkan lebihbanyak lagi pertanyaan dari siswa; (8) untuk
6. Refleksi (reflection)
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berpikir kebelakng tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dalam hal
belajar di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang dipelajarinya sebagai
struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi
dari pengetahuan sebelummnya. Refleksi merupakan respons terhadap
kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.
7. Penilaian Sebenarnya (authentic assessment)
Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar
siswa perlu diketahui olehb guru agar bisa memastikan bahwa siswa
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1:
Setelah pembelajaran ini selesai siswa diharapkan dapat:
1. mengidentifikasi bahan magnetik dan bahan bukan magnetik.
2. menunjukkan kutub-kutub magnet.
3. menentukan daerah gaya di sekitar magnet (medan magnet).
4. mendeskripsikan sifat kutub-kutub magnet.
5. memberikan pemaknaan terhadap keberadaan kutub-kutub magnet
(kutub utara dan kutub selatan).
6. memberikan pemaknaan terhadap sifat-sifat interaksi antara kutub-kutub
magnet.
Pertemuan 2:
Setelah pembelajaran ini selesai siswa diharapkan dapat:
1. mendemonstrasikan pembuatan magnet dengan cara menggosok.
2. mendemonstrasikan pembuatan magnet dengan cara induksi.
3. mendemonstrasikan pembuatan magnet dengan cara elektromagnetik.
4. memberikan pemaknaan terhadap pembuatan magnet dengan cara
menggosok.
5. memberikan pemaknaan terhadap pembuatan magnet dengan cara
induksi.
6. memberikan pemaknaan terhadap pembuatan magnet dengan cara
elektromagnetik.
Pertemuan 3:
Setelah pembelajaran ini selesai siswa diharapkan dapat:
1. menyebutkan cara-cara menghilangkan sifat kemagnetan.
2. mendeskripsikan kemagnetan bumi.
3. memberikan pemaknaan terhadap cara-cara menghilangkan sifat
kemagnetan.
4. memberikan pemaknaan terhadap keberadaan kemagnetan bumi.
Pertemuan 4:
Setelah pembelajaran ini selesai siswa diharapkan dapat:
Pertemuan 5:
Penilaian pencapaian KD 4.1 (Ulangan Harian, materi Pertemuan 1 s.d. 4).
KEMAGNETAN
Lebih dari 2000 tahun yang lalu, orang Yunani yang hidup di suatu daerah di
Turki yang dikenal sebagai Magnesia menemukan batu aneh. Batu tersebut
menarik benda-benda yang mengandung besi. Karena batu tersebut
ditemukan di Magnesia, orang Yunani memberi nama batu tersebut magnet.
Sifat benda yang teramati sebagai suatu gaya tarik atau gaya tolak antara
kutub-kutub magnet disebut kemagnetan.
PEMAKNAAN
Semua magnet memiliki dua kutub yang berlawanan, yaitu utara (U) dan
selatan (S).
”Allah, Tuhan yang Maha Esa menciptakan manusia secara berpasang-
pasangan.” Hanya Allah-lah dzat yang tunggal, Allah itu satu, tidak
beranak dan tidak diperanakkan. Bagi ajaran agama Islam, hal ini sesuai
dengan kandungan dalam Surat Al-Ikhlas.
Secara kodrati, manusia mempunyai dua jenis kelamin, yaitu: laki-laki (L)
dan perempuan (P).
Kutub-kutub magnet yang senama (U-U atau S-S), jika didekatkan akan
tolak-menolak. Sedangkan kutub-kutub magnet yang tidak senama (U-S),
jika didekatkan akan tarik-menarik.
Agama melarang manusia sesama jenis untuk saling jatuh cinta. Manusia
hanya boleh menikah dengan lawan jenisnya. Perilaku ”menyimpang”
seperti homoseksual (L-L) atau lesbian (P-P) dilarang oleh agama.
E. Alat/Bahan/Sumber belajar
1. Buku Siswa CTL untuk SMP Direktorat PSMP
2. Buku Sumber (Referensi) lain
3. LKS Kemagnetan
4. Alat peraga magnet, bel listrik, dan motor listrik
5. Serbuk besi
6. Animasi pemaknaan untuk penanaman sikap
7. Kabel/kawat listrik (kawat untuk kumparan)
8. Catu daya (baterai)
F. Model Pembelajaran:
Pembelajaran Kooperatif (CL) dengan ”Pemaknaan”
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Inti
Memperlihatkan magnet batang, mendemonstrasikan
bahwa ada beberapa benda yang dapat ditarik oleh
magnet dan ada yang tidak dapat ditarik oleh magnet.
Menginformasikan magnet batang mempunyai dua
kutub yang dinamai kutub utara dan selatan sambil
mendemonstrasikan menggantungkan magnet batang
dengan benang. Menjelaskan konsep kemagnetan.
Meminta siswa duduk dalam tatanan pembelajaran
kooperatif sambil mengingatkan keterampilan
kooperatif yang akan dilatihkan dan bagaimana cara
mengikuti pelatihan keterampilan kooperatif tersebut
dan membagikan LKS 2 “Panduan Belajar Pengaruh
magnet”.
Meminta siswa membaca Pengaruh Magnet dan
membimbing mengerjakan LKS tersebut dan
menggarisbawahi kalimat pokok setelah mendiskusikan
di kelompoknya masing-masing.
Membagikan LKS 1 serta alat dan bahan yang
dibutuhkan dan membimbing tiap kelompok
mengerjakan LKS tersebut.
Meminta satu-dua kelompok untuk menulis di papan
tulis Tabel 1 yang telah diisi dan ditanggapi kelompok
lain.
Selanjutnya guru memaknai setiap materi yang telah
didiskusikan sebagai contoh atau model perilaku dan budi
pekerti. Adapun materi-materi yang perlu diberikan pemaknaan,
antara lain berkaitan dengan:
- magnet dapat menarik benda;
- magnet memiliki dua kutub, yaitu: U dan S;
- sifat gaya magnet antar kutub-kutub magnet.
(Lain-lainnya dapat dikembangkan sesuai kreativitas guru).
Pertemuan 2
Terlaksana
Tahap Pembelajaran
Ya Tidak
Kegiatan Awal
Mendemonstrasikan dengan menempelkan sebuah paku besar ke
paku-paku kecil dan meminta siswa memperhatikan paku-paku
kecil itu apakah dapat menempel pada sebuah paku besar
tersebut.
Demonstrasi dilanjutkan dengan menempelkan paku besar
tersebut dengan sebuah magnet batang dan kemudian
menempelkannya pada paku-paku kecil. Siswa diminta
memperhatikan paku-paku kecil itu apakah dapat menempel
pada sebuah paku besar tersebut.
Menginformasikan bahwa hari ini akan dilakukan
percobaan membuat magnet dengan cara menggosok,
induksi, dan mengalirkan arus listrik.
Menyampaikan tujuan pembelajaran ( Pertemuan 2).
Kegiatan Inti
Menyajikan informasi bahwa dalam besi yang bukan
magnet susunan atom-atomnya masih acak. Agar besi
menjadi magnet, susunan atom-atomnya harus dibuat
searah. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
dengan cara mendekatkan sebuah magnet ke besi
tersebut.
Meminta siswa duduk dalam tatanan pembelajaran
kooperatif.
Membagikan LKS 3 dan membimbing siswa untuk
mengerjakan LKS tersebut.
Meminta salah satu kelompok untuk menuliskan hasil
kegiatannya di papan tulis dan kelompok lain diminta
menanggapinya.
Memberi penghargaan pada siswa/kelompok yang
kinerjanya bagus.
Kegiatan Penutup
Untuk memantapkan pemahaman siswa tentang ”Cara
Pembuatan Magnet” guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan
sesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada Pertemuan 2 ini.
Meminta siswa merangkum materi sesuai dengan tujuan-tujuan
yang ingin dicapai dan mempresentasikan jawaban benar dari
LKS 3.
Pertemuan 3
Terlaksana
Tahap Pembelajaran
Ya Tidak
Kegiatan Awal
Sambil menggantung bebas sebuah magnet batang, menanyakan
kepada siswa: ”ke arah mana magnet batang itu selalu
menghadap?” Mengapa?
Menanyakan kepada siswa, apakah suatu magnet, sifat
kemagnetannya tidak dapat dihilangkan?
Menyampaikan tujuan pembelajaran ( Pertemuan 3).
Kegiatan Inti
Menginformasikan bahwa garis gaya magnet dapat
digambar untuk memperlihatkan lintasan medan
magnet, menjelaskan pola-pola garis gaya untuk
berbagai macam susunan magnet batang.
Menginformasikan bahwa terdapat perbedaan antara
kutub magnetik dan kutub geografik bumi, serta
menjelaskan bagaimana kompas dapat membantu untuk
menentukan arah.
Meminta siswa duduk dalam tatanan pembelajaran
kooperatif sambil mengingatkan keterampilan
kooperatif yang akan dilatihkan dan bagaimana cara
mengikuti pelatihan keterampilan kooperatif tersebut
dan membagikan LKS 5.
Meminta siswa membaca Buku Siswa, tentang Pengaruh
Kegiatan Penutup
Untuk memantapkan pemahaman siswa tentang cara
menghilangkan sifat kemagnetan dan keberadaan kemagnetan
bumi, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuaikan dengan
tujuan pembelajaran pada Pertemuan 3 ini.
Meminta siswa merangkum materi sesuai dengan tujuan-tujuan
yang ingin dicapai dan mempresentasikan jawaban benar dari
LKS 4 dan LKS 5.
Pertemuan 4
Terlaksana
Tahap Pembelajaran
Ya Tidak
Kegiatan Awal
Mendemonstrasikan terjadinya penyimpangan suatu jarum
kompas ketika diletakkan dekat suatu magnet. Menanyakan
pada siswa, mengapa jarum kompas itu dapat mengalami
penyimpangan arah?
Mengingatkan kembali tentang cara membuat magnet dengan
mengalirkan arus listrik.
Menyampaikan tujuan pembelajaran ( Pertemuan 4).
Kegiatan Inti
Menginformasikan bahwa arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar akan menimbulkan medan
Kegiatan Penutup
Untuk memantapkan pemahaman siswa tentang medan magnet
di sekitar kawat berarus listrik, guru mengajukan pertanyaan-
pertanyaan sesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada
Pertemuan 4 ini.
Meminta siswa merangkum materi sesuai dengan tujuan-tujuan
yang ingin dicapai dan mempresentasikan jawaban benar dari
LKS 7 dan LKS 8.
Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : VII / 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
4.2 Melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara berdasarkan sifat fisika dan
sifat kimia
6.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki
Indikator
Mengidentifikasi cara-cara pemisahan campuran dengan cara fisika
Mengidentifikasi cara-cara pemisahan campuran dengan cara kimia
Menentukan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik campuran
Menerapkan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik campuran
PERTEMUAN 1
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
1. Mengidentifikasi cara-cara pemisahan campuran dengan cara penyaringan
2. Menentukan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik campuran
3. Menerapkan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik campuran
4. Melakukan pengamatan, menuliskan data hasil pengamatan, melakukan
inferensi, berkomunikasi
B. Materi Pembelajaran
Pemisahan campuran dengan cara penyaringan
C. Metode Pembelajaran
1.Model :Cooperatif Learning
2.Metode : Demonstrasi
Eksperimen
Diskusi
D.Langkah-langkah
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
- Menegaskan tentang permasalahan yang muncul dalam sesi pemotivasian.
- Membagi peserta didik kedalam kelompok-kelompok, Tiap kelompok terdiri
dari 4-5 siswa.
- Meminta peserta didik untuk membaca LKS dan mendiskusikan dalam
kelompok sebelum melakukan percobaan.
- Membinbing siswa melakukan percobaan dan memeriksa kegiatan peserta
didik apakah sudah dilakukan dengan benar.
- Jika masih ada peserta didik /kelompok yang belum dapat melakukan
dengan benar ,guru dapat langsung memberikan bimbingan.
- Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
- Memberi penghargaan pada semua kelompok yang telah melakukan
percobaan dan mempresentasikan hasilnya sesuai kinerja kelompok.
- Mengklarifikasi konsep yang telah didapat siswa, dilanjutkan dengan
diskusi tentang berbagai kemungkinan pemisahan campuran selain
penyaringan.
3. Kegiatan Penutup
- Guru membimbing siswa merangkum pelajaran.
- Penugasan Terstruktur: Memberikan tugas lanjutan dari kegiatan yang telah
dilakukan yaitu menggunakan bahan-bahan lain yang dapat digunakan
untuk menyaring air dan membandingkan hasilnya dengan kelompok lain.
Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.ahan- apakah yang kamu
pikir dapat digunakan sebagai penyaring air? Lakukan kegiatan ini dengan
menggunakbahan-bahan yang
E. Sumber Belajar
1. Buku siswa
2. LKS
3. Alat dan bahan untuk kegiatan siswa dalam pertemuan ini, meliputi:
a. botol plastik 2l bekas air mineral
b. air kolam
c. kerikil
d. pasir
e. ijuk
f. pisau
PERTEMUAN 2
B.Materi Pembelajaran
Pemisahan campuran dengan cara destilasi dan kristalisasi
C.Model Pembelajaran
Pendekatan : Pembelajaran Kooperatif
Metode : Pengamatan, Diskusi
D.Langkah-langkah
1. Kegiatan pendahuluan
Motivasi: Menanyakan kegiatan tugas lanjutan, selanjutnya menanyakan:
“Bagaimanakah memperoleh air tawar dari air asin? ” (Arahkan dalam konteks
penjernihan air untuk memperoleh air tawar)
Pengetahuan Prasyarat: Mengajukan pertanyaan tentang penguapan dan
pengembunan
Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti
- Menegaskan tentang permasalahan yang muncul dalam sesi pemotivasian
dan berdiskusi tentang penguapan dan pengembunan.
- Membagi peserta didik kedalam kelompok-kelompok, Tiap kelompok terdiri
dari 4-5 siswa.
- Meminta peserta didik untuk membaca LKS dan mendiskusikan dalam
kelompok sebelum melakukan percobaan.
- Membinbing siswa melakukan percobaan dan memeriksa kegiatan peserta
didik apakah sudah dilakukan dengan benar.
- Jika masih ada peserta didik /kelompok yang belum dapat melakukan
dengan benar ,guru dapat langsung memberikan bimbingan.
- Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
- Memberi penghargaan pada semua kelompok yang telah melakukan
percobaan dan mempresentasikan hasilnya sesuai kinerja kelompok.
- Mengklarifikasi konsep yang telah didapat siswa, dilanjutkan dengan
diskusi tentang penerapan lain destilasi. Mendiskusikan pemisahan
campuran selain penyaringan dan destilasi, yakni kristalisasi.
3. Kegiatan penutup
- Guru besama peserta didik membuat kesimpulan rangkuman hasil belajar
- Guru memberikan kuis untuk mengetahui daya serap materi yang baru saja
dipelajari
PERTEMUAN KETIGA
A. Tujuan
Peserta didik dapat
1. Mengidentifikasi cara-cara pemisahan campuran dengan cara kimia
(koagulasi)
2. Menentukan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik campuran
3. Menerapkan cara pemisahan campuran berdasarkan karakteristik campuran
B. Materi Pembelajaran
Pemisahan campuran
C.Model Pembelajaran
Pendekatan : Pembelajaran Kooperatif
Metode : Diskusi dan Penerapan Strategi Belajar (membuat peta konsep)
D. Langkah-langkah
1. Kegiatan Pendahuluan
Motivasi dan apersepsi
- Menanyakan:”Pernahkah kamu melihat tawas?” Guru menunjukkan tawas.
Menanyakan kegunaan tawas (diarahkan untuk penjernihan air)
- Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti
- Guru meminta peserta didik membaca secara individual materi tentang cara
pemisahan campuran secara kimia dalam di Buku Siswa (Pengelolaan Air
Minum)
- Membagi peserta didik kedalam kelompok-kelompok, Tiap kelompok terdiri
dari 4-5 siswa.
- Meminta kelompok untuk membuat poster tentang proses pengolahan air
sungai atau danau menjadi air minum. Poster dapat berupa diagram alir,
peta konsep, atau sesuai kreasi anak.
- Membinbing siswa melakukan kegiatannya.
- Jika masih ada peserta didik /kelompok yang belum dapat melakukan
dengan benar ,guru dapat langsung memberikan bimbingan.
3. Kegiatan penutup
- Guru besama peserta didik membuat kesimpulan rangkuman hasil belajar
- Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur: Guru menginformasikan untuk
membaca dan mempelajari Buku Siswa dan sumber belajar yang lain.
E. Sumber belajar
1.Buku Siswa
2.Peralatan untuk membuat poster
F. Penilaian
1.Teknik penilaian dan bentuk instrumen
2. Contoh instrumen
Tes Tulis:
Misalkan terdapat campuran air asin dan pasir. Tuliskan langkah-langkah
pemisahannya, sehingga kamu mendapatkan air tawar, garam, dan pasir!
Kriteria penskoran:
4: semua langkah teridentifikasi, urutan langkah ditulis dengan benar
3: ada langkah yang tidak terlalu prinsip tidak teridentifikasi, urutan langkah
ditulis dengan benar
2: ada langkah prinsip tidak teridentifikasi, ada langkah yang ditulis tidak urut
1: ada langkah prinsip tidak teridentifikasi, ada langkah prinsip tidak tertulis
0: tidak mengerjakan
A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran terpadu merupakan proses pembelajaran yang bersifat
menyeluruh atau holistik. Pendekatan ini menempatkan siswa dalam posisi
sentral, siswa sebagai peserta didik yang aktif, terutama dalam keterampilan
berpikir. Beberapa keterampilan berpikir dikembangkan dalam
pembelajaran ini, seperti: mengamati, membedakan, mengurutkan,
menduga dan mengukur, mengelompokan, bertanya, merumuskan
hipotesis, membandingkan, menganalisis, memadukan,
menggenarilasisikan, menilai, memperkirakan, menginterpretasikan,
merencanakan, melakukan percobaan, berkomunikasi, berpikir konvergen,
berpikir divergen, berpikir induktif, berpikir deduktif, menyimpulkan,
mengambil keputusan.
PENGINTEGRASIAN KURIKULUM
Salah satu kunci pembelajaran terpadu yang terdiri atas beberapa mata
pelajaran adalah menyediakan lingkungan belajar yang menempatkan
peserta didik mendapat pengalaman belajar yang dapat
Mencari
informasi dari
buku yang Kunjungan ke tempat
Proyek:Koleksi relevan pemeliharaan lebah
insekta dan mewawancarai
peternak
Mempelajari
klasifikasi
insekta Menyelidiki siklus
INSEKTA hidup berbagai
seran insekta
Menyelidiki
tentang serangga
penyerbuk Penyelidikan tentang
siklus hidup nyamuk
Mempelajari
istilah tentang
bagian tubuh Menyelidiki pengaruh Menyelidiki
insekta perubahan lingkungan habitat serangga
thd populasi serangga dalam ekosistem
vektor
Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas penularan
Sekolah 69
penyakit
Gambar 2.1. Jaringan tema insekta
Kompetensi dasar untuk jaringan tema ”insekta” pada gambar 2.1 di atas
mungkin tidak termuat dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar seluruhnya, namun dapat menjadi inspirasi untuk memotivasi
peserta didik yang berminat melakukan penyelidikan tentang insekta.
Dalam pembelajaran ini sekaligus kita menerapkan metode ilmiah dan
mengembangkan keterampilan proses IPA dan kemampuan pemecahan
masalah. Inilah contoh fleksibilitas kurikulum untuk mengembangkan
potensi peserta didik.
a. PERENCANAAN
Keberhasilan pembelajaran terpadu akan lebih optimal jika
perencanaan mempertimbangkan kondisi dan potensi peserta didik
(minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan). Standar kompetensi dan
kompetensimata
Menetapkan dasar yang harus dimiliki pesertaMembuat
didik sudah tercantum
matriks atau
Menetapkan mata Membuat matriks atau
pelajaran yang
dalamyang akan
Standar bagan hubungan
pelajaran akan Kompetensi dan Kompetensibagan Dasar per submata
hubungan
dipadukan kompetensi dasar dan
dipadukan kompetensi dasar dan
pelajaran IPA. tema atau topik
tema atau topik
pemersatu
Ada berbagai model dalam mengembangkan pemersatu pembelajaran IPA
Mempelajari Standar
Mempelajari
TerpaduStandar
yang
kompetensi dan dapat dilihat pada alur penyusunan perencanaan
kompetensi dan
kompetensi dasar mata
pembelajaran terpadu berikut ini:
kompetensi dasar mata
pelajaran yang
pelajaran yang
dipadukan
dipadukan
Menyusun desain
Menyusun desain
pembelajaran/rencana
pembelajaran/rencana
pelaksannan
pelaksannan
pembelajaran terpadu
pembelajaran terpadu
Merumuskan indikator
pembelajaran terpadu
Langkah (2):
Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar dari mata
pelajaran yang akan dipadukan. Pada tahap ini dilakukan pengkajian
atas kompetensi dasar pada semester dan kelas yang sama, antarsemester
pada kelas yang sama, antarsemester dan kelas yang berbeda dari beberapa
submata pelajaran IPA yang memungkinkan untuk diajarkan secara
terpadu. Berikut ini contoh peta kompetensi dasarIPA terpadu untuk
SMP kelasVII
Langkah (3):
Memilih dan menetapkan tema atau topik pemersatu. Dalam memilih
tema/topik dapat dirumuskan dengan melihat isu-isu yang terkini,
misalnya penyakit demam berdarah, HIV/AIDS, dan lainnya, kemudian
baru dilihat koneksitasnya dengan kompetensi dasar dari berbagai
submata pelajaran IPA. Contoh lihat lampiran.
Langkah (4):
Membuat matriks keterhubungan kompetensi dasar dan tema/topik
pemersatu. Tujuannya adalah untuk menunjukkan kaitan antara
tema/topik dengan kompetensi dasar yang dapat dipadukan. Contoh lihat
lampiran.
Langkah (5):
Menyusun dan merumuskan indikator pencapaian hasil belajar untuk
setiap kompetensi dasar dari submata pelajaran yang dipadukan. Contoh
lihat lampiran.
Langkah (6):
Langkah (7):
Menjabarkan silabus menjadi desain pembelajaran atau rencana
pelaksanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan. Contoh lihat lampiran.
Kegiatan Awal/Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal yang harus ditempuh
guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran
terpadu. Fungsinya untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang
efektif, yang memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. Efisiensi waktu dalam kegiatan awal ini perlu
diperhatikan, karena waktu yang tersedia relatif singkat yaitu antara 5-10
menit. Dengan waktu yang relatif singkat tersebut, diharapkan guru
dapat menciptakan kondisi awal pembelajaran dengan baik sehingga
peserta didik siap mengikuti pembelajaran dengan seksama.
Langkah-langkah dalam kegiatan pendahuluan ini terdiri atas beberapa
tahap yaitu:
Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan pelaksanaan pembelajaran terpadu
yang menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar peserta
didik (learning experience). Pengalaman belajar dapat terjadi melalui
kegiatan tatap muka dan kegiatan nontatap muka. Kegiatan tatap muka
dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran yang peserta didik dapat
berinteraksi langsung dengan guru maupun dengan peserta didik
lainnya. Kegiatan nontatap muka dimaksudkan sebagai kegiatan
pembelajaran yang dilakukan peserta didik dengan sumber belajar lain di
luar kelas atau di luar sekolah.
Kegiatan inti pembelajaran terpadu bersifat situasional, yakni disesuaikan
dengan situasi dan kondisi setempat. Terdapat beberapa kegiatan yang
PENILAIAN
Pengetahuan,
Non keterampilan, Tes
tes sikap, dan nilai
Skala sikap
Daftar periksa Tes tertulis/ uraian Tes tertulis/ objektif
Kuesioner Pilihan ganda
Catatan anekdot Tes tertutup/ Benar salah
Portofolio terbatas/ Menjodohkan
Catatan sekolah terstruktur Isian singkat
Jurnal Bebas terbuka Isian panjang
Cuplikan kerja Isian khusus
Memperkirakan
hubungan ukuran
penduduk
dengan
kebutuhan lahan
Menjelaskan
pengaruh
meningkatnya
populasi
penduduk
dengan
kerusakan
lingkungan
Menjelaskan
pengaruh
meningkatnya
populasi
penduduk
dengan kesehatan
Menyelidiki
pengaruh
penggunaan
bahan kimia yang
digunakan
sebagai pemutih,
pembersih,
pengharum, dan
pembasmi
serangga
Menjelaskan efek
samping
penggunaan
bahan kimia
dalam rumah
tangga
Sesuatu yang baru atau merupakan inovasi tentu tidak mudah untuk
dilaksanakan, karena memerlukan penyesuaian diri dan kemauan untuk
beradaptasi. Begitu pula dengan pembelajaran IPA Terpadu.
Pembelajaran terpadu biasa dilakukan jenjang pendidikan usia dini,
namun tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan di jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, yaitu jenjang SMP/MTs dan SMA/MA.
Hasil uji coba menunjukkan bahwa pembelajaran terpadu dapat
dilaksanakan.
a. Guru
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran dapat dilakukan oleh tim
pengajar atau guru tunggal. Hal ini tergantung pada kondisi sekolah.
Bila di suatu sekolah guru IPA terdiri atas guru fisika, kimia, biologi,
maka dalam penyusunan silabus, perencanaan pembelajaran,
Sejarah
Ilmu Politik
Geografi
Ekonomi
Ilmu
Pengetahuan
Sosial Psikologi
Sosiologi
Sosial
Filsafat
Antropologi
Dimensi dalam
Ruang Waktu Nilai/Norma
kehidupan manusia
Persebaran,
Sejarah kondisi fisik
perkembangan
Sejarah Geografi daerah objek
daerah wisata wisata
PENGEMBANGAN
PARIWISATA
Partisipasi
Model Pembelajaran PAIKEM – Pengawas Sekolah Dampak 94
masyarakat terhadap
Sosiologi Ekonomi
kesejahteraan
Pengaruh terhadap
masyarakat
perkembangan Politik
masyarakat di sekitar
objek wisata
Gambar 2: Model Integrasi IPS Berdasarkan Topik/Tema
Keadaan Politik
Ekonomi
Faktor sosial,
Faktor Ekonomi
dan budaya
PEMUKIMAN
KUMUH
Perilaku
Faktor historis
terhadap aturan
Berikut ini contoh pemetaan Kompetensi Dasar pada mata pelajaran IPS
yang dapat diintegrasikan/dipadukan.
5.2 Mendeskripsikan
perkembangan
masyarakat,
kebudayaan, dan
pemerintahan
pada masa Islam
di Indonesia,
serta
peninggalan-
peningalannya
5.3 Mendeskripsikan
perkembangan
masyarakat,
kebudayaan, dan
pemerintahan
pada masa
Kolonial Eropa
7.2 Mendeskripsikan
palaku-pelaku
ekonomi dalam
sistem
perekonomian
Indonesia.
2) Penentuan Topik/Tema
Kelas IX SMP.
iii) Topik: Pengembangan Pariwisata
No Geografi Sosiologi Ekonomi Sejarah
1. Semester 2 Semester 1 Semester 1 Semester 2
5.1 Menginterpretasi-kan 3.1 Mendeskripsi-kan 7.1 Mendeskripsikan 7.2 Menguraikan
peta tentang bentuk perubahan sosial- uang dan lembaga perkembangan
dan pola muka bumi. budaya pada keuangan. lembaga-lembaga
masyarakat internasional dan
peran Indonesia dalam
3.2 Menguraikan tipe-tipe kerjasama
perilaku masyarakat internasional
dalam menyikapi
perubahan
A. LATAR BELAKANG
Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga
berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek
perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang
sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat
segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami
hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih
bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami
secara langsung.
Demikian pula untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan tujuan agar
peserta didik dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan
etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, menghargai dan bangga
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara, memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat
dan kreatif untuk berbagai tujuan, menggunakan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan
sosial, menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa, menghargai dan membanggakan sastra Indonesia
sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Demikian pula
pada Kompetensi dasar Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Matematika,
Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan
Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, serta Pendidikan Jasmani,Olahraga
dan Kesehatan perlu dikaji
Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi Standar Isi,
standar proses yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka
pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas satu, dua, dan tiga
lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan
pembelajaran tematik. Untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran
tematik yang dapat menjadi acuan dan contoh konkret, disiapkan model
pelaksanaan pembelajaran tematik untuk SD/MI kelas I hingga kelas III.
B. KERANGKA BERPIKIR
1. Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD
Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada
rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek
tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang.
Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu
didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD
biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka
telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah
dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai
sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang
koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun
Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat
mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol
emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar
tentang benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia
kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan
seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan,
meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab
akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada
rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai
berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu
aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur
secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3)
Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan
benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan
aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan
sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair,
panjang, lebar, luas, dan berat.
Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami
langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak
indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan.
F. RAMBU-RAMBU
1. Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan
2. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester
3. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan untuk
dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan
secara tersendiri.
4. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap
diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.
1. Tahapan kegiatan
Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan
menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan
pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang
lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35
menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit)
a. Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar
mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan.
Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak
tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang
dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan
menyanyi
b. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang
bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung.
Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara
klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.
c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut
Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa
contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah
menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah
Contoh 1:
Contoh 2:
1. Prinsip
2. Alat Penilaian
Alat penilaian dapat berupa Tes dan Non Tes. Tes mencakup: tertulis,
lisan, atau perbuatan, catatan harian perkembangan siswa, dan porto
folio. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas awal penilaian yang lebih
banyak digunakan adalah melalui pemberian tugas dan portofolio. Guru
menilai anak melalui pengamatan yang lalu dicatat pada sebuiah buku
bantu. Sedangkan Tes tertulis digunakan untuk menilai kemampuan
: Lisan
Menyebutkan cara memelihara gigi
Menjelaskan manfaat menggosok gigi
3. Aspek Penilaian
Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji
ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata
pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan demikian penilaian
dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah-
pisah sesuai dengan Kompetensi Dasar, Hasil Belajar dan Indikator mata
pelajaran.
KOMPETENSI
Mata Pelajaran INDIKATOR KEGIATAN BELAJAR SARANA/SUMBER PENILAIAN
DASAR
BAHASA INDONESIA MENDENGARKAN Menirukan Menirukan bunyi Kaset dan tape Pengamatan
Membedakan bunyi bunyi/suara tertentu suara burung
bahasa seperti: suara burung, Bermain peran
ombak, kendaraan, menjadi
dan lain-lain. berbagai
kendaraan
Menirukan suara
ombak
Menceritakan Bercerita
Menentukan waktu pengalamannya tentnag
(pagi, siang, saat pagi, siang pengalamannya
malam, hari dan atau malam hari
jam (bulat)
Mengelompokkan Mengamati
berbagai jenis: lingkungan lalu
bintik gari, bidang, mengelompokka
warna dan bentuk n benda
pada benda dua berdasarkan
dan tiga dimensi di garis, bintik dsb
alam sekitar
KELAS : I
TEMA : LINGKUNGAN
MINGGU/HARI : I/Senin
ALOKASI WAKTU : 5 x 35 menit
INDIKATOR:
Bahasa Indonesia:
Menanyakan data diri dan nama orangtua serta saudara teman sekelas
Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf
Matematika:
Membilang atau menghitung secara urut
Menyebutkan banyak benda
Menceritakan pengalamannya saat pagi, siang atau malam hari
IPA
Menunjukkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna,
bentuk dan ciri tertentu
IPS
Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan
SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN
Bertepuk tangan dengan pola
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat.
STRATEGI KEGIATAN
A. Pembukaan (1 X 35 menit)
Berdoa bersama
Menyanyi lagu kasih ibu sambil bertepuk dengan variasi 1-2-1-2
B. Inti (3 x 35 menit)
Di kelas anak secara individual diminta untuk mengamati berbagai
benda yang ada dalam kelasnya. memilih benda yang ada di kelas,
menghitungnya dan menuliskan lambang bilangan dari jumlah
benda yang dihitungnya (kegiatan ini dilakukan beberapa kali)
Kegiatan berikutnya (atau bagi yang sudah menyelesaikan kegiatan
pertama) dapat membaca kalimat sederhana dari kartu-kartu kata
yang sudah disiapkan guru
Guru meminta anak untuk melihat jam dinding dikelasnya, lalu anak
diminta untuk menggambarkan jam didinding tersebut dilengkapi
dengan penunjukkan jarum jam pada saat anak melihat dan
menggambarkannya.
C. Penutup (1 x 35 menit)
Guru bercerita tentang perlunya air bagi makhluk hidup, yang
dilanjutkan dengan tanya jawab
Pesan-pesan moral bagi anak misalnya tentang perlunya hemat air,
perlunya mandi/menjaga kebersihan
Berdoa pulang