Anda di halaman 1dari 1

Mikroorganisme untuk Membasmi Hama Tanaman

Dalam bidang pertanian telah dapat dibentuk tanaman dengan memanfaatkan


mikroorganisme dalam fiksasi nitogen yang dapat membuat pupuknya sendiri sehingga dapat
menguntungkan pada petani. Demikian pula terciptanya tanaman yang tahan terhadap tanah
gersang. Mikroba yang di rekayasa secara genetik dapat meningkatkan hasil panen pertanian,
demikian juga dalam cara lain, seperti meningkatkan kapasitas mengikat nitrogen dari bacteri
Rhizobium. Keturunan bacteri yang telah disempurnakan atau diperbaiki dapat meningkatkan
hasil panen kacang kedelai sampai 50%. Rekayasa genetik lain sedang mencoba
mengembangkan turunan dari bacteri Azotobacter yang melekat pada akar tumbuh bukan
tumbuhan kacang-kacangan (seperti jagung) dan mengembangbiakan, membebaskan
tumbuhan jagung dari ketergantungan pada kebutuhan pupuk amonia (pupuk buatan).
Hama tanaman merupakan salah satu kendala besar dalam budidaya tanaman
pertanian. Untuk mengatasinya, selama ini digunakan pestisida. Namun ternyata pestisida
banyak menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain matinya organigme nontarget,
keracunan bagi hewan dan manusia, serta pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu
dicari terobosan untuk mengatasi masalah, tersebut dengan cara yang lebih aman. Kita
mengetahui bahwa mikroorganisme yang terdapat di alam sangat banyak, dan setiap jenis
mikroorganisme tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak jenis
mikroorganisme, ada suatu kelompok yang bersifat patogenik (dapat menyebabkan penyakit)
pada hama tertentu, namun tidak menimbulkan penyakit bagi makhluk hidup lain. Contoh
mikroorganisme tersebut adalah bakteri Bacillus thuringiensis. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Bacillus thuringiensis mampu menghasilkan suatu protein yang bersifat toksik bagi
serangga, terutama seranggga dari ordo Lepidoptera. Protein ini bersifat mudah larut dan aktif
menjadi menjadi toksik, terutama setelah masuk ke dalam saluran pencemaan serangga.
Bacillus thuringiensis mudah dikembangbiakkan, dan dapat dimafaatkan sebagai biopestisida
pembasmi hama tanaman. Pemakaian biopestisida ini diharapkan dapat mengurangi dampak
negatif yang timbul dari pemakaian pestisida kimia. Dengan berkembangnya bioteknologi,
sekarang dapat diperoleh cara yang lebih efektif lagi untuk membasmi hama. Pada saat ini
sudah dikembangkan tanaman transgenik yang resisten terhadap hama. Tanaman transgenik
diperoleh dengan cara rekayasa genetika. Gen yang mengkode pembentukan protein toksin
yang dimiliki oleh B. thuringiensis dapat diperbanyak dan disisipkan ke dalam sel beberapa
tanaman budidaya. Dengan cara ini, diharapkan tanaman tersebut mampu menghasilkan
protein yang bersifat toksis terhadap serangga sehingga pestisida tidak diperlukan lagi.

Anda mungkin juga menyukai