Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL

 CHAPTER 1
1.1 Background
Para orang-orang sepuh di zaman sekarang ini masih banyak yang
menyelipkan sesuatu di dalam mulutnya, dan dioles-oleskan pada giginya.
Bentuknya serabutan dan berwarna merah. Itulah yang biasa disebut
dengan inang. Benda tersebut banyak diminati oleh orang-orang tua, yang
kebanyakan tinggal di desa. Menurut mereka benda yang mereka gunakan
sehari-hari tersebut dapat menguatkan gigi.
Dari pernyataan diatas kami tertarik untuk menyelidiki apa
pengaruh inang terhadap kesehatan gigi dan apa saja kandungan yang ada
di dalam inang sehingga dapat menyehatkan gigi. Karena inang ini bisa
dibilang sebagai warisan nenek moyang zaman dulu tentang bagaimana
merawat gigi. Karena dulu masih belum ada pabrik pasta gigi. Sehingga
digunakanlah inang. Walaupun didalam penggunaan inang terdapat efect
negativnya, namun orang yang memakai inang terbukti tidak pernah sakit
gigi hingga tua. Maka dari itu semua kita memilih untuk memberi judul
penelitian kami dengan judul ”Pengaruh Penggunaan Inang Terhadap
Kesehatan Gigi” karena disini kami akan meneliti dan mengulas tentang
pengaruh inang terhadap kesehatan gigi.
1.2 Rumusan masalah
1. apa saja kandungan di dalam inang?
2. apa saja bahan-bahan yang menyusun inang?
3. apa pengaruh inang terhadap kesehatan gigi?
4. bagaimana cara menggunakan inang?
5. bagaimana efect dari penggunaan inang?
6. apa perbedaan dari orang yang memakai inang dengan orang yang
tidak memakai inang?
1.3 Tujuan
1. mengetahui kandungan dalam inang
2. mengetahui bahan-bahan yang menyusun inang
3. mengetahui pengaruh inang terhadap kesehatan gigi
4. mengetahui cara penggunaan inang
5. mengetahui efect dari penggunaan inang
6. mengetahui perbedaan kondisi gigi antara orang yang
menggunakan inang dengan yang tidak menggunakan inang
1.4 Hipotesis
Adanya pengaruh kandungan zat-zat dalam inang yang dapat
mempengaruhi kesehatan gigi
1.5 Manfaat
1. dengan adanya penelitian ini kami dapat menambah pengetahuan
kami tentang kandungan-kandungan yang ada di dalam inang
2. kami mendapatkan berbagai informasi berguna yang dapat
digunakan untuk menjaga kesehatan gigi
3. dengan danya penelitian ini kami dapat mengetahui efect dari
inang sehingga dapat menyusun porsi yang sesuai bagi para penginang
4. kami bisa mengetahui bagaimana cara nginang yang baik sehingga
tidak menimbulkan kotor pada gigi dan gusi
 CHAPTER 2
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian nginang
Biasanya kita sering melihat para sulinggih, pemangku, ataupun orang-
orang tua di Bali mempunyai kebiasaan “nginang” atau dalam bahasa halusnya disebut
“mecanangan” (biasanya untuk kalangan sulinggih), suatu kegiatan makan sirih/base yang sudah
dicampur dengan buah pinang/buah, kapur dan gambir. Pecanangan (bahan-bahan untuk
mecanangan) itu biasanya menjadi “rayunan” untuk seorang sulinggih. Bahkan ada yang
mengatakan bahwa itu adalah kebutuhan utama.

Kebiasaan tersebut (baca nginang, yang juga merupakan Bahasa Jawa dan mempunyai arti yang
sama) juga sering dilakukan oleh para orang tua di Jawa pada jaman dahulu.
Berikut kita kupas satu per satu tentang esensi yang terkandung dalam pecanangan tersebut yang
sebagaimana disebutkan di muka bahwa pecanangan itu terdiri dari sirih, buah pinang, kapur dan
gambir.

2.1.2 Terminologi Nginang


Dubang

Kependekan dari iDU aBANG, yaitu maksudnya adalah ludah merah, dalam arti
harafiah, arti sebenarnya bahwa ludah yang berwarna merah terang. Dubang
adalah bisa dibilang produk hasil nginang. Kenapa bisa merah? Nanti akan
dibahas di bawah.

Tempolong

Atau tempat ludah, dalam bahasa Jawa disebut wadah idu, dalam bahasa Inggris
lebih keren disebut dengan spittoon atau populer disebut dengan cuspidor. Istilah
cuspidor lebih banyak digunakan dalam terminologi dokter gigi. Tempolong
memiliki sejarah panjang sekali, walaupun kelihatan sepele dan “menjijikkan”
tapi begitulah adanya, berkembang seiring dengan peradaban manusia. Dimulai di
Asia dan memasuki Amerika dan Eropa sekitar tahun 1840.

Sirih

Piper betle nama ilmiahnya. Banyak sekali kegunaan sirih dan banyak sekali
digunakan dalam kegunaan tradisional bukan saja di Indonesia tapi dikenal luas
dalam dunia pengobatan tradisional di Asia.

Banyak sekali kegunaan dalam khasanah tradisional Indonesia, yang paling


terkenal adalah kegunaan untuk “perangkat wanita” mulai dari menyembuhkan
keputihan, mencuci vagina, kemudian kegunaan lain seperti obat batuk, sariawan,
bau mulut, bau badan, luka bakar, dan masih banyak lagi.

Gambir

Mengutip dari Wikipedia,


gambir adalah sejenis
getah yang dikeringkan
yang berasal dari ekstrak
remasan daun dan ranting
tumbuhan bernama
Uncaria gambir.
Kandungan penting
gambir adalah catechin
satu bahan alami yang
bersifat anti-oksidan.

Kegunaan gambir yang


utama di Nusantara adalah dikenal luas sebagai
salah satu komponen nyirih atau nginang. Dari
Sumatera sampai Papua diperkirakan sudah 2.500 tahun lalu mengenal gambir
dengan kegunaan untuk menyirih.
Injet/Enjet atau Kapur Sirih

Dalam bahasa kerennya disebut dengan “Slaked Lime” yaitu satu bentuk pasta
yang dibuat dari menggiling atau menghancurkan cangkang kerang dan
membuatnya menjadi pasta.

Areca Nut atau Betel Nut

Buah mungil dari golongan palem ini biasanya


dipotong kecil dan digulung bersama dengan daun
sirih, gambir dan injet, kemudian dikunyah bersama
sehingga menimbulkan warna merah. Di Taiwan
sendiri hanya gulungan daun sirih dan areca nut yang
sering salah kaprah menjadi disebut dengan betel nut,
karena kegunaan bersama dengan daun sirih tsb.

Anda mungkin juga menyukai