Anda di halaman 1dari 2

Suara Banyumas

04 Maret 2010

Ratusan Rokok Polos Tanpa Pita Cukai Disita


WONOSOBO- Tim gabungan Kesbangpolinmas, Polres, Kodim, Kejaksaan, Disperindag dan
Bagian Humas Setda kemarin, menyita sedikitnya 154 bungkus rokok ilegal (tanpa cukai) dalam
sebuah razia cukai rokok di Pasar Kertek dan di Jl Parakan. Rokok polos tanpa merek ataupun
bermerek tanpa pita cukai tersebut dijual tanpa bandrol harga.

Kepala Kesbangpolinmas, Makmun Asmara menyatakan, pada awal tahun ini razia tersebut kali
kedua digelar. Hanya selang satu pekan razia di Pasar Kertek, tim gabungan tersebut kembali
mendapati rokok tanpa cukai. ìRazia yang dilakukan secara terus-menerus ini ada dampak
positif.

Sebelumnya orang tidak pernah mendengar operasi cukai, kini mereka tahu kalau menjual atau
membeli rokok tanpa cukai sama dengan merugikan negara,î kata Makmun, Rabu (3/3).

Sementara itu, Kasi Ketahanan Bangsa, Giyono menyebutkan, ratusan bungkus rokok tanpa
cukai itu disita dari seorang pedagang keliling asal Parakan Wetan, Temanggung bernama Yusuf.

Tingkat eceran rokok polos itu dijual berkisar Rp 3.000óRp 4.000. Biasanya rokok bodong
ataupun tanpa cukai disita dengan cara dibeli. Namun karena razia telah berkali-kali digelar,
semua rokok polos yang didapati petugas kemarin disita.

Hingga akhir 2009, ada 22 merek rokok polos berhasil disita. Temuan tersebut telah dilaporkan
ke Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Yogyakarta.

Adapun yang memiliki kewenangan menindaklanjuti temuan itu hanyalah pihak Bea dan Cukai.
Pasalnya, telah diatur dalam pasal 50 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang cukai.

Setiap orang tanpa memiliki izin menjalankan pabrik, tempat penyimpanan atau mengimpor
barang kena cukai dengan maksud mengelakkan pembayaran cukai dipidana dengan pidana
penjara paling singkat satu tahun dan paling lama lima tahun dan denda paling sedikit dua kali
lipat nilai cukai, dan paling banyak 10 kali lipat nilai cukai yang seharusnya dibayar.

Lebih lanjut, razia cukai ini merupakan bagian kegiatan yang dapat alokasi dana bagi hasil cukai
tembakau. Tahun ini, Kesbanglinmaspol mendapat alokasi sebesar Rp 100 juta.
Anggaram sebesar itu akan digunakan untuk 12 kali razia cukai, dan tiga kali razia di masing-
masing kecamatan. Selain itu, pihaknya kini juga telah memiliki 10 detektor uang untuk
mendeteksi keaslian pita cukai rokok. Diharapkan dengan adanya razia ini bisa membuat efek
jera bagi pedagang rokok ilegal.

Berdasarkan pantauan di lapangan, rokok polos yang disita tim tersebut jenis Sigaret Kretek
Tangan (SKT) termasuk kategori rokok golongan tiga. Terdiri atas mild tanpa bungkus sejumlah
320 batang, tanpa merek 320 batang, dan merek Djiduran 240 batang.

Sedangkan rokok merek tanpa cukai yang disita antara lain Discovery sejumlah 13 bungkus,
Sigaret Kretek 224 20 bungkus, dan delapan bungkus rokok merek Kirana disita dari Santi (28),
pemilik kios di Jl Kertek-Parakan.

Santi mengaku, ia hanya dititipi salah seorang sales. Karena tidak ada bandrol harganya, rokok
tersebut tidak dipajang. Hal senada juga diungkapkan oleh sejumlah pedagang kelontong di
Pasar Reco. Mereka tidak mau menerima rokok polos karena kurang diminati pembeli. (J9-47)

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/03/04/100966/Ratusan-
Rokok-Polos-Tanpa-Pita-Cukai-Disita

Anda mungkin juga menyukai