37
38
Tabel 4.1.3 Hasil Pemeriksaan Berat Cairan limbah plastik terhadap Berat Aspal Lama
Berat Total Campuran = 6161 gram
Berat Aspal = 391,2 gram
Berat Aspal untuk Pemeriksaan = (1200/6161) x 391,2 = 76 gram
Berat Berat Kadar Cairan Plastik terhadap Aspal Lama
39
Aspal 1% 2% 3% 4% 5% 6%
Gram Gram Gram Gram Gram Gram Gram
76 0,76 1,52 2,28 3,03 3,8 4,56
Tabel 4.1.3 menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan berat cairan limbah plastik
terhadap berat aspal lama bervariasi masing-masing persentase cairan plastik sebagai
bahan peremaja.
Gradasi agregat lama didapatkan dari hasil ekstraksi campuran aspal lama
yang memisahkan aspal dengan agregatnya. Kemudian agregat tersebut disaring
dengan menggunakan ayakan sehingga mendapatkan berat untuk masing-masing
ayakan. Hasil analisis saringan agregat disajikan pada Tabel 4.2 dan gambar 4.1
Tabel 4.2 Hasil analisis saringan agregat
tanpa bahan peremaja. Pembahasan secara rinci mengenai sifat volumetrik ini dapat
disajikan sebagai berikut.
Gambar 4.2 Pengaruh jumlah tumbukan terhadap Berat jenis campuran aspal
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, dari Gambar 4.2 terlihat bahwa berat
jenis campuran dengan menggunakan bahan peremaja plastik lebih baik dari pada
campuran tanpa menggunakan bahan peremaja. Campuran aspal tanpa bahan
peremaja didapatkan nilai rata-rata berat jenis sebesar 2.217 g/cm³ dengan jumlah
pemadatan 35x, untuk pemadatan 50x diperoleh nilai berat jenis sebesar 2.218 g/cm³
dan 2.233 g/cm³ dengan pemadatan 75x. Sedangkan campuran dengan menggunakan
45
bahan peremaja plastik 6% didapatkan nilai berat jenis 2. 309 g/cm³ dengan jumlah
pemadatan 35x, untuk pemadatan 50x diperoleh nilai berat jenis sebesar 2.315 g/cm³
dan 2.328 g/cm³ dengan pemadatan 75x.
Dari Gambar 4.2 diatas memperlihatkan bahwa nilai slope (m) dengan bahan
peremaja, m1 = 0,005 dan intercept, a1 = 2,291. Sedangkan nilai slope (m) tanpa bahan
peremaja, m2 = 0,002 dan nilai intercept, a2 = 2,197 (m1 > m2 dan a1 > a2 ). Jadi,
campuran aspal tanpa bahan peremaja dan dengan bahan peremaja plastik cenderung
meningkat. Persentase selisih nilai berat jenis terhadap jumlah tumbukan dapat dilihat
pada table 4.3.1 berikut :
Tabel 4.3.1 Persentase selisih nilai berat jenis terhadap jumlah tumbukan
Gambar 4.3 Pengaruh jumlah tumbukan terhadap nilai VIM campuran aspal
Dari Gambar 4.3 menunjukkan bahwa nilai slope (m) dengan bahan peremaja,
m1 = -0,020 dan intercept, a1 = 4,633. Sedangkan nilai slope (m) tanpa bahan
peremaja, m2 = -0,018 dan nilai intercept, a2 = 5,261 (m1 > m2 dan a1 < a2 ). Jadi,
campuran aspal tanpa bahan peremaja dan dengan bahan peremaja plastik cenderung
menurun. Persentase selisih nilai VIM terhadap jumlah tumbukan dapat dilihat pada
table 4.3.2 berikut :
Tabel 4.3.2 Persentase selisih nilai VIM terhadap jumlah tumbukan
Gambar 4.5 Pengaruh jumlah tumbukan terhadap nilai VFB campuran aspal
Besarnya rongga pori yang terselimuti aspal akibat pemadatan baik dengan
pemadat menggunakan bahan peremaja plastik dan tanpa bahan peremaja sama-sama
mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya jumlah pemadatan dalam
campuran. Hal ini terjadi karena rongga pori berkurang seiring penambahan jumlah
pemadatan dalam campuran. Rongga pori yang terlalu kecil menyebabkan sulit untuk
agregat mengisi rongga pori tersebut, sehingga rongga pori yang kecil tersebut terisi
atau terselimuti oleh aspal.
Berdasarkan gambar 4.5 menunjukan bahwa untuk campuran tanpa bahan
peremaja diperoleh nilai rata-rata VFB untuk pemadatan 35x sebesar 81.012%,
81,345% untuk pemadatan 50x, dan 83,734% untuk pemadatan 75x. Sedangkan
campuran dengan bahan peremaja plastik 6% diperoleh nilai rata-rata VFB untuk
pemadatan 35x sebesar 81,062%, 82,122% untuk pemadatan 50x, dan 84,459 untuk
pemadatan 75x. Semakin besar nilai VFBnya maka aspal yang menyelimuti agregat
menjadi semakin tebal sehingga rongga antar agregat yang terisi aspal menjadi
semakin besar.
Nilai slope (m) dengan bahan peremaja, m1 = 0,085 dan intercept, a1 = 77,97.
Sedangkan nilai slope (m) tanpa bahan peremaja, m2 = 0,070 dan nilai intercept, a2 =
51
78,25 (m1 > m2 dan a1 < a2 ). Jadi, campuran aspal tanpa bahan peremaja dan dengan
bahan peremaja cenderung meningkat seiring bertambahnya jumlah tumbukan.
Nilai standar untuk besarnya rongga pori dalam campuran yang terisi aspal
tidak boleh kurang dari 65% untuk menghindari kurangnya rongga pori untuk
pergerakan aspal dalam campuran. Dari hasil pemeriksaan diperoleh nilai VFB
berkisar antara 81,012% - 84,459%. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai VFB
yang diperoleh sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan. Persentase selisih nilai
VFB terhadap jumlah tumbukan dapat dilihat pada tabel 4.3.4 berikut :
Tabel 4.3.4 Persentase selisih nilai VFB terhadap jumlah tumbukan
Gambar 4.6 Pengaruh Jenis Tumbukan terhadap Kekakuan (stiffnes) arah tarik
53
Gambar 4.7 Pengaruh Jenis Tumbukan terhadap Kekakuan (stiffnes) arah tekan
parameter untuk menyatakan kekuatan campuran aspal untuk menahan beban, sama
halnya dengan nilai stabilitas Marshall. Suatu campuran aspal diharapkan memiliki
kuat tarik yang tinggi sehingga mampu memberikan pelayanan yang maksimum
terhadap beban yang bekerja pada perkerasan jalan tersebut. Hasil pengujian dan
analisa tegangan tarik tidak langsung secara keseluruhan kami sajikan pada Tabel 4.5
yang menunjukkan hasil akhir atau rekapitulasi dari pengujian kuat tarik tidak
langsung.
Gambar 4.8 Pengaruh jumlah tumbukan terhadap nilai kuat tarik tidak langsung
Dari gambar 4.8 di atas, kondisi kuat tarik tidak langsung untuk campuran
daur ulang tanpa bahan peremaja, titik maksimumnya berada pada jumlah tumbukan
75x sebesar 0.7861 MPa, pada tumbukan 50x nilai kuat tarik tidak langsung sebesar
0,7100 MPa dan pada tumbukan sebesar 0,4868 MPa. Sementara itu untuk campuran
daur ulang dengan penambahan bahan peremaja plastik, titik maksimumnya juga
berada pada tumbukan 75x yaitu sebesar 1,2468 Mpa, pada tumbukan 50x dan 35x,
nilai kuat tarik tidak langsung berturut-turut sebesar 1.1256 MPa dan 1.0422 MPa.
Dari hasil pengujian kuat tarik tidak langsung kedua jenis campuran daur
ulang diatas, dapat dilihat bahwa campuran daur ulang dengan penambahan bahan
peremaja plastik 6% menghasilkan nilai kuat tarik yang lebih tinggi dibandingkan
dengan campuran daur ulang tanpa bahan peremaja. Hal Ini menunjukkan bahwa
campuran daur ulang dengan penambahan bahan peremaja plastik memiliki kualitas
dan kinerja yang lebih baik dalam menahan beban.
Persamaan hubungan nilai stabilitas dengan durasi pemadatan pada grafik
diatas, yaitu untuk bahan peremaja plastik, y1 = 0,005x + 0,866 dan untuk tanpa
bahan peremaja, y2 = 0,007x + 0,286 dengan kemiringan garis kecenderungan, m1 =
0,005 dan m2 = 0,007 (m1 < m2). Untuk nilai intercept, a1 = 0,866 dan a2 = 0,286 (a1
57
> a2), jadi campuran tanpa bahan peremaja dan dengan bahan peremaja plastik
cenderung meningkat (naik). Persentase selisih nilai kuat tarik tidak langsung
terhadap jumlah tumbukan dapat dilihat pada tabel 4.5.2 berikut :
Tabel 4.5.2 persentase selisih nilai kuat tarik tidak langsung
B. Flow (kelelehan)
Nilai flow (kelelehan) dari campuran perkerasan yang tanpa bahan peremaja
dan dengan bahan peremaja dapat dilihat pad tabel 4.6 dan gambar 4.10 berikut :
60
C. Marshall Qoutient
Nilai Marshall Qoutient dari masing-masing campuran perkerasan dengan
menggunakan bahan peremaja plastik dan tanpa bahan peremaja dapat dilihat pada
tabel 4.6 dan grafik 4.11 berikut :