perusahaan Indofood dengan Wings. Menurut pendapat saya kedua perusahaan ini
sangat dominan dalam dunia persaingan diantaranya untuk produk sabun dan mie.
Karena ke dua perusahaan ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Hanya saja
bedanya kalau produk Indofood kebanyakan dikonsumsi oleh masyarakat menengah
ke atas sedangkan Wings biasanya dikonsumsi oleh menengah ke bawah karena
harganya yang relative murah dan bisa dijangkau oleh semua masyarakat
Dalam dua bulan terakhir ini ada iklan sabun cukup mencolok di televisi yang
dibintangi penyanyi Delon dan Titi DJ. Promosi sabun merek BuKrim ini, menurut
riset Nielsen Media Research, telah menghabiskan lebih dari Rp 2 miliar. Dari
gencarnya promosi di media cetak dan elektronika bisa diketahui sabun cuci itu ingin
dipasarkan secara besar-besaran.
Selama ini produk sabun dan pembersih badan (toiletries), termasuk
pembersih lantai, sabun cuci, dan lainnya, dikuasai dua perusahaan raksasa, yaitu PT
Unilever dan Grup Wings. Dua-duanya memiliki pabrik di Surabaya dan aktif
melakukan penetrasi pasar ke seluruh pelosok Tanah Air dan juga manca negara.
Dua perusahaan itu seakan telah memiliki kaveling sendiri-sendiri dan tidak
perlu berebut pasar. Kalau produk Unilever ingin membidik segmen pasar kelas
menengah ke atas, maka produk Wings bermain di kelas bawah. Begitu pula
sebaliknya. Dua perusahaan telah memasarkan ratusan jenis produk.
Kelompok usaha Wings, yang bendera resminya PT Karunia Alam Segar,
sebenarnya tidak hanya bermain di bisnis toiletries saja. Sejak beberapa tahun lalu
jaga merambah bisnis mi dengan produknya Mie Sedaap. Tentu saja bisnis ini,
kendati awalnya kurang diperhitungkan, seiring dengan bertambahnya waktu ternyata
juga mulai mengganggu perusahaan makanan terkemuka, PT Indofood Sukses
Makmur Tbk.
Perang dingin memperebutkan pasar mi ini terus berlangsung. Indofood,
raksasa produsen mi dan aneka makanan, minyak goreng, ternyata pangsa pasarnya
berkurang. Tahun 2003 lalu pangsa pasarnya berkurang menjadi 80%. Selain direbut
oleh Mie Sedaap juga dimasuki beberapa merek lainnya.
Memukul Balik
Karena itu siapa yang bermain sabun di balik merek BuKrim bisa ditebak,
yakni Indofood. Perebutan pasar sabun krim pencuci itu sebagai reaksi atas
''gangguan'' Wings yang telah memukul telak bisnis inti Indofood. Perusahaan yang
didirikan Liem Soei Liong itu bisa jadi ingin memukul balik dengan mengganggu
bisnis inti dari Grup Wings, yakni persabunan. Pabrik sabun anak perusahaan
Indofood ini bernama PT Birina Multidaya, berada di Pasuruan, Jawa Timur, sekitar
40 Km dari basis Wings di Surabaya. Banyak sumber yang menyebut anak
perusahaan Indofood yang didirikan 2003 ini sengaja tidak menggunakan nama
''Indo.''
Fransciscus Gunawan, chief executive officer (CEO) Birina Multidaya,
bahkan menegaskan perusahaannya tak berafiliasi dengan Indofood. Namun diakui
dalam pemasaran BuKrim, yang per tahunnya diproduksi 60 ribu ton, menggunakan
nama Indofood. Alasannya nama Birina Multidaya belum dikenal peritel, sehingga
akan menemui kendala dalam distribusi.
Bukti lainnya kalau Birina memiliki kedekatan dengan Indofood adalah dalam
laporan keuangan triwulan ketiga 2004. Perusahaan baru itu sudah mampu
memberikan pinjaman kepada holding-nya (Indofod) sebesar Rp 10,8 miliar (72%)
dari biaya investasi Birina Multidaya. ''Ini menunjukkan Birina menduduki peringkat
ke-6 di antara kreditor Indofood,'' ucap seorang praktisi bisnis sabun. Perang harga
dan perang bonus selama ini memang sudah ditunjukkan oleh mi produk Indofood
dan mi produk Wings. Mi Sedaap misalnya selain harganya murah, pembeli juga
mendapat bonus untuk pembelian jumlah tertentu. Mi produk Wings bahkan dijual
mulai Rp 380/bungkus.
Sempat Anjlok
Anak Usaha Indofood Akuisisi Saham Mitra Inti Senilai Rp66,5 Miliar
JAKARTA - PT Salim Ivomas Pratama, anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk
mengakuisisi PT Mitra Inti Sejati Plantation yang merupakan anak perusahaan dari PT
Mulia Abadi Lestari. Akuisisi tersebut dilakukan dengan memiliki sebanyak 66,5 juta
lembar saham baru dengan nilai nominal Rp1.000 per saham atau senilai Rp66,5
miliar.
"Pada tanggal 13 Maret 2007 Salim Ivomas, anak perusahaan Indofood telah
menandatangani perjanjian penyertaan saham dengan Mulai Abadi untuk melakuan
penyertaan saham pada PT Mitra Inti Sejati sebanyak 66.500.000 lembar saham baru,"
terang Corporate Secretary Indofood Werianty Setiawan dalam penjelasannya ke BEJ
di Jakarta, Rabu (14/03/2007).
Setelah penyelesaian transaksi ini, Salim Ivomas akan memiliki 70 persen saham di
Mitra Inti dan sisanya sebesar 30 persen akan dimiliki oleh Mulia Abadi Lestari.
"Pada saat penyelesaian transaksi total saham yang dikeluarkan Mitra Inti akan
berjumlah sebanyak 95 juta lembar," ujarnya.
Mitra Inti merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.
Saat ini Mitra Inti memiliki dua perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat dan
sebuah pabrik kelapa sawit. Saat ini, Mitra Inti juga memiliki perkebunan bersertifikat
seluas 8.268 hektare di mana sekitar 2.700 hektare telah ditanami kelapa sawit. Mitra
Inti juga mengantongi izin lokasi perkebunan seluas 8.000 hektare.