Analisis
Rangkaian Listrik
Jilid 2
1
d 2v dv
LC 2
+ RC + v = vin (2.2)
dt dt
Persamaan (2.2) adalah persamaan diferensial orde kedua, yang
merupakan diskripsi lengkap rangkaian, dengan tegangan kapasitor
sebagai peubah. Untuk memperoleh persamaan rangkaian dengan
arus induktor i sebagai peubah, kita manfaatkan hubungan arus-
tegangan kapasitor, yaitu
dv 1
i = iC = C
dt
→v=
C
idt ∫
sehingga (2.1) menjadi:
di 1
L + Ri +
dt C ∫
idt + v(0) = vin atau
d 2i di dv
LC 2
+ RC + i = C in = iin (2.3)
dt dt dt
Persamaan (2.2) dan (2.3) sama bentuknya, hanya peubah sinyalnya
yang berbeda. Hal ini berarti bahwa tegangan kapasitor ataupun arus
induktor sebagai peubah akan memberikan persamaan rangkaian
yang setara. Kita cukup mempelajari salah satu di antaranya.
Rangkaian RLC Paralel. Perhatikan rangkaian RLC paralel seperti
pada Gb.2.2. Aplikasi
HAK pada simpul A A is
memberikan
iR + iL + iC = is iR iC +
iL = i v
Hubungan ini dapat L C
R −
dinyatakan dengan arus
induktor iL = i sebagai
peubah, dengan B
memanfaatkan hubungan
v =vL =L di/dt, sehingga Gb.2.2. Rangkaian paralel RLC
iR = v/R dan iC = C
dv/dt .
vC (0 + ) = vC (0 − ) dan i L ( 0 + ) = i L (0 − )
dvC + dvC + i (0 + )
i (0 + ) = iL (0 + ) = iC (0 + ) = C (0 ) atau (0 ) =
dt dt C
Dengan demikian jika peubah y adalah tegangan kapasitor, dua
kondisi awal yang harus diterapkan, adalah:
3
dvC + i (0 + )
vC (0+ ) = vC (0− ) dan (0 ) = L .
dt C
Contoh lain adalah rangkaian paralel RLC; hubungan antara vC dan
iL adalah
diL + diL + v (0 + )
vC (0+ ) = vL (0+ ) = L (0 ) atau (0 ) = C
dt dt L
Dengan demikian jika peubah y adalah arus induktor, dua kondisi
awal yang harus diterapkan, adalah:
diL + v (0 + )
i L (0 + ) = i L (0 − ) dan (0 ) = C .
dt L
Secara umum, dua kondisi awal yang harus kita terapkan pada (2.5)
adalah
dy +
y (0 + ) = y (0 − ) dan (0 ) = y ' (0 + )
dt (2.6)
dengan y ' (0 + ) dicari dari hubungan rangkaian
d2y dy
a 2
+b + cy = 0 (2.7)
dt dt
Agar persamaan ini dapat dipenuhi, y dan turunannya harus
mempunyai bentuk sama sehingga dapat diduga y berbentuk fungsi
eksponensial ya = Kest dengan nilai K dan s yang masih harus
ditentukan. Kalau solusi ini dimasukkan ke (2.27) akan diperoleh :
− b ± b 2 − 4ac
s1, s2 = (2.10)
2a
Akar-akar persamaan ini mempunyai tiga kemungkinan nilai, yaitu:
dua akar riil berbeda, dua akar sama, atau dua akar kompleks
konjugat. Konsekuensi dari masing-masing kemungkinan nilai akar
ini terhadap bentuk gelombang tanggapan rangkaian akan kita lihat
lebih lanjut. Untuk sementara ini kita melihat secara umum bahwa
persamaan karakteristik mempunyai dua akar.
Dengan adanya dua akar tersebut maka kita mempunyai dua
tanggapan alami, yaitu:
Jika ya1 merupakan solusi dan ya2 juga merupakan solusi, maka
jumlah keduanya juga merupakan solusi. Jadi tanggapan alami yang
kita cari akan berbentuk
5
2.3. Tiga Kemungkinan Bentuk Tanggapan
Sebagaimana disebutkan, akar-akar persamaan karakteristik yang
bentuk umumnya adalah as2 + bs + c = 0 dapat mempunyai tiga
kemungkinan nilai akar, yaitu:
a). Dua akar riil berbeda, s1 ≠ s2, jika {b2− 4ac } > 0;
b). Dua akar sama, s1 = s2 = s , jika {b2−4ac } = 0;
c). Dua akar kompleks konjugat s1 , s2 = α ± jβ jika {b2−4ac } < 0.
Tiga kemungkinan nilai akar tersebut akan memberikan tiga
kemungkinan bentuk tanggapan yang akan kita lihat berikut ini,
dengan contoh tanggapan rangkaian tanpa fungsi pemaksa.
Dua Akar Riil Berbeda. Kalau kondisi awal y(0+) dan dy/dt (0+)
kita terapkan pada tanggapan lengkap (2.12), kita akan memperoleh
dua persamaan yaitu
Berikut ini kita lihat suatu contoh. Seperti halnya pada rangkaian
orde pertama, pada rangkaian orde kedua ini kita juga mengartikan
tanggapan rangkaian sebagai tanggapan lengkap. Hal ini didasari
oleh pengertian tentang kondisi awal, yang hanya dapat diterapkan
pada tanggapan lengkap. Rangkaian-rangkaian yang hanya
mempunyai tanggapan alami kita fahami sebagai rangkaian dengan
tanggapan paksa yang bernilai nol.
Penyelesaian :
Kondisi mantap yang telah tercapai pada waktu saklar di posisi
1 membuat kapasitor bertegangan sebesar tegangan sumber,
sementara induktor tidak dialiri arus. Jadi
v(0− ) = 15 V ; i (0 − ) = 0
Setelah saklar di posisi 2, persamaan rangkaian adalah :
di
−v+L + iR = 0
dt
Karena i =− iC = −C dv/dt , maka persamaan tersebut menjadi
d dv dv
−v+L − C + R − C = 0
dt dt dt
d 2v dv
→ LC + RC +v = 0
2 dt
dt
Jika nilai-nilai elemen dimasukkan dan dikalikan dengan 4×106
maka persamaan rangkaian menjadi
d 2v dv
+ 8,5 × 103 + 4 × 106 v = 0
2 dt
dt
7
Persamaan karkteristik : s 2 + 8,5 × 103 s + 4 × 106 = 0
Dua Akar Riil Sama Besar. Kedua akar yang sama besar tersebut
dapat kita tuliskan sebagai
s1 = s dan s2 = s + δ ; dengan δ → 0 (2.15)
Jika kondisi awal kedua dy/dt (0+) kita terapkan, kita peroleh
B − A0 s st B0 − A0 s ( s + δ)t
y = y p + A0 − 0 e + e
δ δ
B − A0 s B0 − A0 s δ t st
= y p + A0 − 0 + e e (2.18.a)
δ δ
δ
1 e st
t
= y p + A0 + ( B0 − A0 s) − + e
δ δ
1 eδ t δt
Karena lim − + = lim e − 1 = t maka tanggapan
δ →0 δ δ δ→0 δ
lengkap (2.18.a) dapat kita tulis
y = y p + [A0 + ( B0 − A0 s) t ] e st (2.18.b)
y = y p + [K a + K b t ] e st (2.18.c)
9
CO&TOH-2.2: Persoalan sama dengan contoh-2.1. akan tetapi
resistor 8,5 kΩ diganti dengan 4 kΩ.
Penyelesaian :
d 2v dv
Persamaan rangkaian adalah : + 4 × 103 + 4 × 106 v = 0
dt 2 dt
Persamaan karakteristik : s 2 + 4000s + 4 × 106 = 0
11
CO&TOH-2.3: Persoalan sama dengan contoh 2.1. akan tetapi
resistor 8,5 kΩ diganti dengan 1 kΩ.
Penyelesaian :
Dengan penggantian ini persamaan rangkaian menjadi
d 2v dv
+ 103 + 4 × 106 v = 0
dt 2 dt
dv
Persamaan karakteristik : s 2 + 1000 + 4 × 10 6 = 0
dt
akar - akar : s1 , s 2 = −500 ± 500 2 − 4 ×10 6
= −500 ± j 500 15
Di sini terdapat dua akar kompleks konjugat :
α ± jβ dengan α = −500 ; β = 500 15
Tanggapan lengkap diduga akan berbentuk
v = v p + (K a cos β t + K b sin βt ) e αt
= 0 + (K a cos βt + K b sin βt ) e αt
Aplikasi kondisi awal pertama memberikan : v(0 + ) = 15 = K a
Aplikasi kondisi awal kedua
dv
= (− K a β sin βt + K b β cos βt ) e αt
dt
+ (K a cos βt + K b sin β t ) α e αt
dv + − αK a 500 × 15
(0 ) = 0 = K b β + αK a → K b = = = 15
dt β 500 15
Jadi tanggapan lengkap adalah :
( )
v = 15 cos(500 15 t ) + 15 sin(500 15 t ) e −500t V
v 20
[V]
15
teredam kritis (contoh 18.15)
10
sangat teredam (contoh 18.14)
5
0
0 0.00 0.004 0.006 0.008 0.01 t [s]
-5
kurang teredam (contoh 18.16)
-10
13
CO&TOH-2.4: Jika
vs=10u(t) V, i1 1µF
bagaimana-kah
A B
keluaran vo rangkaian
di samping ini pada t i2 + vo
+ 1MΩ 1MΩ +
vs −
> 0 untuk berbagai 1µF − µvB
nilai µ ?
Penyelesaian :
Karena vo = µvB maka kita mencari persamaan rangkaian
dengan tegangan simpul B , yaitu vB , sebagai peubah.
Persamaan tegangan simpul untuk simpul A dan B adalah
1 1 v v
v A 6 + 6 + i1 − s6 − B6 = 0
10 10 10 10
d
⇒ 2v A + (v A − µ vB ) − vs − vB = 0
dt
1 v dv
vB 6 + i2 − A6 = 0 ⇒ vB + B − v A = 0
10 10 dt
dv
⇒ v A = vB + B
dt
Dua persamaan diferensial orde satu ini jika digabungkan akan
memberikan persamaan diferensial orde kedua.
dv B dv B d 2v B dv
2v B + 2 + + − µ B − v B = vs = 10 atau
dt dt 2 dt
dt
d 2vB dv B
+ (3 − µ) + vB = 10
2 dt
dt
Pers. karakteristik : s 2 + (3 − µ) s + 1 = 0
− (3 − µ) ± (3 − µ) 2 − 4
→ s1, ss =
2
Dugaan tanggapan lengkap : vB = vBp + K1es1t + K 2es 2t
Dugaan tanggapan paksa : vBp = K3 → 0 + 0 + K3 = 10
⇒ vBp = 10
d 2vB dv B
+ (3 − µ) + v B = 10 atau
2 dt
dt
d 2vB dv B
+ + v B = 10
2 dt
dt
Pers. karakteristik : s 2 + s + 1 = 0
−1± 1− 4
→ s1, ss = = −0,5 ± j 0,5 3
2
(dua akar kompleks konjugat : α ± jβ ; α = −0,5 ; β = 0,5 3 )
Tanggapan lengkap diduga berbentuk :
vB = vBp + (K a cos β t + Kb sin β t ) eαt
Tanggapan paksa : vBp = K → 0 + 0 + K = 10 ⇒ vBp = 10
Tanggapan lengkap : vB = 10 + (K a cos β t + Kb sin β t ) eαt
15
Kondisi awalnya adalah : kedua kapasitor bertegangan nol.
→ vB (0+ ) = 0 dan v A (0+ ) − vo (0+ ) = 0
→ vB (0+ ) + 105 i2 (0+ ) − 2vB (0+ ) = 0
dvB + dvB +
→ 0 + 105 (0 ) − 0 = 0 → (0 ) = 0
dt dt
Penerapan dua kondisi awal ini ke tanggapan lengkap
memberikan : vB( 0+ ) = 0 = 10 + K a ⇒ K a = −10
dvB
= (− K aβ sin βt + Kbβ cos βt ) eαt + (K a cos βt + Kb sin βt ) α eαt
dt
dvB + − αK a 0,5 × (−10) − 10
(0 ) = 0 = Kbβ + αK a → Kb = = =
dt β 0,5 3 3
10
⇒ vB = 10 − 10 cos(0,5 3 t ) + sin(0,5 3 t ) e−0.5t
3
d2y dy
a +b + cy = A cos(ωt + θ)
2 dt
dt
Persamaan karakterisik serta akar-akarnya tidak berbeda dengan apa
yang telah kita bahas untuk sumber tegangan konstan, dan
memberikan tanggapan alami yang berbentuk
va = K1e s1t + K 2e s 2 t
d 2v dv
+5 + 6v = 156 cos 3t
2 dt
dt
17
30
v [V] 20 vs
i [A] v
10
0 t [s]
-10 0 i 2 4 6 8 10
-20
-30
vB 1 v
Simpul B : +
6 L ∫
v B dt + i L (0) − = 0 → v B + 6 v B dt − v = 0
6 ∫
dv dv d dv
→ B + 6v B − = 0 → 2,5v + 1,5 − 1,5v s
dt dt dt dt
dv dv
+ 6 2,5v + 1,5 − 1,5v s − =0
dt dt
d 2v dv dv
→ 1,5 + 10,5 + 15v = 9v s + 1,5 s atau
2 dt dt
dt
d 2v dv dv
2
+7 + 10v = 6vs + s
dt dt dt
d 2v dv
+7 + 10v = 60 cos 5t − 50 sin 5t
2 dt
dt
Persamaan karakteristik : s 2 + 7 s + 10 = 0
19
Soal-Soal
1. Carilah bentuk gelombang tegangan yang memenuhi persamaan
diferensial berikut.
d 2v dv
a). 2
+7 + 10v = 0 ,
dt dt
dv +
v(0+ ) = 0, (0 ) = 15 V/s
dt
d 2v dv
b). +4 + 4v = 0 ,
dt 2 dt
dv +
v(0+ ) = 0 V, (0 ) = 10 V/s
dt
d 2v dv
c). 2
+4 + 5v = 0 ,
dt dt
dv +
v (0+ ) = 0 V, (0 ) = 5 V/s
dt
d 2v dv
a). + 10 + 24v = 100u (t ) ,
dt 2 dt
dv(0)
v(0 + ) = 5, = 25 V/s
dt
d 2v dv
b). 2
+ 10+ 25v = 100u (t ) ,
dt dt
dv(0)
v(0 + ) = 5 V, = 10 V/s
dt
d 2v dv
c). 2
+8 + 25v = 100u (t ) ,
dt dt
dv(0)
v(0 + ) = 5 V, = 10 V/s
dt
d 2v dv
a). 2
+6 + 8v = 100[cos1000 t ] u (t ) ,
dt dt
dv +
v(0+ ) = 0, (0 ) = 0 V/s
dt
d 2v dv
b). 2
+6 + 9v = 100[cos1000 t ] u (t ) ,
dt dt
dv +
v(0+ ) = 0 V, (0 ) = 0 V/s
dt
d 2v dv
c). 2
+2 + 10v = 100[cos1000 t ] u (t ) ,
dt dt
dv +
v(0+ ) = 0 V, (0 ) = 0 V/s
dt
4. Saklar S pada rangkaian di bawah ini, telah berada pada posisi A
dalam waktu yang lama. Pada t = 0, ia dipindahkan ke posisi B.
Carilah vC untuk t > 0
A S
21
6. Saklar S pada rangkaian di bawah ini telah berada di posisi A
dalam waktu yang lama. Pada t = 0 , saklar dipindahkan ke posisi
B. Tentukan iL(t) untuk t > 0.
S iL
A
0,4kΩ B
+ 25kΩ
+
− 15 V15 V− 10mH
0,01µF
S + vC −
A − +
+ 0,4kΩ B
− 15 V 15 V 0,01µF
25kΩ 10mH
4kΩ +
+ vC
vs − 50pF
50mH −
S
+ 12V + 4Ω 4Ω + 6V +
− v1 v2 −
0,05F − 0,05F
−
i
0,25F
S 4Ω + +
+ 8Ω
− v1 − 2v1
12V 0,25F
−
5H 0,05F +
is vs
10Ω 10Ω −
23
berapakah tegangan maksimum yang akan timbul di kapasitor
dan pada frekuensi berapa arus berosilasi ?
15. Kabel sepanjang 2 kM digunakan untuk mencatu sebuah beban
pada tegangan searah 20 kV. Resistansi beban 200 Ω dan
induktansinya 1 H (seri). Kabel penyalur daya ini mempunyai
resistansi total 0,2 Ω sedangkan antara konduktor dan pelindung
metalnya membentuk kapasitor dengan kapasitansi total 0,5 µF.
Bagaimanakah perubahan tegangan beban apabila tiba-tiba
sumber terputus? (Kabel dimodelkan sebagai kapasitor; resistansi
konduktor kabel diabaikan terhadap resistansi beban).
25
Daftar &otasi
v atau v(t) : tegangan sebagai fungsi waktu.
V : tegangan dengan nilai tertentu, tegangan searah.
Vrr : tegangan, nilai rata-rata.
Vrms : tegangan, nilai efektif.
Vmaks : tegangan, nilai maksimum, nilai puncak.
V : fasor tegangan dalam analisis di kawasan fasor.
V : nilai mutlak fasor tegangan.
V(s) : tegangan fungsi s dalam analisis di kawasan s.
i atau i(t) : arus sebagai fungsi waktu.
I : arus dengan nilai tertentu, arus searah.
Irr : arus, nilai rata-rata.
Irms : arus, nilai efektif.
Imaks : arus, nilai maksimum, nilai puncak.
I : fasor arus dalam analisis di kawasan fasor.
I : nilai mutlak fasor arus.
I(s) : arus fungsi s dalam analisis di kawasan s.
p atau p(t) : daya sebagai fungsi waktu.
prr : daya, nilai rata-rata.
S : daya kompleks.
|S| : daya kompleks, nilai mutlak.
P : daya nyata.
Q : daya reaktif.
q atau q(t) : muatan, fungsi waktu.
w : energi.
R : resistor; resistansi.
L : induktor; induktansi.
C : kapasitor; kapasitansi.
Z : impedansi.
Y : admitansi.
TV (s) : fungsi alih tegangan.
TI (s) : fungsi alih arus.
TY (s) : admitansi alih.
TZ (s) : impedansi alih.
µ : gain tegangan.
β : gain arus.
r : resistansi alih, transresistance.
g : konduktansi; konduktansi alih, transconductance.