Anda di halaman 1dari 14

Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
4.2 Sistem Orde Kedua
Rangkaian RLC Seri
Kita lihat rangkaian RLC seri yang ditunujukkan
gambar disamping ini.

Saklar S ditutup pada t = 0.


Langkah pertama dalam mencari tanggapan rangkaian
ini adalah mencari persamaan rangkaian.
Karena rangkaian mengandung C dan L, maka ada dua peubah status (peubah keadaan) yaitu:
tegangan kapasitor dan arus inductor, yang dapat kita pilih untuk digunakan mencari persamaan
rangkaian.

Kita coba menggunakan tegangan kapsitor sebagai peubah rangkaian , kemudian apa yang akan kita
dapatkan jika arus inductor yang kita pilih .

Apliasi HTK untuk t > 0 pada rangkaian ini memberikan :


di
R i + L — + v = vin (4.21)
dt
dv
Karena i = iC = C — maka persamaan (4.21) menjadi:
dt

d2v dv (4.22)
L C —— + R C — + v = vin
dt2 dt

Persamaan (4.22) adalah persamaan diferensial orde kedua, yang merupakan diskripsi lengkap
rangkaian, dengan tegangan kapasitor sebagai peubah satus (peubah keadaan).

Untuk memperoleh persamaan rangkaian dengan arus inductor i sebagai peubah status (peubah
keadaan), kita manfaatkan hubungan arus – tegangan kapsitor yaitu:

dv 1
i = iC = C — maka v = — ∫ i dt
dt C

Roekmono Page 18
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Sehingga persamaan (4.21) menjadi:
di 1
L — + R i + — ∫ i dt + v (0) = vin
dt C

d2i di d vin
L C —— + R C — + i = C —— = iin (4.23)
dt2 dt dt

Persamaan (4.22) dan (4.23) sama bentuknya , hanya peubah sinyal (peubah keadaan / status) yang
berbeda. Hal ini berarti bahwa tegangan kapasitor ataupun arus inductor sebagai peubah status /
keadaan akan memberikan persamaan rangkaian yang setara.

Rangkaian RLC Paralel


Perhatikan rangkaian RLC paralel seperti ditunjukkan
gambar disamping ini.

Aplikasi HAK pada simpul A memberikan:


iR + i L + i C = i s
Hubungan ini dapat dinyatakan dengan arus inductor i = iL sebagai peubah status (keadaan)
dengan memanfaatkan hubungan:

di v dv
v = vL = L — sehingga iR = — dan iC = C —
dt R dt

v dv d2i L di
— + i + C — = is atau L C —— + — — + i = is
R dt dt2 R dt (4.24)

Persamaan (4.24) adalah persamaan rangkaian paralel RLC merupakan persamaan diferensial orde
kedua
Tinjauan Umum Tanggapan Rangkaian Orde kedua
Secara umum rangkaian orde kedua mempunyai persamaan berbentuk :
d2 y dy
a —— + b — + c y = f(t) (4.25)
dt2 dt

Roekmono Page 19
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Pada sistem orde satu bahwa tanggapan rangkaian terdiri dari tanggapan alami dan tanggapan paksa ,
hal yang sama juga trejadi pada sistem orde kedua. Perbedaan dari kedua sistem ini terletak pada
kondisi awalnya.

Karena rangkaian orde kedua mengandung dua elemen yang mampu menimpan energi yaitu L dan C
maka dalam sistem ini baik arus inductor maupun tegangan kapasitor harus merupakan fungsi
kontinyu. Oleh karena itu ada dua kondisi awal yang harus dipenuhi yaitu:

vC (0+) = vC (0–) dan iL (0+) = iL (0–)

Dalam penerapannya kedua kondisi awal ini harus dijadikan satu , artinya vC dinyatakan dalam iL
atau sebaliknya i L dinyatakan dalam vC , tergantung dari peubah y pada (4.25) berupa tegangan
kapasitor atau arus inductor .
Misal pada rangkaian RLC seri hubungan antara vC dan iL adalah:
d vC d vC i (0–)
i (0+) = iL (0+) = iC (0+) = C —— (0+) atau —— (0+) = ——
dt dt C

Jika peubah y adalah tegangan kapasitor , dua kondisi awal yang harus diterapkan adalah:

d vC iL (0+)
vC (0+) = vC (0–) dan —— (0+) = ———
dt C

Misal pada rangkaian RLC paralel hubungan antara vC dan iL adalah:

d iL d iL vC (0+)
vC (0 ) = vL (0 ) = L —— (0+)
+ +
atau —— (0+) = ———
dt dt L

Jika peubah y adalah arus inductor , dua kondisi awal yang harus diterapkan adalah:
d iL vC (0+)
iL (0+) = iL (0–) dan —— (0+) = ———
dt L

dy
+ –
y (0 ) = y (0 ) dan — (0+) = y′ (0+)
dt
(4.26)
dengan y′ (0+) dicari dari hubungan rangkaian

Roekmono Page 20
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Respon Alami
Tanggapan alami diperoleh dari persamaan rangkaian dengan memberi nilai Nol pada ruas kanan dari
persamaan (4.25) sehingga menjadi:

d2 y dy
a —— + b — + c y = 0 (4.27)
dt2 dt

Agar persaman ini dapat dipenuhi , maka y dan turunannya harus mempunyai bentuk sama ,
sehingga dapat diduga y berbentuk fungsi eksponensial ya = K e s t dengan K dan s yang masih
harus ditentukan.
Bila solusi ini dimasukkan ke (4.27) akan didapat :

a K s e st + b K s e st + c K e st = 0 atau K e s t ( a s2 + b s + c ) = 0 (4.28)

Fungsi e s t tidak boleh Nol untuk semua nilai t , kondisi K = 0 juga tidak diperkenankan karena hal
itu akan berarti ya = 0 untuk seluruh t . Maka satu-satunya agar persamaan ini dipenuhi adalah :

a s2 + b s + c = 0
(4.29)

Persamaan ini adalah persamaan karakteristik rangkaian orde kedua.


Persamaan karakteristik ini berbentuk persamaan kuadrat itu mempunyai dua akar yaitu:
_________
–b ± √ b2 – 4 a c
s1 , s2 = ————————— (4.30)
2a
Note:
 Akar-akar persamaan dua akar riil berbeda
 Akar-akar persamaan dua akar sama
 Akar-akar persamaan dua akar kompleks konjugat
 Konsekuensi dari masing-masing kemungkinan nilai akar ini terhadap bentuk gelombang
tanggapan rangkaian akan kita lihat lebih lanjut.

Dengan adanya dua akar , maka kita mempunyai dua tanggapan alami yaitu :

ya1 = K1 e s1t dan ya2 = K2 e s2t

Roekmono Page 21
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Maka solusi tanggapan alami yang kita cari adalah:
ya = ya1 + ya2 = K1 e s1t + K2 e s2t (4.31)

Konstanta K1 dan K2 kita cari melalui penerapan kondisi awal pada tanggapan lengkap.

Tanggapan Paksa
Dengan pemisalan tanggapan paksa tersebut di atas maka tanggapan lengkap (tanggapan rangkaian)
menjadi:
y = yp + ya = yp + K1 e s1t + K2 e s2t (4.32)

Tiga Kemungkinan Bentuk Tanggapan


Akar-akar persamaan karakteristik yang bentuk umumnya adalah a s2 + b s + c = 0 dapat
mempunyai tiga kemungkinan nilai akar yaitu:
1) Dua akar riil berbeda : s1 ≠ s2 jika ( b2 – 4 a c ) > 0
2) Dua akar sama : s1 = s2 jika ( b2 – 4 a c ) = 0
3) Dua akar kompleks konjugat : s1 , s2 = α + j β jika ( b2 – 4 b c ) < 0
Tiga kemungkinan nilai akar ini akan memberikan tiga kemungkinan bentuk tanggapan rangkaian
tanpa fungsi pemaksa.

Dua Akar Riil Berbeda


dy
Kalau kondisi awal y (0 ) dan — (0+)
+
kita terapkan pada tanggapan lengkap (4.32)
dt
kita memperoleh dua persamaan yaitu:

y (0+) = yp (0+) + K1 + K2 dan y′ (0+) = y′p (0+) + s1 K1 + s2 K2

Yang akan menentukan nilai K1 dan K2 , jika:

Ao = y (0+) – yp (0+) dan Bo = y′ (0+) – y′p (0+) (4.33)

Maka diperoleh K1 + K2 = Ao dan s1 K1 + s2 K2 = Bo sehingga diperoleh:

s2 Ao – Bo s1 Ao – Bo
K1 = ————— dan K2 = —————
s2 – s1 s1 – s2
Sehingga tangapan lengkap menjadi:
s2 Ao – Bo s1 Ao – Bo
y = yp + ————— e 1 + ————— e s2t
s t
(4.34)
s2 – s1 s1 – s2

Roekmono Page 22
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Contoh Soal 1
Saklar S pada rangkaian disamping telah lama berada pada
posisi 1.Pada t = 0 , saklar dipindahkan ke posisi 2. Tentukan
tegangan kapasitor v untuk t > 0
Penyelesaian:
Kondisi mantap yang telah tercapai pada waktu sakalr di posisi
1 , membuat kapasitor bertegangan sebesar tegangan sumber , sementara inductor tidak dialiri arus .

v (0–) = 15 V dan i (0–) = 0


di
Setelah saklar di posisi 2, persamaan rangkaian adalah : –v + L — + i R = 0
dt
Karena i = – iC = – C dv/dt maka persamaan menjadi :
d dv dv d2v dv
–v + L —(–C —) + R (–C —) = 0 maka L C —— + R C — + v = 0
dt dt dt dt2 dt
6
Jika nilai-nilai elemen dimasukan dan dikalikan dengan 4 x 10 maka persamaan rangkaian menjadi :

d2v dv
—— + 8,5 x 10 — + 4 x 106 v = 0
3

dt2 dt

Persamaan karakteristik : s2 + 8,5 x 103 s + 4 x 106 = 0


___________
Maka akar-akar : s1 , s2 = – 4250 ± 103 √ ( 4,25 )2 – 4 = – 500 dan – 8000

Dugaan tanggapan lengkap : v = 0 + K1 e – 500 t + K2 e – 8000 t (tanggapan paksa nol)

Kondisi awal : a) v (0+) = v (0–) = 15 V maka 15 = K1 + K2 maka K2 = 15 – K1

dv dv

b) iL (0 ) = iL (0 ) = 0 = – iC (0 ) = – C — (0+)
+ +
maka — (0+) = 0
dt dt

Maka : 0 = K1 s1 + K2 s2 = K1 s1 + ( 15 – K1 ) s2

–15 s2 –15 (– 8000)


Maka : K1 = ——— = —————— = 16 maka K2 = 15 – K1 = –1
s1 – s2 –500 + 8000

Tanggapan lengkap menjadi : v = 16 e –500 t – e –8000 t


V

Roekmono Page 23
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Dua Akar Riil Sama Besar
Kedua akar yang sama besar dapat kita tuliskan sebagai:
s1 = s dan s2 = s + δ dengan δ → 0 (4.35)
Dengan demikian maka tanggapan lengkap (4.32) dapat kita tulis:
y = yp + K1 e s1t + K2 e s2t = yp + K1 e s t + K2 e (s + δ) t (4.36)
+
Kalau kondisi awal pertama y (0 ) kita terapkan , kita akan memperoleh:

y (0+) = yp (0+) + K1 + K2 maka K1 + K2 = y (0+) – yp (0+) = Ao

Jika kondisi awal kedua dy/dt (0+) kita terapkan , kita peroleh:

y′ (0+) = yp (0+) + K1 s + K2 (s + δ) maka (K1 + K2) s + K2 δ = y′ (0+) – y′p (0+) = Bo

Dari kedua persamaan ini kita dapatkan:

Bo – Ao s Bo – Ao s
Ao s + K2 δ = Bo maka K2 = ———— maka K1 = Ao – ———— (4.37)
δ δ
Tanggapan lengkap menjadi:

Bo – Ao s Bo – Ao s
y = yp + [ Ao – ———— ] e + ———— e (s + δ) t
st

δ δ
Bo – Ao s Bo – Ao s
= yp + [ ( Ao – ———— ) + ———— e δ t ] e s t (4.38.a)
δ δ
1 e δt
= yp + { Ao + ( Bo – Ao s ) [ – — + —— ] } e s t
δ δ

1 e δt e δt – 1
Karena lim [ – — + —— ] = lim [ ——— ] = t maka tanggapan lengkap (4.38.a) ,menjadi
δ→0 δ δ δ→0 δ

y = yp + [ Ao + ( Bo – Ao s ) t ] e s t (4.38.b)

Pada persamaan (4.38.b) nilai Ao dan Bo mempunyai nilai tertentu yang ditetapkan oleh kondisi
awal. Maka persamaan (4.38.b) dapat ditulis menjadi:
y = yp + [ Ka + Kb t ] e s t (4.38.c)

Roekmono Page 24
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Contoh Soal 2
Saklar S pada rangkaian disamping ini telah lama berada pada posisi 1. Pada t = 0 saklar dipindah
ke posisi 2. Tentukan tegangan kapasitor v untuk t > 0. Tetapi resistor 8,5 kΩ diganti dengan 4

Penyelesaian:
Kondisi mantap telah tercapai pada waktu saklar di posisi 1, membuat kapasitor bertegangan
sebesar tegangan sumber, sementara inductor tidak dialiri arus, maka:

v(0–) = 15 V dan i (0–) = 0


di
Setelah saklar di posisi 2 , persamaan rangkaian adalah: –v + L — + i R = 0
dt
dv
Karena i = – iC = – C — maka persamaan rangkaian menjadi:
dt
d dv dv d2v dv
–v + L —[ –C —] + R[–C —] = 0 maka L C —— + R C — + v = 0
dt dt dt dt2 dt
6
Jika nilai-nilai elemen dimasukkan dan dikalikan dengan 4 x 10 maka persamaan rangkaian menjadi:

d2v dv
—— + 4 x 10 — + 4 x 106 v = 0
3

dt2 dt

Persamaan karakteristik : s2 + 4000 s + 4 x 106 = 0


_______________
Maka akar-akar : s1 , s2 = – 2000 ± √ 4 x 106 – 4 x 106 = – 2000 = s

Disini terdapat dua akar sama besar , oleh karena itu tanggapan lengkap akan berbentuk :

v = vp + ( Ka + Kb t ) e s t = 0 + ( Ka + Kb t ) e s t karena vp = 0

Aplikasi kondisi awal pertama pada tanggapan lengkap memberikan : v (0+) = 15 = Ka

Aplikasi kondisi awal kedua dv / dt (0+) = 0 pada tanggapan lengkap memberikan :


dv dv
st st
— = Kb e + (Ka + Kb t) s e maka — (0+) = 0 = Kb + Ka s Kb = –Ka s = 30000
dt dt
Tanggapan lengkap rangkaian : v = ( 15 + 30000 t ) e – 2000 t V

Roekmono Page 25
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Akar–Akar Kompleks Konjugat
Dua akar kompleks konjugat dapat ditulis sebagai:

s1 = α + j β dan s2 = α + j β

Tanggapan lengkap rangkaian menurut persamaan (4.32) adalah:

y = yp + K1 e (α + j β) t + K2 e (α – j β) t = yp + [ K1 e j β t + K2 e –j β t ] e α t (4.39)

Aplikasi kondisi awal pertama y (0+) pada persamaan (4.39) memberikan:

y (0+) = yp (0+) + ( K1 + K2 ) maka K1 + K2 = y (0+) – yp (0+) = Ao

dv
Aplikasi kondisi awal kedua — (0+) = y′ (0+) pada persamaan (4.39) memberikan:
dt
dy dyp
— = —— + ( j β K1 e j β t – j β K2 e – j β t ) e α t + ( K1 e j β t + K2 e – j β t ) α e α t
dt dt

dy
— (0+) = y′ (0+) = y′p (0+) + ( j β K1 – j β K2 ) + ( K1 + K2 ) α
dt

Maka : j β ( K1 – K2 ) + α ( K1 + K2 ) = y′ (0+) – y′p (0+) = Bo

Dari sini diperoleh:

K1 + K2 = Ao dan j β ( K1 – K2 ) + α ( K1 + K2 ) = Bo

Ao + ( Bo – α Ao ) / j β Ao – ( Bo – α Ao ) / j β
Maka diperoleh K1 = ——————————— K2 = ——————————
2 2

Tanggapan lengkap :

Ao + ( Bo – α Ao ) / j β Ao – ( Bo – α Ao ) / j β
y = yp + [ —————————— e j β t + ————————— e – j β t ] e α t
2 2

Roekmono Page 26
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Atau:
e βt + e –jβt ( Bo – α Ao ) e jβ – e –jβt
y = yp + [ Ao —————— + —————— —————— ] e α t (4.40)
2 β 2j

( Bo – α Ao )
= yp + [ Ao Cos β t + ————— Sin β t ] e α t
Β

Ao dan Bo mempunyai nilai tertentu yang ditetapkan oleh kondisi awal. Sedangkan α dan β
ditentukan oleh nilai elemen rangkaian. Maka tanggapan lengkap rangkaian ditulis :

y = yp + ( Ka Cos β t + Kb Sin β t ) e α t (4.41)

Ka dan Kb yang masih harus ditentukan melalui penerapan kondisi awal.

Contoh Soal 3
Saklar S pada rangkaian disamping ini telah lama berada pada posisi 1. pada t = 0 saklar
dipindahkan ke posisi 2 Tentukan tegangan kapasitor v untuk t > 0 tetapi resistor 8,5 kΩ diganti
dengan 1 kΩ
Penyelesaian:
Kondisi mantap yang telah tercapai pada waktu saklar di posisi 1 , membuat kapasitor bertegangan
sebesar tegangan sumber , sementara inductor tidak dialiri arus.

Maka : v (0–) = 15 V dan i(0–) = 0


di
Saklar di posisi 2 , persamaan rangkaian adalah: –v + L — + i R = 0
dt
Karena i = – iC = – C dv/dt maka persamaan menjadi:

d dv dv d2v dv
–v + L —( –C —) + R(–C —) = 0 maka L C —— + R C — + v = 0
dt dt dt dt2 dt
Jika nilai-nilai elemen dimasukkan dan dikalikan dengan 4 x 106 maka persamaan rangkaian menjadi :

d2v dv
—— + 103 — + 4 x 106 v = 0
dt2 dt

Roekmono Page 27
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Persamaan karakteristik : s2 + 1000 s + 4 x 106 = 0


_____________ ___
Maka akar-akar : s1 , s2 = – 500 ± √ 5002 – 4 x 106 = – 500 ± j 500 √15
___
Terdapat dua akar kompleks konjugat : α ± j β α = – 500 β = 500 √ 15
Dugaan tanggapan lengkap : v = vp + ( Ka Cos β t + Kb Sin β t ) e α t

= 0 + ( Ka Cos β t + Kb Sin β t ) e α t

Aplikasi kondisi awal pertama : v (0+) = 15 = Ka


Aplikasi kondisi awal kedua :
dv
— = ( – Ka β Sin β t + Kb β Cos β t ) e α t + ( Ka Cos β t + Kb Sin β t ) α e α t
dt

dv – α Ka 500 x 15 ____
+
— (0 ) = 0 = Kb β + Ka α maka Kb = ———— = ———— = √ 15
dt β 500 √ 15
____ ___ ____
Tanggapan lengkap : v = [ 15 Cos ( 500 √ 15 t ) + √ 15 Sin ( 500 √ 15 t ) ] e – 500 t V

Tanggapan Rangkaian Orde Kedua Terhadap Sinyal Anak Tangga (Step)


Bentuk umum sinyal anak tangga (step) adalah A u (t). Jika kita hanya meninjau keadaan pada
t > 0 , maka factor u (t) tidak perlu dituliskan.

Contoh Soal 4
Jika vs=10 u (t) V, bagaimana t > 0 untuk berbagai nilai μ
Penyelesaian:
Karena vo= μ vB maka kita mencari persamaan rangkaian
dengan tegangan simpul B yaitu vB sebagai peubah.
Persamaan tegangan simpul untuk simpul A dan B adalah:
1 1 vs vB d
vA ( — + — ) + i1 – — – — = 0 maka 2 vA + — ( vA – μ vB ) – vs – vB = 0
6 6 6 6
10 10 10 10 dt
1 vA dvB dvB
vB ( — ) + i2 – — = 0 maka vB + —— – vA = 0 maka vA = vB + ——
6 6
10 10 dt dt

Roekmono Page 28
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Dua persamaan diferensial orde satu ini jika digabungkan akan memberikan persamaan diferensial orde
kedua.
dvB dvB d2vB dvB
2 vB + 2 —— + —— + —— – μ —— – vB = vs = 10
dt dt dt2 dt
d2vB dvB
—— + —— + vB = 10
dt2 dt

Persamaan karaktristik : s2 + s + 1 = 0
______
–1 ± √ 1 – 4
Maka akar-akar : s1 , s2 = —————— = – 0,5 ± j 0,5 √ 3
2

Dua akar kompleks konjugat : α ± j β α = – 0,5 β = 0,5 √ 3

Dugaan tanggapan lengkap : vB = vBP + ( Ka Cos β t + Kb Sin β t ) e α t

Tanggapan paksa : vBP = K maka 0 + 0 + K = 10 maka vBP = 10

Tanggapan lengkap : vB = 10 + ( Ka Cos β t + Kb Sin β t ) e α t

Kondisi awal adalah : kedua kapasitor bertegangan Nol

vB (0+) = 0 dan vA (0+) – vo (0+) = 0 maka vB (0+) + 105 i2 (0+) – 2 vB (0+) = 0

dvB
0 + 105 —— (0+) – 0 = 0 maka —— (0+) = 0
dt
Penerapan dua kondisi awal ini ke tanggapan lengkap memberikan :

vB (0+) = 0 = 10 + Ka maka Ka = –10

dvB
—— = ( – Ka β Sin β t + Kb β Cos β t ) e α t + ( Ka Cos β t + Kb Sin β t ) e α t
dt

dvB – α Ka 0,5 x (–10) –10


—— (0+) = 0 = Kb β + α Ka maka Kb = ——— = ———— = ——
dt β 0,5 √ 3 √3

10
vB = 10 – [ 10 Cos (0,5 √ 3 t + —— Sin (0,5 √ 3 t ] e – 0,5 t V
√3
Roekmono Page 29
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Tanggapan Rangkaian Orde Kedua Terhadap Sinyal Sinus
Masukan sinyal Sinus secara umum dapat kita nyatakan dengan x (t) = A Cos (ω t + θ) u (t)
Untuk peninjauan pada t > 0 faktor u (t) tak perlu ditulis lagi. Maka persamaan umum rangkaian
orde kedua dengan masukan sinyal Sinus akan berbentuk :

d2y dy
a —— + b — + c y = A Cos (ωt + θ)
dt2 dt

Persamaan karakteristik , serta akar-akarnya tidak berbeda dengan apa yang telah kita bahas untuk
sumber tegangan konstan dan memberikan tanggapan alami yang berbentuk:

va = K1 e s1 t + K2 e s2 t

Untuk masukan Sinus , tanggapan paksa diduga berbentuk :

vp = Ac Cos ω t + As Sin ω t

Contoh Soal 5
Carilah v dan I untuk t > 0 pada rangkaian disamping ini jika
vs= 26 Cos3t u(t) V sedangkan i (0) = 2 A dan v(0) = 6 V

Penyelesaian:
Aplikasi HTK untuk rangkaian ini memberikan:
di 5 dv 1 d2 v
– vs + 5 i + — + v = 0 maka — — + — —— + v = 26 Cos 3t
dt 6 dt 6 dt2

d2v dv
—— + 5 — + 6 v = 156 Cos 3t
dt2 dt

Roekmono Page 30
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Persamaan karaktristik : s2 + 5 s + 6 = 0 = ( s + 2 ) ( s + 3 )

Maka akar-akar : s1 = – 2 s2 = – 3

Dugaan tanggapan lengkap : v = vp + K1 e –2t + K2 e –3t

Dugaan tanggapan paksa : vp = Ac Cos 3t + As Sin 3t

( – 9 Ac + 15 As + 6 Ac ) Cos 3t + ( – 9 Ac – 15 Ac + 6 As ) Sin 3t = 156 Cos 3t

– 3 Ac + 15 As = 156 maka –15 Ac – 3 As = 0

156 + 0 5 x 156 – 0
Ac = ———— = – 2 As = ————— = 10
– 3 – 75 75 + 3

1 dv dv
+
Tanggapan lengkap : v (0 ) = 6 dan i (0 ) = 2 = — — (0+)
+
maka — (0+) = 12
6 dt dt

Aplikasi kondisi awal pertama : 6 = – 2 + K1 + K2 maka K2 = 8 – K1

Aplikasi kondisi awal kedua : 12 = 30 – 2 K1 – 3 K2 maka K1 = 6 maka K2 = 2

Tanggapan lengkap : v = – 2 Cos 3t + 10 Sin 3t + 6 e –2t + 2 e –3t V

1 dv
i = — — = Sin 3t + 5 Cos 3t – 2 e –2t – e –3t A
6 dt

Roekmono Page 31

Anda mungkin juga menyukai