▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
4.2 Sistem Orde Kedua
Rangkaian RLC Seri
Kita lihat rangkaian RLC seri yang ditunujukkan
gambar disamping ini.
Kita coba menggunakan tegangan kapsitor sebagai peubah rangkaian , kemudian apa yang akan kita
dapatkan jika arus inductor yang kita pilih .
d2v dv (4.22)
L C —— + R C — + v = vin
dt2 dt
Persamaan (4.22) adalah persamaan diferensial orde kedua, yang merupakan diskripsi lengkap
rangkaian, dengan tegangan kapasitor sebagai peubah satus (peubah keadaan).
Untuk memperoleh persamaan rangkaian dengan arus inductor i sebagai peubah status (peubah
keadaan), kita manfaatkan hubungan arus – tegangan kapsitor yaitu:
dv 1
i = iC = C — maka v = — ∫ i dt
dt C
Roekmono Page 18
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Sehingga persamaan (4.21) menjadi:
di 1
L — + R i + — ∫ i dt + v (0) = vin
dt C
d2i di d vin
L C —— + R C — + i = C —— = iin (4.23)
dt2 dt dt
Persamaan (4.22) dan (4.23) sama bentuknya , hanya peubah sinyal (peubah keadaan / status) yang
berbeda. Hal ini berarti bahwa tegangan kapasitor ataupun arus inductor sebagai peubah status /
keadaan akan memberikan persamaan rangkaian yang setara.
di v dv
v = vL = L — sehingga iR = — dan iC = C —
dt R dt
v dv d2i L di
— + i + C — = is atau L C —— + — — + i = is
R dt dt2 R dt (4.24)
Persamaan (4.24) adalah persamaan rangkaian paralel RLC merupakan persamaan diferensial orde
kedua
Tinjauan Umum Tanggapan Rangkaian Orde kedua
Secara umum rangkaian orde kedua mempunyai persamaan berbentuk :
d2 y dy
a —— + b — + c y = f(t) (4.25)
dt2 dt
Roekmono Page 19
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Pada sistem orde satu bahwa tanggapan rangkaian terdiri dari tanggapan alami dan tanggapan paksa ,
hal yang sama juga trejadi pada sistem orde kedua. Perbedaan dari kedua sistem ini terletak pada
kondisi awalnya.
Karena rangkaian orde kedua mengandung dua elemen yang mampu menimpan energi yaitu L dan C
maka dalam sistem ini baik arus inductor maupun tegangan kapasitor harus merupakan fungsi
kontinyu. Oleh karena itu ada dua kondisi awal yang harus dipenuhi yaitu:
Dalam penerapannya kedua kondisi awal ini harus dijadikan satu , artinya vC dinyatakan dalam iL
atau sebaliknya i L dinyatakan dalam vC , tergantung dari peubah y pada (4.25) berupa tegangan
kapasitor atau arus inductor .
Misal pada rangkaian RLC seri hubungan antara vC dan iL adalah:
d vC d vC i (0–)
i (0+) = iL (0+) = iC (0+) = C —— (0+) atau —— (0+) = ——
dt dt C
Jika peubah y adalah tegangan kapasitor , dua kondisi awal yang harus diterapkan adalah:
d vC iL (0+)
vC (0+) = vC (0–) dan —— (0+) = ———
dt C
d iL d iL vC (0+)
vC (0 ) = vL (0 ) = L —— (0+)
+ +
atau —— (0+) = ———
dt dt L
Jika peubah y adalah arus inductor , dua kondisi awal yang harus diterapkan adalah:
d iL vC (0+)
iL (0+) = iL (0–) dan —— (0+) = ———
dt L
dy
+ –
y (0 ) = y (0 ) dan — (0+) = y′ (0+)
dt
(4.26)
dengan y′ (0+) dicari dari hubungan rangkaian
Roekmono Page 20
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Respon Alami
Tanggapan alami diperoleh dari persamaan rangkaian dengan memberi nilai Nol pada ruas kanan dari
persamaan (4.25) sehingga menjadi:
d2 y dy
a —— + b — + c y = 0 (4.27)
dt2 dt
Agar persaman ini dapat dipenuhi , maka y dan turunannya harus mempunyai bentuk sama ,
sehingga dapat diduga y berbentuk fungsi eksponensial ya = K e s t dengan K dan s yang masih
harus ditentukan.
Bila solusi ini dimasukkan ke (4.27) akan didapat :
a K s e st + b K s e st + c K e st = 0 atau K e s t ( a s2 + b s + c ) = 0 (4.28)
Fungsi e s t tidak boleh Nol untuk semua nilai t , kondisi K = 0 juga tidak diperkenankan karena hal
itu akan berarti ya = 0 untuk seluruh t . Maka satu-satunya agar persamaan ini dipenuhi adalah :
a s2 + b s + c = 0
(4.29)
Dengan adanya dua akar , maka kita mempunyai dua tanggapan alami yaitu :
Roekmono Page 21
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Maka solusi tanggapan alami yang kita cari adalah:
ya = ya1 + ya2 = K1 e s1t + K2 e s2t (4.31)
Konstanta K1 dan K2 kita cari melalui penerapan kondisi awal pada tanggapan lengkap.
Tanggapan Paksa
Dengan pemisalan tanggapan paksa tersebut di atas maka tanggapan lengkap (tanggapan rangkaian)
menjadi:
y = yp + ya = yp + K1 e s1t + K2 e s2t (4.32)
s2 Ao – Bo s1 Ao – Bo
K1 = ————— dan K2 = —————
s2 – s1 s1 – s2
Sehingga tangapan lengkap menjadi:
s2 Ao – Bo s1 Ao – Bo
y = yp + ————— e 1 + ————— e s2t
s t
(4.34)
s2 – s1 s1 – s2
Roekmono Page 22
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Contoh Soal 1
Saklar S pada rangkaian disamping telah lama berada pada
posisi 1.Pada t = 0 , saklar dipindahkan ke posisi 2. Tentukan
tegangan kapasitor v untuk t > 0
Penyelesaian:
Kondisi mantap yang telah tercapai pada waktu sakalr di posisi
1 , membuat kapasitor bertegangan sebesar tegangan sumber , sementara inductor tidak dialiri arus .
d2v dv
—— + 8,5 x 10 — + 4 x 106 v = 0
3
dt2 dt
dv dv
–
b) iL (0 ) = iL (0 ) = 0 = – iC (0 ) = – C — (0+)
+ +
maka — (0+) = 0
dt dt
Maka : 0 = K1 s1 + K2 s2 = K1 s1 + ( 15 – K1 ) s2
Roekmono Page 23
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Dua Akar Riil Sama Besar
Kedua akar yang sama besar dapat kita tuliskan sebagai:
s1 = s dan s2 = s + δ dengan δ → 0 (4.35)
Dengan demikian maka tanggapan lengkap (4.32) dapat kita tulis:
y = yp + K1 e s1t + K2 e s2t = yp + K1 e s t + K2 e (s + δ) t (4.36)
+
Kalau kondisi awal pertama y (0 ) kita terapkan , kita akan memperoleh:
Jika kondisi awal kedua dy/dt (0+) kita terapkan , kita peroleh:
Bo – Ao s Bo – Ao s
Ao s + K2 δ = Bo maka K2 = ———— maka K1 = Ao – ———— (4.37)
δ δ
Tanggapan lengkap menjadi:
Bo – Ao s Bo – Ao s
y = yp + [ Ao – ———— ] e + ———— e (s + δ) t
st
δ δ
Bo – Ao s Bo – Ao s
= yp + [ ( Ao – ———— ) + ———— e δ t ] e s t (4.38.a)
δ δ
1 e δt
= yp + { Ao + ( Bo – Ao s ) [ – — + —— ] } e s t
δ δ
1 e δt e δt – 1
Karena lim [ – — + —— ] = lim [ ——— ] = t maka tanggapan lengkap (4.38.a) ,menjadi
δ→0 δ δ δ→0 δ
y = yp + [ Ao + ( Bo – Ao s ) t ] e s t (4.38.b)
Pada persamaan (4.38.b) nilai Ao dan Bo mempunyai nilai tertentu yang ditetapkan oleh kondisi
awal. Maka persamaan (4.38.b) dapat ditulis menjadi:
y = yp + [ Ka + Kb t ] e s t (4.38.c)
Roekmono Page 24
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Contoh Soal 2
Saklar S pada rangkaian disamping ini telah lama berada pada posisi 1. Pada t = 0 saklar dipindah
ke posisi 2. Tentukan tegangan kapasitor v untuk t > 0. Tetapi resistor 8,5 kΩ diganti dengan 4
kΩ
Penyelesaian:
Kondisi mantap telah tercapai pada waktu saklar di posisi 1, membuat kapasitor bertegangan
sebesar tegangan sumber, sementara inductor tidak dialiri arus, maka:
d2v dv
—— + 4 x 10 — + 4 x 106 v = 0
3
dt2 dt
Disini terdapat dua akar sama besar , oleh karena itu tanggapan lengkap akan berbentuk :
v = vp + ( Ka + Kb t ) e s t = 0 + ( Ka + Kb t ) e s t karena vp = 0
Roekmono Page 25
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Akar–Akar Kompleks Konjugat
Dua akar kompleks konjugat dapat ditulis sebagai:
s1 = α + j β dan s2 = α + j β
y = yp + K1 e (α + j β) t + K2 e (α – j β) t = yp + [ K1 e j β t + K2 e –j β t ] e α t (4.39)
dv
Aplikasi kondisi awal kedua — (0+) = y′ (0+) pada persamaan (4.39) memberikan:
dt
dy dyp
— = —— + ( j β K1 e j β t – j β K2 e – j β t ) e α t + ( K1 e j β t + K2 e – j β t ) α e α t
dt dt
dy
— (0+) = y′ (0+) = y′p (0+) + ( j β K1 – j β K2 ) + ( K1 + K2 ) α
dt
K1 + K2 = Ao dan j β ( K1 – K2 ) + α ( K1 + K2 ) = Bo
Ao + ( Bo – α Ao ) / j β Ao – ( Bo – α Ao ) / j β
Maka diperoleh K1 = ——————————— K2 = ——————————
2 2
Tanggapan lengkap :
Ao + ( Bo – α Ao ) / j β Ao – ( Bo – α Ao ) / j β
y = yp + [ —————————— e j β t + ————————— e – j β t ] e α t
2 2
Roekmono Page 26
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Atau:
e βt + e –jβt ( Bo – α Ao ) e jβ – e –jβt
y = yp + [ Ao —————— + —————— —————— ] e α t (4.40)
2 β 2j
( Bo – α Ao )
= yp + [ Ao Cos β t + ————— Sin β t ] e α t
Β
Ao dan Bo mempunyai nilai tertentu yang ditetapkan oleh kondisi awal. Sedangkan α dan β
ditentukan oleh nilai elemen rangkaian. Maka tanggapan lengkap rangkaian ditulis :
Contoh Soal 3
Saklar S pada rangkaian disamping ini telah lama berada pada posisi 1. pada t = 0 saklar
dipindahkan ke posisi 2 Tentukan tegangan kapasitor v untuk t > 0 tetapi resistor 8,5 kΩ diganti
dengan 1 kΩ
Penyelesaian:
Kondisi mantap yang telah tercapai pada waktu saklar di posisi 1 , membuat kapasitor bertegangan
sebesar tegangan sumber , sementara inductor tidak dialiri arus.
d dv dv d2v dv
–v + L —( –C —) + R(–C —) = 0 maka L C —— + R C — + v = 0
dt dt dt dt2 dt
Jika nilai-nilai elemen dimasukkan dan dikalikan dengan 4 x 106 maka persamaan rangkaian menjadi :
d2v dv
—— + 103 — + 4 x 106 v = 0
dt2 dt
Roekmono Page 27
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
= 0 + ( Ka Cos β t + Kb Sin β t ) e α t
dv – α Ka 500 x 15 ____
+
— (0 ) = 0 = Kb β + Ka α maka Kb = ———— = ———— = √ 15
dt β 500 √ 15
____ ___ ____
Tanggapan lengkap : v = [ 15 Cos ( 500 √ 15 t ) + √ 15 Sin ( 500 √ 15 t ) ] e – 500 t V
Contoh Soal 4
Jika vs=10 u (t) V, bagaimana t > 0 untuk berbagai nilai μ
Penyelesaian:
Karena vo= μ vB maka kita mencari persamaan rangkaian
dengan tegangan simpul B yaitu vB sebagai peubah.
Persamaan tegangan simpul untuk simpul A dan B adalah:
1 1 vs vB d
vA ( — + — ) + i1 – — – — = 0 maka 2 vA + — ( vA – μ vB ) – vs – vB = 0
6 6 6 6
10 10 10 10 dt
1 vA dvB dvB
vB ( — ) + i2 – — = 0 maka vB + —— – vA = 0 maka vA = vB + ——
6 6
10 10 dt dt
Roekmono Page 28
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Dua persamaan diferensial orde satu ini jika digabungkan akan memberikan persamaan diferensial orde
kedua.
dvB dvB d2vB dvB
2 vB + 2 —— + —— + —— – μ —— – vB = vs = 10
dt dt dt2 dt
d2vB dvB
—— + —— + vB = 10
dt2 dt
Persamaan karaktristik : s2 + s + 1 = 0
______
–1 ± √ 1 – 4
Maka akar-akar : s1 , s2 = —————— = – 0,5 ± j 0,5 √ 3
2
dvB
0 + 105 —— (0+) – 0 = 0 maka —— (0+) = 0
dt
Penerapan dua kondisi awal ini ke tanggapan lengkap memberikan :
dvB
—— = ( – Ka β Sin β t + Kb β Cos β t ) e α t + ( Ka Cos β t + Kb Sin β t ) e α t
dt
10
vB = 10 – [ 10 Cos (0,5 √ 3 t + —— Sin (0,5 √ 3 t ] e – 0,5 t V
√3
Roekmono Page 29
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Tanggapan Rangkaian Orde Kedua Terhadap Sinyal Sinus
Masukan sinyal Sinus secara umum dapat kita nyatakan dengan x (t) = A Cos (ω t + θ) u (t)
Untuk peninjauan pada t > 0 faktor u (t) tak perlu ditulis lagi. Maka persamaan umum rangkaian
orde kedua dengan masukan sinyal Sinus akan berbentuk :
d2y dy
a —— + b — + c y = A Cos (ωt + θ)
dt2 dt
Persamaan karakteristik , serta akar-akarnya tidak berbeda dengan apa yang telah kita bahas untuk
sumber tegangan konstan dan memberikan tanggapan alami yang berbentuk:
va = K1 e s1 t + K2 e s2 t
vp = Ac Cos ω t + As Sin ω t
Contoh Soal 5
Carilah v dan I untuk t > 0 pada rangkaian disamping ini jika
vs= 26 Cos3t u(t) V sedangkan i (0) = 2 A dan v(0) = 6 V
Penyelesaian:
Aplikasi HTK untuk rangkaian ini memberikan:
di 5 dv 1 d2 v
– vs + 5 i + — + v = 0 maka — — + — —— + v = 26 Cos 3t
dt 6 dt 6 dt2
d2v dv
—— + 5 — + 6 v = 156 Cos 3t
dt2 dt
Roekmono Page 30
Rangkaian Listrik Teknik Fisika FTI – ITS
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Persamaan karaktristik : s2 + 5 s + 6 = 0 = ( s + 2 ) ( s + 3 )
Maka akar-akar : s1 = – 2 s2 = – 3
156 + 0 5 x 156 – 0
Ac = ———— = – 2 As = ————— = 10
– 3 – 75 75 + 3
1 dv dv
+
Tanggapan lengkap : v (0 ) = 6 dan i (0 ) = 2 = — — (0+)
+
maka — (0+) = 12
6 dt dt
1 dv
i = — — = Sin 3t + 5 Cos 3t – 2 e –2t – e –3t A
6 dt
Roekmono Page 31