Anda di halaman 1dari 3

Bola memang bundar.

Artinya, tidak ada jaminan bahwa sebuah kemenangan dapat diraih


sebelum bertanding diatas lapangan hijau. Ungkapan itu pantas dilekatkan kepada Lionel Messi
sebagai semangat jiwa dalam memainkan si kulit bundar. Dia berlari dan mengejar bola,
mengumpan kepada rekan satu tim dari menit awal hingga peluit akhir tanpa lelah untuk sebuah
kemenangan. Bahkan dia juga piawai mencetak gol.

Itulah mahalnya sebuah harga kemenangan bagi sebuah tim sepak bola. Setiap pemain
mempunyai beban untuk sebuah kemenagan dari para pelatih, pengurus serta petinggi klub
sampai ribuan supporter dalam atmosfer suatu pertandingan. Tidak semua pemain sepak bola
bisa mengemban dan menjalani beban berat tersebut. Mental dan semangat petarung inilah yang
dimiliki oleh “the golden boy” Lionel Messi.

Lembar cerita kesuksesan Messi terajut ketika keberaniannya menuju daratan Eropa, jauh
meninggalkan negara asalnya Argentina. Pemuda kelahiran Rosario Provinsi Santa Fe, kota
kelahiran Che Guevara “sang reolusioner”, 21 tahun yang lalu ini dengan penuh kepercayaan diri
berkarir di Barcelona B. Talenta yang ada dalam jiwa Messi semakin meningkat dengan
didampingi sang ayah yang setia memberi semangat moral.

Manajemen Barcelona dengan cermat tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk


mendapatkan tanda tangannya. Tanpa menunggu lama dan kehilangan sang “super star”, di
restoran klub Tennis manajemen segera membuat kontrak perjanjian diatas selembar serbet.
Bukan tanpa alasan dan itulah peluang barcelona agar Messi tidak diambil klub lain.

Carles Rexach, meminta kepada pelayan restoran untuk menjadi saksi kontrak perjanjian.
Rexach menulis di secarik kertas “Saya sebagai direktur olahraga klub, menjamin bahwa klub
bertanggung jawab pada kehidupan keluarga Messi jika mereka bersedia tinggal di Barcelona
dan sang anak bergabung bersama klub.” (hlm. 14).

Secara perlahan tapi pasti sarana dan prsarana untuk Messi diperhatikan termasuk masalah
kesehatan. Maklum saja, Messi memiliki kelainan kekurangan hormon pertumbuhan. Dana yang
tidak sedikit dikeluarkan oleh Barcelona untuk biaya suntikan hormon pertumbuhan. Tinggi
badannya pun bertambah dari 140 cm menjadi 169 cm.

Persembahan treble winner kepada Barcelona yakni meraih gelar la liga, copa del rey, dan liga
champions merupakan persembahan terbaiknya bersama Barcelona. Atas persembahan itulah,
Messi akhirnya meraih penghargaan sebagai pemian terbaik dunia 2009.

Titisan Maradona

Sejalan dengan pembinaan yang baik dan berkala, Messi menunjukkan dengan prestasi yang
menjanjikan. Pada Piala Dunia U-20 tahun 2005 dia membawa Argentina menjadi juara. Gelar
pemain terbaik serta pencetak gol terbanyak juga diraihnya dengan kerja keras diatas lapangan
hijau. Hal itu sama dengan prestasi legenda hidup sepak bola Argentina Diego Maradona tahun
1979 di jepang.
Tanpa ragu-ragu atas prestasi itu, Barcelona menaikkan perjanjian kontrak Messi menjadi 100
juta Pounsterling (2,4 triliun) hingga tahun 2014. Kontrak yang fantastis bagi pemain yang baru
berusia 18 tahun.  Nilai itu melebihi rata-rata gaji penghuni lama skuad Barcelona seperti Deco,
Puyol, Valdes dan juga Xavi.

Publik katalan lantas menyamakan Messi dengan Maradona. Hal itu tidak terlapas bahwa debut
pertama timnas Argentina senior yang dilakukan Messi dan Maradona adalah sama-sama
melawan Hungaria. Kemudian dia mencetak gol ke gawang Getafe di Copa del Rey 2007 dengan
mendribel bola dari tengah. Gol itu mirip dengan gol Maradona ke gawag Inggris di Piala Dunia
1986.
Tidak berhenti sampai disitu, dia juga mencetak gol “Tangan Tuhan” ke gawang Espanyol.
Layaknya gol Maradona yang kontroversi ke gawang Peter Shilton (Inggris) tahun 1986, Messi
pun semakin lekat dengan julukan Messidona (titisan Maradona).

Tak lama berselang, sang legenda hidup sepak bola Argentina pun ikut berkomentar. “Sejak
awal, saya telah yakin dengannya. Sebab hanya Lionel Messi seoranglah yang pantas menjadi
reinkarnasi saya. Ia berbeda, tak sama dengan Aimar, Riquelme, D’Alessandro. Messi punya gigi
ekstra, seperti mobil dengan enam kecepatan.”

Messias:Bagaikan malam yang merindukan bulan, kehadiran Messi bagaikan juru selamat
Barcelona dan negaranya Argentina. Dalam laga gengsi El Classico liga primera 2007 melawan
Real Madrid, dia mencetak hattrick pertamanya ke gawang Iker Cassilas untuk menyamakan
kedudukan menjadi 3-3  di injury time.

Ketika para pilar Barcelona seperti Eto’o yang masih cedera, Ronaldinho yang performanya
menurun, Henry yang sedang mandul, Messi merupakan solusi tepat bagi tim. Tak salah julukan
“sang juru selamat (the messiah) semakin terpatri dalam dirinya. Dia juga turut membawa El-
Barca juara Pila Champions dan Liga Primera 2005-2006.

Di negara asalnya Argentina, Messi juga merupakan harapan bangsa setelah era Kempes,
Maradona, Batistuta, serta Crespo. Masyarakat pecinta sepak bola Argentina dan juga para
penggemarnya di seluruh dunia berharap gocekan dan gol-golnya membawa kejayaan Argentina
di Kejuaraan Piala Dunia 2010 di Afrika nanti.

Meskipun ditulis oleh seorang Mahasiswa Pendidikan Sejarah, buku ini patut untuk di apresiasi
bersama dalam penulisan biografi polpuler. Semangat untuk memberikan pengabdian dan kerja
keras yang diceriterakan dari sosok Messi dapat dijadikan pelajaran bagi semua orang.

Buku ini juga merupakan bacaan yang menunjang bagi para olahragawan, mahasiswa
Keolahragaan, maupun pecinta sepak bola di tanah air. Bagi para praktisi olahraga, pembinaan
sejak dini yang ditempuh oleh Messi patut untuk dijadikan pelajaran bagi dunia persepakbolaan
di negeri kita ini. Sehingga, banyak bibit-bibit muda berbakat masa depan, bukan kekerasan dan
kerusuhan yang dialami sepak bola indonesia saat ini.

Dengan bahasa yang mengalir dan ringan dicerna, buku ini menandakan bahwa penulisnya
cukup cermat untuk merekonstruksi sejarah kehidupan Lionel Messi.
 

Anda mungkin juga menyukai