PENDIDIKAN
JASMANI DAN
KESEHATAN
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA,
DAN ZAT ADIKTIF
Fikra
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar_____________________________________________________________ 1
Daftar Isi__________________________________________________________________ 2
Daftar Pustaka_____________________________________________________________ 26
1
BAGIAN
Sejarah Narkoba
S ebelum muncul istilah narkoba lama sudah kita mengenal apa yang
dinamakan dengan Candu. dalam catatan sejarah kurang lebih tahun 2000 SM di
Samaria ditemukan sari bunga opium atau kemudian lebih dikenal dengan nama OPIUM
( Candu = Papavor somniferitum). Bunga ini tumbuh subur didaerah dataran tinggi
diatas ketinggian 500 meter diatas permukaan laut. Penyebaran selanjutnya adalah ke
daerah India, Cina, dan Wilaya-wilayah asia lainnya.
Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama friedrich Wilhelim
menemukan modifikasi candu yang dicampur amoniak yang dikenal dengan nama
Morphin ( diambil dari nama dewi mimpi yunani yang bernama Morphius).tahun 1856
waktu pecah perang saudara di Amerika Seriakt, Morphin ini dipergunakan untuk
penghilang rasa sakit akibat luka-luka perang.
Tahun 1874 seorang ahli kimia bernama Alder Wright dari London merebus
cairan morphin dengan asam anhidrat ( cairan asam yang ada pada sejenis jamur).
Campuran ini membawa efek ketika diuji coba pada anjing. Anjing tersebut
memberikan reaksi yaitu : tiarap, ketakutan, mengantuk, dan muntah-muntah. Tahun
1898 pabrik obat “BAYER” memproduksi obat tersebut dengan nama HEROIN, sebagai
obat resmi penghilang sakit. Sakit ini Heroin tidak lagi dipakai sebagai obat, hanya
Morphin saja. Perkembangan teknologi tak dapat dibendung, sehingga candu tersebut
diolah dengan berbagai campuran khusus dan jenisnyapun bertambah banyak seperti
Extasy, Putaw, dan sebagainya.
2
BAGIAN
Narkoba
N arkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif.
Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat
yang umumnya mempunyai risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar
kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius
pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini
presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah di luar batas dosis.
sebotol heroin
Penyebaran
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat
hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-
oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang
mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat
perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas, pemerintah
khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela. Upaya pemberantas
narkoba pun sudah sering dilakukan, namun masih sedikit kemungkinan untuk
menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia
SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling
efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari
pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya
untuk selalu menjauhi Narkoba.
Efek
• Halusinogen, efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam
sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi
dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata
contohnya kokain & LSD
• Stimulan , efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti
jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga
mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan
cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk
sementara waktu
• Depresan, efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan
mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang
bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw
• Adiktif , Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan
ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang
cenderung bersifat pasif , karena secara tidak langsung narkoba memutuskan
syaraf-syaraf dalam otak,contohnya ganja , heroin , putaw
• Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ
dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu
akan overdosis dan akhirnya kematian
Jenis
1) Golongan Opioid
Golongan ini terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu:
a) Bahan alami: misalnya candu atau opium.
b) Bahan buatan: misalnya metadon, demerol (pethidina), kodein (3-
metoksi-morfin),
heroin (diasetilmorfin), dan morfin.
Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid.
Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah
diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya
umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin
hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan.
1) Golongan Koka
Kokain merupakanalkaloid yang berasal dari tanaman Erithroxylon coca dari Amerika
Selatan.
Zat Adiktif
Z at adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh
organisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan
atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus-
menerus yang jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau rasa sakit luar
biasa, atau zat yang bukan narkotika dan psikotropika tetapi menimbulkan ketagihan.
Contohnya seperti : kopi, rokok, miras(alkohol), dll.
1) Kopi
Caffeine adalah sebuah bahan kimia yang mempunyai efek:
• Stimulasi system saraf pusat
• Stimulasi metabolisme
• Menyerap karbohidrat (26% lebih banyak jika
mengonsumsi caffeine)dan lemak lebih banyak
pada saat beraktivitas
1) Alkohol
Alkohol adalah zat yang paling sering disalahgunakan oleh manusia, alkohol
diperoleh atas peragian/fermentasi/penapaian (agan tau kan tape singkong),
madu , gula , sari buah atau umbi-umbianan. dari peragian tersebut dapat di
peroleh alkohol sampai 15% tetapi dgn proses penyulingan (destilasi) dapat
diperoleh kadar alkohol yg lebih tinggi biasanya 100%
Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-90 menit. setelah diserap,
alkohol/etanol disebarluaskan ke seluruh jaringan cairan tubuh. dengan
peningkatan kadar alkohol dalam darah orang tersebut dapat menjadi depresi.
Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol alkohol dapat dirasakan segera
dalam beberapa menit saja, tapi efeknya berbeda-beda, tergantung dari jumlah / kadar
alkohol yang di konsumsi. dalam jumlah yang kecil, alkohol dapat menimbulkan
perasaan relax, seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan (Euforia)
Pemabuk atau pengguna/pecandu alkohol yang berat dapat terancam masalah
kesehatan yg serius seperti radang usus, penyakit liver, dan kerusakan otak. kadang-
kadang alkohol digunakan sebagai kombinasi obat2an berbahaya lainnya, sehingga
efeknya jadi berlipat ganda. bila ini terjadi, efek keracunan dari penggunaan kombinasi
akan lebih buruk lagi dan kemungkinan mengalami over dosis yang besar.
rokok
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih
jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang
sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan
perokok.
1. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya
beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat
yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dsb.
2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker
di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin
pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara.
3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat
candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan
memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.
4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin,
sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk
membeli rokok.
5. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk
merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam
ketagihan asap rokok yang jahat.
P sikotropika adalah merupakan suatu zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
Golongan psikotropika
Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan
digolongkan menjadi4 golongan, yaitu:
1. Psikotropika golongan I : yaitu psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan
pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat
2. Psikotropika golongan II : yaitu psikotropika yang berkhasiat terapi tetapi dapat
menimbulkan ketergantungan.
3. Psikotropika golongan III : yaitu psikotropika dengan efek ketergantungannya
sedang dari kelompok hipnotik sedatif.
4. Psikotropika golongan IV : yaitu psikotropika yang efek ketergantungannya
ringan.
Psikotropika golongan I
Broloamfetamine atau DOB ((±)-4-bromo-2,5-dimethoxy-alpha-
methylphenethylamine)
Cathinone ((x)-(S)-2-aminopropiophenone)
DET (3-[2-(diethylamino)ethyl]indole)
DMA ( (±)-2,5-dimethoxy-alpha-methylphenethylamine )
DMHP ( 3-(1,2-dimethylheptyl)-7,8,9,10-tetrahydro-6,6,9-trimethyl-6H-
dibenzo[b,d]pyran-1-olo )
DMT ( 3-[2-(dimethylamino)ethyl]indole)
DOET ( (±)-4-ethyl-2,5-dimethoxy-alpha-phenethylamine)
Eticyclidine - PCE ( N-ethyl-1-phenylcyclohexylamine )
Etrytamine ( 3-(2-aminobutyl)indole )
Lysergide - LSD, LSD-25 (9,10-didehydro-N,N-diethyl-6-methylergoline-8beta-
carboxamide)
MDMA ((±)-N,alpha-dimethyl-3,4-(methylene-dioxy)phenethylamine)
Mescaline (3,4,5-trimethoxyphenethylamine)
Methcathinone ( 2-(methylamino)-1-phenylpropan-1-one )
4-methylaminorex ( (±)-cis-2-amino-4-methyl-5-phenyl-2-oxazoline )
MMDA (2-methoxy-alpha-methyl-4,5-(methylenedioxy)phenethylamine)
N-ethyl MDA ((±)-N-ethyl-alpha-methyl-3,4-(methylenedioxy)phenethylamine)
N-hydroxy MDA ((±)-N-[alpha-methyl-3,4-
(methylenedioxy)phenethyl]hydroxylamine)
Parahexyl (3-hexyl-7,8,9,10-tetrahydro-6,6,9-trimethyl-6H-dibenzo[b,d]pyran-1-
ol)
PMA (p-methoxy-alpha-methylphenethylamine)
Psilocine, psilotsin (3-[2-(dimethylamino)ethyl] indol-4-ol)
Psilocybine (3-[2-(dimethylamino)ethyl]indol-4-yl dihydrogen phosphate)
Rolicyclidine - PHP,PCPY ( 1-(1-phenylcyclohexyl)pyrrolidine )
STP, DOM (2,5-dimethoxy-alpha,4-dimethylphenethylamine)
Tenamfetamine - MDA (alpha-methyl-3,4-(methylenedioxy)phenethylamine)
Tenocyclidine - TCP (1-[1-(2-thienyl)cyclohexyl]piperidine)
Tetrahydrocannabinol
TMA ((±)-3,4,5-trimethoxy-alpha-methylphenethylamine)
Psikotropika golongan II
Amphetamine ((±)-alpha-methylphenethylamine)
Dexamphetamine ((+)-alpha-methylphenethylamine)
Fenetylline (7-[2-[(alpha-methylphenethyl)amino] ethyl]theophylline)
Levamphetamine ((x)-(R)-alpha-methylphenethylamine)
Levomethampheta-mine ((x)-N,alpha-dimethylphenethylamine)
Mecloqualone (3-(o-chlorophenyl)-2-methyl-4(3H)- quinazolinone)
Methamphetamine ((+)-(S)-N,alpha-dimethylphenethylamine)
Methamphetamineracemate ((±)-N,alpha-dimethylphenethylamine)
Methaqualone (2-methyl-3-o-tolyl-4(3H)-quinazolinone)
Methylphenidate (Methyl alpha-phenyl-2-piperidineacetate)
Phencyclidine - PCP (1-(1-phenylcyclohexyl)piperidine)
Phenmetrazine (3-methyl-2-phenylmorpholine)
Secobarbital (5-allyl-5-(1-methylbutyl)barbituric acid)
Dronabinol atau delta-9-tetrahydro-cannabinol ((6aR,10aR)-6a,7,8,10a-
tetrahydro-6,6,9-trimethyl-3-pentyl-6H- dibenzo[b,d]pyran-1-ol)
Zipeprol (alpha-(alpha-methoxybenzyl)-4-(beta-methoxyphenethyl)-1-
piperazineethanol)
Psikotropika golongan III
Amobarbital (5-ethyl-5-isopentylbarbituric acid)
Buprenorphine (2l-cyclopropyl-7-alpha-[(S)-1-hydroxy-1,2,2-trimethylpropyl]-
6,14- endo-ethano-6,7,8,14-tetrahydrooripavine)
Butalbital (5-allyl-5-isobutylbarbituric acid)
Cathine / norpseudo-ephedrine ((+)-(R)-alpha-[(R)-1-aminoethyl]benzyl alcohol)
Cyclobarbital (5-(1-cyclohexen-1-yl)-5-ethylbarbituric acid)
Flunitrazepam (5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-1-methyl-7-nitro-2H-1,4-
benzodiazepin-2-one)
Glutethimide (2-ethyl-2-phenylglutarimide)
Pentazocine ((2R*,6R*,11R*)-1,2,3,4,5,6-hexahydro-6,11-dimethyl-3-(3-methyl-2-
butenyl)-2,6-methano-3-benzazocin-8-ol)
Pentobarbital (5-ethyl-5-(1-methylbutyl)barbituric acid)
Psikotropika golongan IV
Allobarbital (5,5-diallylbarbituric acid)
Alprazolam (8-chloro-1-methyl-6-phenyl-4H-s-triazolo[4,3-a][1,4]benzodiazepine)
Amfepramone (diethylpropion 2-(diethylamino)propiophenone)
Aminorex (2-amino-5-phenyl-2-oxazoline)
Barbital (5,5-diethylbarbituric acid)
Benzfetamine (N-benzyl-N,alpha-dimethylphenethylamine)
Bromazepam (7-bromo-1,3-dihydro-5-(2-pyridyl)-2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
Butobarbital (5-butyl-5-ethylbarbituric acid)
Brotizolam (2-bromo-4-(o-chlorophenyl)-9-methyl-6H-thieno[3,2-f]-s-triazolo[4,3-
a][1,4]diazepine)
Camazepam (7-chloro-1,3-dihydro-3-hydroxy-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4
benzodiazepin-2-one dimethylcarbamate (ester))
Chlordiazepoxide (7-chloro-2-(methylamino)-5-phenyl-3H-1,4-benzodiazepine-4-
oxide)
Clobazam (7-chloro-1-methyl-5-phenyl-1H-1,5-benzodiazepine-2,4(3H,5H)-dione)
Clonazepam (5-(o-chlorophenyl)-1,3-dihydro-7-nitro-2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
Clorazepate (7-chloro-2,3-dihydro-2-oxo-5-phenyl-1H-1,4-benzodiazepine-3-
carboxylic acid)
Clotiazepam (5-(o-chlorophenyl)-7-ethyl-1,3-dihydro-1-methyl-2H-thieno [2,3-e]
-1,4-diazepin-2-one)
Cloxazolam (10-chloro-11b-(o-chlorophenyl)-2,3,7,11b-tetrahydro-oxazolo- [3,2-
d][1,4]benzodiazepin-6(5H)-one)
Delorazepam (7-chloro-5-(o-chlorophenyl)-1,3-dihydro-2H-1,4-benzodiazepin-2-
one)
Diazepam (7-chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
Estazolam (8-chloro-6-phenyl-4H-s-triazolo[4,3-a][1,4]benzodiazepine)
Ethchlorvynol (1-chloro-3-ethyl-1-penten-4-yn-3-ol)
Ethinamate (1-ethynylcyclohexanolcarbamate)
Ethyl loflazepate (ethyl 7-chloro-5-(o-fluorophenyl)-2,3-dihydro-2-oxo-1H-1,4-
benzodiazepine-3-carboxylate)
Etil Amfetamine / N-ethylampetamine (N-ethyl-alpha-methylphenethylamine)
Fencamfamin (N-ethyl-3-phenyl-2-norborananamine)
Fenproporex ((±)-3-[(alpha-methylphenylethyl)amino]propionitrile)
Fludiazepam (7-chloro-5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-1-methyl-2H-1,4-
benzodiazepin-2-one)
Flurazepam (7-chloro-1-[2-(diethylamino)ethyl]-5-(o-fluorophenyl)-1,3-dihydro-
2H-1,4-benzodiazepin-2-one)
Halazepam (7-chloro-1,3-dihydro-5-phenyl-1-(2,2,2-trifluoroethyl)-2H-1,4-
benzodiazepin-2-one)
Haloxazolam (10-bromo-11b-(o-fluorophenyl)-2,3,7,11b-tetrahydrooxazolo [3,2-d]
[1,4]benzodiazepin-6(5H)-one)
Ketazolam (11-chloro-8,12b-dihydro-2,8-dimethyl-12b-phenyl-4H-
[1,3]oxazino[3,2-d][1,4]benzodiazepine-4,7(6H)-dione)
Lefetamine - SPA ((x)-N,N-dimethyl-1,2-diphenylethylamine)
5
BAGIAN
Bahaya Narkoba
Jadi, perasaan nikmat, rasa nyaman, tenang atau rasa gembira yang dicari mula-
mula oleh pemakai narkoba, harus dibayar sangat mahal oleh dampak buruknya.
Seperti ketergantungan, kerusakan berbagai organ tubuh, berbagai macam penyakit,
rusaknya hubungan dengan keluarga dan teman-teman, rongrongan bahkan
kebangkrutan keuangan, rusaknya kehidupan moral, putus sekolah, pengangguran,
serta hancurnya masa depan dirinya.
Akibat lain menurut dia adalah terancam disfungsi seksual. Dalam hal ini
narkoba mengakibatkan kecanduan yang sulit diatasi karena adanya withdrawal
syndrome yang dikenal sebagai “sakauw”. Belakangan ini penyalahgunaannya semakin
luas di kalangan masyarakat, baik muda maupun tua. Banyak alasan dikemukakan.
Dari sebagai gaya hidup, dibujuk orang lain agar tergantung dan penjadi kemudian
pelanggan tetap, sebagai pelarian dari masalah, dan belakangan popular anggapan
narkoba bisa meningkatkan fungsi seksual. Anggapan itu tidak terbukti, sebaliknya
dapat merusak fungsi seksual dan organ tubuh yang lain.
Ada beberapa golongan Narkoba; narkotika (opiat, candu), halusinogenik (ganja
atau mariyuana), stimulan (ecstasy, shabu-shabu), depresan (obat penenang). Masing-
masing memiliki efek sendiri-sendiri terhadap penggunanya.
Opiat yang menghasilkan heroin atau putauw membuat perasaan pengguna
seperti melayang, enak atau senang luar biasa (euforia). Ganja atau mariyuana
(kelompok halusinogenik) akibatkan timbulnya halusinasi, sebagai pengguna tampak
senang berkhayal. 40 – 60% pengguna melaporkan efek samping yang tidak
menyenangkan seperti muntah, sakit kepala, tremor, otot terasa lemah, bingung,
cemas, ingin bunuh diri dan lain-lain. Sementara zat stimulant (ecstasy, shabu-shabu),
zat terkandung di dalamnya merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan
rangsangan fisik dan psikis. Pengguna ecstasy bersemangat tinggi, selalu gembira,
ingin bergerak terus, sampai tak ingin tidur dan makan.
Penyalahgunaan narkoba mengakibatkan gangguan fisik dan psikis. Semua
tergantung jenis narkoba yang dipakai, cara penggunaan dan lamanya penggunaan.
Gangguan itu yang terjadi antara lain; kerusakan otak, gangguan hati, ginjal, lambung,
paru/pernafasan, jantung dan pembuluh darah, penularan HIV/AIDS melalui jarum
suntik yang dipakai bergantian, kelumpuhan otot, gangguan neurologis, kehamilan,
kelainan hormon, dan kanker.
Sementara gangguan psikisnya adalah; sikap yang apatis, euforia, emosi labil,
depresi, kecurigaan yang tanpa dasar, kehilangan kontrol perilaku sampai mengalami
sakit jiwa. Akibat fisik dan psikis adalah kurang bisa berhubungan sosial dengan orang
lain, merugikan orang lain, contoh: perkelahian, kecelakaan lalu lintas.
Kokain
➢ Denyut jantung bertambah cepat
➢ Gelisah
➢ Rasa gembira berlebihan
➢ Rasa harga diri meningkat
➢ Banyak bicara
➢ Kejang-kejang
➢ Pupil mata melebar
➢ Berkeringat dingin
➢ Mual hingga muntah
➢ Mudah berkelahi
➢ Mendarahan pada otak
➢ Penyumbatan pembuluh darah
➢ Pergerakan mata tidak terkendali
➢ Kekakuan otot leher
Ganja
➢ Mata sembab
➢ Kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair
➢ Sering melamun
➢ Pendengaran terganggu
➢ Selalu tertawa
➢ Terkadang cepat marah
➢ Tidak bergairah
➢ Gelisah
➢ Dehidrasi
➢ Tulang gigi keropos
➢ Liver
➢ Saraf otak dan saraf mata rusak
➢ Skizofrenia
Ectasy
➢ Enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat,
➢ Berkeringat
➢ Sulit tidur
➢ Kerusakan saraf otak
➢ Dehidrasi
➢ Gangguan liver
➢ Tulang dan gigi keropos
➢ Tidak nafsu makan
➢ Saraf mata rusak
Shabu-shabu
➢ Enerjik
➢ Paranoid
➢ Sulit tidur
➢ Sulit berfikir
➢ Kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali pernafasan hingga merasa
sesak nafas
➢ Banyak bicara
➢ Denyut jantung bertambah cepat
➢ Pendarahan otak
➢ Shock pada pembuluh darah jantung yang akan berujung pada kematian.
Benzodiazepin:
➢ Berjalan sempoyongan
➢ Wajah kemerahan
➢ Banyak bicara tapi cadel
➢ Mudah marah
➢ Konsentrasi terganggu
➢ Kerusakan organ-organ tubuh terutama otak
Penanggulangan Narkoba
Cara terbaik untuk mencegah kecanduan terhadap Narkoba adalah dengan tidak
mengkonsumsi kembali obat-obat terlarang, nah perlunya pihak dokter, layanan
masyarakat, keluarga memberikan penjelasan secara detail efek dari obat terlarang
dalam dosis berlebih terhadap tubuh kita.
Nah apabila Anda perlu mengambil lebih banyak dosis diluar yang telah dianjurkan
karena penyakit kambuh kembali, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada
dokter Anda.
4. Peer Education atau Pendidikan di kalangan anak muda, telah menjadi populer di
berbagai Negara sebagai metode pendidikan dan pencegahan narkoba bagi anak
muda.
5. Program ini beroperasi pada prinsip bahwa anak muda yang lebih mungkin untuk
bisa menyebarkan informasi serta pendekatan lainnya dikalangan kaum muda
lainnya. Pendidik dalam program ini, melatih khusus agar informasi positif bisa
menyebar secara luas di lingkungan anak-anak muda.
6. Manfaat dari program ini secara luas berdampak positif dalam hal pengetahuan,
keterampilan, pengembangan diri, sikap dan keyakinan.
8
BAGIAN
Hukum Narkoba
Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang pemberantasan
peredaran narkotika dan psikotropika, 1988
Dewan Perserikatan Bangsa Bangsa telah mengadakan konvensi mengenai
pemberantasan peredaran psikotropika (Convention on psychotropic substances) yang
diselenggarakan di Vienna dari tanggal 11 Januari sampai 21 Februari 1971, yang
diikuti oleh 71 negara ditambah dengan 4 negara sebagai peninjau.
Sebagai reaksi yang didorong oleh rasa keprihatinan yang mendalam atas
meningkatnya produksi, permintaan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika
dan psikotropika serta kenyataan bahwa anak-anak dan remaja digunakan sebagai
pasar pemakai narkotika dan psikotropika secara gelap, serta sebagai sasaran
produksi, distribusi, dan perdagangan gelap narkotika dan psikotropika, telah
mendorong lahirnya Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pemberantasan
Gelap Narkotika dan Psikotropika, 1988.
Konvensi tersebut secara keseluruhan berisi pokok-pokok pikiran, antara lain, sebagai
berikut :
1. Masyarakat bangsa-bangsa dan negara-negara di dunia perlu memberikan
perhatian dan prioritas utama atas masalah pemberantasan peredaran gelap
narkotika dan psikotropika.
2. Pemberantasan peredaran gelap narkotika dan psikotropika merupakan masalah
semua negara yang perlu ditangani secara bersama pula.
3. Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Konvensi Tunggal Narkotika 1961,
Protokol 1972 Tentang Perubahan Konvensi Tunggal Narkotika 1961, dan
Konvensi Psikotropika 1971, perlu dipertegas dan disempurnakan sebagai sarana
hukum untuk mencegah dan memberantas peredaran gelap narkotika dan
psikotropika.
4. Perlunya memperkuat dan meningkatkan sarana hukum yang lebih efektif dalam
rangka kerjasama internasional di bidang kriminal untuk memberantas
organisasi kejahatan trans-nasional dalam kegiatan peredaran gelap narkotika
dan psikotropika.
Fungsi dari Hukum Narkoba dalam suatu Negara untuk membatasi penyalahgunaan
Narkoba sehingga lingkungan masyarakat menjadi yang aman dan nyaman.
Hukum bersifat kompleks dan terus berubah, karena disesuaikan dengan jenis dan
tindah kejahatan obat terlarang. Begitupun dengan tingkat hukuman yang dijatuhkan
sesuai dengan jenis kejahatan yang dilakukan.
b) Kejahatan Narkoba tingkat B atau kelas 2, nah tingkatan kasus obat yang
dianggap tidak terlalu berbahaya atau lebih rendah dari tingkat A, dan
hukumannya lebih ringan. Contoh Narkoba yang disalahgunakan adalah: Kodein,
Ampetamin, barbiturates dan dihydrocodeine.
c) Kejahatan Narkoba tingkat C, atau kelas 3, tingkatan kasus obat yang tidak
berbahaya atau lebih rendah tingkatannya dari kelas B, tentu saja hukuman pun
paling ringan, diantara lainnya. Contoh Narkoba yang disalahgunakan adalah:
obat resep seperti Tranquillisers ( obat rasa cemas, depresi dan insomnia),
Ketamine (obat bius yang berefek halusinogen dan melumpuhkan semua indera)
, GHB (obat penenang) dan cannabis (jenis tanaman untuk penenang).
Di Indonesia ada 2 undang-undang yang digunakan untuk
permasalahan Narkoba yaitu :
1) Undang-undang no. 22 tahun 1997 tentang Narkotika dan
2) Undang-undang no. 5 tahun 1997 tentang psikotropika
○ Pasal 88 ayat 2
Keluarga pecandu narkoba sebagai mana dimaksud dalam pasal 88 ayat 1 yang
dengan sengaja tidak melaporkan pecandu narkotoka tersebut, dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau dengan denda paling banyak Rp.
1.000.000,- (satu juta rupiah).
○ Pasal 92
Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum menghalang-halangi atau mempersulit
penyidikan, penuntutan, atau pemeriksaan perkara tindak pidana narkotika dimuka
sidang pengadilan, dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda
paling banyak Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah). Sedangkan ancaman
hukuman bagi penyalahgunaan dan pengedar gelap Psikotropika, seperti dikutip dari
undang-undang nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, sbb:
○ Pasal 60 ayat 2
Menyalurkan psikotropika, dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana
denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).
○ Pasal 60 ayat 3
Menerima penyaluran psikotropika, dipidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah).
○ Pasal 62
Barang siapa tanpa hak memiliki, menyimpan dan membawa psikotropika, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dengan pidana denda paling banyak
Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah).
○ Pasal 63
Melakukan pengangkutan psikotropika tanpa dilengkapi dokumen pengangkutan,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dengan pidana denda paling
banyak Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah).
○ Pasal 65
Tidak melaporkan penyalahgunaaan dan atau pemilikan psikotropika secara tidak sah,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahu dengan pidana denda paling
banyak Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah).
Daftar Pustaka
Wahyuni, Sri. Master Kimia SMP. Penerbit Erlangga. 2006
www.wikipedia.org
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4109299
http://www.anomalicoffee.com/112/journal/kopi-dan-kafein/
http://yuda1000.multiply.com/journal/item/9/Sejarah_Narkoba