Anda di halaman 1dari 4

BAB II.

KONDISI RTH KOTA JAKARTA

2.1. Pengertian RTH Kota Jakarta


Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Jakarta merupakan salah satu bagian
dari struktur ruang kota yang ditetapkan dalam RTRW Tahun 2010. Beberapa
pengertian RTH adalah sebagai berikut :
2.1.1. Berdasarkan Peraturan Daerah No 6 Tahun 1999 tentang
RTRW DKI Jakarta
RTH adalah kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi
oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu
dan/atau sebagai sarana kota/lingkungan dan/atau pengaman
jaringan prasarana dan/atau budidaya pertanian (Bab I pasal 1(18)).
2.1.2. Berdasarkan Undang-Undang No.26 Tahun 2007, tentang
Penataan Ruang
RTH adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, yaitu sebagi tempat tumbuh
tanaman baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja
ditanam (pasal 1 ketentuan umum).
2.1.3. Berdasarkan Permendagri No. 1 Tahun 2007, tentang Penataan
RTH Kawasan Perkotaan
RTH Kawasan Perkotaan adalah bagian dari ruang terbuka suatu
kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna
mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika
(pasal 1 ketentuan umum).

Dari ketiga pengertian tersebut di atas, secara umum pengertian tentang RTH
dapat disimpulkan sebagai kawasan ruang terbuka yang terbentuk dari elemen
utama seperti pohon, perdu, semak, tanaman penutup tanah dan tanaman
lain, serta elemen non vegetasi sebagai kelengkapannya, seperti perkerasan,
bangunan, instalasi penunjang lain, yang dapat mendukung fungsi/manfaat RTH
sebagai fasilitas umum, sosial budaya, ekonomi, estetika, pengaman,
peneduh dan secara keseluruhan mendukung ekologi kota.

II-1
2.2. Manfaat RTH Kota
2.2.1. Manfaat Utama
Manfaat RTH Kota secara garis besar adalah mendukung ekologi
kota yang dapat diwujudkan dalam beberapa manfaat sebagaimana
terlihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1. Manfaat RTH Kota

No Manfaat/Fungsi Luasan Kapasitas Keterangan


(m2) Manfaat
1. Menghasilkan 10.000 1.500 org/hari  Dengan 12.500.000
Oksigen (O2) (Lahan hijau) orang (pada tahun
2010) perlu setidaknya
8.333 Ha luasan
Ruang Terbuka Hijau,
untuk mereduksi
polusi, kebisingan dan
suhu udara.
Sedangkan sebagai
RTH pengaman, perlu
ditambahkan lagi +/-
60% ruang hijau

2. Menyimpan air 10.000 900 m3/tahun  Dengan 2.875 Ha


(lahan hijau) Lahan hijau idealnya
bisa menyimpan ±
2.587.500 m3/tahun
3. Mentransfer air, 10.000 4.000 ltr/hari setara  Federer,1970
yang dapat (lahan hijau) untuk menurunkan
menurunkan suhu suhu 5ºC-8ºC (∞ 5
udara unit AC 2500 K
Cal/20 jam)
4. Meredam 10.000 25-86 %  Carpenter, 1975
kebisingan (lahan hijau)
5. Mengurangi 10.000 75-80 %  Grey & Denecke, 1986
kekuatan angin (lahan hijau)
6. Mengurangi polusi 10.000 Konsentrasi  Robinette, 1972
konsentrasi SO2 (lahan hijau) SO2 – 70%
dan NO2 NO2– 67%

2.2.2. Manfaat Langsung

II-2
RTH dalam pemanfaatannya untuk melayani masyarakat mempunyai
manfaat langsung yang dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Manfaat sebagai fasilitas umum


Menyediakan lahan untuk melakukan kegiatan-kegiatan rekreasi,
olah raga, wisata, dan pemakaman bagi masyarakat Kota
Jakarta, yaitu bisa dalam bentuk taman kota, hutan kota, taman
rekreasi, lapangan olah raga, TPU dan lain-lain.
b. Manfaat sebagai lahan budidaya tanaman
Menyediakan lahan untuk kegiatan pertanian kota berupa sawah,
pertanian darat, pekarangan dan kebun bibit
c. Manfaat sebagai pengaman, peneduh dan estetika kota
Menyediakan RTH berupa penanaman vegetasi yang rapat atau
padat seperti yang terdapat pada :
 Tepi pantai, sungai, jalur tegangan tinggi dan jalur rel KA
(Sebagai pengaman)
 Jalur jalan kota atau tol, kavling-kavling bangunan (sebagai
peneduh)
 Seluruh ruang kota yang memungkinkan (sebagai pengaman,
peneduh sekaligus menambah estetika ruang kota)

2.3. Pengelolaan RTH Kota


Yang dimaksud dengan pengelolaan RTH Kota adalah kegiatan
penatalaksanaan/manajemen penanganan RTH Kota Jakarta secara
berurutan dan berjenjang. Kegiatan Pengelolaan RTH kota dapat diuraikan
sebagai berikut :
2.3.1. Penelitian Studi/Kajian dalam rangka menetapkan Kebutuhan RTH
Kota secara Keseluruhan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
2.3.2. Menetapkan Kebijakan Pemerintah Pusat/Daerah, meliputi
identifikasi fungsi RTH Kota, program penyediaan RTH, mekanisme
pembangunan/pengendalian RTH, alokasi dana anggaran dan lain-
lain, yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
2.3.3. Menjabarkan RTH dalam Rencana Tata Ruang Kota/Wilayah,
yang meliputi penetapan struktur/kriteria alokasi, dimana

II-3
sebarannya sesuai studi/kajian yang telah dibuat. Selanjutnya
dilakukan pembuatan pedoman perencanaan pembangunan RTH
Kota oleh instansi yang ditunjuk oleh Gubernur untuk menangani hal
ini.
2.3.4. Menyusun Rencana Pembangunan/Pengembangan RTH Kota,
meliputi :
 Panduan perencanaan dan pembangunan RTH
 Pembuatan perencanaan teknis sebagai pedoman untuk
pembangunan fisik
 Koordinasi dengan instansi terkait dan melibatkan peran serta
masyarakat
 Perencanaan pembangunan dan pengembangan RTH Kota
2.3.5. Melakukan pengendalian terhadap RTH Kota hasil pembangunan
atau alami, yaitu meliputi :
 Perencanaan fisik RTH
 Pengembangan fisik RTH
 Pembinaan kepada masyarakat untuk berperan serta dalam
kegiatan RTH Kota
 Pengendalian pemanfaatan RTH agar tetap sesuai dengan fungsi
dan peruntukannya
 Pengendalian terhadap perizinan pemanfaatan RTH Kota oleh
masing-masing instansi yang menangani RTH Kota sesuai bidang
tugasnya.

II-4

Anda mungkin juga menyukai