Anda di halaman 1dari 5

PENGUKURAN KINERJA DINAS KEHUTANAN, SEKSI PENYULUHAN PEMBERDAYAAN DATA

DAN INFORMASI (PPDI) DENGAN METODE BALANCE SCORECARD (BSC)

Studi Kasus : Program Pelayanan Asuransi Akibat Pohon Tumbang

I. Visi dan Misi Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta

Visi : terwujudnya Ruang Terbuka Hijau Kota Jakarta yang tertata rapih dan
terjangkau bagi warga kota (RPJMD, 2012).

Misi : (secara umum)


Menyediakan Ruang Terbuka Hijau yang nyaman dan estetis sebagai ruang
kreativitas publik;
Menciptakan dan mengembangkan sarana keindahan kota sebagai ciri
identitas kota Jakarta;
Melibatkan peran serta masyarakat untuk ikut serta membangun dan
mewujudkan RTH kota Jakarta;
Meningkatkan pelayanan di bidang pertamanan, kehutanan, dan pemakaman
kepada masyarakat
Menerapkan tata kelola organisasi yang baik;
Mengembangkan informasi Dinas Kehutanan

Misi khusus Seksi Penyuluhan Pemberdayaan Data dan Informasi yang


berhubungan dengan program kegiatan Pelayanan Asuransi Akibat Pohon
Tumbang:

Melibatkan peran serta masyarakat untuk ikut serta membangun dan


mewujudkan RTH kota Jakarta;
Meningkatkan pelayanan di bidang pertamanan, kehutanan, dan pemakaman
kepada masyarakat
Menerapkan tata kelola organisasi yang baik;
Mengembangkan informasi Dinas Kehutanan

II. Latar Belakang Adanya Program Kegiatan Pelayanan Asuransi Akibat Pohon
Tumbang
Tugas Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta adalah melaksanakan
pemeliharaan taman, hutan kota, jalur hijau, dan taman pemakaman umum,
beserta pepohonan yang ditanam di areal pengelolaannya;
Cuaca ekstrim seperti hujan lebat dan angin seringkali mengakibatkan pohon
tumbang dan menimbulkan korban jiwa dan harta benda;
Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta mengadakan kegiatan Pelayanan
Asuransi Akibat pohon tumbang dalam bentuk santunan, yang diberikan
kepada obyek berupa masyarakat umum, maupun pekerja harian yang
melaksanakan pekerjaan pemeliharaan pengelolaan taman, hutan kota,
ornamen kota, jalur hijau dan Taman Pemakaman Umum, yang menderita
kerugian, baik jiwa, maupun harta benda, akibat pelaksanaan tugas harian
tersebut. Kerugian ini dapat disebabkan karena bencana pohon tumbang,
tersengat listrik, ataupun kegiatan harian berupa penebangan pohon oleh
pekerja.
Santunan berupa uang sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
untuk korban jiwa kematian, dan max. Rp. 15.000.000,- (lima belas juta
rupiah) untuk korban cacat ataupun kerusakan harta banda berupa
kendaraan roda empat, roda dua, bangunan dan lain-lain.

III. Pengukuran Kinerja pada Program Pelayanan Asuransi Akibat Pohon Tumbang

Pengukuran kinerja ini tujuan utamanya adalah untuk mengevaluasi efektivitas


layanan jasa asuransi akibat pohon tumbang kepasa masyarakat. Tentu saja
kepuasan masyarakat adalah yang terpenting. Penilaian kinerja ini tidak terletak
pada proses mengolah input manjadi output, tapi terhadap berapa manfaat dan
kesesuaian output untuk memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat. Final
outcome bukan ukuran finansial tetapi ukuran pelanggan, yang dalam hal ini adalah
masyarakat.
Adapun teknik pengukuran kinerja, tetap menggunakan 4 (empat) aspek, yaitu
perspektif finansial, efisiensi proses internal, perspektif kepuasan pelanggan, dan
perspektif pembelanjaan dan pertumbuhan.
Key success factor : input -> proses -> output -> outcome (benefit dan impact).

IV. Pengukuran Kinerja Seksi Penyuluhan Pemberdayaan Data dan Informasi (PPDI)
Berdasarkan Aspek Perspektif Keuangan

Beberapa indikator pengukuran antara lain:

a. Efektivitas dan efisiensi anggaran


Anggaran tahun 2016 : Rp. 750.000.000,- (tujuh ratus lima puluh juta rupiah)
Penyerapan : Rp. 620.000.000,- (enam ratus dua puluh juta rupiah)
Metode : lelang sederhana di BPPBJ (Badan Pelaksana
Pengadaan Barang dan Jasa)
Prosentase penyerapan terhadap anggaran pada kegiatan ini : 82,60 %
Penggunaan anggaran dirasa sudah sesuai dengan visi dan misi Dinas
Kehutanan Provinsi DKI Jakarta secara umum. Tiap tahun anggaran ini
diupayakan untuk terus terserap karena merupakan program dedicated
gubernur.
Dikatakan efektif karena selain sesuai misi dan target untuk menyediakan
Ruang Terbuka Hijau (RTH), juga memberikan pelayanan kepada obyek yang
menderita kerugian akibat keberadaan pohon-pohon yang tumbang di areal
pengelolaan.
Dikataka efisien karena pengadaannya menggunakan pelelangan sederhana
di BPPBJ yang hanya memerlukan waktu 1 (satu) bulan untuk pelaksanaan
pelelangannya. Jangka waktu asuransi pohon tumbang adalah 1 (satu) tahun
dan terus berkesinambungan saat asuransi tersebut habis masa berlakunya.

b. Transparansi anggaran
Dikatakan transparan karena menggunakan pelelangan umum
(sederhana), melalui BPPBJ, diumumkan melalui website
http://sirup.lkpp.go.id.
Ada Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang jelas.
Saat implementasi klaim asuransi pohon tumbang: persyaratannya mudah
dan jelas, seperti KTP, KK, foto peristiwa, surat keterangan polisi, surat
pengantar dari Suku Dinas Kehutanan di wilayah tempat terjadinya pohon
tumbang, surat keterangan dari Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta, dan
kwitansi dari Rumah Sakit (Jika korban cacat) ataupun bengkel (untuk
kendaraan).
Analisa perhitungan klaim dapat diminta oleh masyarakat kepada pelaksana
atas ijin dari Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta.

V. Pengukuran Kinerja Seksi Penyuluhan Pemberdayaan Data dan Informasi (PPDI)


Berdasarkan Aspek Efisiensi Proses Bisnis Internal

a. Sarana dan prasarana operasional:


Oleh karena Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) pada tiap pegawai sudah cukup
tinggi, maka inisiatif pegawai untuk bekerja melayani masyarakat juga tinggi;
Adanya kecukupan TKD ini termasuk biaya untuk operasional survey dan lain-
lain.

b. Dukungan teknologi dan sistem informatika


Pengajuan aplikasi permohonan klaim mudah namun masih manual. Saat ini
pengajuan masih belum bisa disampaikan secara online
Pelayanan info-info pelayanan asuransi pohon tumbang dapat diakses
dengan mudah di website: http://kehutanan.jakarta.go.id.
c. Rekruitmen pegawai
Pegawai yang direkrut untuk penempatan di seksi PPDI dan melayani tentang
klaim asuransi akibat pohon tumbang ini terdiri dari lulusan S2 yang tertinggi
hingga SMA untuk tingkatan yang terendah, dengan jabatan fungsional dari
pengelola (yang tertinggi) hingga administrasi (yang terendah). Variasi
pangkat/golongan yaitu dari golongan 4b yang tertinggi hingga 2d yang
terendah.
Background pendidikan bervariasi dari teknik, akuntasi, manajemen, hingga
sistem informasi.
Background pendidikan dengan kualifikasi perasuransian memang tidak ada,
namun tdak menjadi masalah karena analisa klaim diserahkan kepada pihak
pelaksana pekerjaan yang memenangkan lelang, yang mana saat lelang
diminta kualifikasi tenaga ahli perasuransian.
Rekrutmen pegawai sudah sangat transparan menggunakan rekrutmen
terbuka sejak tahun 2010.

d. Kuantitas pegawai
Seksi PPDI memiliki personil sejumlah 6 (enam) orang saja di bawah 1 (satu)
kepala seksi. Dari 6 (enam) orang staff tersebut, hanya 2 (dua) orang saja
yang ditugaskan untuk memonitor, mengelola data, dan administasi klaim
pohon tumbang. Namun pekerjaan yang hanya dilakukan 2 (dua) orang ini
dirasa sudah cukup dapat mengatasi klaim dari masyarakat.

e. Kompetensi pegawai
Kompetensi pegawai pada seksi PPDI sudah sangat baik, terutama untuk
mengatasi klaim asuransi pohon tumbang;
Sejak rekrutmen pegawai telah dilakukan sistem rekrutmen terbuka;
Ada jabatan fungsional yang melekat pada masing-masing anggota seksi
Ada sistem e-tkd yang terukur dimana kinerja berbanding lurus dengan
tunjangan tiap bulan.

VI. Pengukuran Kinerja Seksi Penyuluhan Pemberdayaan Data Dan Informasi (PPDI)
Berdasarkan Aspek Kepuasan Pelanggan

Beberapa indikator yang dapat dijadikan acuan dalam pengukuran kinerja seksi PPDI
dalam pelayanan klaim asuransi akibat pohon tumbang antara lain:

a. Wujud fisik tempat masyarakat mengajukan klaim asuransi pohon tumbang, seperti
kebersihan kantor pelayanan, kenyamanan ruang, dan penampilan seperti
penampilan, kerapihan dan keramahan pegawai yang menerima masyarakat yang
mengajukan klaim atas asuransi pohon tumbang;
b. Keandalan (reliability) dari pegawai yang melaksanakan pelayanan kepada
masyarakat yang mengajukan klaim, meliputi kecepatan pelayanan, kemampuan
pegawai dalam menerangkan kepada masyarakat dan melakukan pencatatan
administrasi terhadap klaim yang masuk;
c. Daya tanggap (responsiveness) pegawai dalam memberikan bantuan dan arahan
terhadap masyarakat yang mengajukan klaim; serta memberikan rasa aman dan
berempati terhadap apa yang dirasakan oleh masyarakat yang mengajukan klaim;
d. Data komplain yang masuk ke Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta atas nominal
penggantian santunan yang diberikan kepada korban akibat pohon tumbang;

VII. Pengukuran Kinerja Seksi Penyuluhan Pemberdayaan Data Dan Informasi (PPDI)
Berdasarkan Aspek Proses Belajar dan Bertumbuh

Beberapa indikator yang dapat dijadikan acuan dalam pengukuran kinerja seksi PPDI
dalam pelayanan klaim asuransi akibat pohon tumbang antara lain:

a. Motivasi (rewards dan punishment) kepada pegawai seksi PPDI yang menjalankan
kegiatan asuransi pohon tumbang; hal ini secara online dinilai melalui sistem e-tkd
oleh kepala seksi yang menilai;
b. Kesesuaian tkd dengan beban kerja hal ini secara online juga telah dilakukan
penilaian yang transparan, terukur dan obyektif oleh kepala seksi yang menilai;
c. Keterlibatan pegawai dalam proses pengambilan keputusan;
d. Dukungan rekan kerja hal ini dinilai secara obyektif dan transparan dalam
penilaian e-tkd khususnya dalam penilaian perilaku pegawai;
e. Turn over pegawai hal ini bukan dalam hal pemberhentian pegawai melainkan
mutasi pegawai. Diketahui bahwa mutasi pegawai di Dinas Kehutanan Provinsi DKI
Jakarta, juga berlaku di seksi PPDI sangat cepat sekali terjadi oleh karena kebijakan
pimpinan di eselon I dan II. Hal ini yang dianggap sedikit merepotkan karena harus
dilakukan pemetaan ulang terhadap kemampuan dan beban kerja tiap pegawai.
f. Kesempatan mengembangkan diri bahwa di Dinas Kehutanan tiap tahunnya
diberikan kesempatan kepada para pegawai untuk mengikuti seleksi tugas belajar
untuk mengambil jenjang pendidikan yang lebih tinggi;
g. Inovasi merupakan variabel yang menunjukan adanya kesempatan bagi para
pegawai seksi PPDI untuk lebih kreatif dalam upaya peningkatan pelayanan
kesehatan;
h. Suasana dalam bekerja merupakan variabel yang menggambarkan tingkat
kepuasan pegawai atas suasana kerja, seperti keterbukaan antar rekan kerjadan
pimpinan, hubungan baik yang terjalin, dan kerjasama dalam tim.

Anda mungkin juga menyukai