Anda di halaman 1dari 3

Nama : Agustin Hermawati

NIM : 530083543
Prodi : Magister Manajemen Online Bidang Minat Manajemen Pemasaran
Mata Kuliah : EKMO 5208 – Manajemen Operasi
DISKUSI 6
(Perencanaan Sumber Daya)
Bagaimana perencanaan dan strategi kapasitas pada perusahaan tempat anda bekerja? Gambarkan
dengan kelebihan dan kekurangan dari perencanaan yang dijalankan saat ini, lihat teorinya!
Jawaban:
Perencanaan kapasitas adalah keputusan strategi jangka panjang untuk membangun
sumber daya perusahaan secara keseluruhan. Kapasitas dapat memengaruhi sebagian besar biaya
tetap. Kapasitas juga berfungsi untuk menetukan bahwa permintaan dapat dipenuhi atau tidak. Jika
fasilitas terlalu besar, sebagian fasilitas akan menganggur dan membutuhkan biaya tambahan yang
dibebankan pada produksi atau menjadi beban pelanggan. Hal itu berdampak pada kenaikan biaya.
Tujuan strategi proses adalah untuk menemukan suatu cara membuat produk barang dan
jasa yang dapat memenuhi persyaratan dari konsumen dan spesifikasi produk yang berada dalam
Batasan biaya serta konstrain lainnya. Hasil dari keputusan ini berdampak pada efisiensi produksi
jangka panjang, fleksibilitas dan kualitas produk yang dihasilkan. Oleh karenanya banyak strategi
perusahaan ditentukan pada saat keputusan tentang proses ini dilakukan.
Strategi untuk perencanaan kapasitas dipisahkan berdasarkan tiga dimensi waktu, seperti
diproyeksikan oleh Brown (2001), yang terlihat pada gambar 5.1 berikut:

1. Perencanaan Jangka Panjang (Long-term)


Perencanaan ini memerlukan waktu lebih dari 1 tahun. Sumber daya produktif (seperti
gedung, peralatan atau fasilitas) membutuhkan waktu yang lama untuk diperoleh atau
dibuang. Perencanaan kapasitas jangka panjang membutuhkan partisipasi dari manajemen
puncak karena keputusan yang diambil berkenaan dengan fungsi penambahan fasilitas dan
peralatan yang memiliki lead time panjang.
• Pengembangan solusi dan layanan yang menyeluruh bersama anak perusahaan. BCA
melanjutkan pengembangan solusi keuangan yang komprehensif. Bersama dengan anak
perusahaan, BCA menawarkan rangkaian produk & layanan keuangan di antaranya:
pembiayaan kendaraan (BCA Finance dan BCA Multi Finance); perbankan syariah (BCA
Syariah); brokerage dan jasa manajemen investasi (BCA Sekuritas); asuransi (BCA
Insurance dan BCA Life); remittance (BCA Finance Ltd); modal ventura (PT Central Capital
Ventura); dan perbankan digital dengan fokus di segmen millennial (PT Bank Digital BCA).
• BCA merupakan salah satu penyedia kartu kredit terkemuka di Indonesia, dan satu-
satunya bank di Indonesia yang menawarkan proprietary card atau local private label,
yang tidak terafiliasi dengan jaringan lokal maupun internasional lainnya. Untuk
meningkatkan kapabilitasnya, BCA menjalankan sejumlah inisiatif strategis, serta kerja
sama kartu kredit dengan berbagai prinsipal internasional seperti Visa, Mastercard,
AMEX, JCB dan UnionPay serta kerjasama co-brand dengan berbagai platform e-
commerce. Pada tahun 2022, implementasi contactless untuk credit card telah berjalan.
• BCA telah menggunakan aplikasi sistem pelacakan dan Robotic Process Automation
(RPA) untuk mengelola proses rekrutmen, seleksi, serta wawancara. Sebagian besar
proses rekrutmen dilakukan secara online melalui media website dan media sosial. Bank
juga menerima aplikasi melalui situs web karier, rekrutmen dari kampus dan bursa kerja.
Informasi mengenai gambaran bekerja di BCA dapat dilihat melalui channel Instagram
@lifeatbca serta akun LinkedIn PT Bank Central Asia Tbk. BCA telah menerapkan
sebanyak 63 otomasi proses rekrutmen melalui RPA. BCA juga telah merekrut sebanyak
2.739 pekerja dan 5.378 peserta “Magang Bakti.”

2. Perencanaan Jangka Menengah (Medium-Term)


Perencanaan ini memerlukan waktu bulanan atau kwartalan untuk 3 hingga 18 bulan ke
depan. Dengan demikian, kapasitas dapat divariasikan dengan memanfaatkan sumber daya
yang tersedia, yaitu dengan menggunakan alternatif seperti penambahan jumlah karyawan
atau jumlah shif, atau dapat dilakukan subkontrak dan menggunakan persediaan.
• Penyaluran kredit yang berkualitas. BCA senantiasa menggali potensi bisnis baru, melalui
optimalisasi data dan proses deepening dari para nasabah existing serta menjajaki
berbagai industri dan nasabah potensial. Di tengah ketidakpastian global, aktivitas
pemberian kredit kepada nasabah memerlukan penerapan prinsip kehati-hatian secara
disiplin. Hal ini dilakukan diantaranya melalui diversifikasi kredit untuk memitigasi risiko
konsentrasi kredit dan pemantauan kualitas kredit secara ketat. BCA juga membentuk
tingkat Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) kredit yang memadai guna
mengantisipasi penurunan kualitas aset. BCA juga terus memperkuat infrastruktur
perkreditan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan membangun kapasitas
sumber daya manusia guna mempercepat proses pengolahan kredit dan akuisisi debitur.
• Pada tahun 2022, BCA juga telah melakukan perluasan integrasi EduApps dengan sistem
pembayaran BCA ke sejumlah sekolah swasta di Indonesia. Pada sektor industri
pelayanan masyarakat umum, BCA melakukan kerja sama dengan partner strategis untuk
pembayaran BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Pada tahun 2022, kerja sama ini
telah melakukan reaktivasi layanan pendaftaran autodebet BCA untuk pembayaran iuran
BPJS Kesehatan secara offline melalui kantor cabang BPJS Kesehatan. Selain itu, juga telah
dilakukan perluasan cakupan kerja sama penerimaan pembayaran PDAM, PBB dan Pajak
Daerah di berbagai wilayah Kotamadya dan Kabupaten.
• Seiring dengan kembalinya aktivitas masyarakat, BCA kembali menyelenggarakan expo
secara offline dan dikombinasikan dengan event online expo, yaitu BCA Expoversary
Hybrid 2022 dan BCA Expo Hybrid 2022. Acara ini adalah salah satu bentuk layanan BCA
untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di tengah masa pemulihan dari pandemi.
Total aplikasi KPR yang masuk dari kedua expo tersebut mencapai lebih dari Rp31 triliun,
menunjukan besarnya antusias masyarakat terhadap penyelenggaraan event tersebut.

3. Perencanaan Jangka Pendek (Short-Term)


Perencanaan ini memerlukan waktu kurang dari 1 bulan. Hal ini terikat dengan proses
penjadwalan tugas dan karyawan secara harian atau mingguan atau pengalokasian mesin,
dan membutuhkan penyesuaian untuk mengeliminasi perbedaan antara output aktual
dengan yang direncanakan.
• Memperkuat franchise perbankan transaksi melalui layanan payment settlement. BCA
akan melanjutkan penyempurnaan fitur-fitur dan fasilitas dari produk & layanan
perbankan. Implementasi inisiatif-inisiatif tersebut didukung oleh infrastruktur teknologi
informasi dan keamanan sistem yang handal. Ekosistem pembayaran yang semakin luas
dan terintegrasi menjadi salah satu fokus BCA. Peningkatan basis nasabah akan terus
dilakukan dengan mengandalkan digital platform dalam melakukan akuisisi nasabah
(digital on-boarding) di samping melakukan kolaborasi dengan ekosistem eksternal.
Sebagai bank hybrid, BCA melakukan pengembangan multi-channel secara
berkelanjutan, antara lain meliputi mobile banking, internet, cabang, ATM, EDC, QR,
contact center dan bentuk kolaborasi digital lainnya.
• Cash Management BCA menjalankan berbagai strategi, yakni membangun ekosistem
digital melalui Open Banking API dan Payroll Business, deepening & expanding
komunitas bisnis, melakukan pengembangan solusi yang sesuai dengan kebutuhan
nasabah, serta meningkatkan customer engagement dan people excellence. Selain itu,
Cash Management BCA melakukan pemanfaatan big data, data analytics dan business
intelligence untuk mendukung keputusan bisnis, serta memperluas kolaborasi melalui
digital strategic partnership sebagai salah satu bentuk value-added services.
• Saat ini, 50% pekerja di BCA adalah generasi milenial dan generasi Z sehingga perlu
melakukan strategi perekrutan secara berkesinambungan serta pengembangan yang
tepat untuk dapat mengelola SDM yang unggul. BCA aktif melakukan kerja sama dengan
berbagai universitas terkemuka di Indonesia, berpartisipasi pada kegiatan job fair, serta
menyelenggarakan hiring events, termasuk inisiasi early hiring bagi para mahasiswa
untuk menjadi generasi penerus di BCA.
Sumber Referensi:
Brown, Lisanne, and Kate Macintyre. (2001). Measuring Capacity Building. Carolina: University of
North Carolina.
Yamit, Zulian. (2011). Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: FE UII.
Diakses di: https://www.bca.co.id/-/media/Feature/Report/File/S8/ACGS/Laporan-ACGS/Indeks-
Laporan-Tahunan/2021/20210330-analisis-dan-pembahasan-manajemen-ID.pdf

Anda mungkin juga menyukai