Anda di halaman 1dari 8

Studi Kasus: Bank BRI

A. SISTEM INFORMASI YANG DITERAPKAN PADA BANK RAKYAT INDONESIA


(BRI)

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia.
Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden
Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der
Inlandsche Hoofden atau “Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto”, suatu
lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga
tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan
Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas.
Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003,
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi
perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih
digunakan sampai dengan saat ini.

Di tengah persaingan industri perbankan yang semakin ketat, BRI Sebagai bank transaksional terus
menerus memperluas ragam produknya dengan menawarkan rangkaian jasa yang sangat beragam
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik para nasabahnya. Adapun produk dan jasa dari
BRI antara lain:

Banyaknya kantor cabang, koordinasi yang belum berjalan dengan baik dari kantor pusat
hingga unit terkecil, dan beragamnya produk BRI tentu membutuhkan sistem pengelolaan dan
pengawasan yang baik agar tidak terjadi penyimpangan dalam menjalankan bisnis. Banyaknya
kantor cabang tersebut dapat mempersulit BRI untuk mengetahui kondisi perusahaan secara
keseluruhan. Demikian halnya dengan masalah perkembangan produk yang ada dalam tiap kantor
cabangnya. BRI juga belum melibatkan Business Intelligence pada proses bisnisnya. Padahal
untuk bersaing dalam persaingan yang sangat ketat saat ini, perusahaan perlu mengetahui kondisi
internal perusahaannya sehingga perusahaan dapat mengetahui posisi mereka dalam pasar yang
pada akhirnya akan mempermudah perusahaan dalam pengambilan langkah selanjutnya .

Mengetahui adanya permasalahan terkait dengan proses bisnis dan pengendalian internal, BRI
memutuskan untuk menerapkan IT dalam mengakuisisi sistem informasi atau teknologi informasi
yang akan dibahas sebagai berikut.

B. APLIKASI YANG DIGUNAKAN

Untuk menanggapi permasalahan yang dihadapai oleh BRI seputar proses bisnis perbankan, maka
BRI telah mengimplementasikan beberapa sistem informasi sebagai berikut :

1. Core Banking System (CBS)


Aplikasi real time online yang menghubungkan kantor pusat dengan unit BRI yang tersebar
diseluruh wilayah Indonesia. Selama tahun 2007 telah dilakukan penambahan unit kerja online
yaitu dengan mengimplementasi aplikasi Core Banking System yang disebut aplikasi BRINETS
pada 720 BRI Unit. Dengan implementasi ini jumlah BRI Unit yang terhubung secara real time
online pada tahun 2007 bertambah sebanyak 720 lokasi menjadi 1.690 lokasi, tersebar di tiga
wilayah waktu.

2. Electronic Banking
Untuk melayani nasabah 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, BRI secara terus menerus
melakukan penyempurnaan dan pengembangan fitur-fitur layanan electronic banking. Melalui
media elektronik memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi
dan melakukan transaksi perbankan melalui ATM, phone banking, electronic fund transfer, dan
mobile phone. Dengan menggunakan BRI Card, nasabah dapat melakukan transaksi tunai dan non
tunai di lebih dari 1.262 ATM BRI, lebih dan 28.226 ATM Bersama, ATM Prima dan ATM Link,
ratusan ribu ATM berlogo Cirrus dan Bankcard.

3. Enterprise Data Model


Enterprise Data Model, penyediaan monitoring tools, dan pengembangan query builder untuk
mendukung pengembangan operasional bank secara lengkap dan terpadu. Enterprise Data Model
juga digunakan untuk memberikan kemudahan kepada bisnis dalam membuat laporan-laporan
sesuai kebutuhan internal dan eksternal.

4. Business Continuity Plan dan Disaster Recovery Plan


Untuk menjaga kepercayaan nasabah dan untuk meminimalisi resiko operasional dari
gagalnya sistem aplikasi dan infrastruktur teknologi informasi, Bank BRI telah menyiapkan
Business Continuity Plan dan Disaster Recovery Plan yang merupakan bagian dari Business
Continuity Management Perusahaan. Secara periodik dilaksanakan uji coba pada sistem aplikasi
dan infrastruktur yang kritikal, dengan tujuan agar kegiatan usaha BRI dapat tetap berjalan saat
terjadi gangguan pada sarana teknologi informasi yang dipergunakan. Selam itu, BRI juga
menyiapkan Disaster Recovery Center (DRC) pada lokasi yang berbeda dengan Data Center
sebagai fasilitas pengganti jika Data Center mengalami gangguan atau tidak dapat berfungsi,
seperti tidak adanya aliran listrik ke ruang komputer, kebakaran, ledakan atau kerusakan pada
komputer.

5. Avaibility Jaringan Komuniksi


BRI harus menjaga dan memelihara availability jaringan komunikasi yang ada.
Availability ini dilakukan dengan monitoring secara terus menerus melalui Enterprise Monitoring
System serta redundancy dan diverifikasi media komunikasi dengan menggunakan satelit,
terrestrial, dan wireless. Sebab, BRI sebagai bank dengan jaringan kerja dan operasional yang
terbesar di Indonesia serta adanya pertumbuhan dan pertambahan yang agresif dari unit kerja yang
real time on-line.

6. Security System
BRI secara rutin melakukan evaluasi dan audit terhadap keamanan infrastruktur teknologi.
Evaluasi dan audit ini dilakukan untuk mengurangi resiko kelemahan dan kerawanan terhadap
keamanan infrastruktur teknologi informasi. Selain itu, BRI mulai melakukan inisiasi untuk
sertifikasi Operational IT Security, yang lengkap terhadap standansasi (ISO 27001:2005) yang
telah diakui secara internasional.

C. INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI

Diperlukan bagi Bank BRI untuk terus mengembangkan teknologi informasinya agar dapat
bersaing dengan industri perbankan lain juga demi menciptakan competitive advantage, maka,
BRI dapat menerapkan sistem informasi sebagai berikut :

1. Business Intelligence
BRI Business Intelligence System dikategorikan sebagai aplikasi untuk mengumpulkan,
menyimpan, menganalisis dan menyediakan akses ke data guna membantu pengguna mengambil
keputusan bisnis secara lebih baik. Aplikasi ini mencakup aktivitas sistem pendukung keputusan,
query, reporting, online analytical processing (OLAP), statistical analysis, forecasting, dan data
mining. Singkat kata, Business Intelligence dibutuhkan untuk mengubah data mentah menjadi
informasi pendukung pengambilan-keputusan perusahaan dan proses bisnis.

Adapun kegunaan Business Intelligence System di Bank Rakyat Indonesia adalah :


a. Menjadi Bank terkemuka yang ditunjang dengan penggunaan SI/TI di Indonesia
b. Mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menyediakan Informasi pengambil keputusan
bagi pihak manajemen dalam proses bisnis
c. Forecasting

2. Customer Relationship Management (CRM)


Customer Relationship Management merupakan strategi dan usaha untuk menjalin hubungan
dengan pelanggan dan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan. CRM
mengintegrasikan strategi penjualan, pemasaran, dan pelayanan yang terkoordinasi.CRM
menyimpan informasi pelanggan dan merekam seluruh kontak yang terjadi antara pelanggan dan
perusahaan, serta membuat profil pelanggan untuk staf perusahaan yang memerlukan informasi
tentang pelanggan tersebut.

Tujuan CRM yaitu :


a. Menggunakan hubungan dengan nasabah untuk meningkatkan keuntungan
b. Menggunakan informasi untuk memberikan pelayanan yang memuaskan
c. Mendukung proses sosialisai produk berulang kepada nasabah
d. Meningkatkan standar & prosedur pelayanan kepada nasabah

3. Decision Support System (DSS)


Decision Support System (DSS) sebagai sebuah system yang memberikan dukungan kepada
seorang manajer, atau kepada sekelompok manajer yang relatif kecil yang bekerja sebagai team
pemecah masalah, dalam memecahkan masalah semi terstrukitur dengan memberikan informasi
atau saran mengenai keputusan tertentu. Informasi tersebut diberikan oleh laporan berkala, laporan
khusus, maupun hasil dari model matematis. Model tersebut juga mempunyai kemampuan untuk
memberikan saran dalam tingkat yang bervariasi.

Tujuan implementasi BRI Decision Support System yaitu :


a. Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi
terstruktur
b. Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan
tersebut
c. Meningkatkan efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan
efisiensi

4. E-Learning System
E-Learning System adalah pembelajaran jarak jauh (Distance Learning) yang memanfaatkan
teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning sering pula dipahami
sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal
atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui
jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun
termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai
kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat
memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada. Dengan e-learning,
karyawan dapat melihat modul-modul yang pembelajaran, mengambil tugas-tugas dan ujian yang
harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, nara sumber lain,
dan pembelajar lain.

D. LANGKAH BANK BRI DALAM TRANSFORMASI DIGITAL DI TENGAH PANDEMI

Pandemi membuat semua sektor harus berhenti sejenak. Tak ketinggalan sektor perbankan.
Namun, untuk menjalankannya lagi, banyak perbankan melahirkan inovasi selama pandemi. Salah
satunya Bank BRI. Akibat pandemi yang sudah berlangsung setahun terakhir, transformasi digital
layanan dan bisnis BRI mampu diakselerasi secara pesat. Kondisi ini terjadi karena pandemi
membuat seluruh kerja insan BRILian (pekerja BRI) harus disesuaikan agar bisa berjalan secara
daring.

Bank BRI melakukan pembagian waktu kerja secara daring yang menjadi salah satu hal pertama
yang dilakukan perusahaan untuk menjamin keselamatan para pekerja BRI. Sejak pandemi Covid-
19 masuk ke Indonesia, BRI langsung menerapkan metode kerja split operation.Untuk
memfasilitasi insan BRILian agar tetap produktif selama pandemi, BRI menyediakan angkutan
bus khusus yang berfungsi mengantar-jemput para pekerja dari dan ke kantor. Selain itu, BRI juga
mengizinkan para karyawan yang rumahnya berjarak jauh dari kantor untuk bekerja secara daring
dari rumah atau coworking space (BRI Work) yang disediakan oleh BRI di area yang dekat dengan
daerah tempat tinggal pekerja.

Selain menerapkan transformasi digital untuk para pekerja, BRI juga melakukan perubahan
pendekatan dalam melayani masyarakat. Saat ini, perusahaan telah memiliki sistem pencatatan dan
pelayanan kredit secara daring (dengan smartphone) yang bisa digunakan para Mantri di daerah.
Sistem ini bernama BRISPOT.

Ekosistem layanan digital BRI juga tersedia dalam berbagai platfom seperti terjalinnya kerjasama
penggunaan application program interface (API) atau BRIAPI oleh sejumlah marketplace dan
perusahaan teknologi financial (tekfin), layanan pembukaan rekening secara digital, serta produk
pengajuan kredit daring untuk UMKM dan pelaku usaha ultra mikro melalui aplikasi Ceria dan
Pinang. Ke depannya, transformasi digital BRI dipastikan tetap berlanjut. Hal ini dibutuhkan agar
pelayanan masyarakat di seluruh daerah dapat semakin efektif berjalan, hemat biaya, serta cepat
tereksekusi.

Inovasi ini bisa dilakukan BRI karena perusahaan sudah sejak 2016 mencanangkan langkah
transformasi digital melalui program BRIVOLUTION 1.0. Transformasi layanan ke dalam bentuk
digital dipandang perlu dilakukan BRI agar senantiasa dapat melayani dan memenuhi kebutuhan
keuangan masyarakat.

E. MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI

Secara garis besar, beberapa manfaat yang didapatkan BRI dengan melakukan investasi di bidang
teknologi informasi tersebut antara lain:
1. Kemudahan melakukan kontrol perusahaan.
Implementasi teknologi informasi seperti CBS yang telah dilakukan oleh BRI menjadikan
sistem yang ada dalam perusahaan tersebut menjadi terintegrasi. Kondisi ini tentu akan
mempermudah perusahaan untuk mengetahui perkembangan bisnisnya setiap saat karena data
yang ada dalam sistem tersebut adalah data yang online dan up to date dengan demikian
perusahaan akan dapat mengetahui aktivitas sehari-hari dari tiap departemen dan kantor
cabangnya. Dengan CBS, dapat menghubungkan kantor pusat dengan unit BRI yang tersebar
diseluruh wilayah Indonesia. Kondisi ini tentu akan mempermudah perusahaan dalam melakukan
kontrol untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam proses bisnis, dan apabila kesalahan telah
terjadi perusahaan dapat langsung mengetahui sehingga perusahaan dapat meminimalisasi
kerugiannya.

2. Produktivitas Meningkat
Pengimplementasian berbagai jenis teknologi informasi pada BRI menyebabkan kinerja
perusahaan menjadi lebih meningkat. Hal ini dikarenakan pengunaan teknologi tersebut dapat
menciptakan kecepatan dalam bekerja dan juga memberikan tingkat akurasian yang cukup tinggi
hal ini tentu akan dapat meningkatkan peroduktivitas perusahaan karena dengan tingkat kecepatan
bekerja yang tinggi perusahaan akan memperoleh hasil yang lebih banyak dalam hal ini
perusahaan dengan sumber daya yang tetap akan dapat melayani nasabahnya dalam jumlah yang
lebih besar bahkan dengan digunakannya teknologi ini perusahaan dapat mengurangi sumber
dayanya tetapi output atau banyaknya nasabah yang dilayani mengalami peningkatan. Melalui
media elektronik seperti e-banking memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi,
melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui ATM, phone banking,
electronic fund transfer, dan mobile phone. Selain dengan penerapan teknologi informasi pada
pelayanan terhadapa nasabah juga mampu menciptakan competitive advantage bagi BRI untuk
bersaing dengan industri perbankan lain.

3. Membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik


Keputusan kritis harus diambil dengan berbagai pertimbangan yang tepat untuk menentukan
masa depan perusahaan. Dengan business intelligence, merupakan aplikasi untuk mengumpulkan,
menyimpan, menganalisis dan menyediakan akses ke data guna membantu pengguna mengambil
keputusan bisnis secara lebih baik, kondisi ini tentu akan membantu top management untuk
mengetahui kondisi perusahaan secara detail sehingga informasi yang didapatkan menjadi lebih
lengkap. Informasi yang lengkap tersebut akan dapat membantu perusahaan dalam mengambil
keputusan, melakukan perencanaan bisnisnya di masa yang akan datang yang pada akhirnya
informasi tersebut juga akan membantu perusahaan dalam melakukan perencanaan strateginya.

F. ANALISIS KASUS HUMAN CAPITAL INFORMATION SYSTEM BANK BRI


DALAM PANDEMI COVID 19

1. BRILian
Sepanjang 2020, BRI telah melakukan beberapa inisiatif dan internalisasi budaya kerja melalui
pengembangan yang sesuai dengan framework BRI One Culture. BRI bersama Taskforce Covid-
19 merespon kondisi pandemi melalui inisiasi budaya bekerja dengan cara yang baru “New Way
of Working”. Pekerja dimungkinkan bekerja dan belajar from anywhere dan anytime melalui
dukungan digitalisasi.

Dalam rangka meningkatkan efektivitas proses bisnis di bidang Human Capital dan mendukung
penekanan penyebaran pandemi Covid-19, BRI telah mengembangkan BRILian Apps, yaitu
aplikasi mobile yang dapat digunakan oleh seluruh Insan BRILiaN untuk memilih lokasi tempat
kerja saat Insan BRILiaN melakukan remote working dan update kegiatan BRI Community.
BRILiaN Apps hadir untuk mendukung terciptanya work-life integration dan menjaga
produktivitas pekerja. BRI pun terus melakukan enhancement otomasi pada aplikasi-aplikasi yang
bersifat self-service.

BRI juga membuka rekrutmen BRILiaN Next Leader Program bagi para pekerja internal.
Melalui program-program tersebut BRI mencari bintang yang memiliki karakter hebat dan
kompetensi yang siap untuk masa depan. BRI juga telah melaksanakan pembukaan BRILiaN
Scholarship Program untuk mendapatkan kandidat pekerja potensial sejak dini yang dapat
dimonitor performanya sejak masa kuliah serta mengajak Talent tersebut untuk bergabung
menjadi Pekerja BRI dengan program dan benefit yang menarik. Untuk multisource beberapa
program early recruitment yang dilakukan diantaranya BRILiaN Intership Program, BRILiaN
Scholarship Program, Creativity Contest (seperti Hackaton) dan BRILiaN Get Talent sebagai
sarana potensial talent pool BRI. Untuk multichannel, terdapat BRILiaN Future Leader Program
(BFLP), BRILiaN Next Leader Program (BNLP) dan BRILiaN Banking Officer Program
(BBOP).

BRI pun terus melakukan rangkaian program yang dilakukan untuk mentransformasi budaya
perusahaan seperti diantaranya peduli dengan sesama melalui gerakan BRILiaN Fight Covid,
BRILiaN Sahabat UMKM, dan aktivitas Culture Activation Program di seluruh unit kerja BRI
Group untuk mendukung capaian target kinerja

2. BRIStars
BRI memiliki Information System Management dalam pengelolaan Human Capital berbasis
Teknologi Informasi (IT) dalam mendukung pilar Sumber Daya Manusia perusahaan, mulai dari
perencanaan (Planning) sampai dengan Pemutusan Hubungan Kerja (Offboarding). Salah satu
aspek enabler dari upaya transformasi human capital tersebut adalah digitalisasi proses dan
pengembangan HC Information System yang mutakhir. Untuk itu, beberapa tahun terakhir
perusahaan mengembangkan sistem BRIStars, yang menjadi HC Information System yang utama
di BRI.
BRIStars awalnya sebuah portal human capital service (web & mobile based). Namun, seiring
dengan berjalannya waktu, BRIStars bertansformasi, bukan lagi sistem yang isinya hanya terkait
HC, tetapi telah menjadi virtual workspace bagi karyawan, karena mencakup juga aplikasi-
aplikasi di luar HC.
• Strategic Planning & Analytics
Dalam bagian Planning & Analytics, ada aplikasi HC metrics & analytics untuk meng-gene-
rate berbagai macam report HC seperti growth jumlah karyawan, proyeksi jumlah karyawan yang
akan pensiun, dan lain-lain yang berguna untuk membantu proses pengambilan keputusan.
• Talent Attraction
Terdapat aplikasi e-recruitment BRI, yang pada dasarnya merupakan portal rekrutmen sudah di-
customized dengan kebutuhan BRI. Salah satunya adalah penambahan fitur social media
analytics, yang digunakan untuk menganalisis media sosial pelamar.
• Talent Development
Terdapat BRI Smart (learning management system), ada pula aplikasi Brilliance yang merupakan
aplikasi untuk mengumpulkan aspirasi karier karyawan dan menyusun succession planning secara
tersistem, serta SMK Online untuk mendigitalisasi proses performance management.
• Talent Retention
BRI mengembangkan berbagai macam menu employee self service, contohnya adalah menu E-
SPJ untuk approval karyawan yang melakukan business trip. Semisal, kalau karyawan ditugaskan
untuk business trip mendadak, tidak ada lagi isu mengenai uang perjalanan dinas yang belum cair,
dan sebagainya,
• Talent Offboarding
Terdapat e-pensiun dan portal HBI.

Tiga dampak positif dari adanya BRIStars yang dibangun sejak 2013 itu :
Pertama, peningkatan efektivitas dan efisiensi. Dimana semua servis HC bisa di-deliver dengan
lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Kedua, engagement booster, yakni pengembangan fitur-fitur BRIStars bisa
menghasilkan employee experience yang bagus, terutama bagi anak-anak muda di BRI. Sehingga,
ujungnya diharapkan bisa meningkatkan engagement.
Dan, ketiga, data driven decision making. BRIStars mepunyai segala fitur dan aplikasi yang
mengandung data yang sangat banyak, yang bisa diolah sebagai dasar untuk mengambil kebijakan
strategis.

Oleh karena itu, pertumbuhan bisnis yang didukung dengan perkembangan teknologi yang cepat
dan kompetitif memerlukan Human Capital (HC) atau talent unggul yang merupakan salah satu
faktor penting agar mampu membawa Bank BRI mencapai pertumbuhan dan perkembangan
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam menghadapi era digitalisasi peran HC sangatlah
penting, dan sejalan dengan pandangan bahwa HC merupakan aset terbesar dan memegang peran
penting dalam pencapaian visi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai