SKRIPSI
Disusun Oleh:
NIKEN SETYANINGSIH
3353401010
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Penguji Skripsi
Anggota I Anggota II
Mengetahui
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi atau tugas akhir ini
benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis dari orang lain,
baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat
Niken Setyaningsih
NIM. 33534301010
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
PERSEMBAHAN:
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sesuai
dengan rencana. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan beberapa pihak. Pada
Semarang
Negeri Semarang
penelitian.
vi
8. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yang
Semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal atas segala bantuan
yang telah diberikan kepada penulis. Semoga skripsi ini dapat memberikan
Semarang, 2007
Penulis
(Niken Setyaningsih)
vii
ABSTRAK
viii
kelurahan Pudak Payung dapat dikatakan berjalan lancar, ha ini dapat dilihat dari
semakin bertambahnya modal yang disalurkan pada KSM, dari tahun ke tahun
jumlah KSM mengalami pertambahan dan pengembalian pinjaman dari KSM
terhitung lancar. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan P2KP yaitu masih
kurangnya kesadaran anggota KSM untuk menghadiri pelatihan maupun
pertemuan yang diadakan oleh BKM.
Saran yang dapat diajukan sebagai rekomendasi dalam pelaksanaan P2KP
selanjutnya perlu diupaayakannya penjelasan dan pemahaman kepada KSM
dengan jalan pendekatan yang lebih persuasif dan menarik misaknya sarasehan
atau pertemuan dalam kondisi dan suasana yang rtidak begitu formil.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................... ii
PERNYATAAN..................................................................................................... iv
DAFTAR ISI........................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Permasalahan ........................................................................................ 4
D. Program P2KP..................................................................................... 22
x
E. Organisasi Pelaksanaan Proyek .......................................................... 30
F. Kerangka Berpikir............................................................................... 34
Semarang............................................................................................. 42
E. Pembahasan......................................................................................... 63
A. Kesimpulan ......................................................................................... 65
B. Saran.................................................................................................... 67
LAMPIRAN..............................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Garis Kemiskinan, Persentase, dan Jumlah Penduduk Miskin di
xii
Tabel 12 Sumber Air Rumah Tangga Keluarga Miskin di kelurahan Pudak
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Struktur Organisasi Pelaksanaan P2KP ........................................... 32
Gambar 2 Penanganan Akar Kemiskinan oleh Masyarakat melalui P2KP ...... 33
Gambar 3 Grafik Jenis Kelamin Kepala Keluarga Miskin dirinci berdasarkan
Rukun Warga ................................................................................... 43
Gambar 4 Grafik Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Miskin dirinci
berdasarkan Rukun Warga ............................................................... 45
Gambar 5 Grafik Jenis Pekerjaan Kepala Keluarga Miskin dirinci berdasarkan
Rukun Warga ................................................................................... 46
Gambar 6 Grafik Status Rumah Keluarga Miskin dirinci berdasarkan Rukun
Warga ............................................................................................... 48
Gambar 7 Grafik Jenis Bangunan Rumah Keluarga Miskin dirinci berdasarkan
Rukun Warga ................................................................................... 49
Gambar 8 Grafik Jenis Lantai Rumah Huni Keluarga Miskin dirinci
berdasarkan Rukun Warga ............................................................... 51
Gambar 9 Grafik Jenis Dinding Rumah Keluarga Miskin dirinci berdasarkan
Rukun Warga ................................................................................... 52
Gambar 10 Grafik Jenis Bahan Bakar Rumah Tangga dirinci berdasarkan Rukun
Warga ............................................................................................... 54
Gambar 11 Grafik Jenis Sumber Penerangan dirinci berdasarkan Rukun Warga
.......................................................................................................... 55
Gambar 12 Grafik Jenis Sumber Air Keluarga Miskin dirinci berdasarkan Rukun
Warga ............................................................................................... 57
Gambar 13 Grafik Jenis Kepemilikan Ternak dirinci berdasarkan Rukun Warga
.......................................................................................................... 58
Gambar 14 Grafik Jenis Perabot Keluarga Miski__‹þ____ng1057 dirinci
berdasarkan Rukun Warga ............................................................... 59
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tercatat sebesar 36, 1 juta jiwa atau sekitar 16, 66 persen. Sedangkan pada
tahun 2003 jumlah penduduk miskin di Indonesia tercatat sebesar 37, 3 juta
jiwa atau sekitar 17, 42 persen. Artinya bahwa telah terjadi penurunan jumlah
sebesar 28, 46 persen pada tahun 2003, dan pada tahun 2004 jumlah penduduk
miskin menjadi 7, 31 juta jiwa atau sekitar 23, 06 persen. Bila dilihat dari sisi
sebanyak 2.797 jiwa. 1.081 jiwa termasuk dalam kategori miskin sekali dan
2004 jumlah penduduk menjadi 3.033 jiwa, 1.297 jiwa merupakan penduduk
miskin sekali dan sebesar 1.736 jiwa merupakan penduduk miskin. Hal ini
kenaikan sebesar 236 jiwa dalam kurun waktu satu tahun.(BKKBN, 2004).
1
2
tahun 2003 tercatat ada sekitar 789 keluarga miskin. Pada tahun 2004 jumlah
keluarga miskin tercatat sebesar 825 keluarga. Dari tahun 2003 sampai tahun
sebagai berikut :
rendah/murahan
terlindungi/sungai/hujan.
tanah.
10. Tidak dapat membeli baju baru dalam setahun atau paling hanya 1 kali
setahun.
12. Tani dengan lahan 0,5 ha, buruh tani, nelayan, buruh dengan
13. Tidak pernah sekolah, tidak tamat SD atau hanya tamat SD.
14. Tidak punya tabungan atau barang yang mudah dijual dengan nilai
miskin atau tidak. Sehingga program yang digulirkan oleh pemerintah tepat
desa – desa miskin di wilayah terpencil dimana telah tercakup dalam program
IDT, tetapi juga di tempat – tempat lain yang kurang terpencil bahkan
ekonomi. Kegiatan inia tidak hanya bersifat reaktif terhadap keadaan darurat
yang kini kita alami, namun juga bersifat strategis karena dalam kegiatan ini
berkelanjutan.
Dari uraian diatas maka dalam penulisan skripsi ini penulis memilih
B. Permasalahan
1. Tujuan Penelitian
5
tentang :
Pudak Payung.
2. Kegunaan Penelitian
1. Bersifat Teoritis
tentang kemiskinan.
2. Bersifat Praktis
Sistematika skripsi terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian awal, bagian isi
Bagian awal skripsi ini berisi tentang gambaran secara singkat dari
seluruh isi skripsi. Bagian ini meliputi judul skripsi, pengesahan, motto dan
Bagian isi skripsi terdiri dari 5 bab, yaitu Bab I: pendahuluan yang
penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi. Bab II: Tinjauan Pustaka
dan Hipotesis. Bagian ini akan dibahas tentang teori-teori yang mendasari
penelitian ini, yaitu teori tentang program pengentasan kemiskinan. Bab III:
reliabilitas instrumen serta teknik analisis data. Bab IV: Hasil Penelitian dan
V: Penutup yang berisi tentang simpulan dan saran dari hasil penelitian.
LANDASAN TEORI
A. Konsep Kemiskinan
sesuai dengan taraf hidup kelompoknya dan juga tidak mampu memanfaatkan
tenaga, mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Lebih lanjut Emil
apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling
pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain – lain” (Emil Salim,
1982:41).
berhubungan dengan uang saja. Pengertian harta benda lebih luas dari sekedar
7
8
a. Kemiskinan Absolut
prasarana fisik dan kelangkaan modal atau miskin karena sebab alami.
b. Kemiskinan Relatif
c. Kemiskinan Kultural
dan mereka ini umumnya buruh tani yang tidak memiliki lahan
sendiri. Kalaupun ada yang memiliki tanah luasnya tidak seberapa dan
orang lain. Usaha mereka kecil dan terbatas dengan ketiadaan modal.
4. Rata – rata semua tidak memiliki peralatan kerja atau modal sendiri.
pendidikannya rendah.
1. Kemiskinan Alamiah
prasarana.
2. Kemiskinan Buatan
10
fasilitas ekonomi yang ada secara merata (atau disebut juga dengan
psikologi, ekonomi, dan akses terhadap aset. Dimensi tersebut saling terkait
memiliki tempat tinggal, bila sakit tidak mempunyai dana untuk berobat.
kehilangan anak karena sakit akibat kekurangan air bersih. Kemiskinan adalah
fatalisme.
11
per hari.
dan bepergian, bagian terluas rumah berlantai tanah, dan tidak mampu
ikan/telur.
tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :
12
atau lebih.
kemiskinan adalah konsep kebutuhan dasar dari Filipina (ADB, 1999) yang
psikososial.
memenuhi kebutuhan dasara saja, kemiskinan juga mencakup aspek sosial dan
B. Pengukuran Kemiskinan
Tidaklah mudah untuk menarik suatu batas yang cukup jelas antara
standar ini bagi kebutuhan pangan dan bukan pangan. BPS mengartikan
“GarisKemiskinan”.
Indonesia dikenal tiga cara. Yang pertama adalah metode yang dikembangkan
oleh Prof. Sajogjo, menurut metode ini orang miskin adalah yang tidak
14
mendefinisikan kaum miskin dan non miskin. Dasar yang dirujuk sebagai
garis kemiskinan Sajogjo adalah kandungan makanan dan gizi dalam kaitan
dan ketika kajian tentang gizi dilakukan, sekarang itu tidak mencukupi,
rural. Ketidakuntungan lebih jauh dari garis kemiskinan Sajogjo terletak pada
fakta bahwa harga – harga beras telah naik dibandingkan dengan harga –
nilai barang dan jasa minimum yang diperlukan oleh satu keluarga kota per
bulan, Indeks tidak didasarkan pada data yang dikumpulkan oleh Departemen
Tenaga Kerja setiap enam bulan untuk menetapkan tingkat upah minimum
buruh. KFM ditetapkan per propinsi (Mohtar Mas’oed, 2003 : 137). Masing –
15
ketiga metode itu, kriteria yang umum dipakai _dalah yang diterbitkan oleh
BPS.
setiap orang per hari (Widyakarya Pangan dan Gizi, 1998). Serta kebutuhan
Tabel 1
GARIS KEMISKINAN, PERSENTASE, DAN
JUMLAH PENDUDUK MISKIN
DI INDONESIA
TAHUN 2000 – 2004
Jumlah penduduk
Garis Kemiskinan Persentase Penduduk
Miskin
Tahun (Rupiah) Miskin
(juta)
Kota + Kota +
Kota Desa Kota Desa Kota Desa
Desa Desa
2000 91._32 73.648 14,60 22,38 19,14 12,3 24,8 37,1
2001 100.011 80.382 9,79 24,84 18,41 8,6 29,3 37,9
2002 130.499 96.512 14,46 21,10 18,20 13,3 25,1 38,4
2003 138.803 105.888 13,57 20,23 17,42 12,2 25,1 37,3
2004 143.455 108.725 12,13 20,11 16,6_ 11,3 24,8 36,1
Sumber : Statistik Indonesia, BPS 2004
Bank Dunia mengenai kebutuhan kalori per kapita per hari mencapai 2.150
kalori (World Bank, 1990). Sementara itu Sajogjo lebih menekankan kepada
kebutuhan beras, baik bagi daerah kota maupun daerah pedesaan di Indonesia.
harga yang terjadi dan bukan karena perubahan kuantitas maupun kualitas
yang positif. Namun demikian krisis ekonomi yang melanda Indonesia telah
taraf hidup.
terbatas.
kelompok miskin, terlihat dari berbagai produk hukum dan kebijakan yang
telah dibuat selama ini. Hal ini mengindikasikan adanya perhatian khusus bagi
mereka yang secara kategorial sangat miskin dan tidak bisa didekati dengan
berformat hibah.
UUD 1945. pada pasal 34 UUD 1945 yang terdiri dari 4 ayat, dicantumkan
Ayat 1 : Fakir miskin dan anak – anak yang terlantar dipelihara oleh
negara
Khusus pada ayat 1 terlihat bahwa program bantuan untuk anak – anak
terlantar dan fakir miskin bukanlah bantuan yang bertujuan untuk merangsang
dan manfaat yang sama guna mencapai persaman dan keadilan”. Ayat ini
umum.
perumahan.
berlokasi pada desa – desa miskin di wilayah terpencil dimana telah tercakup
dalam program IDT, tetapi juga di tempat – tempat lain yang kurang terpencil
untuk menggerakkan ekonomi rakyat. Untuk itu maka dalam berbagai upaya
1997 : 7).
21
fisik masyarakat miskin adalah tidak memiliki akses ke prasarana dan sarana
yang jauh dibawah standar kelayakan, dan mata pencaharian yang tidak
menentu.
mendukung. Dalam hal inilah peran pemerintah, salah satunya melalui P2KP,
tidak hanya bersifata reaktif terhadap keadaan darurat akibat krisis ekonomi
22
tetapi bersifat strategis, karena dalam kegiatan ini disiapkan landasan berupa
25 milyar. Bantuan kepada masyrakat miskin ini diberikan dalam bentuk dana
kegiatan itu.
kelompok.
Husni Thamrin) III DKI denga konsep Tribina, permajaan kampong kumuh
lingkungan).
produktif.
Masyarakat (KSM) yang terdiri atas perorangan maupun keluarga miskin yang
25
secara berkelanjutan.
yaitu :
Orang – orang yang tidak memiliki pekerjaan atau yang bekerja tidak
bekerja tetap.
sendiri.
6. Kondisi Rumah
Kondisi tempat tinggal keluarga dilihat dari ukuran fisik suatu keluarga
dan berpedoman pada asas – asas : Keadilan, Kejujuran, Kesetaraan kaum laki
1. Komponen Fisik
masyarakat.
3. Komponen Pelatihan
berikut :
yang terkait.
pemimpin proyek.
30
Gubernur
Kepala Dati I
Forum Konsultasi
Walikota/ Bupati di Dati II
Kepala Dati II Tim koordinasi
Dati II
Lurah dan
Aparatnya Fasilitator
kelurahan
BKM UPK
Kader
Masyarakat
KSM TPK
Keterangan :
: Garis hubungan komando/struktural
: Garis hubungan koordinasipelaksanaan, pembinaan, pendampingan
: Garis hubungan kontraktual
: Garis hubungan kerja administrasi
: Unsur yang dianjurkan untuk ada/dibentuk
sumber : manual proyek P2KP
dan tindakan dari pengelola program dan pemimpin masyarakat yang selama
lebih layak huni dan dengan sistem sosial masyarakat yang lebih mandiri
Gambar 1
Penanganan Akar Kemiskinan Oleh Masyarakat Melalui P2KP
Perubahan sikap
( Refleksi Kemiskinan, Pengentasan
Kelembagaan,Kepemimpinan, Kemiskinan
dll ) secara mandiri
dan berkelanjutan
TRI DAYA
- Daya
Pembentukan Pembangunan
Kelembagaan Sosial
- Daya
Pembangunan Membangun
Lingkungan kemitraan
Penyusunan - Daya Sinergis dan
Program Pembangunan Channeling
Ekonomi program
F. Kerangka Berfikir
tempat ke tempat yang lain pada setiap waktu, dan telah dideskripsikan
daya alam dan kualitas sumber daya manusia yang rendah menyebabkan
kembali.
utuh tentang kemiskinan itu sendiri. Kemiskinan bukan hanya soal tidak
miskin sehingga berada pada posisi yang tidak berdaya. Kemiskinan terdiri
orang, laki – laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak – hak
Kemiskinan (KPK) yang didasari oleh Keppres RI No. 124 tahun 2001,
Agar lebih jelas dalam memahami dan agar tidak terjadi pemahaman
yang berbeda antara penulis dan pembaca maka dapat dilihat pada gambar :
Produksi
BKM
Kendala
BAB III
METODE PENELITIAN
sama untuk menjadi anggota sampel dalam sebuah penelitian (Sutrisno Hadi,
secara acak. Penentuan sampel dihitung dengan rumus Slovin dalam Husein
(1998:78 – 79 ) :
n= N
1+ ne²
n= 825
1 + (825)(0.01)
n= 825
9,25
n = 89
Dimana :
n = Ukuran sampel
36
37
N = Ukuran populasi
acak.
B. Variabel Penelitian
dalam suatu penelitian, atau dapat dikatakan bahwa variabel penelitian adalah
adalah :
mengatasi kemiskinan.
Indikator pengukuran :
BKM
penerima pinjaman.
1. Kuesioner
2. Dokumentasi
3. Wawancara
– fakta dan sifat – sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata, 1998 : 18).
40
berikut:
% = n x 100 %
N
A. Hasil Penelitian
Payung seluruhnya mencapai 39.293 km2, yang terdiri dari 31.432 km2 berupa
0.196 km2 berupa bangunan perkantoran, dan 4.125 km2 berupa prasarana
umum lainnya.
berikut:
41
42
dilihat dari kondisi fisik bangunan tempat tinggal, sumber penerangan, perabot
1. Jenis Kelamin
Tabel 3
JENIS KELAMIN KEPALA KELUARGA MISKIN
DI KELURAHAN PUDAK PAYUNG
DIRINCI BERDASARKAN RUKUN WARGA (RW)
RW Laki-laki (org) Wanita (org) Jumlah (org)
1 6 2 8
2 4 2 6
3 9 3 12
4 12 6 18
5 4 4 8
6 10 4 14
7 5 3 8
8 6 2 8
10 1 1 2
12 2 1 3
13 1 0 1
14 1 0 1
Jumlah 61 28 89
Persentase (%) 68,54 31,46 100%
Sumber : Data penelitian diolah, 2006
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah keluarga
14
12
10
Laki-laki
Frekuensi
8 Wanita
0
RW 1 2 3 4 5 6 7 8 10 12 13 14
80
70
60
persentase (%)
50
Laki - laki
40
Perempuan
30
20
10
0
Tabel 4
TINGKAT PENDIDIKAN KEPALA KELUARGA MISKIN
DI KELURAHAN PUDAK PAYUNG
DIRINCI BERDASARKAN RUKUN WARGA (RW)
sebagai berikut:
7 SLTA
6 SMP
SD
Frekuensi
5
LAINNYA
4
0
RW 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
sebagai berikut :
45
40
persentase (%)
30 SD
SMP
20
SMA
10 Lainnya
keluarga miskin yang tamat SLTA sebesar 20,22%; tamat SMP sebanyak
Jenis pekerjaan yang dijalani oleh keluarga miskin dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 5
JENIS PEKERJAAN KEPALA KELUARGA MISKIN
DI KELURAHAN PUDAK PAYUNG
DIRINCI BERDASARKAN RUKUN WARGA (RW)
sebagai berikut:
9
8
7 Pegawai
6 Petani
Frekuensi
5 PEdagang
Buruh
4
3
2
1
0
RW 1 2 3 4 5 6 7 8 10 12 13 14
40
35
30
persentase (%)
Pegawai
25
Petani
20
Pedagang
15
Buruh
10
5
0
Tabel 6
STATUS RUMAH KELUARGA MISKIN
DI KELURAHAN PUDAK PAYUNG
DIRINCI BERDASARKAN RUKUN WARGA (RW)
Milik Milik
Menumpang Sewa Jumlah
RW Ortu Sendiri
(KK) (KK) (KK)
(KK) (KK)
1 4 1 1 2 8
2 3 2 1 0 6
3 7 3 1 1 12
4 10 2 2 4 18
5 2 4 2 0 8
6 6 4 3 1 14
7 1 3 2 2 8
8 0 2 5 1 8
10 0 1 1 0 2
12 1 1 0 1 3
13 0 1 0 0 1
14 0 1 0 0 1
Jumlah 34 25 18 12 89
Persentase (%) 38.20 28.09 20.22 13.48 100%
Sumber : Data penelitian diolah, 2006
sebagai berikut:
12
10
menumpang
8 Sewa
Frekuensi
Milik Ortu
6 MIlik Sendiri
0
RW 1 2 3 4 5 6 7 8 10 12 13 14
berikut ini :
45
40
35
persentase (%)
30
Menumpang
25 Sewa
20 Milik Ortu
15 Milik Sendiri
10
5
0
dan yang menghuni rumah milik sendiri sebanyak 13,48%. Hal ini
sendiri.
Tabel 8
KONDISI LANTAI RUMAH HUNI KELUARGA MISKIN
DI KELURAHAN PUDAK PAYUNG
DIRINCI BERDASARKAN RUKUN WARGA (RW)
Sebagian
Tanah semua Tegel Keramik Jumlah
RW tanah
(KK) (KK) (KK) (KK)
(KK)
1 4 2 2 0 8
2 3 3 0 0 6
3 6 4 1 1 12
4 8 6 3 1 18
5 2 4 2 0 8
6 7 3 3 1 14
7 2 2 2 2 8
8 4 1 2 1 8
10 0 1 1 0 2
12 1 1 0 1 3
13 0 1 0 0 1
14 0 1 0 0 1
Jumlah 37 29 16 7 89
Persentase (%) 41.57 32.58 17.98 7.87 100%
Sumber : Data penelitian diolah, 2006
Apabila digambarkan dalam bentuk grafik akan diperoleh gambaran
sebagai berikut:
9
8
7 Tanah Semua
6 Tanah Sebagian
Frekuensi
5 Tegel
Keramik
4
3
2
1
0
RW 1 2 3 4 5 6 7 8 10 12 13 14
Gambar 7 Grafik Jenis Lantai Rumah Huni Keluarga Miskin di Kelurahan Pudak
Payung Dirinci Berdasarkan Rukun Warga (RW)
berikut ini :
50
50
40 Tanah semua
persentase (%)
Sebagian tanah
30 Tegel
Keramik
20
10
tegel atau semen sebanyak 17,98% dan yang rumah berlantai keramik
Tabel 9
JENIS DINDING RUMAH HUNI KELUARGA MISKIN
DI KELURAHAN PUDAK PAYUNG
DIRINCI BERDASARKAN RUKUN WARGA (RW)
Setengah Plester
Tembok tanpa Jumlah
RW Papan (KK) tembok semua
plester (KK) (KK)
(KK) (KK))
1 3 4 0 1 8
2 4 1 1 0 6
3 4 6 1 1 12
4 8 3 3 4 18
5 2 3 3 0 8
6 6 4 3 1 14
7 1 3 2 2 8
8 1 1 5 1 8
10 1 0 1 0 2
12 1 1 0 1 3
13 0 0 1 0 1
14 0 1 0 0 1
Jumlah 31 27 20 11 89
Persentase (%) 34.83 30.34 22.47 12.36 100%
Sumber : Data penelitian diolah, 2006
51
sebagai berikut:
9
8
7 Papan
6 Setengah tembok
Frekuensi
berikut ini :
40
35
30 Papan
persentase (%)
25 Setengah tembk
Tembok tanpa plester
20
Plester semua
15
10
5
0
Tabel 10
JENIS BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN
DI KELURAHAN PUDAK PAYUNG
DIRINCI BERDASARKAN RUKUN WARGA (RW)
sebagai berikut:
6 Kayu
Arang
Frekuensi
5
Minyak tanah
4 Gas
0
RW 1 2 3 4 5 6 7 8 10 12 13 14
berikut ini :
40
35
30
persentase (%)
Kayu
Arang
25 Minyak Tanah
Gas
20
15
10
5
0
sebanyak 28,09% dan yang menggunakan gas sebanyak 3,37%. Kondisi ini
kayu bakar sebagai bahan bakar utama, karena kemampuan atau daya beli
masih rendah.
Tabel 11
SUMBER PENERANGAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN DI
KELURAHAN PUDAK PAYUNG
DIRINCI BERDASARKAN RUKUN WARGA (RW)
Listrik
Lampu teplok Petromax Sambungan Jumlah
RW PLN
(KK) (KK) listrik (KK) (KK)
(KK)
1 1 2 4 1 8
2 0 3 2 1 6
3 2 5 5 0 12
4 3 3 8 4 18
5 2 4 2 0 8
6 4 6 3 1 14
7 1 3 2 2 8
8 0 2 5 1 8
10 0 1 1 0 2
12 1 1 0 1 3
13 0 1 0 0 1
14 0 1 0 0 1
Jumlah 14 32 32 11 89
Persentase (%) 15.73 35.96 35.96 12.36 100%
Sumber : Data penelitian diolah, 2006
sebagai berikut:
9
8
7 Lampu teplok
6 Petromax
Frekuensi
5 Sambungan listrik
LIstrik PLN
4
3
2
1
0
RW 1 2 3 4 5 6 7 8 10 12 13 14
berikut ini :
40
35
Lampu teplok
30 Petromax
persentase (%)
Sambungan listrik
25
Listrik PLN
20
15
10
5
0
listrik hasil penyambungan dari rumah lain sebanyak 35,96% dan yang
Tabel 12
SUMBER AIR RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN
DI KELURAHAN PUDAK PAYUNG
DIRINCI BERDASARKAN RUKUN WARGA (RW)
sebagai berikut:
9
8
7 Sendang
6 HIdran umum
Frekuensi
5 Sumur
PAM
4
3
2
1
0
RW 1 2 3 4 5 6 7 8 10 12 13 14
berikut ini :
57
45
40 Sendang
35
persentase (%)
Hidran
30
Sumur
25
20 PAM
15
10
5
0
miskin yang menggunakan air sumber dari sendang sebanyak 16,85%; dari
sebagai berikut:
58
9
8
7 tidak punya
6 ayam
Frekuensi
5 sapi,kambing
sapi,kambing,ayam
4
3
2
1
0
RW 1 2 3 4 5 6 7 8 10 12 13 14
berikut ini :
60
50 Tidak punya
Ayam
persentase (%)
40 Sapi, Kambing
Sapi, Kambing, Ayam
30
20
10
ternak sapi atau kambing sebanyak 32,58%, dan yang memelihara sapi,
kambing dan ayam sebanyak 4,49%. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga
59
jalan ternak hewan berupa ayam, baik untuk konsumsi sendiri atau pun
dijual.
Jenis perabot rumah tangga yang dimiliki oleh keluarga miskin dapat
Tabel 14
JENIS PERABOT RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN
DI KELURAHAN PUDAK PAYUNG
DIRINCI BERDASARKAN RUKUN WARGA (RW)
sebagai berikut:
60
9
meja tamu,kursi
8
7 meja tamu,kursi,almari
6
Frekuensi
meja tamu,kursi,almari,t-
5 tidur
4 meja tamu,kursi,almari,meja
makan,t-tidur
3
2
1
0
RW 1 2 3 4 5 6 7 8 10 12 13 14
berikut ini :
40
Meja tamu, kusrsi
35
30 Meja, Kursi, Almari
persentase (%)
keluarga miskin mempunyai perabot berupa meja tamu dan kursi tamu. Hal
telah mendapatkan perhatian dari pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari adanya
dapat diperoleh dengan harga Rp. 2000 per kilogramnya. Setiap bulan
Tabel 14
KARAKTERISTIK PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN
DI KELURAHAN PUDAK PAYUNG
Masyarakat (BKM) kelurahan Pudak Payung yaitu “BKM Krida Asih Mulya”.
63
yang tercakup dalam jenis kegiatan P2KP. Melalui BKM Krida Asih Mulya
ini dana bantuan P2KP disalurkan kapada masyarakat. BKM ini berperan
dibatasi yaitu tidak lebih dari sepertiga dari jumlah anggota KSM.
selam proyek berjalan. Alokasi dana merupakan hibah untuk kelurahan, dana
proyek digunakan sebagai pinjaman bergulir bagi kegiatan usaha kecil. Dana
bulan setelah pembayaran pertama diterima oleh masing – masing KSM dan
2000 jumlah KSM hanya sekitar 25 KSM. Sampai pada tahun 2005 jumlah
KSM telah bertambah menjadi 102 KSM dan jumlah KSM yang tergolong
64
pasif hanya 9 KSM (lihat lampitran 1). Pada awal pelaksanaannya, jangka
Berdasarkan data yang diperoleh, kondisi KSM pada tahun 2005 dapat
kurang lancar ada 15 KSM, Macet ada 17 KSM, dan pasif ada 9 KSM. KSM
berjalan lancar. Hal ini ditandai dengan tingkat pengembalian yang mencapai
rata – rata 93,88 % dan jumlah KSM yang lancar dalam mengembalikan
yang bermasalah. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 15
TINGKAT PENGEMBALIAN PINJAMAN P2KP
DI BKM KELURAHAN PUDAK PAYUNG
TAHUN 2003 - 2005
Tahun Dana yang Dana yang Tingkat
dipinjamkan (Rp) dikembalikan (Rp) pengembalian (%)
Payung selama ini dilakukan oleh aparat pemerintahan yang terkait. Namun
65
Kendala yang berasal dari pelaksana antara lain adalah adanya pengurus-
dukungan dari aparat kelurahan dan tokoh masyarakat, serta masih terbatasnya
menerjunkan lebih banyak petugas, namun sumber daya manusia yang tersedia
antara lain masih rendahnya kesadaran untuk mempunyai kartu identitas diri
yang valid, misalnya Kartu Tanda Penduduk. Sebagian keluarga miskin belum
66
mempunyai KTP, sehingga hal ini menyebabkan data keluarga miskin yang
tercatat masih kurang akurat. Tidak adanya KTP juga sering mengakibatkan
pada saat disampaikan ke pemerintahan yang lebih tinggi, karena dengan tidak
B. Pembahasan
miskin yang ada masih rendah tingkat kesejahteraanya. Hal ini dapat dilihat
dari tingkat pendidikan keluarga miskin masih rendah yaitu hanya tamat SD.
Kondisi bangunan berupa setengah tembok dan papan. Perabot yang mereka
sebagian besar masih tidur dengan tanpa ranjang tidur, namun menggunakan
tikar di lantai. Kondisi yang demikian jelas merupakan salah satu faktor
Sasaran utama penerima bantuan P2KP adalah KSM. KSM penerima bantuan
25 KSM dan pada tahun 2005 jumlah KSM tekah mencapai 102 KSM. Hal ini
kepada BKMpun cukup tinggi yaitu sebesar 92,32 % pada tahun 2005. Dengan
muncul berasal dari petugas pelaksana dan dari KSM itu sendiri. Kendala yang
jumlah KSM yang ditangani. Disamping itu juga muncul permasalahan terkait
lainnya adalah masih adanya KSM yang bermasalah (kredit macet), masih
68
yang diadakan KMW maupun BKM. Upaya yang dilakukan BKM untuk
tersebut.
angsuran” bagi KSM yang bermasalah untuk diisi setiap hari sesuai dengan
kemampuannya dan sebulan sekali kotak dibuka oleh petugas dari BKM
A. Simpulan
(30,34%) dan jenis lantai rumah adalah tanah semua (41,57). Dalam
lancar. Hal ini dilihat dengan smakin bertambahnya jumlah KSM yang
tergolong lancar, dengan jumlah KSM yang tergolong lancar lebih banyak
(61 KSM) dibandingkan dengan jumlah KSM yang tergolong macet (17
66
67
Payung masih adanya sumber daya manusia BKM yang dirasa kurang
memadai. Adanya KSM yang bermasalah (kredit macet). Namun hal ini
4. Upaya yang dilakukan BKM untuk mengatasi kendala yang ada antara
lain :
angsuran” bagi KSM yang bermasalah untuk diisi setiap hari sesuai
BKM. Hal ini terus dilakukan sampai tunggakan pinjaman itu lunas.
68
B. Saran
yang benar dan tepat kepada keluarga miskin, sehingga tidak terjadi
sarasehan yang dikondisikan dengan tidak begitu formil namun tetap tepat