Anda di halaman 1dari 14

XII TKJ1, SMKN 1 KEDIRI 201

Laporan Praktikum Web Server ( Debian 4.0 )

I. Tujuan
- Mengerti apa itu Web Server
- Mampu mengkonfigurasi Web Server di OS berbasis text ( Debian )
- Mampu memahami setiap poin yang dilakukan saat mengkonfigurasi

II. Alat dan bahan


- 2 buah PC sebagai clien dan server
- OS Debian 4.0 untuk server dan Xp untuk clien
- 1 buah kabel cross

III.Pendahuluan

Web server

Secara singkat web server adalah sebuah aplikasi yang memberikan layanan web,
sedangkan pengertian dari web server sebenarnya adalah Program komputer yang bertanggung
jawab menerima request HTTP dari clients, yang dikenal sebagai web browser, dan melayani
mereka, dan bersedia merespon data konten yang diminta seperti web pages (dalam bentuk
HTML atau objek seperti jpg, dan kawan kawan).
Web server menunggu permintaan dari client yang menggunakan browser seperti
Netscape Navigator, Internet Explorer, Modzilla, dan program browser lainnya. Jika ada
permintaan dari browser, maka web server akan memproses permintaan itu kemudian
memberikan hasil prosesnya berupa data yang diinginkan kembali ke browser. Web server
XII TKJ1, SMKN 1 KEDIRI 201
1

menggunakan protocol yang disebut dengan HTTP (HyperText Transfer Protocol).

Web server Apache

Salah satu web server yang sangat terkenal dan menjadi standar de facto setiap distribusi
Linux, yaitu Apache. Apache adalah web server yang kompak, modular, mengikuti standar
protokol HTTP, dan tentu saja sangat digemari. Kesimpulan ini bisa didapatkan dari jumlah
pengguna yang jauh melebihi para pesaingnya. Sesuai hasil survai yang dilakukan oleh Netcraft,
bulan Januari 2005 saja jumlahnya tidak kurang dari 68% pangsa web server yang berjalan di
Internet. Saat ini ada dua versi Apache yang bisa dipakai untuk server produksi, yaitu versi mayor
2.0 dan versi mayor 1.3.

Sejarah web server Apache

Apache ini dibuat versi pertamanya oleh Robert Mc Cool — yang terlibat di NCSA–
padatahun 1996. Ditulis dalam bahasa C, perkembangannya dilakukan bersama rekan-rekan
melalui email. Dia mengerjakan proyek itu bersama Apache groupnya : Brian Behlendorf, Roy T.
Fielding, Rob Hartill, David Robinson, Cliff Skolnick, Randy Terbush, Robert S. Thau, Andrew
Wilson, Eric Hagberg, Frank Peters and Nicolas Pioch.
Apache dikembangkan oleh komunitas terbuka yang di bawahi oleh Apache Software
Foundation. Aplikasinya dapat digunakan untuk OS yang beragam( tidak bergantung pada vendor
tertentu (cross platform)), sebut saja UNIX, FreeBSD, Linux, Novell netware, MacOS X,
Windows.
XII TKJ1, SMKN 1 KEDIRI 201
1

Kelebihan Apache

a) Apache termasuk dalam kategori freeware.

b) Apache mudah sekali proses instalasinya jika dibanding web server lainnya seperti NCSA, IIS,
dan lain-lain.

c) Mampu beroperasi pada berbagai paltform sistem operasi.

d) Mudah mengatur konfigurasinya. Apache mempunyai hanya empat file konfigurasi.

e) Server apache dapat otomatis berkomunikasi dengan client browsernya untuk menampilkan
tampilan terbaik pada client browsernya. Web server Apache secara otomatis menjalankan file
index.html, halaman utamanya, untuk ditampilkan secara otomatis pada clientnya.

IV. Langkah kerja


1. Install OS Debian pada VirtualBox., kemudian setting jaringan pada VirtualBox, Adapter1
menggunakan “virtual host only” sebagai network-nya dan Adapter2 menggunakan jaringan internal.

2. Berikan IP pada komputer client sesuai keinginan dengan syarat harus satu jaringan dengan IP
yang akan diberikan pada Debian.

3. Buka OS Debian, lalu login sebagai root hal ini dilakukan dalam mode text (untuk pindah dari
mode GUI ke mode Text tekan tombol Ctrl+Alt+F2 pada Keyboard).
XII TKJ1, SMKN 1 KEDIRI 201
1

Gb.1 Tampilan saat login

4. Setelah berhasil loggin, setting IP pada Debian dengan mengetikkan perintah :

# nano /etc/network/interfaces ↵

Gb.2 Perintah untuk mengatur IP pada server


XII TKJ1, SMKN 1 KEDIRI 201
1

5. Kemudian setting IP dan harus dalam satu jaringan dengan client.

# The primary network interface


allow-hotplug eth0
auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.1.3
netmask 255.255.255.0
network 192.168.1.0
broadcats 192.168.1.255
gateway 192.168.1.1

Gb.3 Konfigurasi IP pada server

6. Setelah selesai, tekan Ctrl + X, lalu akan muncul tampilan yang menanyakan apakah ingin
mengubah settingan IP, pilih Yes dan tekan Enter.
XII TKJ1, SMKN 1 KEDIRI 201
1

Gb.4 Peringatan yang muncul setelah mengkonfigurasi IP

7. Setelah itu restart settingan jaringan yang telah diberikan dengan perintah

# /etc/init.d/network restart ↵

Gb.5 Perintah untuk merestart jaringan


XII TKJ1, SMKN 1 KEDIRI 201
1
8. Kemudian lihat settingan IP yang diberikan, dengan mengetikkan perintah

# ifconfig eth0 ↵

Gb.6 IP berhasil dikonfigurasi

9. Jika sudah berhasil melakukan setting IP, install Apache2 yang akan digunakan sebagai web
server dengan mengetikan perintah

# apt-get install apache 2 ↵


XII TKJ1, SMKN 1 KEDIRI 201
1

Gb.7 Perintah untuk menginstall apache2

10. Maka komputer akan melakukan proses installasi, tunggu sampai selesai. Dalam proses installasi
komputer akan meminta untuk memasukkan CD OS Debian disc1. Sebelumnya kenalkan perangkat CD-
ROM dengan perintah

# apt-cdrom add ↵

Gb.8 Perintah mengenalkan CDROM


XII TKJ1, SMKN 1 KEDIRI 201
1

11. Setelah proses installasi selesai, selanjutnya isntall PHP5 yang terdapat pada disc4 dengan
perintah

# apt-get istall php5 ↵

Gb.9 Perintah untuk menginstall php5

12. Kemudian atur agar link home directory mengarah ke /var/www dengan perintah

# pico /etc/apche2/sites-enabled/000 default ↵


XII TKJ1, SMKN 1 KEDIRI 201
1

Gb.10 Perintah untuk mengatur link home direktory

13. Lalu edit perintah di dalamnya dengan menambahkan tanda “#” didepan “RedirectMacth ^/$
/apache2-default/” tekan Ctrl + X, pilih Yes. Ini dilakukan agar link home direktorinya mengarah ke
/var/www.

Gb.11 Mengedit data penyettingan link home direktory


XII TKJ1, SMKN 1 KEDIRI 201
1

14. Selanjutnya copy file PHP yang telah dibuat sebelumnya ke directoy /var/www untuk page
default dari apache2 dengan perintah di bawah ini.

# cp /home/tomi/home.php /var/www/home2.php ↵

Gb.12 Mengkopi file php yang dibuat manual

15. Selanjutnya ubah urutan file yang akan diakses oleh clien. Di sini sangat penting sekali untuk
memperhatikan nama file yang dicantumkan, bila kita mencantumkan nama file di urutan pertama
sedangkan file tersebut tidak ada di direktori /var/www maka pada browser clien akan menampilkan
tampilan index dari /var/www. Ketikkan perntah di bawah ini.

# nano /etc/apache2/mods-available/dir.conf ↵
XII TKJ1, SMKN 1 KEDIRI 201
1

Gb.13 Perintah untuk mengkonfigurasi urutan file yang diakses pada browser clien

16. Ubah urutan yang ada menjadi seperti gambar di bawah ini dengan file home2.phpI berada di
urutan paling kiri atau paling depan. Kemudian simpan settingan dengan menekan Ctr+X kemudian
pilih Yes dan tekan Enter. Jika perlu lakukan restart lagi terhadap apache2.

.
Gb.14 Mengubah urutan file yang diakses
XII TKJ1, SMKN 1 KEDIRI 201
1
17. Untuk mengecek apakah sudah berhasil, pada komputer client buka Web Browser, lalu ketikkan
IP server Debian pada kolom URL..Jika gagal maka akan muncul tampilan index seperti di bawah ini,
seperti yang dijelaskan di atas, pengaturan urutan sangat penting.

Gb.15 Tampilan yang gagal

18. Sedangkan apabila berhasil, tampilan seperti di bawah inilah yang akan dilihat oleh pengguna
browser.
XII TKJ1, SMKN 1 KEDIRI 201
1

Gb.16 Tampilan di browser clien

V. Kesimpulan
Untuk bisa mahir mengkonfigurasi Web Server di Debian 4.0 ini maka diperlukan
ketelitian yang lebih karena kesalahan sedikit saja akan mengakibatkan kefatalan seperti
tampilan index pada browser clien di atas. Perintah yang digunakan untuk
mengkonfigurasi juga beragam, misalnya pico dengan nano, kedua perintah itu walaupun
berbeda namun memiliki kesamaan dari segi fungsinya. IP yang digunakan juga harus
satu jaringan karena ini sifatnya hanya simulasi dan tahap pengenalannya saja namun jika
sudah tahap yang lebih tinggi kita tidak perlu satu jaringan dengan server agar bias
mengakses server.

Anda mungkin juga menyukai