Anda di halaman 1dari 23

MDG, Optimalisasi Ekonomi Kerakyatan

dalam Perekonomian Global


Presentasi Prof.
Presentation Prof.Firmanzah,
Firmanzah,Ph.D
Ph.D
Dekan
Dean Fakultas
Faculty Ekonomiand
of Economics danBusiness
Bisnis Universitas
UniversityIndonesia
of Indonesia
MDG Goal 1. Kemiskinan berdasarkan provinsi
(BPS 2008 dalam MDG Report)
Trend Kemiskinan Indonesia 1990 – 2008
(BPS 2008 dalam MDG Report)
1Day Poverty Rate
(World Bank)
Trend HDI Indonesia

Presentation Prof. Firmanzah, Ph.D


Dean Faculty of Economics and Business University of Indonesia
Fokus Pembangunan Perekonomian di Indonesia
1975 - 1998
Pengentasan
kemiskinan.

Pengentasan buta huruf


dan peningkatan
kualitas pendidikan.

Ketersediaan pangan
Pembangunan ekonomi
juga didukung dengan
kerakyatan yang inklusif
menahan laju
dengan memberdayakan
pertumbuhan penduduk
Petani dan program
Indonesia
Swasembada Pangan
Melalui program BKKBN
Tantangan yang dihadapi sekarang lebih kompleks
Importir dan Eksportir Makanan

Indonesia adalah negara net importir makanan.


Distribusi dan Populasi Kemiskinan

3. Konsentrasi Kemiskinan

57 percent of the poor population is


concentrated in Java

5 million: East Java, Central Java, and West Java


1-2 million: North Sumatera, South Sumatera, Lampung, NAD (Aceh), West Nusatenggara, East Nusatenggara, South Sulawesi
500 thousand – 1 million: Papua, South East Sulawesi, West Kalimantan, Banten, DIY (Yogyakarta), Riau, West Sumatera.
Unemployment Rate

Februari 2008 sampai Februari 2009, jumlah pekerja


informal (bukan di sektor pertanian) meningkat 7.3%.
Stuktur Perekonomian dan Tenaga Kerja yang Berubah
Stuktur Perekonomian dan Tenaga Kerja yang Berubah
Kualitas Infrastruktur di asia (Skala 0 – 7)

Pembangunan infrastruktur merupakan prioritas pembangunan


SBY Boediono untuk mengakselerasi perekonomian.
NAFTA
Population: 445 million
GDP: US$15.857 trillion Kerjasama Regional FTA JAPAN
Population: 127 million
EU CHINA GDP PPP: US$ 4.29 trillion
Population: 491 million Population: 1.330 billion
GDP: US$ 14.38 trillion GDP PPP: US$ 6.991 trillion
Japan-Korea-China FTA
FTA Canada – Chile 1997 (under negotiation)
FTA : Chile – Mexico 1999
FTA : USA – Chile 2004
FTA : USA – Singapore 2004
FTA : USA – Australia 2005
Japan-Korea FTA
(under negotiation)
FTA : Mexico – Japan 2005
FTA : Chile – Brunei – NZ – EU
Singapore 2006 25 countries
Japan-Mexico EPA
expanding to (signed agreement)
NAFTA Eastern Europe
U.S.A., EU-MEXICO FTA
Canada,
Mexico ACP-EU ASEAN-Japan
Countries in Africa and Comprehensive Economic
expanding to the Caribbean Partnership (AJCEP)
Latin America (approx. 70 countries)
Japan- under negotiation SAPTA Japan’s Bilaterals:
Mexico EPA Bangladesh, Bhutan, India,
Maldives,
• Japan-Singapore EPA
(signed agreement) • Japan-Philippines EPA
Nepal, Pakistan, Sri Lanka
• Japan-Thailand EPA
FTAA
(by 2005)
AFTA
Indonesia, Malaysia, Philippines,
• Japan-Malaysia EPA
• Japan-Indonesia EPA
MERCOSUR Singapore, Thailand, Brunei,
Argentina, Brazil, Vietnam, Laos, Myanmar,
Paraguay, Uruguay Cambodia

India - ASEAN FTA China - ASEAN FTA ASEAN


Population: 575.5 million
Australia-New Zealand-ASEAN FTA GDP: US$ 3.431 billion

Korea - ASEAN FTA


14
Membangun Fondasi Ekonomi Kerakyatan dan
Daya Saing Indonesia dalam Perekonomian Global
Peningkatan Kualitas Global Enabling Trade

GETR Indonesia Singapore Malaysia Thailand Viet Nam Cambodia Philipines


2008 47 2 29 52 91 113 82
2009 62 1 28 50 89 91 82
2010 68 1 30 60 71 102 92

Kualitas infrastruktur transportasi seperti jalan raya dan pelabuhan menjadi perhatian di
peringkat 80, ketersediaan dan kualitas jasa transportasi di peringkat 100.
ICT masih di peringkat 90 dan perlu ditingkatkan perannya untuk mendukung
komunikasi lembaga-lembaga pemerintahan yang dalam mendukung perdagangan.
Waktu yang dibutuhkan untuk perijinan dan administrasi di perbatasan perlu
dipersingkat lagi.

Korupsi yang terjadi dalam mengurus perijinan juga perlu terus diberantas karena hal ini
merupakan faktor yang mengurangi insentif perdagangan dari dan ke Indonesia.
Global Competitiveness Index
Peningatan Kualitas Infrastruktur untuk Mengikuti
Asia Economy
Pertumbuhan Is Growing
Ekonomi yang Tinggi
Electrificaton Ratio By Province
NAD
76.98%

Sumut Category :
69.68% > 60 %
Kaltim 41 - 60 %
Kalteng 68.56% Gorontalo 20 - 40 %
Riau + Kepri 49.79% Sulut
45.22%
55.84% 66.87%
Kalbar Malut
45.83% 49.44%
Sumbar Sumsel Sulbar
69.37% 50.30% N.A
Sulteng
Babel 48.0%
Jambi 72.88% Sulsel
51.41% 55,20%
Jakarta
Sultra
Bengkulu 100% Kalsel
38.09% Maluku
51.46% 72.29% Bali
54.51%
Lampung 74.98%
48.82%

Banten Jabar
Jateng Jatim
63.90% 67.40%
71.24% 71.55% NTB NTT
Jogya 24.55% Papua + Irjabar
32.51% 32.35%
84.48%

Year
1980 1985 1990 1995 2000 2005 2006 2007 2008
Electrification
8% 16% 28% 43% 53% 62% 63% 64,34% 65,10%
Ratio
Pembangunan Infrastruktur Transportasi yang
Memudahkan Lalu Lintas Perdagangan
Membangun Domestic Connectivity

Marauke

Proses aglomerasi (kawasan) industri sangat menentukan perkembangan


kemajuan ekonomi di suatu wilayah
Inter-konektivitas mendorong percepatan proses tersebut
Hub yang Dibangun oleh Pemerintah

Marauke
MDG, Optimalisasi Ekonomi Kerakyatan
dalam Perekonomian Global
Presentasi Prof.
Presentation Prof.Firmanzah,
Firmanzah,Ph.D
Ph.D
Dekan
Dean Fakultas
Faculty Ekonomiand
of Economics danBusiness
Bisnis Universitas
UniversityIndonesia
of Indonesia

Anda mungkin juga menyukai