Anggota :
Fera Silfiani Almiftian (0800361)
Ika purlistyani (0807600)
Jafar Ma’arif (0800555)
Reni handayanti (0802658)
Suprini (0808741)
Industri Besi dan Baja
Pembuatan
Bahan Baku Pembuatan Baja
Besi
Menu
Bijih Besi
Bijih Besi
Penambangan Pengolahan
Besi
Bijih Besi Bijih Besi
back
Pengolahan Bijih Besi
1. Proses Benefisiasi
Peningkatan kadar Fe
2. Proses Agglomerasi
Proses Pembentukan Pellet atau Sinter
back
Proses Benefisiasi
Penambang Crusherin
an Biji Besi g Process
Blending Screening
Process Process
Grindding Concentrati
Process ng process
Consentr
ate
back
Proses Agglomerasi
CONCENTRATE
back
Pembuatan Besi
back
Pembuatan baja
Banyak metode yang digunakan untuk membuat baja. Inti dari
semua proses adalah :
• Mengurangi sebanyak mungkin bahan bahan impuritas.
• Mengatur kadar karbon agar sesuai dengan tingkat
grade/spesifikasi baja yang diinginkan.
• Menambah elemen-elamen pemadu yang diinginkan.
Beberapa macam proses pembuatan baja adalah :
1. Proses Konverter
2. Proses Siemens Martin/ Open Hearth Furnace
3. Proses BOF ( Basic Oxigen Furnace)
4. Proses Dapur Listrik ( Electric Arc Furnace)
5. Proses Dapur Kopel
6. Proses Dapur Cawan
back
Proses Konverter
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan
menghadap kesamping.
Sistem kerja
Dipanaskan dengan kokas sampai ± 15000C,
Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja.
(± 1/8 dari volume konvertor)
Kembali ditegakkan.
Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengeluarkan
hasilnya. Terdapat dua macam proses konvereter, yaitu :
1. Proses Bassemer
2. Proses Thomas
Adanya macam proses konverter tergantung dari jenis besi kasar
yang akan diolah menjadi baja.
Proses Bassemer
lapisan bagian dalam tabung terbuat dari
batu tahan api yang mengandung kwarsa
asam atau aksid asam (SiO2).
Bahan yang diolah besi kasar kelabu cair,
yang memiliki kadar fosfor rendah.
Dihasilkan baja Bassemer yang banyak
digunakan untuk bahan konstruksi.
KONVERTOR BASSEMER
KONVERTOR BASSEMER
back
Proses Thomas
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu
tahan api bisa atau dolomit [ kalsium karbonat dan
magnesium (CaCO3 + MgCO3)]
Besi yang diolah besi kasar putih yang mengandung
P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %.
Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk
oksida phospor (P2O5), untuk mengeluarkan besi cair
ditambahkan zat kapur (CaO),
3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair)
Hasil proses yang keluar dari konvertor Thomas
disebut baja Thomas yang biasa digunakan sebagai
bahan konstruksi dan pelat ketel.
back
Proses Siemens Martin
Proses ini juga disebut proses open hearth steel furnace.
Menggunakan sistem regenerator (± 3000 0C.) fungsi dari
regenerator adalah :
a.memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur
dapur
b.sebagai Fundamen/ landasan dapur
c.menghemat pemakaian tempat
Lapisan dapur pada proses Martin dapat bersifat asam atau
basa tergantung dari besi kasarnya mengandung fosfor
sedikit atau banyak.
Proses Martin asam terjadi apabila mengolah besi kasar yang
bersifat asam atau mengandung fosfor rendah dan sebaliknya
dikatakan proses Martin basa apabila muatannya bersifat
basa dan mengandung fosfor yang tinggi.
Keuntungan dari proses Martin dibanding proses Bessemer
dan Thomas adalah sebagai berikut :
back
Proses BOF
Proses ini termasuk proses yang paling baru dalm
industri pembuatan baja.
Tingkat efisiensi yang demikian tinggi dari BOF ini
disebabkan oleh pemakaian gas oksigen dengan
kemurnian yang tinggi sebagai gas oksidator utama
untuk memurnikan baja.
Proses hanya lebih-kurang 60 menit.
Tidak perlu tuyer di bagian bawah.
Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon.
Biaya operasi murah.
Sketsa tungku BOF
Skema proses BOF
back
Proses Dapur Listrik (EAF)
back
Proses Dapur Kopel
Mengolah besi kasar kelabu dan besi
bekas menjadi baja atau besi tuang.
Proses yang terjadi hampir sama dengan
tanur tinggi.
Menggunakan Batu kapur sebagai
pengikat kotoran.
back
Proses Dapur Cawan
Proses kerja dapur cawan dimulai dengan
memasukkan baja bekas dan besi kasar dalam
cawan.
Kemudian dapur ditutup rapat.
Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang
memanaskan sekeliling cawan dan muatan
dalam cawan akan mencair.
Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan
baja-baja istimewa dengan menambahkan
unsur-unsur paduan yang diperlukan.
back
Jenis dan Manfaat
BESI BAJA
back
Jenis dan Manfaat Besi
Berdasarkan kadar karbon dan unsur-unsur
lain, besi dapat dibedakan menjadi :
Back
Jenis dan Manfaat Baja
Berdasarkan kadar karbon dan unsur-unsur
lain, baja dapat dibedakan menjadi :
Baja Karbon
Baja Lunak Baja Medium
tinggi
Baja campuran
Back
Limbah Industri Besi dan Baja
Nilai Baku
Emisi Pemanfaatan
Mutu Emisi
Back
Emisi
Dari proses pengolahan bijih besi sampai
menjadi produk jadi, dihasilkan emisi
sebagai berikut :
1. Gas SO2, NO2, CO, dan CO2
Back
Nilai Baku Mutu Emisi Maksimum
Back
Penanganan limbah
Gas SO2 dapat dijadika bahan baku pembuatan asam
sulfat dan gas NO2 dapat dijadikan bahan baku
pembuatan asam nitrat
Gas CO dapat terus digunakan sebagai pereduksi dalam
blast furnace.
Gas CO2 yang tersisa dilepaskan ke udara bebas
Terak besi (CaSiO3) dapat digunakan sebagai campuran
pembuatan jalan raya, atau untuk penyuburan tanah
yang kurang mineral serta bisa dipakai sebagai
campuran industri semen.
Kerak Baja bisa digunakan sebagai bahan pengganti
kerikil, pembuatan jalan raya, stabilisasi tanah dasar,
lapisan fondasi bawah, dan konstruksi penetrasi
makadam. Closing
Besi
Besi (Fe) merupakan salah satu logam yang
mempunyai peranan yang sangat besar
dalam kehidupan manusia, terlebih-lebih
di zaman modern seperti sekarang.
Kelimpahannya juga sangat besar, 50.000
ppm atau 5% dan merupakan jenis logam
terbanyak kedua di kulit bumi. Karena
kelimpahannya yang sangat besar itulah
maka besi banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari
back
Penambangan Bijih Besi
1. Open pit – mining
Penambangan yang dilakukan di
permukaan bumi
2. Underground Mining
Penambangan yang dilakukan dibawah
permukaan bumi
back
back
Bijih Besi
Bahan utama untuk membuat besi kasar
adalah bijih besi (iron core). Berbagai macam
bijih besi yang terdapat di dalam kulit bumi
berupa oksida besi dan karbonat besi,
diantaranya yang terpenting adalah sebagai
berikut:
Hematite - Fe2O3
Magnetite - Fe3O4
Limonite - Fe2O3
Siderite - FeCO3 back
back
Batu Kapur
Batu kapur (CaCO3 ), digunakan sebagai
bahan pengikat silika dan unsur unsur
pengotor lain pada reaksi dalam tanur
tinggi. Hasilnya adalah (CaSiO3 ), (CaS),
(CaO)4P2O5, dll yang menjadi ampas
buangan kerak tanur tinggi.
back
Udara
Udara dipanaskan, ditiupkan dari bagian
bawah tanur tinggi untuk membakar
karbon menjadi gas CO2 yang selanjutnya
bereaksi lagi dengan karbon membentuk
gas CO, yang nantinya akan mereduksi
oksida besi. Rata-rata untuk menghasilkan
1 ton besi, diperlukan bahan baku 2 ton
biji besi, 1 ton kokas, 0.3 ton kapur, dan 4
ton udara.
Menu
Reduksi langsung
Proses ini biasanya digunakan untuk merubah
pellet menjadi besi spons (sponge iron) atau
sering disebut: besi hasil reduksi langsung
(direct reduced iron). Gas reduktor yang dipakai
biasanya berupa gas hidrogen atau gas CO
yang dapat dihasilkan melalui pemanasan gas
alam cair (LNG) dengan uap air didalam suatu
reaktor yaitu melalui reaksi kimia berikut :
CH4 + H2O CO + 3H2
(metana) (uap air) (gas reduktor)
Dengan menggunakan gas CO atau hidrogen dari
persamaan diatas maka proses reduksi terhadap
pellet biji besi dapat dicapai melalui reaksi kimia
berikut ini :
Fe2O3 + 3H2 2Fe + 3H2O
Fe2O3 + 3CO 2Fe + 3CO2
Proses ini baru digunakan di PT Krakatau Steel,
dan masih tergolong baru. Sehingga informasi
mengenai proses ini masih terbatas. Kelemahan
pada proses ini adalah tergantung pada harga
LNG. Dari emisi reaksi yang terjadi, hanya
menghasilkan gas karbondioksida dan uap air.
back
Reduksi Tidak Langsung
Proses ini dilakukan dengan menggunakan
tungku pelebur yang disebut juga tanur tinggi
(blast furnace).
Proses ini dikatakan reduksi tidak langsung
karena terbentuknya besi kasar harus melalui
beberapa tahapan reduksi.
Sebagai bahan baku dapat digunakan pellet
atau sinter, tetapi agar lebih efisien biasanya
digunakan sinter.
Reaksi-reaksi yang terjadi
• Pada
temperature 10000-12000C batu kapur terurai
CaCO3 CaO + CO2
• KapurCaO bereaksi dengan silika membentuk cairan kalsium silikat yang disebut
kerak/terak
CaO + SiO2 CaSiO3
• Pada
saat CaSiO3 memasuki dasar tanur, cairan tersebut menutupi cairan besi dan
senyawa silika menjadi kerak.
• Cairan logam berkumpul di bagian bawah tanur dengan kerak di bagian atasnya.
• Dihasilkan
besi kasar dengan komposisi pengotor 3-4 %C; 0,06-0,10 %S; 0,10-0,50
%P; 1-3 %Si dan sejumlah unsur-unsur lainnya.
Proses reduksi
dalam tanur tinggi
Skema Tanur Tinggi
back
BESI KASAR
1. Besi kasar kelabu
2. Besi kasar putih
back
Besi Kasar Kelabu
(Kishy pig iron)
Nama besi kasar ini didapat berdasarkan warna bidang
patahannya, yang berwarna kelabu muda sampai tua
hampir hitam. Besi kasar kelabu lebih halus dan lebih liat
dibandingkan dengan besi kasar putih,Titik Cairnya ±
1300OC dan berat jenisnya 7 Sampai 7,2, kg/dm3.
Besi kasar kelabu ada 2 macam yaitu :
Besi kasar kelabu muda.
back
Baja
Baja (besi baja) adalah bahan dasar vital
untuk industri. Semua segmen kehidupan,
mulai dari peralatan dapur, transportasi,
generator pembangkit listrik, sampai
kerangka gedung dan jembatan
menggunakan baja. Eksploitasi besi baja
menduduki peringkat pertama di antara
barang tambang logam dan produknya
melingkupi hampir 95 persen dari produk
barang berbahan logam.
back
Crushering Process
Bijih besi yang diperoleh dari hasil penambangan
biasanya berupa bongkahan besar yang tidak
beraturan. Bijih besi ini diperkecil ukurannya
dengan menggunakan Hammer Crusher. Proses
ini bisa dilakukan langsung jika jenis bijih
besinya adalah Hematite dan Magnetite. Untuk
jenis bijih besi laterit (karena mengandung unsur
H2O) maka perlu dilakukan proses pengeringan
dahulu dengan menggunakan dryer sebelum di
crusher.
back
Screening Process
Bijih besi yang telah diperkecil ukurannya,
kemudian disaring / diayak dengan
menggunakan peralatan screener. Sehingga
diperoleh bijih besi dengan ukuran yang seragam.
back
Blending Process
Proses blending ini bertujuan mencampur bijih
besi (hasil ayakan /penyaringan) yang
mempunyai kandungan Fe yang berbeda-beda.
Sehingga menjadi campuran bijih besi yang
homogen.
back
Grinding Process
Bijih besi yang telah di blending kemudian di
grinding dengan menggunakan peralatan Grinding
Mill agar menjadi halus. Bentuk bijih besi yang
halus akan mempermudah proses pemisahan antara
senyawa oksida besi dengan senyawa lainnya yang
bukan besi.
back
Concentrating process
Proses konsentrat bertujuan untuk
memisahkan dan memurnikan mineral
oksida besi dari senyawa mineral lainya
atau kotoran. Salah satu teknologi yang
biasa dipakai adalah magnetic separator,
yaitu pemisahan melalui bantuan magnet.
Dengan proses ini maka bijih besi halus akan
didominasi oleh mineral oxida besi sehingga
kandungan Fe nya dalam bijih besi halus
meningkat.
back
Sintering Process
Bijih besi halus dicampur dengan bubuk kokas
yang berfungsi sebagai bahan bakar. Proses
pembakaran bijih besi halus mencapai
temperature 1300oC. Proses penggumpalan
terjadi karena sebagian bijih besi halus
mengalami pelelehan. Dalam proses sintering ini
juga dapat ditambahkan batu kapur sehingga
terbentuk “Fluxed Sinter”. Sinter bijih besi yang
telah mengandung kapur dapat mengurangi
pemakaian batu kapur pada proses Blast Furnace.
back
Pelletizing Process
Bijih besi halus dicampur dengan bahan
perekat ( kapur, bentonite atau dolomite )
kemudian campuran tersebut di cycling sehingga
terbentuk kelereng / bola kecil yang berukuran 9 –
50 mm atau biasa disebut “Green Pellet”.
Selanjutnya green pellet tersebut dipanaskan
hingga mencapai temperature 1200oC sehingga
menjadi bentuk Pellet yang stabil dan keras.
back
Besi tuang
Besi Tuang, yaitu besi yang dihasilkan dari tanur tinggi.
Sifat besi tuang antara lain:
Mengandung 3%-6% karbon serta sejumlah kecil silicon,
mangan , fosfor, dan belerang.
Sangat keras tetapi rapuh.
Tidak dapat ditempa
Titik leleh rendah.
Berdasarkan sifat ini, besi tuang mudah digunakan pada
alat-alat yang dibuat dengan cetakan, seperti kaki
mesin jahit, setrika, lumpang besi , dan sebagainya.
Karena titik lelehnya rendah maka mudah dicairkan
dan dituangkan ke dalam cetakan.
Back
Besi baja
Sifat besi baja antara lain:
mengandung 0.02%-1.5% karbon.
keras tetapi dapat ditempa
tahan korosi
Back
Besi tempa
Sifat besi tempa, antara lain:
mengandung kurang dari 0.5% karbon.
kurang keras dan mudah ditempa.
Back
Baja lunak
Baja lunak, yaitu baja yang mengandung
kurang dari 0.2 % karbon. Disebut baja
lunak karena mudah dibentuk dan
diregangkan. Baja ini bisa digunakan
untuk membuat kabel dan rantai.
Back
Baja medium
Baja medium, yaitu baja yang mengandung
0.2%-0.6% karbon. Baja ini digunakan
untuk membuat rel, balok dan rangka.
Back
Baja karbon tinggi
Baja karbon tinggi, yaitu baja yang
mengandung 0.6%-1.5% karbon.
Sifatnya keras, kaku, biasa digunakan
untuk alat-alat logam, per, alat pemotong
dan alat rumah tangga.
Back
Baja campuran
Stainless steel : baja tahan karat
mengandung Cr 19%, Ni 9%, dan Fe
72%.
Baja krom : baja yang tahan karat
tahan panas mengandung 12%-18% Cr.
Baja nikel : baja tahan karat dan
keras, mengandung 25% Ni.
Baja mangan : baja sangat keras
mengandung 11%-14% Mn.
Next
Efek khusus logam transisi yang dicampurkan pada baja ,
antara lain:
Kobalt : membuat baja tetap kuat pada suhu tinggi.
Krom : membuat baja menjadi lebih keras, tahan
gesekan, tahan korosi, dan tahan temperature tinggi.
Mangan : membuat baja menjadi keras, tahan aus dan
tahan gesekan.
Molibden : memperbaiki kekerasan baja, tahan
goncangan dan tahan temperature tinggi.
Nikel : membuat baja tahan korosi
Silikon : pada konsentrasi tinggi membuat baja tahan
kondisi asam, pada konsentrasi rendah memperbaiki
sifat megnetik dan sifat listrik baja.
Vanadium : memperkuat baja dan meningkatkan
ketahanan baja terhadap panas
Back
ALHAMDULILLAH
Beres juga euy